Share

BAB 37 SALING TERBUKA (Bagian 2)

Penulis: Alif Ketjil
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alif sengaja berangkat dari hari Sabtu agar ia bisa mampir untuk pulang dan istirahat, setelahnya di Minggu pagi ia menjadi pengisi materi, dan siangnya kembali ke Ujung Kulon dengan terlebih dahulu singgah di Bitung untuk sekadar bertemu dengan Nisa.

----

/Iya, besok Minggu bisa kok kita ketemu

Kak Alif mungkin sampai di Bitungnya siang, itu pun sebentar karena mau lanjut kerja

----

//Emang kerja dimana kak?

Di daerah Pandeglang Nis

----

Alif sengaja tidak pernah menampilkan identitasnya sebagai pegawai negeri atau pun label lainnya. Ia paling tidak suka dengan label atau title. Pernah dalam satu kesempatan, selesai mengisi kegiatan organisasi kepemudaan ia mendapatkan pesan dari peserta perempuan seminar. Sebagai orang yang sudah terlanju dikenal oleh peserta kegiatan tersebut, Alif kerap membalas beberapa pesan dari si perempuan. Hingga akhirnya dalam percakapan yang mengarah kepada hubungan lawan jenis, Alif dibuat mati ras

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 38 BABAK BARU (Bagian 1)

    Dengan kehadiran Nisa saat ini, Alif belum sepenuhnya bisa menerima sosoknya secara utuh. Bayang-bayang dari kekecewaan di masa lalu tetap membekas, terlebih ia dikejutkan oleh tindakan Nisa yang membuat status WA seperti anak-anak SMP atau SMA yang ingin membuktikan eksistensinya.-/ Inilah aku apa adanya, yang masih senang berhahahihiStatus WA lengkap dengan berpose yang menampilkan keceriaan itu sedikit pun tidak Alif tanggapi. Biarlah, Alif hanya menduga memang Nisa nampak ceria di balik cadarnya yang senanda dengan jarinya membentuk victory.Alif membuang jauh segala pikiran yang hanya membuatnya ragu terhadapa apa pun yang saat ini sedang ia capai. Ia mengerti betul posisinya yang telah melewati kisah asamara dengan sosok seperti Nurul. Baginya saat ini, apa pun itu yang hanya melemahkan semangatnya, tak akan ia gubris lagi.“Nis, keseriusan dalam suatu hubungan bisa berarti adanya upaya yang ditempuh untuk mendekatkan diri kepada hal-hal yan

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 38 BABAK BARU (Bagian 2)

    Alif bermaksud ke Dampit, ada pamannya yang tinggal disana dan sudah lama ia tidak berjumpa. Namun, karena perjalanan kali ini adalah kali pertamanya ia ke Malang, Alif masih belum tahu persis rute dan kendaraan mana yang akan ia cari. Biasanya, paman Alif yang berkunjung ke Tangerang.“Pintu keluarnya sebelah sana mas.” Petugas pintu kereta nampak sopan dengan senyumnya.Alif mencari kursi tunggu di stasiun dan duduk sejenak, ia mengeluarkan gawainya dan mulai membuka peta. Alif biasa menentukan segala hal yang akan ia lakukan di perjalanan saat masih ada di dalam aera stasiun, tujuannya adalah demi keamanan dan keselamatan. Bagi orang awam atau orang baru yang datang ke suatu tempat dan terlihat bingung biasanya akan mudah mengundang tindak kejahatan, tetapi sejauh ini jika ia keliling ke daerah Jawa Timur situasi masih aman.Setelah mengetahui rute yang harus ia tempuh untuk sampai ke Dampit, Alif mulai mencari kendaraan umum yang melintas k

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 39 UPAYA ALIF (Bagian 1)

    Setelah dua jam perjalanan dan sudah beberapa kali tertidur di bus, Alif terbangun dan memastikan tasnya. Ia melihat gawainya, lalu mencari titik keberadaannya di peta digital.“Lampu merah, kiri ya pak!”Alif turun di perempatan lampu merah Dampit, kemudia ia menuju masjid agung yang berada beberapa meter di depan. Dari bayangan matahari yang terlihat memang menujukan waktu salat zuhur.Alif melepas sepatu dan kaos kakinya, ia membiarkan telapak kakinya mencium ubin masjid. Sejuk rasanya, ia bahkan ingin tidur dan meluruskan badannya.Di bagian samping masjid agung Alif meletakan ranselnya, ia kemudian ke kamar mandi dan membersihkan diri untuk salat.“Assalamualaikum, halo Mas Alif.” Alif sedikit kaget dengan suara yang baru dikenalnya dari balik telepon.“Walaikumsalam, iya benar pak.”“Ini Mas Fuad anaknya pakdhemu. Lho, Mas Alif ke Dampit kok nggak minta dijemput. Katanya dari kemarin per

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 39 UPAYA ALIF (Bagian 2)

    “Emang salah ya kak kalau aku eksis? Padahal kan aku bikin konten isinya dakwah.” Nisa langsung memotong pembicaraan Alif.“Sebentar, belum selesai. Kak Alif punya alasan, pertama muslimah yang memakai cadar selain untuk menutup aurat jelas bertujuan untuk menghilangkan fitnah, menjaga fitrahnya sebagai muslimah yang justru kehadirannya tidak mau dilihat oleh banyak mata. Alasan kedua, kalau sebelum dan setelah memakai cadar seorang muslimah masih sama saja tingkah lakunya, lantas apa pengaruhnya cadar untuk muslimah tersebut? Okay kalau misal akan ada argumen, jangan salahkan cadarnya dong tapi orangnya. Buat kak Alif mau orang atau pun bendanya, sama aja. Manusia yang memilih menggunakan benda tersebut, manfaat awat mudharatnya jelas manusia yang memakainya harus tanggung jawab, tapi alasan dia gunakan cadar harusnya sudah diimbangi dengan konsekuensinya.”“Maafin aku ya kak, masih banyak kurangnya.”“Nggak, Kak Alif j

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 40 PANGGILAN KEDUA (Bagian 1)

    Alif masih berada di Cikokol Kota Tangerang, di rumahnya. Ia sudah janji dengan teman-temannya akan berbarengan untuk kembali bertugas ke Sumur Ujung Kulon pada hari Minggu. Sisa waktu yang masih ada ia manfaatkan betul untuk melihat taman-taman kota yang tersebar di kawasan Cikokol.Ia kembali mengingat masa-masa saat masih dengan bebas bisa berlama-lama membahas berbagai rencana kegiatan dengan teman-teman organisasi kepemudaan dan aktivis sosial lainnya di Taman Potret. Rasanya baru kemarin ia berada di sana, Alif melemparkan pandangannya dari tempat ia duduk menikmati kopi di Taman Bambu yang berada di seberang Taman Potret, menuju bangunan-bangunan tinggi menjulang yang mengelilingi Taman Potret.Awan sesekali nampak pasrah terbawa angin, biru dari lukisan langit begitu padu. Hanya saja, bising kendaraan yang lalu lalang di depannya kembali menyadarkan ia bahwa antara begitu melompongnya langit sangat kontras dengan padatnya lalu lintas. Alif sebenarnya menikmati

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 40 PANGGILAN KEDUA (Bagian 2)

    Tepat pukul 07:15WIB mobil yang dikendarai Zulham memasuki Tol Kebon Nanas, pagi ini seperti biasanya Alif dan kawan-kawan selalu mengisi perjalanan mereka dengan berbagai cerita untuk mengisi kebosanan dalam perjalanan.“Loe nggak bawa oleh-oleh mas bro,”tanya Mustafa“Iya bang, abis keliling jatim mana nih oleh-olehnya”, timpal Fatma.“Ada nih kaki pada pegel.”“Wuuuuu, nggak sama pakaian kotor juga?” Arini yang awalnya diam ikut menimpali.“Eh ntar lewat yang rute lewatin Terminal Pakupatan yak, mau ada perlu dikit.”“Bisa aja, masih pagi kok kita otwnya.”Lalu lintas Tol Serang masih sepi, akan berbeda jika nanti siang atau terlebih menjelang malam. Kendaraan dari arah Serang berplat B akan sangat ramai hingga tidak jarang menimpulkan penumpukan kendaraan. Orang-orang yang berada di Jabodetbek biasanya baru pulang berwisata dari kawasan Anyer dan Carita.

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 41 TUTUP BUKU (Bagian 2)

    “Ammiiiiin.” Jawaban serentak dari teman-temannya saat mendengarkan prakata pembuka dan arahan dari Alif. Setelah peserta kegiatan memasuki jam malam dan waktunya untuk tidur, Alif meminta waktu kepada timnya untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan dan memetakan kegiatan selanjutnya. “Kemarin memang saya sudah menyerahkan estafet komando pengambilan keputusan ke kak Dedi, tapi nanti saya juga mau dengar temuan-temaun dan masukan dari kakak-kakak yang lain ya, untuk yang pertama saya mau dengar laporan dari kak Dedi. Silakan kak.” Dengan lukisan langit malam yang dihiasi hamparan gemintang, rasi bintang dan planet-planet di gugusan tata surya begitu nampak menakjubkan menemani hangatnya perbincangan anak-anak muda di bawah kaki Gunung Pulosari. Angin gunung yang berhembus dari puncak gunung melewati Curug Putri dan kebun-kebun timun tidak menyurutkan mereka berbaur dalam pekatnya malam, dingin seolah tidak kebagian ruang untuk sekadar duduk sebentar.

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 41 TUTUP BUKU (Bagian 1)

    Dalam beberapa hari belakangan, Alif ternyata nampak biasa saja. Biasa dalam artian setelah kejadian pembatalan sepihak pertemuannya dengan orang tua Nisa, tidak nampak dirinya murung dan sejenisnya. Ia kini lebih bisa bersikap dengan dirinya sendiri. Teman-temannya bahkan tidak pernah tahu cerita antara ia dan Nisa. Kekesalan terhadap Nisa bagai buih, ia sudah anggap seperti angin lalu. Dalam hal ini, ia lebih berkaca pada dirinya karena dengan mudah kembali membuka hati kepada seseorang. Adapun orang-orang seperti Nisa maupun Nurul, biarlah mereka demikian. Di dunia ini memang butuh orang-orang seperti mereka yang mungkin butuh hal-hal seperti yang dialami Alif untuk sensasi atau kesenangan tersendiri. Alif kembali menghabiskan waktunya ke tempat-tempat yang membuat suasana hatinya membaik dan mulai kembali menyibukan diri kepada kegiatan-kegiatan sosial dan kepemudaan. Ia merasa tertinggal dengan teman-temannya di kota, selama ia ditugaskan di Sumur Ujung Kulon, i

Bab terbaru

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 52 KERESAHAN YANG DATANG (Bagian 2)

    Di sepanjang jalan Alif terus-terusan kepikiran, duduknya tak tenang, tangannya berkali-kali melihat gawai. Baru saja Alif merasakan indahnya kebersamaan yang sedang ia bangun dengan Fatimah, tanpa ada angin dan badai tiba-tiba Nurul malah kembali membuka komunikasi dengannya. Alif tentu tidak asing dengan profil WA yang tadi mengirim pesan kepadanya, itu jelas Nurul. Meskipun nomernya sudah ia hapus, tapi tetap mudah ia kenali.Alif tidak membalas pesan yang ia dapat, ia berusaha untuk tetap menjaga rumah tangganya dengan Fatimah. Setelah semua yang ia alami saat dahulu bersama Nurul, rasanya sudah cukup ia merasakan pahitnya dikhianati. Alif hanya bisa mendoakan agar Nurul selalu baik-baik saja, bukan semata karena ia ingin membalas sakit hati yang pernah ia alami, tetapi ia pun sadar jika menyimpan rasa kesal dan sesal yang berkepanjangan hanya akan menjadi penyakit di hatinya.****“Kamu mau kemana lagi?”“Kamu kenapa sih nanya terus? Udah kayak anak kecil aja.”“Eh, aku ini istr

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 52 KERESAHAN YANG DATANG (Bagian 1)

    Hari Alif kembali ke Sumur Pandeglang, atas masukan dan dukungan Fatimah, ia akhirnya tidak jadi resign dan masih bekerja seperti biasa. Untungnya Alif masih bisa berangkat bersama dengan Mustafa dan Zulham. Teman-temannya itu lewat Tol Serang-Panimbang, jadi Alif bisa menunggu mereka di pintu keluar tol, di Rangkasbitung. Tol Serang-Panimbang memang belum sepenuhnya selesai, jalan yang sudah selesai baru sampai Rangkasbitung.Alif mendapat kabar jika proyek yang dipegang oleh timnya sudah mendapat izin dari pemerintah setempat dan dinas pariwisata, sehingga objek wisata air Wahangan yang ditugaskan padanya bisa mulai dibuka untuk umum.“Kapan nih makan-makannya, Lif? Ucap Mustafa.“Lah, loe belum makan, Bang?”“Bukannya belum makaaaaan, panjul. Proyek loe kan lancar tuh.”“Hehehe, hayuk. Nyobain ikan nila di Bendungan Cikoncang gimana?”“Dimana tuh?”“Daerah munjul, nanti ambilnya dari arah pasar Panimbang belok kiri.”“Makin jauh dong kita.”“Yah, itu sih penawaran, Kalau mau ya hay

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 51 BADAI RUMAH TANGGA (Bagian 2)

    Namun, kali ini saat hal yang sama terjadi, ia hanya diam seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Ada kegetiran dalam hatinya, kini ia tidak lagi merasakan manisnya kata-kata indah dan penuh harap dari suaminya.Udara di kamarnya tak kunjung sejuk, keberadaan AC 2pk ditambah kipas angin seakan percuma. Guratan kecewa nampak jelas di wajahnya, tapi tetap ia coba sembunyikan saat bertemu orang lain.Saat di awal pernikahan, betapa ia merasa diperlakukan bak seorang ratu. Ia yang merupakan anak bungsu dari keluarganya, memang sangat nyaman saat dihadirkan kasih sayang. Belakangan, ia jarang mendapatkannya.Di tengah kepenatan dari sikap suaminya dan untuk menghilangkan rasa suntuknya, ia sengaja membuka gawainya, dengan maksud pikirannya bisa teralihkan. Jemarinya digerakan naik turun, lalu berhenti di salah satu status media sosial seseorang yang ia kenal di instagram.Semula ia hanya melihat kata-kata yang tertera di bawah foto itu, akhirnya ia klik juga dan masuklah ke akun si pemilik fo

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 51 BADAI RUMAH TANGGA (Bagian 1)

    /Assalamualaikum, selamata ya Mas. Aku turut berbahagia atas pernikahanmu. Maaf baru ngucapin selamat, aku baru liat foto profil kamu, hehehe.Btw minat maaf lagi baru tiga bulan berselang ngucapinnya.----Manisnya masa-masa awal pernikahan Alif hanya berlangsung tiga bulan, sebelum pesan dari Nurul terdampar di WAnya. Semula, ia tidak menggubrisnya. Tapi, saat pesan yang sama ia dapatkan tiga kali dalam waktu satu hari. Dengan berat hati, Alif membalasnya.----//Walaikumsalam. Terima kasih, ya.----Alif telah sepakat dengan Fatimah, mereka memulai perjalanan keluarga kecilnya tetap tinggal di lingkungan pesantren. Bukan tanpa alasan, Fatimah memang sudah meminta izin kepada Alif untuk bisa tetap dekat dengan Abahnya, yang saat ini sendirian. Sementara Alif, ia sedang mencari cara untuk mutasi ke Lebak atau memutuskan untuk resign dari pegawai negeri.Alasannya untuk mutasi, jelas karena ingin dekat dengan Fatimah dan bisa meluangkan waktu dengannya. Sebagai keluarga yang baru seum

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 50 TINDAKAN ALIF

    Proyek revitasilasi kawasan wisata yang beberapa bulan lalu disurvei oleh Alif, ternyata harus memenuhi dua dokumen lagi untuk bisa dibuka untuk masyarakat umum. Kawasan wisata yang ia tangani adalah wisata air yang memiliki potensi besar jika bisa dikelola dengan baik, yaitu berupa sungai yang di sisinya berdiri tebing tinggi mirip Grand Canyon. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah “wahangan”. Semula lokasi tersebut luput dari perhatian penduduk sekitar karena memang tempat-tempat sejenis wahangan dianggap sungai biasa yang airnya biasa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Namun, dengan ketelitian dari tim yang dibawahi oleh Alif, masyarakat sekitar akhirnya menemui titik temu untuk sepakat dikelola sebagai objek wisata agar bisa menggerakan roda ekonomi warga.Hanya tinggal menunggu dokumen yang kelengkapan ternyata bisa ditangani oleh rekan kerjanya, Akif memutuskan kembali ke indekost. Besok ada hal besar yang tengah menantinya.Alif menda

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 49 LELAKI BIASA

    “Kenapa sih mas harus selalu menjadikan alasan segala hal di masa lalu kita untuk sulit melangkah ke depan? Memahami dan belajar ilmu agama itu memang penting, wajib malahan. Tapi kalau kita bukan orang yang diberi kesempatan untuk sama dengan orang-orang yang bisa belajar ilmu agama, kenapa nggak menjadi orang yang mencegah diri dari berbuat yang bisa membuat Allah murka.” Alif masih teringat kata-kata Fatimah saat ia berbincang dengannya beberapa hari yang lalu, saat itu Alif dengan sadar mengakui bahwa ia bukanlah seseorang yang memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, ia mengutarakan hal seperti itu karena merasa perlu disampaikan kepada Fatimah, tetapi Fatimah malah memberikan jawaban yang menurut Alif begitu berimbang. Fatimah sepertinya memahami bahwa setiap manusia memiliki perannya masing-masing, tanpa harus mengungkit masa lalu dan mencari-cari alasan mengapa seseorang tidak belajar ilmu agama dengan serius, ia lebih kepada memiliki pemikiran untuk me

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 48 PERMATA DARI LEBAK

    Azan subuh belum terdengar, fajar shadiq yang merupakan pertanda datangnya waktu Salat Subuh belum nampak, langit masih pekat. Fajar shadiq menjadi tanda sebagai batas antara akhir waktu malam dengan permulaan waktu pagi. Sayup terdengar suara seseorang yang sedang tadarus dari musala yang terletak di samping bangunan majelis talim.Satu kamar yang berada di rumah utama lingkungan pondok pesantren sudah menyala lampunya. Si pemilik kamar sudah duduk dengan hikmat di atas sajadah, lisannya basah oleh kalimat tasbih.Satu gelas teh hangat berada di meja kamarnya. Saat bangun tidur, rutinitasnya memang memasak air terlebih dahulu, membuat teh manis, satu untuk abahnya yang ia letakan di meja makan dan satu lagi untuknya sendiri. Sejak wafatnya bu nyai, Fatimah sepenuhnya berkhidmat di rumah, menjaga abah yang kesehatannya sedang naik turun.Selepas Salat Subuh, ia melanjutkan aktivitasnya dengan masuk, menyiapkan sarapan untuk abah. Baktinya dengan orang tua, sudah

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 47 TERNYATA DIA ORANGNYA

    Hari ini Alif ikut pulang dengan teman-temannya, baik Zulham, Mustafa, Fatma, dan Arini sepakat untuk pulang lewat jalur utama ke alun-alun Pandeglang. Kurang lebih, begitulah rutinitas orang-orang yang bertugas jauh dari rumah. Bagaimanapun kondisinya, jika memungkinkan dan ada kesempatan untuk bertemu keluarga, maka pilihan itulah yang utama. Lika-liku bekerja jauh dari rumah memang masih mereka jalani, ada yang sewaktu-waktu harus pulang lebih awal karena ada keperluan menyangkut keluarga yang amat mendesak, ada pula yang mesti rela tidak pulang hingga beberapa bulan karena banyak pekerjaan atau kondisi kesehatan yang menurun.Walaupun banyak orang-orang yang menyarankan kepada Alif dan teman-temannya untuk menetap di Sumur Ujung Kulon. Namun, tetap saja pada episode ini yang menjadi tokoh utama jelas Alif dan teman-temannya. Terkadang, ketika seseorang memberikan saran, tidak mendalami dan memahami betul kondisi atau pertimbangan mendasar mengapa sampai saat ini Alif dan teman-tem

  • CALON ISTRIKU, BUKAN ISTRIKU (BERBEDA KEYAKINAN)   BAB 46 KABAR DARI TEMAN (Bagian 2)

    “Udah nih pakaiannya, pada salin gih.” Pak Nandi memberikan pakaian ganti.“Iya loe bang, sana gih. Mana belum Salat Asar,” Fatma menimpali.“Eh, jam berapa ini ya?”“Udah mau jam lima bang.”Alif menuju kamar mandi yang sekaligus tempat untuk membilas bagi orang-orang yang mandi di pantai. Di Pantai Daplangu disediakan musala panggung yang bersebelahan dengan kamar mandi, tidak jauh dari gerbang pintu masuk.Setelah puas hampir tiga jam Alif bermain air di Pantai Daplangu, mereka sepakat untuk pulang.“Gimana rasanya Lif? Masih penasaran nggak?”“Hahahaha, kalau tahu asyik kayak gini dari kemarin-kemain aja yak nyeburnya.”****Untuk menghilangkan rasa suntuk, Alif sengaja mengupload fotonya saat di pantai.-----/Jalan-jalan terooooos----Satu pesan WA masuk, mengomentari status WA Alif.----//He

DMCA.com Protection Status