Share

Partner Yang Payah

Penulis: LianaAdrawi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-03 20:53:06

“Papah cuma mau kamu ikut, selebihnya kalau kamu berhasil ya silahkan kejar mimpimu, kalau tidak berhasil ya kamu harus menyerah jadi pemimpin perusahaan ini.” Seorang pria berbicara serius pada anaknya yang dia jemput paksa di gunung papandayan setelah lama tidak pulang. Punya anak bujang satu rasa tidak punya anak karena jarang ada di rumah.

“Hmmmm …. Aku bukan anak kecil lagi, Pah.” Dia malu ayahnya datang ke papandayan untuk menjemputnya dan dipinta untuk meneruskan perusahaan, ayahnya sudah tua dan sudah ingin pensiun.

“Bukankah anak muda suka dengan tantangan. Maka menanglah jika ingin bebas, kalahlah jika ingin jadi penerus papa. Permintaan papa cuma ini!” Pria paruh baya ini ingin anaknya ikut sebuah acara televisi.

Setelah menyetujui tantangan itu, dia diberikan minuman lalu minuman tersebut membuat dia tak sadarkan diri dan berakhir tidur satu ranjang dengan seorang gadis yang tidak ia kenal.

*

“Oh Manda …. Lo lagi di mana ini?” Amanda memandang ke arah luar vila untuk mencari petunjuk di mana ia berada. Barangkali ia pernah melihat daerah ini di poster destinasi wisata. Sayang, sejauh mata memandang, ia hanya menemukan kesunyian. Di depan sana, matanya disuguhi pemandangan hamparan pasir pantai dan lautan lepas yang sangat bersih dan luas. Tidak ada tanda-tanda kehadiran manusia lain, hanya ada hewan pantai seperti burung dan kepiting saja yang terlihat oleh netranya.

“Yang jelas, ini bukan Bali, bukan juga Lombok. Ini di mana, ya?” 

Kalau tahu lokasinya, ia bisa kabur. Sekarang bagaimana caranya kabur kalau ia tak tahu berada di pulau mana. Sesama manusia saja tak ada, apalagi pemukiman dan kendaraan. Perahu pun kelihatannya tidak ada. Padahal kalau ada perahu kayu kecil, ia bisa memberanikan diri untuk mendayung sampai di kota. Tapi bagaimana bila bertemu binatang buas? Bulu kuduk Amanda berdiri lantaran ketakutan dimakan hiu jika ia kabur melalui laut, dan takut dimakan singa bila ia menerobos hutan.

“Aku kepingin pulang …,” rintih Amanda sambil memeluk lututnya sendiri di tangga depan vila. Ia merasa kesepian dan pilu. Embusan angin pantai membuat matanya berair dan kebetulan ia juga ingin menangis. Sekarang bagaimana caranya membuat susana di sini menyenangkan bila tidak ada mal, gadget, uang dan teman-teman hangout-nya?

“Cuma ada jam doang yang digital. TV, hape dan yang lain gak ada. Gue nggak bisa tanda gadget.” Tadi ia sudah berkeliling dan memeriksa apa saja yang ada di vila ini. Ia ketergantungan dengan gadget. Pergi ke mana pun pasti membawa ponsel dan tablet. Bahkan tidur dan mandi saja ia selalu dekat dengan ponsel pintarnya. Lima menit tidak membuka ponsel, tangannya gatal, ingin menyentuh benda pipih itu untuk mencari tempat makan, liburan dan cek out belanjaan online.

“Pening kepalaku. Kalau malam nonton apa dong, kalau siang ngapain?” geutu Amanda seorang diri.

Sepertinya, ia hanya akan ditemani irama ombak, suara angin serta jeritan hewan nokturnal. Amanda juga khawatir pada serbuan nyamuk dan udara siang hari yang terik. Kulitnya bisa iritasi kalau digigit nyamuk dan belang-belang kalau terpapar sinar matahari. 

 Kringgg ….. Kringgg ….

Ada suara yang menarik indra pendengaran Amanda. “Apaan tuh yang bunyi?” 

Gadis itu segera masuk untuk memeriksa sumber suara. 

Amanda teringat pria tadi. Akankah orang itu baik dan bisa diajak kerja sama? Ia takut pria yang tidur dengannya tadi itu adalah orang yang jahat dan egois. Ada perasaan lega juga di hatinya lantaran sudah ingat bagaimana dia berakhir di tempat ini, yang ia berarti bukan korban pemerkosaan ataupun penculikan. Ia hanya terkena prank ayah sendiri dan tiba-tiba berakhir menjadi peserta reality show aneh ini.

Saat Amanda melangkahkan kaki ke dalam rumah, kedua netranya terpaku pada sosok asing yang berdiri di ambang pintu kamar. Ternyata pria yang tadi tidur bersamanya telah bangun.

Karena perhatiannya tertuju pada pria itu, tanpa sengaja Amanda menabrak sofa. Sudah pasti ia malu sekali karena ketahuan memperhatikan pria itu sampai tidak melihat jalan. 

Melihat Amanda nyaris jatuh, pria itu mendekat. “Kamu nggak apa-apa?”

“Eh, enggak. Aku baik-baik aja,” sahut Amanda sambil memperhatikan sosok pria itu. Ternyata pemuda itu berperawakan yang tinggi dan sangat atletis, mirip atlet basket. Saat netra Amanda melirik dari atas ke bawah, ia kagum melihat kulit sang pria yang sawo matang nan eksotis. otot dadanya terlihat jelas karena ia memakai kaus ketat. Mata wanita mana yang tidak terkesima melihat pria macho seperti ini? Amanda seperti melihat atlet atau artis pembawa acara alam seperti jejak petualang. Yang berbeda adalah wajahnya si pria ini terlihat sangat tampan dan sepertinya berdarah campuran bule karena ia memiliki manik mata berwarna biru.

“Kamu …?” Pria itu menunjuk Amanda seperti orang yang kaget karena melihat ada lawan jenis yang tinggal satu rumah dengannya. “Kamu siapa?” 

Amanda tidak segera menjawab dan berdiri mematung di samping sofa.

“Ini di mana?” tanya pria itu lagi.

“Kamu siapa dulu?” tanya Amanda balik. Ia tak mau menjawab karena penasaran makhluk tampan bak dewa ini siapa namanya.

“Saya Kemilau Senja, panggil saja Senja.” Pria itu mengucapkannya tanpa tersenyum dan tanpa meminta Amanda berjabat tangan pula. Nada bicaranya juga dingin.

Kemilau Senja …. O, jadi namanya Senja. Cakep juga. 

Amanda bergumam dalam hati sambil memperhatikan Senja lagi. Sosok Senja memang menggoda. Sayang, ia tipikal pria yang cuek.

“Senja, kamu baca ini sendiri!” Amanda pun berlagak sombong dengan memberikan isi kotak yang tadi ia baca.

Senja menerima kotak itu sambil melirik Amanda menyilangkan tangannya di depan dada sambil memalingkan wajah. Hanya dengan sekilas melihat saja, ia bisa membaca karakter Amanda. 

Ini cewek sombong banget. Kayaknya orangnya hedon dan manja. 

Senja mengeluarkan kertas dari dalam kotak. “Selamat datang di My Roommate.” Ia lanjut membaca tulisan itu. Sudah dipastikan ia berada dalam acara yang ditayangkan oleh MND TV.

“Jadi kita cuma berdua?” tanyanya karena hanya menemukan Amanda. Ada ciri khas mereka berdua sebagai peserta. Sebuah gelang berwarna keperakan melingkar di pergelangan tangan kiri mereka. Menilik bentuknya, sepertinya alat pelacak dan pendeteksi tubuh apakah sedang dalam keadaan baik atau tidak.

“Iya. Cuma kita berdua satu rumah dan satu kamar.” Amanda tidak menemukan kamar lain selain kamar yang ia tiduri bersama Senja tadi. 

“Nanti saya tidur di luar.” Senja tentu pria yang punya harga diri. Ia tidak akan mau tidur satu kasur dengan seorang gadis yang baru sekali ia kenal. Pacar saja bukan!

“Males banget gue satu kamar sama lo,” gumam Amanda pelan karena kesal dengan sikap Senja yang terus-menerus dingin. Baru kali ini ada pria yang cuek terhadapnya.

“Kamu bisik-bisik apa?” tanya Senja yang sedikit mendengar ucapan Amanda.

“Enggak, kok. Nggak usah formal gitu ngomongnya, lo gue aja.” Senja sepertinya seumuran dengannya, masa memakai bahasa formal? Ia risih. 

“Ehmm, kenalkan gue Amanda. Amanda Manuela Dermawan. Anak pemilik stasiun televisi yang mengadakan acara ini.” Amanda mengulurkan tangannya dan berlagak sombong karena punya stasiun televisi. Ia juga anak satu-satunya, otomatis semua harta akan jatuh padanya selaku anak tunggal. Siapa yang tidak akan sombong jika terlahir di keluarga kaya raya? Amanda pikir status Senja jauh di bawahnya.

Sialnya, Senja hanya melirik tangan itu tanpa berniat membalas. Benar prediksinya. Amanda sombong karena terlahir dari keluarga kaya raya.

“Eh jabatan tangan gue nggak dibales, dong,” gumam Amanda yang sadar jemari lentiknya sama sekali tak disentuh oleh Senja.

“Saya nggak tanya kamu asalnya dari keluarga mana,” sahut Senja sinis. “Mana mungkin anak pemilik stasiun televisi ikut acara beginian?” 

Setelah mengucapkan itu, Senja berpikir ulang. Ada sebuah keanehan yang harus ia selidiki. Secara logis, mana mungkin orang kaya mau ikut acara berhadiah.

“Ada kok yang ikut. Ini buktinya gue ikut.” Amanda menunjuk dirinya sendiri.

“Kenapa kamu ikut? Bukannya diam di kantor dan menikmati uang papamu lebih enak?” Senja mengangkat satu alisnya sambil melirik sinis. Ia curiga jangan-jangan Amanda cuma penipu.

Ish! Songong banget ini cowok. Pake ngeremehin gue segala.

Amanda jelas kesal karena tuduhan miring itu. “Gue lagi pengen sesuatu dan papi ngasih syarat ikut acara ini.”

Ia pun balas menatap Senja dengan sinis. “Kalo lo, kenapa ikut acara ini? Butuh duit hadiahnya?”

“Enak saja. Saya tidak butuh uang!” Jelas Senja langsung menggelengkan kepalanya.

“Lalu?” Amanda menjadi penasaran dengan sosok Senja yang dingin ini.

“Saya ingin kebebasan.” 

“Bebas ke kelab malam dan gonta-ganti pasangan gitu?” tebak Amanda.

“Bukan lah. Memangnya kamu? Bebas ala saya itu tidak terjun ke dunia bisnis lagi. Saya ingin berpindah-pindah tempat dan tinggal dekat alam. Saya tidak suka nuansa perkotaan.” Senja menjelaskan dari A-Z.

“Ooooo ….” Amanda menjawabnya hanya dengan satu kata.

Kring …. Kring ….! 

Terdengar lagi bunyi yang menarik perhatian mereka berdua. Untung ada suara itu. Kalau tidak, mungkin keduanya berakhir dengan adu mulut paling sengit lantaran ego mereka sama-sama tinggi.

“Eh itu bunyi apaan?” tanya Amanda penasaran. Ia ingin tahu apakah ada tugas atau penjelasan lain.

“Sepertinya dari jam digital itu.” Senja menunjuk jam berbentuk persegi empat yang menempel di dinding. Bila diperhatikan hanya terlihat seperti jam biasa. Namun, layar jam itu menayangkan sederet tulisan. Kemungkinan sebuah tantangan atau tugas yang harus mereka kerjakan. Pasti panitia sudah menyiapkan sesuatu untuk mereka berdua.

“Ayo baca dulu,” ucap Senja.

“Hai Amanda dan Senja. Tantangan pertama akan dilaksanakan nanti siang. Silahkan sarapan dan beres-beres rumah dulu. Semuanya harus dikerjakan bersama. Selamat menikmati!”

“Sarapan? Emang sarapan apa? Ada roti dan susu tidak, ya?” Si anak manja Amanda tidak doyan daging dan sayur saat sarapan. Sudah kebiasaannya setiap pagi menyantap roti yang diolesi oleh selai rasa apapun.

“Coba lihat ke dapur,” ajak Senja yang langsung menderap ke dapur

“Semoga sarapannya dikasih yang enak!” Ini adalah harapan Amanda yang pertama saat tinggal di sini.

“Cuma ada telur dan beras. Sepertinya hanya cukup untuk sekali makan saja.” Senja sudah memeriksa kulkas dan yang ia temukan hanya dua butir telur dan beras saja.

Amanda langsung kecewa. Ia tidak terlalu suka nasi. Jika terpaksa makan juga, seringnya nasi merah. “Emmm, tapi aku nggak bisa sarapan nasi. Nanti suka sakit perut, uh.”

“Kamu makan saja telurnya.” Ini saran dari Senja.

“Diapain? Dimasak?” tanya Amanda bingung. Masa ia harus memasak sendiri?

Pertanyaan itu kontan membuat kening Senja berkerut. Songong banget ini cewek. 

“Iya! Masa sih dimakan mentah!” 

“Gue nggak bisa masak, Senja.” Amanda tidak bisa apa-apa kecuali bersenang-senang. Ia selalu dibantu oleh pelayan.

Tentu saja kamu nggak bisa masak. Dasar cewek manja! gerutu Senja dalam hati. Senja berbeda 120’ dengan Amanda. Ia bisa masak, bisa bela diri, bisa naik gunung dan segalanya. “Ya udah, saya yang masak.”

“Jago juga ternyata.” Amanda sedikit mengagumi Senja saat melihat pria itu berkutat di dapur. Sosoknya terlihat seksi bak Chef Juna saat masak.

Beberapa waktu kemudian, sarapan mereka pun siap.

“Ayo makan!” ajak Senja sambil menunjuk meja makan. Tidak tersedia banyak bumbu sehingga ia hanya bisa mengolah telur menjadi telur dadar.

“Emmm …. Gue makan telurnya aja. Nasinya buat lo semua.” Amanda menggeser piring yang berisikan nasi.

“Makan juga nasinya. Kalau enggak, nanti kamu cepet laper,” kilah Senja. Mana mungkin kenyang kalau hanya makan satu telur dadar saja?

“Nggak papa. Gue nggak bisa makan nasi pagi-pagi soalnya. Gue bisa akan bolak balik ke kamar mandi buat kalau jam segini udah makan nasi.”

Senja tidak menjawab. Ia mengunyah nasi tanpa memedulikan Amanda. Kini, gadis itulah yang dibuat penasaran.

“Jadi gimana ceritanya bisa tiba-tiba mau ikut acara ini?” tanya Amanda setelah beberapa saat berdiam diri. Ia sampai menghentikan kegiatan mengunyah telur dadar.

“Kamu tau kan alasan saya karena ingin bebas. Ayah minta saya pulang hari itu karena empat hari saya ke Bromo.” Saat itu Senja baru turun gunung. Ayahnya menelepon untuk bilang ada hal yang genting. Saat ia datang, ternyata tidak penting.

“Beliau menawarkan saya untuk tidak bergabung dengannya lagi di perusahaan dan bebas pergi ke mana saja, termasuk menjadi fotografer.” Awalnya jelas Senja menolak, tapi setelah berpikir panjang dan mengingat ia tidak mau terjun di perusahaan lagi, ia pun sepakat untuk ikut acara ini.

“Kalau saya memenangkan acara ini bersama partner saya, dia bilang keinginan itu akan dikabulkan,”  jelas Senja lagi.

“Jadi fotografer cewek seksi, ya?” tanya Amanda polos. Bukankah pekerjaan fotografer memotret objek mereka? Tidak mustahil suatu saat pria itu mengambil gambar orang bugil, sedang melakukan adegan dewasa, atau hal lain.

“Enak saja. Alam lah!” protes Senja. Jelas ia tidak suka memotret hal yang aneh-aneh, cukup alam dan semua ciptaan Tuhan yang indah.

“Apanya yang mau difoto?” Amanda sedikit meremehkan profesi tersebut karena menjadi bos jelas lebih enak.

“Hewan, pemandangan, dan masih banyak lagi Favoritku lautan dan terumbu karang.”

“Ooo ….” Amanda tidak berniat bertanya lebih lanjut. Telur dadarnya telah habis. “Ini piring bekas pakainya dikemanain?” 

“Dicuci dan keringkan, simpan lagi ke tempatnya.” Senja saja setelah makan selalu mencuci piring sendiri. Ia tidak mau merepotkan ART. Karena terbiasa naik gunung, segalanya diurus sendiri. Mulai dari masak hingga mencuci peralatan bekas pakai.

“Cuci? Seumur hidupku gak pernah yang namanya cuci piring. Nanti semua nail artnya bisa rusak. Yang ada juga kulit tanganku pecah-pecah akibat kena sabun pencuci piring,” kilah Amanda.

“Lalu kamu bisanya apa?” tanya Senja sambil melirik Amanda sinis. Anak manja memang tidak serba bisa.

“Tidak ada, hanya menghamburkan uang,” sahut Amanda santai.

Benar, prediksi Senja tidak ada yang meleset. “Astaga! Partnerku payah sekali!” 

Bab terkait

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Kedatangan Musuh

    Sial. Benar-benar sial. Bagaimana bisa Senja memenangkan setiap tantangan jika partnernya seorang gadis yang manja seperti Amanda. Senja benci gadis yang manja. Menurut Senja, gadis yang so kaya dan bergaya seperti crazy rich itu menyusahkan dan membuat kepalanya pening. Di layar kamera mereka penuh senyum bahagia, hura-hura, pamer barang mewah dan bermain seks bebas. Ada juga yang berlagak so dermawan demi mendapat simpati dan banyak suara.Oh iya. Dia jadi ingat MND TV milik ayahnya Amanda, media televisi ini memang banyak menayangkan tayangan yang berbobot, hanya ada minusnya yakni pernah menayangkan berita-berita selebriti dan kalangan atas yang kerjaannya hanya pamer saja. Senja juga jadi ingat wajah Amanda ini, dulu dia hanya menonton Amanda kurang dari lima menit. Tayangan awalnya saja sudah memperlihatkan seorang gadis yang berdiri di samping ayahnya yang pemilik stasiun televisi, gayanya luar biasa hebat dan barang yang digunakan terlihat mahal. Dari ekspresi gadis yang ada d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Panas

    Amanda kesalnya bukan main pada wanita bertubuh berisi di hadapannya ini. Dia kira gadis itu mau memuji kecantikannya, mau menyanjung-nyanjung Amanda setinggi mungkin sesuai status sosial ekonominya, eh malah kebalikannya. Amanda dikatai manja, kata manja ini bosan dan tidak suka Amanda dengar. Kalau dilihat dari sedotan atau sisi manapun, yang mengatai Amanda manja tu jelas kalah telak, dari manapun canti Amanda, kaya Amanda, berwibawa Amanda, lebih berpendidikan Amanda. Sungguh sombong sekali ini anak mentang-mentang oke. Uh padahal kalau gadis yang ada di hadapan Amanda ini memujinya begitu tinggi, bakal dia balas pujian itu dengan traktiran tas kremes alias Hermes, makan di restoran mewah dan jalan-jalan ke luar negeri gratis. Bego ini orang malah ngatain, maklum bukan parasit yang bermuka dua, menyanjung demi dapat keuntungan dari Amanda kan temen bangke! “Oppss …. Kenalkan aku Bianca Aura dan pasanganku Brilian Candra.” Dia membenci Amanda tapi masih mending mau menjabat tanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Tumbang

    Semangat Amanda jadi menggebu-gebu, dia paling tidak suka jika diremehkan dan ditantang seperti itu, lihat saja, biar begini Amanda tidak akan pantang menyerah dalam menghadapi sebuah tantangan. Dia pernah merasakan tinggal di kota besar tepatnya di luar negeri untuk kuliah, di sana persaingan sengit sehingga dia juga sering diremehkan. Amanda untungnya bisa menyelesaikan studi dengan cepat dan mempunyai nilai yang bagus, dia tampar semua ejekan dan tantangan dari teman-temannya melalui sebuah prestasi. Sayang ilmunya tidak diterapkan di sini, balik ke indonesia malah leha-leha dan terlalu dimanja, efeknya kerja ke stasiun televisi cuma nampang aja.Oke karena niat gigih Amanda untuk menyelesaikan tantangan dan ambisinya mengalahkan lawan, Senja akan memulai kerja sama tim dengan gadis ini. Senja amati dulu apakah sayuran ini sudah ditumbuhi dengan akar dan daun. Kalau kentang biasanya kan ada timbul dedaunan lalu siap ditanam, kalau umbi bakal timbul seperti akar dan daun. “Kita har

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Telah Kembali

    Senja bergegas membawa Manda berteduh. Kini, gadis itu sedang ditenangkan oleh Marsha yang terlihat andal. Sepertinya, Marsha memang bisa melakukan banyak hal, tentu bisa diandalkan. Senja hanya bisa menghela, Michle sebagai pasangan Marsha dalam acara ini jelas beruntung. Mereka pasangan paling kompak di antara dua peserta lainnya.“Amanda, sudah merasa lebih tenang?” Marsha bersuara. Wanita itu melambaikan tangan di depan wajah Manda yang kini tengah memijat pangkal hidungnya. Posisi Manda saat ini masih terbaring dengan paha Senja sebagai bantalan. Senja hanya bisa memasrahkan diri, ia yakin kakinya kan kebas saat hendak berdiri nanti.Pergerakan abnormal terasa, Senja menundukkan wajah guna menatap Amanda lebih dalam. Wanita itu menggeliat pelan. Lalu mengeluarkan isak tangis dengan alasan yang tidak pria itu mengerti. Begitu mendengar Amanda menangis, Marsha, Michel, dan Senja saling bertatap satu sama lain sembari melempar tanya lewat ekspresi wajah mereka.“Oh, apa aku salah me

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Sebuah Pelukan

    Lokasi tempat mereka melanjutkan permainan kali ini ternyata tepat di pesisir pantai. Amanda bisa mendengar desiran ombak yang pecah tatakala mengenai batu karang. Wanita itu menmeluk tubuh, mencoba menghalauy angin malam walau itu tidak cukup berpengaruh.Dari arah utara, Senja memperhatikan pasangannya dengan raut wajah tak terbaca. Laki-laki itu sempat mengembuskan napas, lalu berniat menemani Amanda. Namun salah seorang juru kamera yang datang membuat Senja mengurungkan niatnnya.Karena kali ini mereka tidak ada di dalam rumah, pihak stasiun televisi mengirimkan dua juru kamera untuk merekam interaksi dan kegiatan tiga peserta malam ini.Pengumuman dengan alat bantu pengeras suara yang baru saja terdengar mengundang atensi Amanda, sejenak wanita itu menyipitkan pandang, lalu merekahkan senyuman begitu mengenali salah satu juru kamera yang ditugaskan oleh ayahnya.Senja mengangkat alis begitu mendapati Amanda berlari menerjang pasir putih pantai dengan flat shoes-nya. Begitu menyad

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Sedikit Terluka

    Dalam permainan lanjutan kali ini, sebenarnya tidak ada pemenang. Hanya tentang siapa pasangan yang paling cepat menyelesaikan dua masakan diantara dua pasangan lain. Dan kini, kerusuhan tengah terjadi pada Amanda. Gadis itu memekik berulang kali saat uap panas mengepul mengenai permukaan kulit, tentunya saat gadis itu sedang berusaha mengaduk sup yang hampir matang.“Ouh, sungguh, Senja. Kulitku terasa terbakar!” keluh Amanda, tetapi suaranya di kecilkan. Ia tidak ingin ada pasang telinga lain yang mendengar keluhannya. Manda juga tetap mempertahankan senyuman saat mengeluh, tentu karena kamera besar yang ada di hadapannya terus menyala. Ia tidak bisa menampilkan ekspresi kesal yang sebenarnya.Senja melirik Amanda sebentar, lalu mengembuskan napas panjang. Pria itu memilih untuk tidak peduli, lantas melanjutkan kegiatannya memotong cabai dan beberapa iris bawang yang akan ia jadikan bumbu membuat tumis kangkung.“Senja, jangan mencoba mengabaikanku. Kau tidak lihat bagaiman serasiny

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Tidur Bersama

    Amanda tidak langsung menjawab pertanyaan Senja. Tangannya membawa jaket milik pria itu agar menepel sempurna pada punggungnya yang terbuka. Ia tidak menolak atau langsung melepas jaket pemberian pria itu. Sebab pada kenyataanya, ia memang sedang kedinginan sekarang.“Terima kasih,” ujar Amanda. Namun tatapan gadis itu terus tertuju pada hamparan pasir di lantai dasar sana. Ia membiarkan angin malam mengombang-ambingkan rambut panjang yang ia geraikan.Senja menoleh, lalu mengerutkan dahi, “Terima kasih untuk apa?” tanya pria itu. Kini kedua alisnya ikut terangkat, meleengkapi ekspresi bertanyanya saat ini.Amanda tertawa kecil, “Untuk jaketnya,” balasnya. Amanda kembali mengangkat kecil jaket berat milik senja agar tubuhnya tidak kedinginan. Mengingat dress yang ia kenakan masih sama dengan dress saat berada di luar, bahunya terlalu terbuka. Dan itu membuat Amanda merinding kapan saja.“Oh,” balas Senja singkat. Laki-laki itu memilih untuk ikut menatap lurus ke depan. Mencoba untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Pose Tidur

    Sekarang, Senja bisa melihat sifat asli Amanda lewat pergerakan tidurnya. Perlahan ia bangkit dari posisi terbaring, setelahnya meletakan satu kaki dan satu tangan milik Manda yang nangkring tanpa dosa di atas tubuhnya. Pantas saja sepanjang malam memejamkan mata ia merasa ada beban yang tak dikenalinya. Rupanya ini milik Amanda.Senja mengembuskan napas, menatap bantal guling yang semalam Amanda jadikan batas antar tubuh keduanya terjatuh mengenaskan di atas lantai. Pose tidur gadis itu tidak terbilang baik, tidurnya royal dan tidak bisa berhenti bergerak. Sepertinya itu yang membuat tidur Senja sama sekali tidak nyenyak. Ini menyebalkan, tetapi ia ingin tertawa melihat cara tertidur Amanda. Rupannya tidak seanggun saat sadar sepenuhnya.Pergerakan abnormal di sampingnya membuat Senja menoleh. Lantas laki-laki itu menatap Amanda yang kini tengah mengerjapkan mata. Rambut panjang tergerai gadis itu tampak berantakan. Tidak tertata dan mirip seperti rambut singa.Amanda menguap sebenta

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12

Bab terbaru

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Akhir Berpisah

    Warning, adegan dewasa. Punten yang dibawah umur jangan ke sini!*“Senja geli, ih!” Manda merasa bulu kuduknya jadi berdiri semua dan kegelian saat embusan napas Senja mengenai ke ceruk lehernya. Pria itu mungkin sangat gemas dan sekaligus melepas rasa rindunya, mencumbu ceruk leher Manda berkali-kali tanpa henti.“Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Manda!” Siapa suruh Manda menggemaskan dan membuat Senja merindukannya, jadilah begini.“Aku juga!” Manda mencangkup wajah Senja dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti menciumi ceruk lehernya.Senja malah menciumi pipi Amanda, entah kenapa setelah saling jujur dan mengakui perasaan mereka, Senja mendadak sangat gembira dan tidak mau jauh dari Amanda.“Awas ih, jangan dekat-dekat.” Amanda memperingati. Tidak biasanya Senja seperti ini.“Hmmm …. Aku kan calon suamimu. Kamu didekat-dekati oleh Jeremy tidak risih, giliran olehku malah risih.” Senja mengerutkan bibirnya, dia malah merajuk seperti ini kelihatannya lucu, mengge

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Perasaan Kamu dan Aku

    “Manda kamu dimana?” tanya Jeremy saat teleponnya diangkat oleh Amanda. Handphone Manda berisik sekali saat dia baru pulang mancing, sengaja tadi ditinggal karena takut jatuh ke kali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan yang tidak dia balas. Panggilan tak terjawab tentu dari Jeremy, pesan tak terbalas tentu dari keluarga, Jeremy dan sekretarisnya di kantor. Manda ke sini tidak diketahui oleh siapapun. Ayahnya tentu sangat khawatir karena sang putri tiba-tiba menghilang, takut diculik atau tiba-tiba kabur tanpa sebab. Manda tadi mengangkat telepon dari Gustav dulu, Manda jujur kalau dia sedang ikut glamping bersama Senja. Gustav memakluminya dan memberikan izin.Pria itu sangat percaya pada Senja, pasti akan bisa menjaga putrinya. Dia saja dulu dipatuk ular diselamatkan oleh Senja, masa jagain Manda enggak bisa.Setelah mematikan telepon dari Gustav, dia langsung dapat panggilan dari Jeremy, tanpa dilihat siapa orang yang menghubunginya, Manda langsung mengangkatnya

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Disusul Bidadari

    More information: Cerita ini bakal dicetak menjadi buku, untuk informasi pemesanan bisa wa nomor aku 081-9723-0196 atau hubungi meddsosss aku faceboookk dan insstaggramm @lianaadrawi makasih! *Berhari-hari Manda sibuk, berhari-hari juga dia menghindari Jeremy. Malas rasanya melayani pria yang so so perhatian dan romantis, kemana saja dulu, sekarang baru mengejar Manda. Mana Jeremy seperti biasa, ngatur-ngatur, posesif giliran sendirinya tidak mau diatur.Manda cuek bukan berarti tidak peduli, dia menyewa mata-mata kok untuk mengawasi Jeremy, ternyata pria itu masih saja main perempuan, tidak takut kena HIV atau AIDS gitu? Dasar laki-laki brengsek. Bilang mau setia, nyatanya masih jajan.Yang sekarang membuat Manda kesal bukan Jeremy yang masih selingkuh sih, tapi Senja yang hilang bagaikan ditelan bumi. Kemana pria itu? Manda sedih Senja handphonenya tidak aktif, dikirim pesan satu kali tidak dibalas, tidak datang ke acara ulang tahun Manda juga. “Ngeselin deh si Senja, ngilang ent

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Karma Jeremy

    Dengan perasaan percaya diri yang amat menggebu Jeremy sangat percaya diri jika lamaran ini diterima oleh gadis yang ia cintai. Bukankah dari dulu Manda sangat ingin menikah dengannya, sekarang keinginan itu bakal terkabul, Manda pasti tidak akan menolaknya.Gustav setia menunggu jawaban dari sang putri, dia ingin tahu apakah Manda menerima lamaran Jeremy atau tidak, semua keputusan Manda bakal dia dukung meski dia sangat ingin Manda menikah dengan Senja.Senja adalah pria yang baik di mata Gustav, pria mandiri itu pertama kali bertemu dengannya saat acara liburan setahun yang lalu. Gustav ikut menginap di tempat vila keluarga Senja, saat sedang memancing bersama Martin– ayahnya Senja, dia dipatuk ular dan Senjalah yang memberikan pertolongan pertama sehingga Gustav masih hidup sampai saat ini berkat Senja. Rasa kagum akan tindakan Senja yang baik dan sikapnya yang dewasa membuat dia ingin menjadikan Senja menantunya.Amanda diam seribu bahasa selama beberapa detik, dia tidak terprovo

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Ulang Tahun Amanda

    Gara-gara Jeremy hampir ngajak Manda nganu waktu di kamarnya, Amanda mendiamkan Jeremy selama beberapa hari. Entah kenapa Manda sama sekali tidak tergoda dengan tubuh Jeremy yang dulu dia dambakan. Sensasi bercinta yang dulu sering menggebu bersama Jeremy kini telah hilang, entah diterjang apa, mungkin diterjang angin puting beliung hingga tidak napsu lagi.Tibalah sekarang hari di mana hari yang Amanda tunggu-tunggu, hari ulang tahunnya yang bakal disiarkan secara langsung di acara My Roommate season Manda B’day.Acara ulang tahun ini diselenggarakan di sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat. Kru MND TV sudah sibuk wara-wiri kesana kemari untuk mempersiapkan acara, pegawai hotel juga sedang sibuk mempersiapkan jamuan tamu dan EO juga sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun yang sangat meriah ini.Amanda sudah cantik dirias oleh Bubah Alfian dan sudah anggun mengenakan pakaian gaun dari Diana Putri– desainer asal indonesia yang baru-baru ini viral karena sudah merancang paka

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Jangan Lakukan!

    “Kita mau kemana lagi? Ini bukan ke arah rumahku, My!” ujar Amanda saat mobil Jeremy malah tidak mengarah ke rumahnya, dia kira habis beli kue mau ke rumah untuk pulang, ternyata tidak, mau dibawa kemana lagi nih?“Ke rumahku!” Jeremy menjawabnya enteng, berarti anak gadis dibawa ke rumahnya itu sebagai tanda keseriusan. Manda kan belum pernah ke sana dan bertemu keluarga Jeremy.“Hah … rumahmu?” Jujur Manda jelas kaget, dari yang tadinya berharap dikenalkan tapi tak kunjung dikenalkan tiba-tiba sekarang Jeremy ada niatan itu. Kemarin kemana aja Jem, baru sekarang bawa anak gadis orang ke rumahnya. Saat Manda sudah menyerah pada Jeremy pria itu mahal punya niatan serius, saat Manda yang serius malah Jeremy terus main-main. Senang sih, tapi Manda seakan tidak siap untuk melangkah bersama Jeremy ke jenjang yang lebih serius.“Iya. Kamu mau aku kenalin ke keluarga aku.” Dia menjelaskan ulang agar Manda tahu kalau hari ini anggota keluarga Jeremy lengkap. Semua orang bilang tidak akan ke

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Berciuman

    “Selamat siang Om dan Tante!” sapa Jeremy sangat sopan pada calon mertuanya. Cie calon mertua!“Siang juga. Anda siapa ya?” sapa Prilly pada Jeremy, sia tidak pernah melihat ada seorang pria muda yang datang ke sini, rata-rata sudah tua dan itu pun bertamu pada suaminya.“Saya kekasihnya Amanda Tante!” Sungguh mengejutkan, dia terang-terangan mengakui sebagai kekasihnya Amanda. Bi Ijah dan Prilly kaget. Jeremy sungguh mengagetkan banyak orang, sejagat raya pokoknya karena ciuman mereka telah masuk ke siaran langsung dalam acara My Roommate. Banyak akun-akun gosip yang ternyata mencari tahu siapa Jeremy, kesehariannya dan media sosialnya yang mana. Banyak akun-akun yang membandingkan Jeremy dan Senja, ada dua kubu, tim pendukung Manda Jeremy dan tim pendukung Senja Manda.Jeremy bikin semua orang jantungan, keviralan Manda jadi bertambah dan siaran tentang gosip semakin merajalela.“Wah Manda gak suka cerita, ternyata pacarnya cakep sekali!” Prilly sampai terpana melihat wajah Jeremy

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Telah Kembali

    “Sini aku bantu!” ujar Senja saat Amanda tengah mengeluarkan koper besar. Mereka saat ini akan pulang ke rumah masing-masing. Kenapa mendadak berat sekali kaki Amanda untuk digerakkan, dia enggan pergi dari sini.Bahkan saking lemas dan tak mau pergi, Manda jadi tidak kuat menarik koper ukuran no 20 ini ke luar dari vila. Senja yang melihatnya langsung ingin membantu, padahal dia juga bawa kopernya sendiri. Pria gentle.“Tidak usah, biar aku saja.” Amanda menolaknya, takut merepotkan Senja, dari awal di sini merepotkan kan, masa sampe balik tetep merepotkan.“Aku saja Manda! Kamu lemas begitu.” Senja peka juga tidak usah dikodein.“Sakit?” tanya Senja sambil menempelkan punggung tangannya di kening Amanda. Dia mengecek suhu tubuh gadis ini takut sedang panas.“Enggak panas kok. Laper?” tanya Pria ini lagi.“Hemm …. Tadi kan kenyang makan nasi goreng buatanku.” Jadi lemasnya Manda bukan dari sakit dan lapar.“Lalu kenapa?” tanya pria ini heran, mau pulang bukannya senang. Senja jadi he

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Kabar Baik

    “Ada orang yang ingin bicara denganmu, Tuan!” ujar seorang pria sambil tertunduk memberikan hormat pada tuannya. Pria yang duduk di bangku besar yang bisa diputar itu menoleh dan melepaskan rokok yang semula dia hisap. “Siapa?”“Tuan Jeremy, katanya dia kekasih Nona Amanda!” Ternyata orang yang dia tunggu datang juga.“Suruh dia masuk!” ujar Gustav yang menunggu kedatangan Jeremy, si perusak acara My Roommate. Pintu pun dibuka lebar dan pria yang langsung jadi tren topik FYP di aplikasi mana-mana karena mencium Amanda di acara My Roommate itu kini masuk ke ruangan Gustav, ayahnya Amanda.“Halo selamat siang!” sapa Jeremy. Kemarin dia telah membuat kekacauan, hari ini dia sudah ada di ruangan Gustav untuk mengobrolkan tentang Amanda dan tentang acara My Roommate.“Siang juga!” jawab Gustav sambil membalas jabatan tangan Jeremy.“Boleh saya tahu kamu siapa?” tanya Gustav pura-pura tidak tahu, padahal dia sudah menyelidiki siapa pria ini dan memiliki hubungan apa dengan putrinya. “Sa

DMCA.com Protection Status