Share

39. Rumah Sakit Jiwa

Rossa POV

Aku tidak pernah melihat seorang Tristan yang sangat lelap jika tertidur. Sampai aku sudah membuatkan sarapan, barulah dia bangun dengan wajah bantal. Tangannya mengucek-ucek kedua matanya, menggemaskan sekali seperti anak kucing. Segera begitu dia menemukan keberadaanku, kakinya melangkah cepat.

Memelukku erat. Menciumku dengan nafasnya yang masih hangat.

“Ayo sarapan.”

“Kenapa gak bangunin aku?”

“Kamu nyenyak banget tidurnya, aku gak tega bangunin. Calon suami aku kenapa imut sekali sih?”

Demi? Aku melebarkan mata melihat ekspresi malu-malu Tristan. Jika tahu begitu, aku lebih sering menggodanya. Ini memang sungguh diluar prediksi. Tapi aku senang melihatnya begini.

“Aku juga sudah lama sekali tidak tidur senyenyak itu tanpa minum obat tidur.”

“Kamu juga minum obat tidur?”

Tristan mencuri ciuman di bibirku baru menarikku duduk di pangkuannya. Sial. Aku bisa merasakan benda itu di celah pahaku. Dia meletakkan dagu di atas bahuku. Rasanya geli dan lucu.

“Semenjak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status