Share

BAB 63 Bersalah

Author: Pritca Ruby
last update Last Updated: 2024-11-02 23:37:12

Karena melihat kondisi keadaan Sela yang sudah baik-baik saja, akhirnya Nindy keluar dari kamar dan turun ke bawah. Tidak bisa ia jika harus tidur di kamar Faiz hanya untuk berjaga-jaga jika Sela memanggilnya saat malam.

'Kalau dia butuh, dia harus teriak lebih kencang saja!' batin Nindy seraya menuruni anak tangga satu persatu.

Saat masuk kamar Arelia, Nindy melihat Faiz yang juga sudah tertidur di sofa. Hari itu memang hari yang panjang, menyenangkan serta melelahkan bagi Nindy dan Faiz mengurus Arelia berdua juga menyiapkan makanan untuk di makan sama-sama, bak simulasi berumah tangga tanpa dibantu asisten rumah tangga, tetapi melakukan semuanya itu tanpa merasa menjadi beban, malah kebahagiaan bisa quality time dengan bebas.

Nindy duduk diatas karpet sambil memandangi wajah Faiz yang sudah terlelap tidur di sofa.

"Selamat istirahat, Mas."

Hendak membangunkan Faiz untuk tidur dengan nyaman di kamarnya, tetapi ia tidak tega membangunkan orang yang sudah terlihat tidur dengan begitu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 64 Kejadian Dalam Kamar

    Belum puas sampai disitu. Alika langsung menjatuhkan diri dan berlutut di depan Gery untuk memohon pada pria itu agar menjauhi dirinya. Alika hanya ingin hidup damai seperti biasanya sebelum mengenal dan berurusan dengan Gery."Aku mohon sama kamu, tolong jangan libatkan aku di hidup kamu. Aku itu bukan orang berada seperti kalian, aku kuliah benar-benar untuk belajar. Aku gak mau uang orang tuaku sia-sia. Jadi, tolong. Jangan tempatkan aku diposisi sulit," tutur Alika sambil berlutut dan menangis di depan Gery.Gery semakin merasa bersalah dan kasihan pada Alika. Namun tidak sedikit pun terbersit dalam benaknya untuk berhenti menyukai Alika, malah ia semakin ingin mendapatkan dan bahkan melindungi Alika dari Sela.Kedua tangan Gery meraih lengan Alika dan membantunya untuk kembali duduk di tepi kasur."Hubungan gue sama Sela itu udah berakhir satu tahun yang lalu, karena dia menikah sama laki-laki pilihan orang tuanya. Sekarang gue suka sama lo itu gak ada urusannya sama Sela, dia ya

    Last Updated : 2024-11-04
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 65 Penuh Curiga

    Perlahan Faiz membuka mata karena samar terdengar suara Arelia yang sudah bangun. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Nindy tidur diatas karpet sambil duduk bersandar pada sofa yang ia tiduri."Astaga, dia tidur semalaman seperti itu?" gumam Faiz langsung duduk disamping Nindy dan langsung memeluknya. "Sayang .... Kamu tidur di sini semalam?" tanyanya sambil membangunkan Nindy, ia bahkan menomor duakan anaknya yang sudah bangun untungnya memang tidak rewel.Nindy menggeliat, perlahan membuka mata lalu melihat Faiz yang tersenyum. "Mas? Kamu ngapain di kamarku? Emang semalam kita tidur bareng lagi, ya? Perasaan kamu tidur di kamar baby Arel.""Kamu yang kenapa ada di sini? Ini kamar Arel. Aku tidur di sofa dan kamu malah tidur di bawah. Bisa-bisa badan kamu pegal semuanya karena kamu tidur sambil duduk."Seketika Nindy langsung sadar sepenuhnya jika semalam dia tertidur tanpa disengaja saat menatap Faiz yang sudah terlelap. Saking tidak ingin jauhnya, Nindy terus mengulur waktu unt

    Last Updated : 2024-11-05
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 66 Pertanyaan Menjebak

    Alih-alih mencari tahu informasi dengan sembunyi-sembunyi, Sela lebih memilih secara terang-terangan dengan memancing Faiz ataupun Nindy nantinya. Menurutnya akan lebih menarik jika memancing dalam air yang bening dengan target hanya dua ikan saja di dalam kolam tersebut.Dengan melihat respon dan reaksi saja, Sela merasa jika dirinya bisa menyimpulkan kemungkinan apakah ada hubungan rahasia antara Nindy atau Faiz di belakang dia secara sembunyi-sembunyi.Bukan perihal perasaan yang cemburu, tetapi lebih ketertarikan untuk mengisi harinya yang selalu tidak baik-baik saja karena ia merasa semakin jauh dengan Gery. Maka dari itu, ia hanya ingin sebatas hiburan saja.Masalah iya atau tidaknya dari apa yang ia curigai, itu bukan masalah besar. Yang terpenting pada akhirnya ia harus berpisah dengan Faiz dan fokus memperjuangkan hubungannya dengan Gery agar kembali seperti dulu lagi."Terserah kamu saja." Faiz langsung masuk ke dalam kamarnya karena ia juga tidak ingin memperpanjang hal itu

    Last Updated : 2024-11-06
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 67 Lama Tak Jumpa

    Nindy terkejut bukan main saat Sela mengatakan itu. Apalagi dengan ekspresi wajah yang entah mengisyaratkan sesuatu yang mencurigakan rasanya."Mm, kok Nyonya --""Ups, kita selesai bicaranya. Kamu gak denger suara bell? Cepet bukain pintu, suruh tamunya buat masuk dan duduk di dalam. Saya mau ke atas dulu sebentar. Jangan lupa buatkan dia minum," titah Sela yang mengakhiri percakapan yang masih sangat menggantung karena adanya seseorang yang datang ke rumah.Pikiran Nindy terasa sibuk dan tidak bisa fokus lagi. Dalam benaknya hanya satu saja, yaitu kekhawatiran Sela mencurigai sesuatu tentang hubungannya dengan Faiz.Sebenarnya Nindy bukan takut hubungan dengan Faiz akan terbongkar, tetapi ia memikirkan efeknya jika hal itu diketahui semua orang tidak diwaktu yang tepat. Padahal jika ingin mengikuti kata hati, jelas Nindy ingin sesegera mungkin menjalin hubungan tanpa harus menyembunyikannya dihadapan orang lain. Lagi-lagi perihal waktu saja.Pintu depan ia buka, terlihat seorang pri

    Last Updated : 2024-11-07
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 68 Percakapan Rahasia

    Perasaan yang nyatanya tidak pernah berubah sedikit pun membuat Rico iba pada situasi yang dihadapi oleh Sela. Sekaligus ia merasa mungkin akan ada kesempatan baginya bisa mendekati Sela layaknya seorang pria dewasa yang menyukai wanita dewasa, tidak lagi hanya sebatas adik kakak. Karena mereka berdua juga tidak ada pertalian darah sama sekali."Bener kakak mau bantu aku?""Kakak bantu sebisa kakak. Asal kamu jawab dulu pertanyaan dari kakak tadi."Sela sebenarnya mengetahui sejak lama jika Rico itu menyukai dirinya lebih dari seorang kakak. Namun saat itu Sela sudah menjalin hubungan dengan Gery. Ia juga tidak bisa membayangkan jika hubungannya dengan Rico tiba-tiba harus canggung karena perasaan suka dari Rico kepadanya.Sehingga, Sela selalu berpura-pura tidak mengetahuinya sampai di detik itu. Kepindahan Rico ke Bali yang sebenarnya atas permintaan Feni dan Surya agar keduanya tidak berdekatan pun yang Sela tahu bahwa Rico ingin hidup mandiri dan bekerja di tempat baru."Yang jela

    Last Updated : 2024-11-07
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 69 Di sebuah Klinik

    Sepulang dari puncak, Alika memang diantarkan oleh Gery hanya saja tidak sampai depan rumahnya. Barang-barangnya sudah diambilkan oleh orang suruhan Gery sehingga Alika tidak pulang dengan tangan kosong, pastinya tidak menimbulkan kecurigaan apapun.Alika seharian mengurung diri di kamar dengan alasan lelah, ingin istirahat dan tidak ingin diganggu sampai ia keluar sendiri dari kamar.Sepanjang jalan pulang, pikirannya sama sekali tidak kosong. Ia hanya tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika Gery tidak datang untuk membawanya pergi dari sana, mungkin saja mahkotanya sudah hilang oleh tiga pria hidung belang yang bahkan tidak ia kenal.Alika sudah sangat tegas menolak Gery dan memohon agar Gery menjauh darinya tidak hanya sekali atau dua kali ia melakukan itu. Namun disaat Alika tahu jika Sela memiliki foto dirinya dalam keadaan mabuk sesuai cerita dari Gery, ia tidak bisa membayangkan bisa menjalani dan mengatasinya sendiri tanpa bantuan dari Gery. Meskipun tidak suka, mau

    Last Updated : 2024-11-08
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 70 Untuk Melakukan Sesuatu

    "Sel, pantesan lo gak mau nunjukin suami lo kita. Kata Via suami lo itu ganteng banget," ucap Amel pada Sela yang baru saja datang karena dia baru selesai kuliah siang."Mendingan kalian ngaku, siapa yang ngasih tau Gery soal party gue itu ada si cewek udik? Lo kan, Mel? Mulut lo itu kan ember, gak pernah bisa jaga rahasia."Sehari tidak masuk kuliah, Sela memang sudah memikirkan hal itu sebelumnya. Sebab Gery tidak akan bisa datang ke tempat pesta berlangsung jika tidak ada yang memberitahunya. Sela sudah sengaja menyewa villa lain untuk mengantisipasi hadirnya Gery, tetapi pada kenyataannya Gery tetap bisa menemukan tempat baru yang ia pilih. Sangat mustahil jika Gery mendatangi villa satu persatu, karena sudah pasti ada seseorang yang memberitahunya, pikir Sela kemarin."Nggak, mana ada gue hubungin si Gery. Lo bisa tanya langsung aja sama dia. Mungkin si Via yang bocor," ucap Amel melemparkan tuduhan dari Sela pada Via karena sedari tadi Via hanya diam saja."Ada tampang gue tampa

    Last Updated : 2024-11-08
  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 71 Memancing Sesuatu

    "Bi, siapkan air hangat. Aku mau berendam. Habis itu pijitin aku sebentar sebelum aku tidur," titah Sela pada Bi Lastri saat ia baru saja pulang tepat diwaktu makan malam. Sehingga Faiz sedang menikmati makan malamnya sendiri, sedangkan Nindy tengah memberikan susu untuk Arelia tak jauh dari meja makan. "Oh ya, ini sekalian ambilin tas aku bawa ke atas."Dari awal Faiz memang merasa tidak nyaman dengan sikap Sela terhadap Bi Lastri meskipun memang Bi Lastri bekerja sudah lama dengan keluarga Sela, yang itu artinya Bi Lastri sudah kenal betul bagaimana Sela. Namun terkadang sikap itu menggangu Faiz, ia selalu tidak enak hati pada Bi Lastri yang diperintah seenaknya dengan nada yang tidak baik pula."Bawa tas kan bisa sendiri sekalian kamu ke kamar," ucap Faiz tanpa melihat ke arah Sela."Tidak apa-apa, Tuan. Ini memang sudah jadi tugas Bibi. Makannya mau sekalian Bibi bawa ke kamar, Nyonya?""Mmm, gak usah. Aku makan di meja makan aja. Bibi ke kamar siapin air hangat."Sontak Faiz dan

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 93 Memulai dari Nol?

    "Bu, kalau misalkan rumah sama toko kita ada yang mau beli satu miliar, kira-kira ibu bakal jual nggak?" tanya Alika dihari ketiga ia diberikan waktu oleh Sela, baru kali itulah ia memberanikan diri berbicara pada ibunya.Lita tersenyum. "Jangan mengkhayal, gak akan sampai nilai jual rumah sama toko ini sampai satu miliar.""Ya, inikah cuma misal aja, Bu. Berharap sesuatu yang baik kan nggak ada salahnya. Jadi, gimana kalau ada yang mau beli satu miliar, ibu bakalan jual?""Kayanya semua orang gak ada yang gak suka uang. Ibu juga sama. Tapi gak semua hal bisa dinilai dengan uang meskipun nominal uang itu lebih besar dari nilai barangnya. Selain memang mustahil ada yang mau membeli rumah dan toko ini sebesar itu, semuanya terlalu berarti untuk ibu dan ayah. Mengingat dulu perjuangan kami berdua untuk memiliki rumah itu tidaklah mudah.""Tapi waktu itu pas kita lagi bener-bener butuh uang untuk biaya operasi ayah, ibu bilang mau gadaikan atau menjual rumah sama toko ini.""Itukan disaat

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 92 Salah Besar

    Malam tiba, Nindy sudah menunggu kepulangan Faiz sambil menggendong Arelia di depan. Sebelumnya Faiz mengirimi pesan singkat jika ia tidak akan lembur."Tuh, Papa pulang," ucap Nindy pada Arelia yang semakin hari semakin pintar merespon meski belum bisa berbicara. "Tumben gak lembur, Mas?" tanya Nindy pelan. Ia hanya ingin bermesraan tetapi harus tetap waspada agar tidak ada orang lain yang mendengarnya."Sekarang di rumah ini ada pria lain tinggal. Aku tidak tenang karena takut dia macam-macam sama kamu. Aku takut dia jatuh cinta sama kamu."Pipi Nindy merona karena tersipu malu. "Ish, Mas. Kayak anak ABG aja cemburunya. Lagian Rico kan sukanya sama Sela. Kalau aku gak akan mudah berpaling." "Tetap saja.""Ya sudah, ayo masuk. Mumpung Bi Lastri di belakang lagi sibuk nyiapin bahan masakan untuk dimasak buat makan malam. Kan porsinya jadi bertambah satu orang. Sela juga belum pulang, Rico baru berangkat tadi siang."Mereka berdua pun bersama-sama masuk ke dalam kamar Arelia."Tadi a

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 91 Perbincangan Dua Asing

    "Kita belum sempat berkenalan dengan serius," tanya Rico pada Nindy yang baru saja keluar dari kamar. Arelia sudah tidur siang, waktunya ia untuk beristirahat dan makan.Tadi pagi, ia tidak melihat Rico karena belum bangun. Pagi-pagi pula ia melihat Faiz dan Sela sudah berangkat bersama meski dengan mobil yang berbeda.'Tengah siang bolong begini baru bangun? Padahal yang punya rumah udah kerja dari pagi,' batin Nindy."Nama saya Nindy.""Kamu udah tau aku, kan?"Nindy hanya mengangguk saja tak merespon lagi. Dia tidak terlalu ingin berbincang panjang lebar dengan Rico yang sangat asing baginya. Apalagi Rico sudah jelas ada di pihak Sela."Arel tidur, kamu mau istirahat, kan? Ayo makan siang bareng. Aku juga mau makan, belum makan apa-apa dari pagi."'Gimana mau makan pagi, bangun aja siang!' batin Nindy lagi."Mas Rico silakan makan di meja makan saja, nanti Bi Lastri yang siapkan. Saya makannya di belakang, di dapur kotor.""Kenapa? Gak apa-apa, makan sama aku aja di meja makan. Nan

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 90 Aula Serbaguna

    "Lo pikir, lo bisa ngerasa tenang karena Gery ngelindungi lo?" Sela dan kedua temannya, juga Alika yang ia incar, kini tengah berada di gedung aula serba guna di kampus mereka. Selama hidupnya, Alika belum pernah merasa yang namanya takut pada siapapun selagi ia tidak bersalah. Sehingga semasa sekolah Alika tidak pernah mengalami perundungan. Ia bahkan menjadi penyelamat teman-temannya yang bungkam tidak bisa mengadu pada guru atau orang tua.Lain hal dengan sekarang, dia lah yang mengalami langsung sebagai mahasiswi yang tengah dirundung atas kesalahan yang tidak ia perbuat. Ia juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi korban yang tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi pada orang yang lebih dewasa atau pada pihak yang bisa melindunginya, karena sebuah ancaman yang mengganggu dan ketakutan jika ancaman itu menjadi kenyataan."Aku sudah pernah bilang beberapa kali, kalau aku gak suka sama Gery."Meski sudah berkali-kali Alika mengatakan itu, Sela tidak puas. Karena ia juga tah

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 89 Tamparan

    Karena sudah terlalu lama diluar, Faiz dan Nindy pun pulang. Berharap kasur yang mereka pesan juga sudah terkirim dan sampai di rumah. Tentunya agar tidak menimbulkan kecurigaan karena mereka sudah pergi cukup lama dari rumah. Meskipun sebenarnya kecurigaan itu sudah timbul dalam diri Sela.Sesampainya di rumah, benar saja. Kasur yang di pesan sudah sampai di diletakan di dalam kamar Arelia. Juga barang-barang Nindy yang ternyata sudah dikeluarkan dari kamarnya oleh Bi Lastri atas perintah Sela sewaktu keduanya pergi."Bibi yang keluarin semua barang-baranya Nindy?" tanya Faiz disaat Nindy diam terpaku melihat barang-barangnya tergelatak di lantai depan kamar Arelia. Rasanya seperti terusir dengan paksa sebab ia seolah tidak diizinkan untuk membereskan barangnya sendiri."Nyonya Sela yang meminta, Tuan," jawab Bi Lastri sambil menggendong Arelia yang baru saja ia buatkan susu."Ini tidak sopan, Bi. Bagaimana pun Nindy juga mempunyai privasi sendiri. Jadi harusnya biarkan dia yang memb

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 88 Ranjang Baru

    "Terima kasih, Pak.""Tolong langsung di kirim sekarang kasurnya ke alamat itu. Saya mau sudah sampai sebelum malam. Karena kasurnya akan digunakan untuk tidur malam ini."Faiz memastikan bahwa kasur yang baru saja dipesan untuk Nindy agar segera dikirim ke alamat yang sudah dia berikan. Sementara itu dia dan Nindy akan mencari makan sebelum pulang."Mau sekalian beli yang lain? Ada yang ingin kamu beli?"Nindy sekilas tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, sekarang kita cari makan saja."Setelah mendapatkan tempat untuk makan, pesanan mereka juga langsung dibuatkan oleh pelayan."Kayanya aku butuh kepastian kamu, Mas. Secepatnya," ucap Nindy yang sudah menahan dari tadi ingin segera membahasnya dengan Faiz."Aku pasti akan kembali sama kamu. Memang secepatnya sedang aku usahakan, Sayang.""Kapan tepatnya? Ibu aku sudah tau semuanya, awalnya memang ibu marah dan gak mau sampai aku kembali sama kamu lagi. Tapi, aku meyakinkannya dengan menceritakan semuanya tentang pernika

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 87 Waktu Berdua yang Langka

    "Yakin gak apa-apa kamu pulang sendiri bawa baby Arel? Mama sama Papa ikut, ya. Nanti kami pulang dengan sopir. Mama khawatir baby Arel sendirian di kursi belakang.""Selagi tidurnya di car seat, aku yakin aman. Aku juga gak akan ngebut, Mah. Aku pulang," ucap Faiz berpamitan pada kedua orang tuanya untuk pulang bersama Arelia saja.Pikiran Faiz tidak tenang jika ia hanya menunggu kabar dari Nindy yang tidak kunjung ada. Akhirnya ia putuskan untuk pulang, agar saat Nindy pulang nanti ia langsung bisa bertanya apa saja yang tejadi.Faiz berpikir jika di rumahnya hanya ada Bi Lastri karena Sela pergi entah ke mana dan dengan siapa. Dan kebiasaan Sela selalu pulang larut malam jika sudah keluar rumah disaat akhir pekan. Hal itu membuat Faiz ingin cepat pulang saja.Sesampainya di rumah, Faiz langsung menggendong Arelia yang tertidur saat di perjalanan. Beruntunglah Arelia tidak menangis karena itu pasti akan sangat merepotkan dirinya yang hanya seorang diri di dalam mobil.Baru saja menu

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 86 Mengendus Kecurigaan

    "Biar aku tanya, apa ibu bisa memaafkan laki-laki itu beserta keluarga setelah apa yang terjadi satu tahun yang lalu sama keluarga kita?" tanya Alika dengan tenang padahal dia sendiri memiliki permasalahan yang serius yang membuat dia tidak tenang setiap harinya, tetapi harus tetap bersikap biasa saja."Sebenarnya ibu hanya tidak suka dengan kesombongan keluarga, orang tua Faiz bukan dengan Faiznya. Kamu sendiri pasti setuju dengan ibu. Kita sudah kenal Faiz bertahun-tahun dan tau bagaimana baiknya dia selama ini pada kita. Tapi karena perbedaan diantara keluarga kita dengan keluarga dia, makanya orang tua Faiz tidak setuju anaknya menikah dengan kakakmu."Alika mengangguk. "Aku juga berpikiran yang sama seperti ibu. Tapi sebenarnya aku tidak bisa langsung mendukung keputusan kak Nin yang mau balik lagi sama kak Faiz. Meskipun kak Nin bilang dia percaya bisa kembali lagi sama-sama, tapi kita kan gak tau keluarganya apa bisa menerima atau menolak kita lagi untuk kedua kalinya. Ditambah

  • Bukan Sekadar Pengasuh   BAB 85 Sofa menjadi Saksi

    Rico mematung, ia seolah membeku disaat Sela meminta untuk mempraktekan apa yang sudah dia jelaskan.Lalu Sela tertawa kecil. "Bercanda, Kak. Aku cuman bercanda doang."Seketika Rico bisa bernafas dengan lega, ia sudah mencair karena ternyata Sela hanya bergurau saja. Padahal jika harus pun Rico mau melakukannya."Kak Rico ini tegang banget kaya belum pernah ciuman sama cewek aja," goda Sela yang merasa tidak puas dengan godaannya tadi.Sela memang orang yang cukup licik, ia akan memanfaatkan rasa suka Rico agar bisa tunduk dan membantu apapun yang dia perlukan. Padahal ia sama sekali tidak berniat untuk membalas rasa suka itu karena Rico bukanlah laki-laki tipe idealnya. Bahkan dengan Faiz saja, secara sadar Sela pasti lebih memilih Faiz dari fisik juga latar belakang keluarga, tentu juga dengan kekayaannya."Memang tidak pernah."Sela terkejut. "Bohong banget! Udah mau 27 tahun tapi belum pernah ciuman sama cewek? Kakak di Bali ngapain aja sih? Aku aja ciuman pertama itu pas SMA," u

DMCA.com Protection Status