Beranda / Romansa / Bukan Suami Biasa / Pagi Itu Sebelum Berpisah

Share

Pagi Itu Sebelum Berpisah

Penulis: Naya Naya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-11 14:56:19

Pagi itu Emily berkemas. Sesuai keinginan Abian, dia harus pulang ke rumah orangtuanya dan menjalani kehidupan sebagai gadis kaya raya dan berteman dengan pemuda-pemuda kaya yang status ekonominya setara dengannya. Emily mengikuti meski pun sesungguhnya dia tak ingin melakukannya. Untuk apa melakukan itu? Toh, di dalam hatinya Emily telah memiliki cinta yang tulus untuk suaminya itu. Cinta yang bukan hanya sesaat seperti sangkaan Abian selama ini. Tapi demi membuat Abian percaya pada cintanya itu, Emily mengalah dan terpaksa mengikuti.

Emily hanya membawa beberapa daster yang Abian belikan untuknya. Juga sebuah t-shirt kesayangan suaminya itu.

"Untuk apa kamu membawa semua itu?" Abian yang datang menghampiri pun bertanya bingung.

"Untuk obat kangen," sahut Emily tersenyum malu.

"Huh?" Abian memperhatikan Emily yang sedang melipat t-shirt miliknya dan memasukkannya ke dalam tas kecil yang akan dibawanya.

"Daster-daster ini akan saya pakai supaya say

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Suami Biasa   Tiba Di Rumah Emily

    Mereka berboncengan. Abian mengantarkan Emily pulang pagi itu. Sebab bagaimana pun Emily adalah tanggungjawabnya. Jadi tidak mungkin dia membiarkan Emily untuk pulang sendiri ke rumah orangtuanya. Abian harus bertemu dengan kedua orangtua Emily dan menjelaskan semuanya. Dia tidak mau terjadi kesalah pahaman karena dia telah menikahi Emily tanpa izin mereka. Abian harap mereka bisa mengerti karena waktu itu benar-benar tak ada pilihan. Dia memang harus menikahi Emily agar gadis itu tak lagi berbuat nekat ingin mengakhiri hidupnya."Saya nggak akan lama di rumah papa. Saya pasti rindu pada Mas Abi," kata Emily sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Abian."Jangan terburu-buru, Mily. Saya ingin kamu meyakinkan hatimu sebelum kamu kembali pada saya. Selama ini kamu melihat saya sebagai orang yang telah menolong kamu. Jadi mungkin aja yang kamu rasakan itu cuma kekaguman yang sementara. Ngerti kamu?""Ya, suamiku," canda Emily menyahuti.Abian tak menanggap

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Bukan Suami Biasa   Berpisah

    Kedua orangtua Emily menatap Abian tanpa kedip. Yang disampaikan oleh putri mereka ini sungguh berita yang sangat mengejutkan. Bagaimana mungkin laki-laki yang sedang duduk di hadapan mereka itu adalah menantu mereka? Bagaimana mungkin Emily menikah dalam pelariannya? Mereka mengenal Emily. Dia bukanlah gadis yang suka mengambil keputusan sembarangan. Rasanya tidak mungkin jika dia menikah seperti itu. Tanpa restu mereka dan tanpa persiapan apa-apa. Hanya dalam waktu singkat pelariannya tiba-tiba saja dia pulang membawa seorang suami?Yang mereka tahu, Emily pergi dari rumah karena kecewa atas pengkhianatan Tomy. Emily terluka melihat pernikahan Tomy dan Sandra. Lantas, kenapa tiba-tiba saja sekarang dia pulang bersama seorang suami? Apakah ini sekadar untuk balas dendam? Atau untuk menutupi rasa kecewanya saja? Tapi apa pun alasannya itu, semua ini benar-benar satu tindakan yang gila. Sungguh keterlaluan dia berani menikah tanpa restu. Dan sungguh lancang laki-laki itu berani

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Bukan Suami Biasa   Tomy Yang Menyebalkan

    "Jadi kamu kembali pulang?" tanya Tomy tersenyum.Emily menatap mantan kekasihnya itu dengan wajah yang cemberut. Saat itu dia sedang duduk santai di ruang makan sambil menikmati segelas susu hangat dan biskuit coklat kesukaannya. Baru beberapa saat dia kembali dan sekarang ini sedang menikmati suasana rumah yang sepi. Ayah dan ibunya sedang bersantai di ruang tv setelah tadi gencar menanyainya tentang kebenaran cerita tentang Abian yang barusan mereka dengar.Apa benar dia menolongmu? Apa benar dia tidak menyentuhmu? Apa benar dia punya toko roti sebagai mata pencahariannya? Apa dia berasal dari keluarga baik-baik? Apa pendidikan terakhirnya? Dan banyak pertanyaan yang lainnya lagi yang membuat Emily jadi sedikit pusing.Emily tahu jika Abian adalah satu sosok yang asing bagi kedua orangtuanya. Dan pasti mereka terkejut karena ternyata sosok asing itu telah menjadi menantu mereka. Tapi sungguh pertanyaan-pertanyaan yang penuh kecurigaan itu membuat Emily jadi m

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Bukan Suami Biasa   Masih Ingin Memiliki

    "Benarkah?" tanya Tomy tak percaya. Kedua matanya membulat karena rasa terkejut yang tidak bisa dia sembunyikan. Sementara itu kedua mertuanya duduk dengan wajah bingung di hadapannya. Terlihat jelas apa yang sedang mereka bicarakan ini adalah sesuatu yang serius. Dan sepertinya mereka tak tahu jalan keluar yang terbaik untuk masalah itu.Sore itu kedua orangtua Emily, Sandra dan Tomy sedang berkumpul di ruang tengah membicarakan tentang Emily dan Abian. Sementara saat itu Emily sedang berada di kamarnya dan tak tahu menahu tentang pembicaraan mereka ini."Jadi laki-laki yang mengaku telah menikahi Mily itu yang tadi mengantar Mily pulang?" Sandra ikut bertanya dengan wajah tak percaya.Kedua orangtuanya mengangguk. "Papa dan mama sudah bertemu dengan laki-laki itu dan sudah mendengar semua penjelasan darinya.""Seperti apa orangnya? Apa dia orang baik-baik?" tanya Tomy menyela."Entahlah. Tapi kalau semua ceritanya itu benar, berarti dia orang baik-bai

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • Bukan Suami Biasa   Bulan Madu Itu Batal

    Tomy duduk melamun di kursi yang ada di depan jendela kamarnya. Sejak tadi dia tampak asyik dengan pikirannya sendiri. Tak dihiraukannya Sandra yang baru saja masuk sambil membawa semangkuk salad buah. Pikiran Tomy terus terpusat pada apa yang sedang berkecamuk dalam kepalanya. Sementara matanya lurus menatap langit lepas dengan pandangan yang kosong.Sandra sesaat memperhatikan. Dia merasa aneh dengan sikap Tomy ini. Sebab tak biasanya suaminya duduk melamun seperti itu. Bahkan Tomy tampak sedikit gelisah, seolah ada yang sedang mengganggu pikirannya."Tom," panggil Sandra mengganggu lamunan suaminya.Tomy tak menyahut. Dia terus asyik melambungkan lamunannya. Sandra tak tahu jika suaminya sedang mengisi kepala dan hatinya dengan bayang-bayang Emily. Tomy sedang membangun hasratnya. Membuatnya semakin bernafsu ingin memiliki kembali mantan kekasihnya itu.Aku tak bisa membiarkan Emily dimiliki oleh laki-laki miskin itu. Aku harus bisa membuat Emi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • Bukan Suami Biasa   Rindu Itu Berat

    Telah beberapa hari ini Abian tampak lebih pendiam dari biasanya. Dia tak bicara jika tak ditanya. Sepertinya tak ada bahan pembicaraan yang menarik baginya. Padahal Inung seringkali memancingnya untuk bicara. Tapi Inung tak berhasil. Abian hanya bicara beberapa patah kata sebagai jawaban, kemudian kembali diam. Dia tenggelam dalam pekerjaannya dan membiarkan waktunya berjalan dalam sepi.Inung mengerti. Kali ini dia bisa menebak dengan pasti, semua ini tentulah karena Emily. Karena sejak Emily kembali ke rumah orangtuanya, Abian jadi lebih pendiam. Mungkin dia rindu. Atau mungkin takut kehilangan. Tapi yang namanya Abian, mana mau dia bercerita tentang kesedihannya? Dia lebih suka diam dan membiarkan Inung yang menebak isi hatinya."Kalau kangen kenapa nggak lo jemput aja sih, Bi?" tanya Inung akhirnya.Abian yang sedang meletakkan roti-roti ke dalam kaca etalase itu pun menoleh. "Huh?""Emily kenapa nggak lo jemput aja? Lo kangen dia, kan?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Bukan Suami Biasa   Setitik Harapan Untuk Sinta

    Bagi seseorang yang sedang dirundung keputus-asaan, setitik harapan adalah sebuah kekuatan yang bisa membuatnya kembali tegar. Begitu pun yang dialami oleh Sinta. Dia yang kemarin sempat terpuruk, kini bisa kembali tegar berdiri karena setitik harapan yang dia miliki. Harapan itu datang lewat angin yang berhembus yang membisikan satu cerita tentang kepergian Emily dari hidup Abian.Benarkah? Benarkah laki-laki yang sekian tahun mengisi mimpinya itu kini sendiri lagi? Kemarin ada gadis yang datang dan mengoyak mimpinya. Meski dia terus berjuang untuk bertahan dengan mimpinya itu, tapi tetap saja kehadiran gadis itu menghancurkan segalanya. Abian pun terasa semakin jauh dan sulit untuk diraih.Sinta pun mengalah. Dia rela jadi yang kedua. Tapi tetap saja semua itu sia-sia. Sekian tahun perjuangannya mendekati Abian pun harus berakhir dengan kecewa. Gadis yang datang tiba-tiba itu berhasil membuatnya merasa kalah dan hampir menyerah.Haruskah ku hentikan lang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-25
  • Bukan Suami Biasa   Jadikan Saya Yang Kedua

    Sinta melangkah cepat di bawah terik sinar matahari siang itu. Seperti biasa, dia membawa rantang makanan untuk Abian. Larangan dari ibunya tak digubrisnya sama sekali. Masa bodo dengan omongan orang. Masa bodo dengan harga diri. Sinta hanya tak ingin melewatkan kesempatan yang ada di depan mata. Bukankah kesempatan emas itu tak datang dua kali?Jangan salahkan aku yang berusaha mendekati Abian. Tapi salahkan saja Emily yang pergi meninggalkan suaminya itu sendirian. Punya suami setampan itu kok ditinggal? Kalau aku yang jadi dia, tak akan kutinggalkan Abian biar sedetik pun. Pasti akan ku dekap dan ku jaga baik-baik hingga tak kan ada seorang perempuan pun yang bisa mendekatinya."Tapi dia terlalu dingin," kata seorang sahabat kemarin."Tapi pasti hangat di atas ranjang, kan?" Sinta menyahuti dengan tersenyum."Di atas ranjang? Ih, khayalanmu nakal," sahut sahabatnya ikut tersenyum.Sesaat mereka berdua pun tenggelam dalam khayalan nakal mereka masing-

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-27

Bab terbaru

  • Bukan Suami Biasa   Berakhir Dengan Indah

    <span;>Emily mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Rumah ini masih tetap sama seperti ketika dia tinggalkan dulu. Masih tetap bersih dan terasa sejuk. Sungguh nyaman dan mendamaikan. Dengan perasaan haru Emily pun tersenyum. Tanpa dia sadari, telah banyak kenangan terukir di rumah ini. Rumah ini adalah saksi dari perjalanan cintanya bersama Abian. Juga tentang bagaimana dia berubah dari seorang gadis kaya yang manja, menjadi seorang perempuan sederhana yang pandai mengurus rumah. Ah, Emily merindukan rumah ini. Dan sungguh saat ini dia bahagia bisa kembali kemari. <span;>Ketika itu, Abian yang baru kembali dari kamar untuk menidurkan Amanda di ranjangnya pun tersenyum melihat tingkah Emily yang berdiri di tengah ruangan sambil mengedarkan pandangan. <span;>"Selamat datang, ratuku," katanya sambil menatap Emily dengan romantis. Pagi itu memang mereka baru saja sampai. Dan Abian tahu kalau Emily merindukan rumah ini. <span;>

  • Bukan Suami Biasa   Akhir Sebuah Masalah

    <span;>Pagi itu Abian baru saja terjaga dari tidurnya ketika didengarnya suara ponsel yang berdenting pertanda ada sebuah pesan yang masuk. Abian mengambil ponsel itu dengan malas. Siapa yang menghubunginya pagi buta begini? Dengan mata yang masih mengantuk dia pun berusaha memfokuskan pandangannya pada layar hp. <span;>Emily?! Abian tersentak bagai terkena aliran listrik. Dia pun segera duduk dan membaca pesan itu. 'Mas Abi sayang, nanti malam datang ke sini ya. Ada yang harus kita bicarakan.' <span;>Abian tercekat. Sekali lagi dia membaca pesan itu untuk meyakinkan dirinya kalau isi pesan yang dibacanya memang benar seperti itu. Tapi..., Emily memanggil sayang? Ah, Abian jadi merasa bingung. Bukankah istrinya itu sedang marah padanya? Sedang marah, tapi memanggil sayang? <span;>'Ya, Mily sayang. Saya akan datang nanti malam. Tapi ada apakah?' <span;>'Nggak bisa saya bicarakan di telepon, mas. Pokoknya Ma

  • Bukan Suami Biasa   Jebakan Tomy

    <span;>Esok sore, di jam yang sama, Sandra mengetuk pintu kamar Nadya yang tertutup rapat. Tak menunggu lama, pintu kamar itu pun terbuka. Wajah Nadya sedikit bingung karena tak biasanya Sandra mengetuk pintu kamarnya seperti ini. <span;>"Ya, Mbak Sandra, ada apa?" tanya Nadya segera. <span;>"Apa kamu sedang sibuk? Saya ingin minta tolong sebentar," jawab Sandra dengan sikap yang sewajarnya. <span;>"Minta tolong apa, mbak?" <span;>"Tomy datang ingin bertemu dengan Rangga. Tapi Rangga baru saja tidur. Sekarang dia sedang menunggu di teras belakang. Mau kamu menemani dia sebentar? Kamu kan tahu kalau saya atau Mily tidak mungkin menemani dia? Hubungan kami belum baik sampai sekarang." <span;>Nadya pun mengangguk hingga membuat Sandra merasa lega. Lalu tanpa curiga Nadya segera berjalan menuruni tangga menuju ke teras belakang dimana Tomy sedang duduk melamun sendirian. <span;

  • Bukan Suami Biasa   Rencana Tomy

    <span;>"Rasanya sulit untuk percaya kalau Abian berbuat seperti itu, Mily," kata Sandra pada Emily di sore itu. <span;>Emily pun menoleh menatap Sandra untuk beberapa saat. "Jadi kakak percaya pada cerita Mas Abi?" tanyanya sedikit terkejut. <span;>"Percaya seratus persen sih tidak. Tapi kakak melihat pribadi Abian selama ini dan Abian yang diceritakan oleh Nadya, kok, sepertinya bertolak belakang sampai seratus delapan puluh derajat. Coba kamu ingat bagaimana bertanggungjawabnya dia selama ini sebagai suamimu. Juga bagaimana dia berkorban demi memenuhi keinginanmu untuk bisa kuliah lagi. Dia sampai mau mengojek sampai malam, Mily. Dan coba kamu ingat lagi bagaimana dulu Abian tetap bertahan untuk tidak menyentuhmu hanya karena menunggu restu dari papa dan mama. Kamu sudah sah menjadi istrinya ketika itu. Kalian pun tinggal bersama dalam satu rumah. Tapi dia bertahan, Mily. Dia tidak menyentuhmu sampai restu itu dia dapatkan. Jadi, aneh rasa

  • Bukan Suami Biasa   Pertemuan Tiga Lelaki

    <span;>"Seorang saksi? Bagaimana mungkin lo bisa menghadirkan seorang saksi, Bi? Siang itu cuma ada lo dan Nadya aja kan di sana?" kata Inung dengan nada bingung. <span;>"Gue juga bingung, Nung. Tapi tanpa kehadiran seorang saksi yang bisa membenarkan cerita gue, Emily akan tetap berpikir kalau gue yang salah. Atau jangan-jangan...." <span;>"Jangan-jangan apa?" <span;>"Atau jangan-jangan dia sengaja berbuat begitu biar dia bisa dekat dengan teman laki-lakinya itu tanpa ada yang menghalangi?" <span;>"Apa iya seperti itu, Bi?" tanya Inung sedikit ragu. <span;>Abian mendesah gelisah. "Gue memang nggak mau nuduh secara langsung sama dia. Tapi bagaimana pun rasa curiga itu tetap ada." <span;>"Semoga rasa curiga lo itu salah, Bi," harap Inung. <span;>"Sore ini gue mau datang lagi ke sana, Nung. Gue kangen banget sama Amanda," kata Abian kemudian. <span;>"Ya, gue ngerti per

  • Bukan Suami Biasa   Jalan Buntu

    <span;>Beberapa hari telah berlalu. Abian masih tetap berusaha sabar untuk tidak menemui Emily, meskipun kerinduannya pada Emily dan Amanda terasa begitu menyesakan dada. Abian tak dapat tidur, juga tak enak makan. Hari-harinya diisi dengan gelisah. Tak ada yang lain yang mengisi kepalanya selain istri dan putrinya itu. Tapi jika dia datang sekarang, apakah Emily sudah bisa diajak bicara? <span;>"Gue udah nggak bisa nahan rasa kangen gue, Nung. Gue juga nggak bisa membiarkan masalah ini berlarut-larut seperti ini. Gue harus menemui Emily sekarang," kata Abian pada Inung di pagi ini. <span;>"Rasanya memang udah saatnya kalian selesaikan masalah ini. Lo udah kasih waktu untuk dia selama beberapa hari ini. Sekarang saatnya dia dengarkan penjelasan dari lo, Bi. Emily nggak boleh cuma dengar cerita dari satu pihak aja. Dia juga harus mau dengar cerita dari lo," sahut Inung. <span;>"Gue nggak ngerti kenapa Emily bisa termakan cer

  • Bukan Suami Biasa   Beri Dia Waktu

    <span;>Abian mengulangi pertanyaannya hingga beberapakali. Tapi jawaban dan reaksi Emily tetap sama. Dia tetap berseru meminta Abian untuk pergi dengan wajah yang menyiratkan rasa marah dan kecewa. Abian jadi semakin bingung. Dia tak tahu harus berbuat apa hingga hanya bisa mematung di tempatnya berdiri. Emily seperti tak bisa diajak bicara. Dia terlalu histeris dalam tangis dan kemarahannya. <span;>"Tenang dulu, Mily. Coba jelaskan dulu pada saya ada apa ini sebenarnya? Saya benar-benar nggak ngerti kenapa kamu bersikap seperti ini pada saya?" kata Abian bingung. <span;>"Tanya pada diri Mas Abi sendiri, apa yang sudah Mas Abi lakukan?!" sembur Emily marah. <span;>"Apa yang sudah saya lakukan?" Abian tak mengerti dengan perkataan Emily. "Memangnya apa yang sudah saya lakukan, Mily?" <span;>"Mas yang lebih tahu apa yang sudah Mas lakukan! Dasar laki-laki jahat! Saya benci Mas Abi!" Histeris Emily semakin me

  • Bukan Suami Biasa   Menjemput Emily

    <span;>Sore itu Abian bergegas pulang. Dia ingin mendengar cerita Emily tentang pertemuannya dengan Nadya tadi siang. Abian khawatir terjadi keributan antara Emily dan adik sepupunya itu. Meski Abian tahu kalau Nadya tak akan berani membangkitkan rasa cemburu Emily, tapi tetap saja hati Abian tak tenang membayangkan kedua perempuan itu bertemu dan bicara tentang alasan Nadya meninggalkan rumah mereka dengan cara seperti itu. <span;>Motor Abian berhenti di depan pintu pagar rumahnya. Dia melihat ke arah rumahnya yang sepi. Bahkan jendela pun tertutup rapat. Sepertinya Emily belum pulang. Abian pun berpikir sejenak. Apakah sebaiknya dia menunggu Emily di rumah saja, atau kembali ke toko dan pulang ke rumah lagi nanti? Hm, rasanya lebih baik kembali saja ke toko. Nanti sebelum maghrib, barulah pulang menemui Emily. <span;>Abian pun segera memutar motornya dan melajukannya kembali ke toko. Dan ketika dia memasuki halaman parkir di depan tokonya,

  • Bukan Suami Biasa   Terguncang

    <span;>"Nggak mungkin!" seru Emily pelan. "Nggak mungkin Mas Abi melakukan itu!" <span;>"Saya tahu Mbak Mily tidak akan percaya dengan cerita Saya. Karena itulah saya memilih pergi dan diam," kata Nadya dengan ekspresi wajah yang sangat meyakinkan. <span;>"Oh!" Emily kembali terpekik pelan. Benarkah itu? Benarkah suaminya melakukan perbuatan serendah itu? Rasanya ingin tak percaya, tapi raut wajah Nadya sepertinya tidak main-main. Tampaknya dia tidak sedang bercanda, apa lagi berdusta. <span;>"Maafkan saya, Mbak Mily. Saya tidak tahu kalau selama ini Mas Abi memiliki perasaan yang lain terhadap saya. Andai saja saya tahu, pasti saya tidak akan tinggal di rumah Mbak Mily. Saya pikir, selama ini Mas Abi cuma menganggap saya sebagai adik. Tapi ternyata tidak seperti itu." <span;>"Tapi Mas Abi bukan laki-laki seperti itu, Nadya!" Emily masih mencoba untuk percaya pada kesetiaan suaminya. <span;&

DMCA.com Protection Status