Share

BAB 27 PENGAKUAN (Bagian 1)

Desember kali ini pun curah hujan begitu tinggi, angin kencang dan petir bersahutan. Kadang angin seperti sengaja mencari perhaian kepada petir dengan menerbangkan bagan di laut, kadang juga menumbangkan tiang listrik. Begitu pun petir, seolah tak mau kalah maka disambutnya tiap panggilan angin dengan gelagar yang menyisakan cahaya dan kilatan retak di langit, bahkan beberapa kali sempat ingin bertegur sapa dengan tanah.

Alif menguatkan pegangannya, tak henti mulutnya komat kamit merepal doa dan zikir di dalam hatinya. Ombak di pinggir pantai Citereup setelah Tanjung Lesung tak menyapanya kali ini. Padahal Alif selalu memuji keindahan laut di selatan Banten.

Laju motor yang dikendarai Alif bergeming, meski jarak pandang tidak lebih dari lima meter ia tetap melaju stabil dikecepatan 40km/jam. Rute berkelok dan beberapa lubang kecil di jalan Menes membuat Alif begitu waspada. Tapi, karena jalan begitu sepi maka jiwa salam satu aspalnya tetap membuatnya melaju.

***

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status