Beranda / Rumah Tangga / Bukan Suami Pilihan / Bab 95 - Kekecewaan Emily

Share

Bab 95 - Kekecewaan Emily

Penulis: Koran Meikarta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-27 21:43:44

PLAK!

"Emily, apa yang kaulakukan? Kenapa menamparku?"

Keenan meraba pipinya yang terasa panas oleh tamparan Emily. Istrinya pulang dalam keadaan emosi dan langsung menyeretnya ke dalam kamar, lalu tiba-tiba menamparnya tanpa banyak berkata-kata. Keenan melihat tubuh itu bergetar dan cairan menggenang di pelupuk matanya. Rasa kecewa terlihat jelas tergambar di sana, sampai kemudian Emily melempar kertas ke wajahnya tanpa basa-basi.

"Kenapa kau menyembunyikan semua ini, Keenan? KENAPA!" Emily dengan cepat meraih kemeja suaminya dan mencengkeramnya dengan kuat. Dia tidak percaya dengan fakta yang diberitahu James. Tega sekali Keenan menghancurkan hidupnya dan datang tanpa rasa bersalah, seolah-olah tidak pernah merasa salah. "Kenapa kau menghancurkanku? Kenapa kau lakukan itu?"

"E-emily, tunggu, apa yang kaukatakan?"

"Kenapa kau memperkosaku! Kenapa kau sangat jahat, Ken! Padahal aku sudah menyukaimu, aku menyukaimu."

Kristal bening jatuh membasahi kedua pipinya. Emily tidak dapat me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
moga aja emily bisa maafkan keenan apalagi waktu tu keenan mabuk dn gk ingat apa yang terjadi pas di kelab bener tu baru aja mulai rasa bahagia mlah jadi hancur gini liburan mreka sedih bangat lihat hubungan mreka kayak gitu gk ada lagi romantis nya lanjut terus ya thor makin seru dn sedih ini T.T
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 96 - Keenan juga Korban

    "Ya, itu benar, kamu memang pernah melakukannya. Ada orang yang sengaja menaruh obat perangsang ke dalam minumanmu. Orang itu adalah salah satu temanmu. Kau benar-benar ceroboh waktu itu.""Apa? Temanku? Jadi ada orang yang memasukkan obat? Tapi kenapa Papa tidak pernah memberitahuku sebelumnya?"Keenan menggebrak meja tak percaya. Dia menatap ayahnya yang kini membuka kembali apa yang pernah terjadi belasan tahun lalu. Setelah mendengar penjelasan dari ibunya kemarin, dia langsung mendatangi ayahnya hari ini di jam makan siang. Keenan ingin tahu apa yang sebenarnya dia lewatkan. "Kenapa Papa menyembunyikan semua ini?""Papa pikir ini lebih baik karena kamu juga tidak mengingat kejadian itu. Lagi pula, Papa tidak mau kamu terlibat dengan gadis yang mereka bawa. Bisa saja mereka ingin memanfaatkan kesempatan untuk menekanmu."Kedua tangan Keenan mengepal sempurna. Dia masih belum bisa mempercayai kenyataan kalau dia telah menghancurkan hidup Emily. Dia yang membuat wanita itu jadi terb

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 97 - Javier Menghilang

    Emily mengaduk-aduk minumannya tanpa minat. Dia berkali-kali menghela napas kasar sambil memikirkan percakapannya dengan ayah mertuanya semalam. Keenan tak bersalah. Lelaki itu dijebak. Sekarang cukup masuk akal kenapa Keenan tidak mengingatnya. Dia juga tidak ingat wajah lelaki yang memperkosanya karena semua berlangsung cepat. Haruskah dia menuruti perkataan ayah mertuanya? Keenan juga bersikap baik padanya, tapi bagaimana jika ada wanita lain sebelumnya yang disentuh Keenan? Emily tidak bisa membayangkan hal itu. "Nyonya? Nyonya?" tegur sebuah suara. Emily yang saat ini melamun, sontak tersadar dan langsung menatap pelayan yang baru saja menegurnya. "Ya? Ada apa, Bi?""Itu, sepertinya jam sekolah Tuan Javier sudah selesai.""Oh, iya, aku harus menjemputnya." Emily buru-buru bangkit dari duduknya dan menaruh minuman. Dia mengambil tas sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Kali ini, Emily memutuskan untuk menjemput sang anak langsung. "Bi, tolong bereskan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 98 - Hukum Karma

    "Oma Ela, kapan Mommy jemput Iel? Kok belum datang-datang, terus ini rumah siapa?""Ini rumah kamu, Javier. Nanti Oma kabari Ibu kamu, ya. Ayo makan lagi."Javier menatap lekat wanita tua yang dulu pernah datang ke rumahnya bersama sang Ibu. Wanita paruh baya yang mengaku sebagai neneknya. Katanya, ibunya tidak akan datang menjemput dan dia harus ikut dengan neneknya ini, tapi Javier merasa tidak nyaman. Dia asing dengan rumah besar yang sepi. Tidak seperti rumahnya yang banyak orang, meski lebih kecil. Javier juga merasa menyesal mau ikut pergi. "Iel udah kenyang, Oma, Iel mau pulang aja." Javier beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan ruang makan, tapi tak disangka wanita paruh baya itu menahannya. "Javier, tolong tunggu sebentar lagi, ya? Ayah kamu akan datang soalnya. Memangnya Javier juga nggak mau main sama Oma?""Main? Ayah? Iel nggak punya ayah, Iel cuma punya Daddy," sangkal Javier. Ucapan polosnya seketika membuat nyonya Sheila yang tadinya tersenyum, langsung meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 99 - Insiden Menyakitkan

    James berteriak sambil berusaha mengejar anaknya yang berlari kencang meninggalkan area rumah. Dia nyaris bisa mengejar Javier yang berlari di sekitar trotoar, tapi sayangnya tidak, saat anaknya berniat melintas di jalan raya. Jalan yang sebenarnya cukup ramai dan tampak dari arah berlawanan sebuah mobil melaju cepat. Bola matanya melotot seketika saat melihat sang anak terus memaksa melintas. James seketika itu berlari cepat untuk mengejarnya, tapi sayangnya itu malah membuat Javier semakin nekat dan kecelakaan pun tak dapat dihindarkan. "JAVIER!" teriak James sambil memeluk tubuh sang anak yang tertabrak dan terpental. Membuat dirinya saat itu juga jatuh menghantam tiang jalan. Rasa sakit pun dirasakannya, tapi James hanya bisa menangis melihat Javier jatuh pingsan tanpa peduli dia tiba-tiba memuntahkan darah. Tubuhnya benar-benar terasa mati rasa. Rasa pusing pun langsung menderanya, sebelum kemudian dia juga ikut jatuh pingsan. "James! Javier!"Sheila yang tadi ikut mengejar ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 100 - Andai Waktu Dapat Diputar Kembali

    "Emily, maafkan Tante. Ini semua salah Tante. Kamu tidak salah apa-apa sejak awal, ini salah Tante bertindak egois." Sheila segera berjongkok dan menarik Emily untuk berdiri. Hatinya terluka melihat wanita itu terus menerus menangis. Dia merasa bersalah karena selama ini hatinya selalu diliputi kemarahan tak ada habisnya. "Tante membawa Javier tanpa memberitahumu, Tante juga menjelaskan kalau James adalah ayah kandungnya. Tante memaksanya untuk mengakui kami. Maafkan Tante.""A-apa? Apa maksud Tante?"Tangis Emily berhenti, tapi ucapan nyonya Sheila berhasil membuatnya terkejut. Begitu juga dengan Keenan yang mendengarkan. "Kenapa? Kenapa Tante langsung mengatakannya tanpa bilang padaku? Javier masih belum menyukai James.""Tante tahu, James juga marah atas tindakan Tante, tapi Tante benar-benar tidak bisa bersabar. Javier memang marah dan menolak semua yang Tante katakan. Javier tidak mau mengakui James dan dia berlari untuk pulang. Tante tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 101 - Peran yang Terganti

    "Mom, Mommy?"Suara lemah terdengar keluar dari bibir Javier bersamaan dengan matanya yang terbuka. Emily yang sedang terlelap di ranjang rumah sakit, sontak mengangkat kepalanya dengan wajah linglungnya. Dia masih setengah sadar saat kemudian matanya mendapati sang anak terbangun. "J-javier, Javier kamu sudah bangun, Sayang?" Emily menegakkan tubuhnya dan segera memeluk erat Javier. Dia juga memeriksa tubuh sang anak dengan cemas. Namun karena suaranya yang keras, James yang juga tengah tertidur setelah diobat, harus terbangun. Lelaki itu berkedip melihat Emily memeluk Javier. "Javier? Kamu sudah sadar?"James tersenyum lemah dan berusaha duduk. Dia bahkan hendak turun dari ranjang untuk menghampiri ranjang Javier yang ada di sebelahnya. Ya, ranjang rumah sakit mereka bersebelahan. Itu karena James meminta satu ruangan dengan Javier. Mengingat dokter mengatakan kalau James tidak boleh kelelahan dan harus beristirahat, tentu saja James yang memang berniat menemani Javier tadi, sempa

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 102 - Berikan Keenan Kesempatan

    "Emily, kamu pulang ya, Javier biar aku yang jaga. Kamu ikut Mama." Keenan berjalan pelan mengikuti Emily yang duduk untuk mengisi perut. Dia menatap sang istri yang tampak muram dan terlihat letih meski telah mengetahui Javier sudah baik-baik saja. Tangannya terulur hendak meraih tangan Emily, tapi sayang, wanita itu menariknya dan langsung tertunduk. Keenan terkejut akan reaksi Emily yang tiba-tiba berubah. Apa wanita itu kembali marah padanya? "Aku mau di sini, Ken. Aku akan menjaga Javier. Kau harus bekerja besok, jadi pulanglah.""Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi kau sedang hamil sekarang. Kau tidak perlu melakukan itu demi aku, lakukan saja demi anakmu." Keenan menatap dalam-dalam istrinya sambil menelan ludah. Dia gugup saat harus bicara tentang kejadian di masa lalu, tapi ini kesempatan yang tepat karena Emily tidak mengusirnya. Meski Keenan salah, dia tetap egois karena tidak ingin melepaskan Emily. "Dan Emily, aku juga ingin mengatakan sesuatu tentang apa yang tentang ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Bukan Suami Pilihan   Bab 103 - Cinta Tak Harus Memiliki

    Keenan berkali-kali menghela napas sambil terkantuk-kantuk di meja kerjanya. Dia tidak bisa fokus pada meeting kali ini karena semalaman menjaga Javier. James juga berkali-kali mengajaknya berdebat tentang apa yang dilakukannya di masa lalu. Lelaki itu memberinya ketakutan jika suatu saat Emily akan meninggalkannya. Tidak, tentu saja Keenan tidak berharap demikian. Dia tidak mampu berpisah dengan Emily serta anak-anaknya. "Pa? Pak Ken?" Sam menegur Keenan yang kala itu menjadi pusat perhatian semua orang di meja rapat. "Anda sepertinya tidak baik-baik saja, bagaimana kalau rapat ini diakhiri?""Ah iya, kepalaku sedikit pusing. Lakukan saja," jawab Keenan tak acuh. Membuat Sam seketika mengambil alih perhatian dan menutup pertemuan dengan cepat. Keenan yang memang tidak dalam kondisi baik-baik saja, meninggalkan ruangan lebih dulu. Dia pergi menuju ruangannya untuk beristirahat sejenak sambil diikuti oleh Sam dari belakang. "Sam, aku sepertinya butuh obat sakit kepala.""Hanya itu, P

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-02

Bab terbaru

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 111 - Kejutan Untuk Keenan (Extra Part)

    "Oek ... oek ...."Suara tangis anak kecil terdengar jelas dan mengusik ketenangan Keenan yang saat ini sedang asyik terlelap. Dia menutup telinganya dengan bantal, tapi suara itu tetap terdengar dan justru semakin keras. Dia berdecak kesal, tapi tak ayal matanya terbuka. Keenan setengah mengantuk, terduduk dan melihat ke arah keranjang bayi. Lalu beralih melirik Emily yang tertidur pulas. "Yang, Sayang? Anak kita nangis." Keenan mengguncang tubuh Emily, berharap istrinya akan segera bangun. Namun Emily hanya melenguh dan tetap terlelap. "Sayang, Feli nangis."Keenan masih mencoba membangunkan Emily, tapi istrinya masih terlelap. Dia yang melihat itu, merasa bingung karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ini sudah nyaris empat puluh hari sejak Feli lahir, tapi dia belum bisa menggendongnya. Namun melihat Emily yang sepertinya tidak akan bangun, Keenan akhirnya berusaha mendekat dan menatap anaknya. "Ssstt, Feli sayang, jangan nangis ya. Mommy lagi tidur, kamu juga harus tidu

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 110 - Kelahiran Malaikat Kecil (End)

    Lima bulan kemudian .... "Akhhh ... akhhh ... sakit!"Emily mengerang hebat. Dia mencengkeram kuat lengan Keenan sembari mendengar intruksi sang dokter untuk terus mengejan. Keringat bercucuran seiring dengan dirinya yang berusaha keras mengeluarkan sang anak. Rasa sakit di perutnya semakin menjadi dan Emily harus tetap dalam kesadarannya agar bisa melahirkan anak keduanya dengan selamat. "Sayang, ayo semangat! Kamu pasti bisa," ucap Keenan sambil mengecup tangan Emily dan mengusap keringat di keningnya. Dia takut dan cemas melihat Emily bersusah payah mengeluarkan anaknya. Hingga dirinya kini membiarkan saat kukuk-kukuk tajam Emily menancap di kulitnya. Rasa sakit yang dia rasakan sekarang, sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding apa yang dirasakan oleh istrinya. "Ayo, Bu, sedikit lagi. Kepalanya sudah keluar."Keenan tak berani melihat anaknya. Dia hanya fokus pada Emily yang kini berjuang keras, hingga akhirnya istrinya itu menjerit kuat sampai kemudian disusul oleh suara tang

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 109 - Cinta Terakhir

    "Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang ... juga ...."Suara nyanyian ulang tahun bergema di sebuah ballroom hotel, yang mana saat ini mereka sedang merayakan hari ulang tahun Evelyn. Mengundang beberapa anak, termasuk Javier yang datang bersama Emily dan Keenan. Ada juga James yang turut hadir untuk menemani. Perayaan ulang tahun itu juga digelar bersamaan dengan acara syukuran atas kehamilan kedua Ashley, hingga cukup banyak orang dewasa yang datang. "Selamat ulang tahun, Evelyn."Semua orang berseru memberi selamat hingga acara terus berlanjut pada pemotongan kue. Gadis kecil yang kini seusia Javier itu tampak sangat antuasias saat memotong kue untuk dibagikan pada teman-temannya. Namun sebelum itu, Evelyn hendak memberikan kue potongan pertamanya. Emily, Keenan dan Javier hanya mengamati Evelyn yang menuruni panggung sampai gadis itu tak disangka berjalan ke arah mereka. Emily hanya bisa mengernyit kebingungan menanti aksi apa lagi yan

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 108 - Apa pun Demi Anak Kita

    "Mom, jadi Mommy suka sama Ayah, ya?""Eh? Kenapa kamu bertanya begitu?" Emily yang sedang mengusap puncak kepala Javier untuk menidurkan sang anak, terkejut oleh pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari mulut kecil itu. "Kata Ayah, Mommy itu cinta banget sama Ayah, jadi Mommy ngejar-ngejar Ayah, terus hamil Iel deh. Beneran gitu, ya, Mom?" tanya Javier dengan penasaran. Dia tidak sadar jika pertanyaannya itu membuat Emily langsung mati kutu. 'James, kau bilang apa saja pada anakmu!' Emily menggeram dalam hati. "Y-ya, itu masa lalu. Ayahmu bilang apa lagi sama kamu?""Buanyyakkk banget, Mom!" Javier melebarkan kedua tangannya untuk mengekspresikan sebanyak apa James bercerita tentang Emily. "Ayah banyak cerita tentang Mommy. Katanya, Mommy, Ayah dan Tante Ashley itu teman. Ayah itu populer dan Mommy suka Ayah karena Ayah ganteng. Iya sih, Ayah ganteng, Iel juga jadinya ganteng.""Iya, itu benar. Terus apalagi yang Ayahmu katakan?""Hmm, itu ... Ayah bilang, dulu Ayah nggak suka Mom

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 107 - Perkara Camilan

    Satu minggu kemudian .... "Mommy! Daddy! Iel kangen!"Javier berhambur ke dalam pelukan Emily dan Keenan begitu pintu rumah terbuka. Hari ini tepat dua hari setelah Javier akhirnya keluar dari rumah sakit dan menginap bersama James serta Sheila. Mereka menahan Javier lebih lama dari permintaan dan Emily mau tak mau mengizinkannya. Hingga kini, James sendiri yang datang mengembalikan Javier padanya. "Sayang—maksudku, Emily, akhir pekan besok aku ingin mengajak Javier ke luar kota bersama Mama, sekalian jalan-jalan. Apa aku boleh membawanya?" James meralat ucapannya saat melihat tatapan posesif Keenan. Suami dari wanita yang dia cintai, masih tampak waspada saat dia datang. James belum sepenuhnya menerima keputusan wanita itu, tapi dia juga tidak mau dipisahkan dari Javier atau membuat sang anak kecewa, jika dia tetap memaksakan kehendaknya. James hanya bisa mencintai Emily dalam hatinya. "Keluar kota?" Emily menatap Keenan dengan ragu. Dia meminta pendapat suaminya soal masalah ini,

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 106 - Kecemburuan Emily

    "Ini, ambillah."Emily menyodorkan kunci mobil pada Ashley yang terkejut. Dia yang kalah taruhan beberapa waktu lalu, tentu saja akan memenuhi janjinya. Meski uang tabungannya terkuras habis. Bagaimana lagi? Ucapan Ashley jadi kenyataannya. "Kenapa kau memberikan mobil? Memangnya ada apa? Ini bukan ulang tahunku." Ashley mengambil kunci mobil itu dan menatap Emily dengan bingung. "Kau tidak ingat kita taruhan? Jika aku kalah aku harus membelikanmu mobil dan jika kau salah, kau harus menyerahkan semua restoran ini jadi milikku. Ingat?" jelas Emily dengan sedikit gemas melihat Ashley yang tampaknya melupakan apa yang dipertaruhkan. Padahal wanita itu sendiri yang mengajaknya bertaruh. "Aahh! Jadi aku menang? Ahahaha ... sudah kuduga, kau pasti jatuh cinta dan tidak bisa berjauhan dengan Keenan. Sekarang sepertinya kau sudah mengakui itu.""Berhenti mengejekku.""Ayolah, jangan malu. Sudah kubilang Keenan itu tampan. Kau sih gengsi terus."Emily berdecak dan diam membiarkan Ashley men

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 105 - Takut Kehilangan

    "Kau pasti kelelahan. Maaf selama ini aku selalu menyusahkanmu."Emily menatap Keenan yang terlelap di sebelahnya setelah mereka menghabiskan waktu bersama. Dia tanpa sungkan mengecup puncak kepala Keenan cukup lama, sebelum kemudian bangun dan menyelimuti tubuh Keenan. Emily turun dari ranjang dengan hati-hati. Memungut kembali pakaian dan mengenakannya. Pinggangnya sedikit sakit, padahal mereka sudah berhati-hati. "Sayang, kamu baik-baik saja 'kan? Maafkan Mommy," ucap Emily sambil mengelus perutnya. Dia tersenyum, sampai kemudian meriah ponsel miliknya dan berjalan keluar dengan hati-hati. Emily tidak mau membangunkan suaminya yang sedang tertidur pulas karena kelelahan. Keenan harus istirahat. Emily berjalan pelan dan memainkan ponselnya. Dia ingin mengontak ibu mertuanya, tapi baru saja dia hendak melakukan panggilan, nama James muncul di layar ponselnya. Emily mengernyit sesaat, tapi tak ayal dia menerima panggilan tersebut. "James, apa yang terja—""Emily, ini Tante.""Oh, Ta

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 104 - Mengkhawatirkan Keenan

    "Keenan?"Emily refleks mendorong tubuh James dan terkejut melihat kehadiran suaminya di ambang pintu. Ekspresi Keenan seperti terluka melihat dirinya dicium oleh James. Sial, dia tidak bisa mengelak karena semua terjadi begitu cepat. Keenan tidak boleh salah paham. "Aku sepertinya mengganggu, aku akan pergi.""Eh, tunggu, Ken!" cegah Emily yang langsung berlari mendekati suaminya. Dia meninggalkan James yang tersenyum kecut dan membuang muka. Grep! Tangan Keenan berhasil digenggam cepat oleh Emily sebelum lelaki itu kabur. Keenan masih tampak lemah, sehingga tidak sulit bagi dia menangkapnya. "Ken, apa yang kau lihat tadi salah paham. Tolong dengarkan aku ya? Kita bicara sebentar?""Tidak apa-apa, aku tidak akan mencegahmu lagi kalau kau mau kembali padanya," gumam Keenan dengan nada sedih. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menatap Emily. Namun sayangnya, Keenan harus terkejut saat tubuhnya dibalik dengan cepat oleh sang istri dan membuat mereka saling berhadapan. "Astaga, waja

  • Bukan Suami Pilihan   Bab 103 - Cinta Tak Harus Memiliki

    Keenan berkali-kali menghela napas sambil terkantuk-kantuk di meja kerjanya. Dia tidak bisa fokus pada meeting kali ini karena semalaman menjaga Javier. James juga berkali-kali mengajaknya berdebat tentang apa yang dilakukannya di masa lalu. Lelaki itu memberinya ketakutan jika suatu saat Emily akan meninggalkannya. Tidak, tentu saja Keenan tidak berharap demikian. Dia tidak mampu berpisah dengan Emily serta anak-anaknya. "Pa? Pak Ken?" Sam menegur Keenan yang kala itu menjadi pusat perhatian semua orang di meja rapat. "Anda sepertinya tidak baik-baik saja, bagaimana kalau rapat ini diakhiri?""Ah iya, kepalaku sedikit pusing. Lakukan saja," jawab Keenan tak acuh. Membuat Sam seketika mengambil alih perhatian dan menutup pertemuan dengan cepat. Keenan yang memang tidak dalam kondisi baik-baik saja, meninggalkan ruangan lebih dulu. Dia pergi menuju ruangannya untuk beristirahat sejenak sambil diikuti oleh Sam dari belakang. "Sam, aku sepertinya butuh obat sakit kepala.""Hanya itu, P

DMCA.com Protection Status