Home / Romansa / CEO AROGANKU / Insiden Dasi Jo Daniel

Share

Insiden Dasi Jo Daniel

Author: Nur danovar
last update Last Updated: 2021-07-29 03:22:23

Seperti biasanya, Nara sibuk mempersiapkan keperluan Jo sebelum berangkat bekerja. Memilihkan kemeja, dasi, jas, dan jam tangan. Jo keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk melilit di pinggangnya. Nara segera mengeringkan rambut Jo yang basah. Jo mengenakan kemeja putihnya.

"Pakaikan dasi ini" Jo menyerahkan dasi itu pada Nara. Jo jauh lebih tinggi dibanding Nara. Gadis itu kesulitan mengikat dasi Jo. Nara mengambil kursi rias. Ia naik ke atas kursi itu dan mulai memakaikan dasi untuk Jo.

"Hei apa yang kau lakukan! kau bisa terjatuh nanti"

"Tenang itu tidak akan terjadi tuan"

Nara selesai dengan dasi Jo. Saat akan turun dari kursi tiba-tiba ia tergelincir dan jatuh menimpa tubuh Jo. Badan Nara menindih sebelah lengan Jo hingga terkilir.

"Nara!" Jo berteriak kesakitan. Nara bergegas bangkit dan berdiri. Ia memandang Jo yang meringis menahan sakit.

"Tuan Jo kau tidak apa-apa?" Nara mengguncang bahu Jo.  

Ryan bergegas masuk ke dalam kamar Jo dan membantunya berdiri. Ryan segera memanggil dokter pribadi keluarga Jo yang juga sahabat Jo sendiri dokter Edward. Tak berapa lama dokter Edward datang dan memeriksa kondisi Jo. Nara cemas dan sedari tadi hanya berdiri diam di pinggir ranjang Jo. Sementara Ryan dan bibi Jang yang mengurusi semuanya. 

"Bagaimana dokter?" tanya Ryan pada dokter Edward.

"Bawa ke rumah sakit Yan, kita butuh pemeriksaan lanjutan, Apakah ada tulangnya yang retak atau tidak" kata dokter Edward. 

Nara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia merasa bersalah pada Jo karena sudah menimpanya dengan brutal. Ryan menyiapkan mobil, Jo di papah oleh dokter Edward keluar menuruni anak tangga menuju mobil. "Kau di rumah" kata Jo pada Nara. Nara mengangguk. 

"Semoga tidak parah lukanya" kata bibi Jang. 

"Bibi kakakku kenapa?" seorang gadis cantik berambut panjang datang mendekati bibi Jang. Gadis itu terlihat cemas. Ia adalah Marisa adik perempuan Jo Daniel. 

"Kakakmu sepertinya terjatuh dan mengalami cidera tulang. Marisa melirik Nara yang duduk di samping bibi Jang. Nara hanya terdiam, sepertinya Marisa menyalahkannya atas insiden yang menimpa kakaknya meski benar itu adalah kesalahannya. 

Nara berjalan menuju halaman belakang yang luas dan asri. Disana terlihat banyak tanaman hias yang terawat dengan baik. Seorang pelayan wanita mendekati Nara.

 "Anda disini nona?" sapa pelayan itu.

"Oh aku hanya mencari udara segar"

"Baik nona"

"Siapa nama mu?" tanya Nara pada pelayan itu. 

"Maya nona" 

"Maya sudah lama kau bekerja disini?" 

"Sudah lima tahun nona"

"Menurut mu orang seperti apa Jo Daniel itu?"

Maya sedikit terkejut mendengar pertanyaan Nara. Ia tahu Nara pasti baru saja mengenal tuannya. Di rumah itu semua tahu cerita pernikahan Jo dan Nara yang terjadi karena calon istri Jo yang melarikan diri. 

"Tuan muda orang yang baik nona"

"Ah pasti kau takut padanya makanya kau bicara begitu. menurutku dia arogan dan egois, suka seenaknya sendiri dan membuatku marah!"

"Benarkah nona?"

"Iya benar sekali!" kata Nara berapi-api. 

Maya tersenyum lalu menyiram tanaman di halaman itu dengan hati-hati. "Nona tuan Jo memanggil anda" Ryan muncul dan meminta Nara segera naik ke kamar atas. 

"Apa dia baik-baik saja? bagaimana tangannya?"

"Lebih baik nona melihat sendiri kondisi tuan Jo" 

Pria ini sama menyebalkannya seperti majikannya, batin Nara. Jo terlihat tiduran di sofa di kamarnya. Lenganya di perban. Nara berdiri di dekat sofa, Jo membuka matanya yang terpejam dan menatap Nara jengkel. "Pernahkah kau melakukan sesuatu dengan benar?" tanya Jo sinis.

Nara terdiam, ini memang salahnya. Tapi pria itu juga salah, untuk apa ia meminta Nara melayaninya seperti istri sungguhan. 

"Ryan cancel semua meeting hari ini"

"Baik tuan" kata Ryan. Jo bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjangnya. Ia beristirahat sembari merasakan ngilu di tangannya. 

_____

"Jadi dia terluka?" Tania menyimak cerita Nara dengan seksama. 

"Iya, dan tulang di tangannya ada yang cidera"

"Oh Nara, bagaiman kau bisa melukai si tampan itu?" kata Tania dramatis.

"Itu salah dia sendiri kenapa harus main rumah-rumahan dengan ku"

"Maksudnya apa?" tanya Tania heran. 

"Sudah ku bilang dia itu sinting menyuruh ku melayani keperluannya seperti asisten pribadinya"

Tania menghela nafasnya. Ia menepuk bahu Nara. "Oh ya kau sudah bertemu klien baru kita?"

"Belum, kenapa?" 

"Sedikit drama, ku rasa kau perlu menasehatinya dan memberi masukan tentang pesta pernikahan yang baik dan benar" kata Tania sambil tertawa. 

"Sial!" Nara melempar tisue kearah Tania yang berjalan pergi dari ruangannya. Ponsel Nara berbunyi, ada panggilan telepon dari Jo. Nara bergegas meraih ponselnya. "Kau segera pulang, Ryan akan menjemput mu"

"Tapi aku ...." Sambungan telepon di matikan. Nara meremas rambutnya yang tergerai indah. Ia gemas sekali dengan pria itu. Ryan sudah siap, ia terlihat berdiri di samping mobilnya. Ryan membukakan pintu mobil begitu melihat Nara berjalan ke arahnya. 

Nara hanya terdiam, melamun menatap jalanan kota dari balik kaca mobil. Ryan membelokan mobilnya di halaman luas rumah utama milik Jo. 

"Mari nona" Ryan kembali membuka pintu mobil untuk Nara. Nara berjalan malas menuju kamar Jo. 

"Ryan aku malas bertemu dengannya" Ryan hanya tersenyum dan membuka pintu kamar Jo. Nara menatap Jo yang terlihat asyik dengan ponselnya. 

Lihatlah dia benar sakit atau hanya mau mengerjaiku sebenarnya! batin Nara kesal. "Hey dari mana saja kau? suami sakit kenapa ditinggal pergi?" Jo meletakan ponselnya dan menatap Nara. 

"Maaf aku harus bertemu klien hari ini"

"Jadi apa klienmu itu lebih penting dari ku?"

"Tidak, kau lebih penting tuan" Nara berbicara tanpa ekspresi. Ia menyembunyikan sorot mata kesalnya di balik kaca mata minusnya. 

"Aku ingin mandi, kau bantu aku"

"Apa? tapi tuan..."

"Ini kesalahan mu kau menimpa ku sampai tanganku hampir patah karena menyangga beban tubuhmu, lalu apa aku harus meminta bibi Jang atau Ryan yang memandikan ku!"

"Baiklah" Nara lemas ia pasrah dengan kegilaan pria itu. Nara membantu Jo melepas pakaiannya dan menyiapkan bathup berisi air hangat. Jo berendam dan Nara menggosok punggung Jo yang putih. 

"Apa kau marah pada ku?"

"Tidak" jawab Nara sekenanya.

"Kenapa kau diam saja?"

"Saya hanya memikirkan pekerjaan"

Nara mengguyur pelan bahu Jo dengan air bersih. "Ceritakan tentang masa kecil mu aku ingin dengar" pinta Jo. 

"Apa? masa kecil saya?" Jo mengangguk pelan sambil tertawa. 

"Apa badan mu itu subur sejak dulu?" Jo tergelak ia senang dan puas jika bisa mengerjai Nara. Nara ingin membanting pria itu rasanya. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Nara hanya terdiam sembari meraih jubah mandi untuk Jo.

Related chapters

  • CEO AROGANKU   Mabuk

    Sepulang bekerja Jo tidak segera pulang, ia pergi dengan dokter Edward untuk minum di bar langganan mereka."Jo bagaimana dengan Manuela?" Edward memberanikan diri bertanya pada Jo tentang Manuela.Jo hanya terdiam dan meneguk minuman di gelasnya."Tidak mungkin kau tidak tahu soal dia, apa kau sengaja membiarkan dia karena...." Edward menghentikan perkataannya."Karena apa?" tanya Jo tenang."Karena kau sudah nyaman dengan permainanmu pada gadis itu"Jo menyeringai ia kembali meneguk minumannya. Manuela tidak lagi mengisi secuil pun tempat di hatinya.Edward benar ia mulai terjebak dengan permainannya sendiri. Ia menikmati ketika sedang mengerjai Nara dan melihat gadis itu jengkel atau marah itu adalah kepuasan baginya."Hati-hati Jo" kata Edward lagi."Untuk apa?""Aku juga melihat Nara kemarin, meski tubuhnya sedikit besar tapi ia memiliki wajah yang cantik. Kau bisa jatuh hati padanya nanti"

    Last Updated : 2021-07-29
  • CEO AROGANKU   Pesta Keluarga Jo

    Jo sudah siap dengan stelan jas, tuxedo dan dasi kupu-kupu yang terlihat elegan di lehernya.Ryan mengikuti langkah Jo menuju kamar Nara karena sedari tadi gadis itu tidak keluar juga. Bahkan ia tidak membantu Jo untuk bersiap."Nara! sedang apa kau di dalam kenapa lama sekali?" Jo mulai kesal ia mengetuk kasar pintu kamar Nara yang terkunci.Pintu kamar Nara terbuka pelan. Jo terpana menatap Nara dengan gaun tertutup berwarna biru laut di padukan dengan anting panjang berwarna senada dengan gaunnya. Rambutnya dicepol rapi di belakang.Nara terlihat canggung. Ia nampak kurang percaya diri dengan penampilannya."Apa gaun ini bagus?" tanya Nara."Gaunnya bagus, tapi kau terlihat jelek!" kata Jo ketus.Nara sudah biasa dengan pria ceplas ceplos itu. Keduanya diantar Ryan menaiki mobil mewah Jo menuju kediaman orangtua Jo. Di pelataran sudah terparkir rapi mobil-mobil mewah, mereka adalah tamu undangan orangtua Jo yang k

    Last Updated : 2021-07-29
  • CEO AROGANKU   Apa Ini Cemburu?

    Nara terlihat sedang meeting dengan timnya. Dua hari lagi akan ada penyelenggaraan pesta pernikahan dari salah satu klien Y&J. "Bagaimana persiapannya?" tanya Nara pada Tania."Oke sudah delapan puluh persen" kata Tania. "Oh ya pastikan pengantin perempuan tidak kabur lagi ya teman-teman" seloroh Tania hingga semua tertawa. Nara mencubit Tania. Tapi perkataan Tania benar juga jangan sampai pengantin perempuan kabur lagi karena tidak ada stok gadis di tim kerja Tania. Semua sudah menikah dan tidak bisa jadi pengganti apa lagi sampai di ajak nikah kontrak. Nara pergi makan siang dengan Tania di cafe dekat kantornya."Jo Daniel mencium mu?" Tania terlihat terkejut. Hingga ia tersedak minumannya. "Pelankan suaramu!" "Yang benar? apa ia sudah jatuh cinta pada mu?" "Jangan harap! dia sedang mabuk waktu mencium ku" "Owww aku kira kalian berdua terlibat cinta" "Jangan ngarang, aku men

    Last Updated : 2021-07-30
  • CEO AROGANKU   Kembalinya Manuela

    Jo pulang larut malam, sebelum ke kamarnya ia sempat ke depan kamar Nara. Jo membuka handel pintu dan ternyata tidak di kunci.Jo menatap Nara yang tertidur pulas dengan piama pendeknya. Kulit kaki Nara yang mulus terlihat oleh Jo. Ia lalumengambil selimut dan menyelimuti Nara.Jo tidak sengaja menatap kalender di meja Nara. Rupanya Nara melingkari setiap tanggal dan menghitung perpisahan dengannya.Jo berjalan keluar kamar Nara. Ia menuju kamarnya dan duduk di sofa.Jo membayangkan perpisahannya dengan Nara nanti. Gadis itu tidak tahu apa-apa, sudah bagus ia mau menyelamatkan harga diri Jo di hadapan banyak orang dengan menggantikan posisi Manuela.Jo mandi di bawah guyuran shower. Selesai mandi ia bergegas mengenakan baju dan pergi ke kamar Nara. Ia merebahkan diri di samping Nara sembari memandang wajah Nara yang tertidur pulas.Apa kau sama sekali tidak tertarik dengan ku? batin Jo. Ia membelai rambut Na

    Last Updated : 2021-07-31
  • CEO AROGANKU   Insiden Penembakan

    Nara menghabiskan makan siangnya. Ia meminum es kopi latte kesukaannya."Kau terlihat lebih diam?" tanya Tania.Nara mengedikkan bahunya. Ia sedang malas bicara banyak. Bahkan hari ini ia tidak ingin bertemu klien manapun."Apa kau bertengkar lagi dengan Jo?""Tidak, dia malah jadi baik padaku""Bagus, kurasa dia memang menyukaimu Nara" kata Tania lagi."Manuela sudah kembali" Kata Nara pelan.Tania meletakkan sendoknya. Ia menatap Nara menunggu kelanjutan ucapan Nara."Kurasa ia akan kembali pada Jo Daniel dengan cara apapun""Apa Jo masih menyukai Manuela?""Kurasa tidak setelah Manuela mempermalukannya di hari itu. Jo bahkan tidak mau memandang wanita itu""Nara, apa kau sama sekali tidak tertarik pada Jo Daniel?"Nara terdiam dengan pertanyaan Tania. Ia sendiri bingung dengan perasaannya yang akhir-akhir ini sulit di kendalikan oleh akalnya."Jika kau memang ada perasaan pada

    Last Updated : 2021-08-02
  • CEO AROGANKU   Jatuh Cinta?

    Dokter Edward terlihat keluar dari ruang operasi. Papa dan mama serta Nara segera mengerumuninya."Operasi sudah selesai pelurunya berhasil di keluarkan. Jo akan di pindahkan ke ruang rawat"Semua terlihat lega termasuk Nara. Edward memandang Nara yang terlihat sangat sedih dan cemas."Tenanglah dia tidak apa-apa" kata Edward mencoba menenangkan Nara"Nara mengangguk. Tak berapa lama perawat mendorong ranjang Jo menuju kamar rawat. Jo masih belum siuman karena pengaruh obat bius. Nara menatap wajah tampan yang tergolek di atas ranjang itu."Nara kau pulanglah dulu biar papa dan mama yang menjaga Jo""Tidak ma, papa dan mama yang beristirahat saja biar Nara menjaga Jo disini, lagipula ada dokter Edward juga"Jo membuka matanya, ia merasakan sakit di lengan atasnya. Ia mengedarkan pandangannya."Kau mencarinya?" suara dokter Edward mengejutkan Jo yang baru siuman."Dia aku suruh pulang, kasihan kelelahan menunggu d

    Last Updated : 2021-08-03
  • CEO AROGANKU   Tamasya

    Nara siap dengan baju santainya. Rambut ikal panjangnya diikat keatas sehingga terlihat lincah. Ia mengenakan topi koboi berwara krem terlihat serasi dengan bentuk wajahnya."Kau belum bersiap?" Nara menatap Jo Daniel yang masih berdiri di depan cermin dengan stelan kemeja hitam dan celana panjang hitam, sepatu pantofel dan jam tangan kulit berwarna coklat tua."Hei tuan, kita mau tamasya ke kebun binatang bukan mau meeting dengan kolega besar mu" Nara terkekeh melihat penampilan Jo."Memang apa yang salah dengan penampilan ku?""Ayo" Nara mendorong Jo duduk di atas kasur, ia pergi memilihkan baju untuk Jo. Nara menggeleng di lemari itu hanya tersimpan baju-baju formal.Nara menghubungi Ryan dan meminta tolong Ryan membelikan baju santai untuk Jo.Nara mengajak Jo tamasya ke kebun binatang karena Jo belum pernah ke tempat itu dan kebun binatang adalah tempat wisata yang paling Nara suka sejak kecil.Tak berapa la

    Last Updated : 2021-08-14
  • CEO AROGANKU   Aku Akan Memberimu Pelajaran

    Jo Daniel duduk di kursi kerjanya sembari menatap selembar foto dirinya dengan Nara. Foto itu diambil oleh Ryan sewaktu mereka bertamasya ke kebun binatang. Di foto itu Nara terlihat tertawa lepas, sementara Jo tersenyum lebar sembari menatap Nara."Ryan" Jo memanggil Ryan yang terlihat sibuk menyiapkan materi untuk meeting nanti."Ya tuan" Ryan berjalan mendekat ke arah meja kerja Jo. Ia berdiri terdiam menunggu Jo bicara. Ryan menatap selembar foto di tangan Jo. Ia ingat dirinya yang memberikan cetakan foto itu kemarin."Apa menurutmu dia menyukai ku?" Jo tersenyum tipis menatap wajah Nara dalam foto itu."Saya tidak tahu tuan, tapi kemungkinan itu ada""Begitu ya" Jo berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati jendela kaca. Ia memandang keluar, menatap jajaran gedung pencakar langit di hadapannya. Empat bulan ia bersama Nara dengan status suami istri meski itu hanya kontrak belaka."Maaf tuan, kenapa a

    Last Updated : 2021-08-19

Latest chapter

  • CEO AROGANKU   Kesalahan Jo

    Jo Daniel berdiri di depan pintu apartemen Nara dan memencet bel dengan brutalnya. Nara yang tadinya tidak berniat membukakan pintu akhirnya mengalah juga dengan tingkah suaminya itu. Nara membiarkan rambut panjangnya tergerai, ia menyambar kaca mata minusnya lalu berjalan membuka pintu apartemennya. Terlihat Jo Daniel bersandar pinggiran pintu dan menatap Nara dengan lekat. ia mengepulkan asap rokok di hadapan Nara. "Mau apa?!" tanya Nara ketus. Jo tersenyum menyeringai sembari mematikan puntung rokoknya dengan menggenggam erat puntung rokok itu. "Jo hentikan! tangan mu bisa luka bakar!" kata Nara yang tidak habis pikir dengan tingkah Jo Daniel. "Kau tahu kalau hati ku terluka parah?!" tangan Jo meraih wajah Nara dengan lembut. Nara menepisnya dan memalingkan wajahnya. "Pergilah, aku mohon jangan mengganggu ku lagi, surat perpisahan kita akan aku kirim melalui Ryan" kata Nara yang semakin memancing amarah Jo Daniel. Jo memaksa masuk ke apartemen Nara dengan kasar ia mendo

  • CEO AROGANKU   Celah Untuk Sang Penggoda

    Marisa menangis memeluk kakaknya. Ia patah hati karena merasa Edward juga mengkhianatinya. "Sudahlah hentikan tangisan mu itu. Bukan kah kakak sering bilang jangan dekati pria macam Edward!" "Huhuhu maaf aku tidak menghiraukan nasehat kak Jo" "Gadis nakal sekarang kau tahu kan rasanya patah hati?" Jo menahan getir di hatinya. Ia sendiri juga merasakan patah hati yang teramat dalam. Rasanya jiwanya terguncang. Barang kali sekarang ia sudah benar-benar gila. Ditinggal Nara adalah bencana baginya. Tapi melihat wanita itu bersama pria lain membuat darah Jo mendidih. Ia selalu tidak bisa berpikir jernih jika sudah menyangkut Nara. "Kakak sendiri bagaimana dengan kak Nara?" "Itu bukan urusan mu anak kecil" "Ryan antarkan Marisa ke kamarnya. Jangan lupa kunci pintu kamarnya dari luar, Pastikan dia tidak kabur mencari si brengsek Edward!" "Kakak untuk apa melakukan hal itu?! aku sudah benci padanya aku tidak akan lagi mencarinya. "Bagus, carilah pria muda setidaknya seusiamu untuk

  • CEO AROGANKU   Frustasi

    Jo meneguk minuman di gelasnya lalu dengan emosi ia membanting gelas itu ke dinding. "Tuan saya mohon kendalikan diri anda" Ryan mencoba menyadarkan tuannya agar bisa waras kembali. Sejak kejadian pemukulan di rumah sakit Jo dan Edward kini sudah putus pertemanan. "Ryan apa kau tahu artinya di khianati oleh sahabat mu sendiri?!" "Tuan...." "Kenapa harus Nara? kenapa bajingan itu harus menyukai Naraku?" Jo menahan tangisnya. Sesungguhnya ia sangat merindukan Nara. Tapi kemarahannya dan rasa sakit karena di khianati membuatnya ingin membuang wanita itu jauh-jauh dari hidupnya. "Apa tuan ingin saya menyelidiki perihal nona dengan tuan Edward?" "Untuk apa kau mau menyelidiki lagi soal mereka?! Semua sudah jelas! Apa kau dungu Ryan?!" "Kalau begitu saya akan antar anda pulang, anda sudah mabuk" "Aku tidak mau pulang, jika aku pulang aku akan mengingat wanita itu. Wanita yang telah meembuaatku jadi hancur. Kenapa aku begitu menyukai wanita kejam itu? Apa kelebihannya Rya?!" Jo me

  • CEO AROGANKU   Pergi

    Nara merasakan sekujur tubuhnya sakit. Terutama di area selangkangan yang terasa perih sekali. Jo memeluknya dengan kuat seolah takut Nara akan meninggalkannya setelah apa yang ia lakukan pada Nara tadi. Jo tertidur di samping Nara. Air mata Nara mengalir, ia ingin pergi dari kehidupan Jo Daniel. Ia tidak ingin lagi mengenal pria itu.Pagi tiba, semburat sinar matahari menerobos masuk ke kamar Nara melalui kisi-kisi jendela balkon. Nara menyingkirkan tubuh Jo yang mnindihnyam. Ia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Nara menangis di bawah guyuran shower. Ia membersihkan dirinya dengan geram. Ia tidak mau aroma tubuh Jo tertinggal disana.Jo terbangun perlahan membuka matanya. Nara sudah tidak di sampingnya. Jo bergerak mencari jubah mandi milik Nara. Ia mandi di kamar mandi Nara. Jo mengingat betapa kejamnya ia pada Nara kemarin.Jo membenturkan pelan kepalanya ke dinding kamar mandi. Menyadari kesalahannya. Selesai mandi Jo bergegas keluar

  • CEO AROGANKU   (21+)Kecemburuan Tidak Masuk Akal

    Nara bergegas berangkat ke kantor Y&J begitu Jo Daniel berangkat dengan Ryan ke kantor. Nara mampir terlebih dulu ke coffe shop dekat kantornya. Ia membeli segelas latte dan sandwich mentimun. Ia menjalani program diet untuk menurunkan sekitar 5Kg. Ia ingin mencapai berat di bawah 50kg."Hai Nara...""Hai dokter Edward, kau disini?""Iya kebetulan saja aku baru bertemu seseorang. Apa kau sedang buru-buru?""Tidak nanti aku akan meeting dengan klien jam sembilan""Jika kau tidak keberatan apa kau mau sarapan bersamaku?""Oh tentu, ayo kita duduk disana" Nara menunjuk sebuah meja kosong. Ia sedikit terkejut kenapa Edward mengajaknya sarapan. Tapi ia tidak berpikir aneh karena toh Edward adalah teman Jo Daniel.Sementara di kantornya Jo sedang terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Ia baru saja selesai meeting untuk produk baru yang akan di luncurkan oleh perusahaan. Yaitu berupa mainan anak-anak. Jo tertarik sekali de

  • CEO AROGANKU   Jalan Dengan Edward

    Marisa datang ke rumah sakit tepat jam makanan siang. Ia membawa bekal untuk dokter Edward. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Marisa langsung masuk ke ruang kerja dokter Edward. Di dalam ruangannya dokter Edward sedang berbicara dengan seorang perawat cantik bernama suster Tiffany. Edward terkejut ketika Marisa berdiri di hadapannya dengan wajah sedikit pucat. "Kak Ed aku sakit" kata Marisa dengan suara yang di buat-buat. Edward yang sudah terbiasa dengan tingkah Marisa pun tersenyum dan meminta suster Tiffany keluar dari ruangannya. Edward mendekati Marisa dan pura-pura memeriksa kondisi gadis itu. Ia memegang kening Marisa lalu menyentilnya dengan sedikit keras hingga gadis itu kesakitan. "Kakak kenapa kau malah menyakitiku bukan memeriksaku dengan stetoskop mu?" "Ada apa kau kemari?" Edward memasukan kedua tangannya ke dalam saku jas putihnya. "Jika kau bosan bermain mainlah dengan teman-temanmu" "Aku tidak enak b

  • CEO AROGANKU   Pemuas Jo

    Malam itu Jo dan Edward minum di bar langganan mereka. Suasana hati Jo sedang tidak bagus. Ia banyak minum tidak seperti bisanya yang hanya sesekali saja."Kau masih kesal padanya?""Menurutmu"Edward tersenyum dan sedikit menggeleng. Ia tahu Jo sepertinya menginginkan seorang anak dalam pernikahan kontraknya dengan Nara. "Jika kau memang mencintainya kenapa kau tidak melegalkan saja pernikahanmu tanpa surat kontrak"Jo meletakkan gelasnya yang sudah tandas. Ia memejamkan matanya sejenak dan wajah Nara selalu melintas di benaknya. "Tidak semudah itu Ed, kau tahu Nara sangat keras kepala""Kenapa kau menginginkan anak darinya?""Tadinya aku menginginkan anak untuk tetap menahannya berada disisiku, tapi sekarang keinginanku lebih dari itu. Aku benar-benar menginginkan seorang anak darinya, kau bayangkan Ed aku memiliki seorang anak yang lucu dalam pernikahanku" Jo tersenyum getir mengingat Nara tidak mau memberinya anak."Mu

  • CEO AROGANKU   Alat Kontrasepsi

    Pagi yang cerah Jo baru saja selesai berolah raga. Nara belum tampak keluar dari kamarnya. Jo mencoba melihat ke kamar Nara. Kamar terlihat sepi karena Nara berada di kamar mandi. Terdengar seperti Nara sedang muntah."Nara?!" Jo menggedor pintu kamar mandi karena cemas."Nara buka pintu atau ku dobrak!""Jo aku tidak apa-apa pergilah""Nara cepat buka pintunya!" suara Jo terdengar seantero rumah luas itu. Marisa segera berlari menuju kamar Nara. Sementara para pelayan menunggu di depan kamar Nara."Ada apa kak?"tanya Marisa bingung karena pagi-pagi Jo sudah teriak-teriak."Nara keluar dari Sana tau ku dobrak paksa pintu ini" akhirnya Nara membuka pintu kamar mandi ia terlihat pucat dan lemas."Marisa cepat telpon Edward""Baik kak" Marisa segera kembali ke kamarnya dan mengambil ponsel miliknya. Ia bergegas menghubungi dokter Edward untuk memeriksa kondisi Nara. Setelah menelpon Edward Marisa kemb

  • CEO AROGANKU   Cemburu Gemas

    Jo terbangun lebih dulu ia membuka matanya dan memandang Nara yang tertidur di pelukannya. Jo tersenyum senang tapi sebelah lengannya kesemutan karena Nara memakainya sebagai bantal semalaman. Jo menarik perlahan tangannya agar Nara tidak terbangun. Tapi Jo gagal karena Nara membuka matanya dan menggeliat perlahan."Kenapa aku di kamarmu Jo?""Kau bermimpi dan berjalan dalam tidur lalu datang kemari dan memelukku semalaman""Benarkah?!" Nara terbangun dan bergegas turun dari ranjang. Sementara Jo meringis menahan kesemutan di lengannya."Maaf Jo" dengan wajah malu Nara bergegas pergi dari kamar Jo Daniel. Nara segera mandi karena ia harus berangkat lebih awal. Ia akan bertemu dengan kliennya pagi ini.Nara mengenakan stelan kerjanya celana panjang berwarna putih dan atasan biru muda dengan tambahan aksesoris scraft di lehernya . Ia mengikat rambutnya sedikit tinggi dan itu membuatnya tampak mengagumkan.Nara berlari k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status