Home / Romansa / Bukan Sang Pewaris / 61. Kehilangan Aleta dan Leon

Share

61. Kehilangan Aleta dan Leon

last update Last Updated: 2025-04-16 20:15:34

Leon berlari melintasi lorong, kepanikan memucatkan wajahnya. Mengingat ini adalah lorong yang sama tempat ia membawa Aleta ketika akan melahirkan baby Lucien. Perasaannya semakin amburadul karena tak ada yang memberitahunya lebih cepat.

Begitu melihat kedua mertuanya berdiri di depan pintu tindakan, langkahnya perlahan memelan. “Apa yang terjadi?” Suaranya bercampur dengan napasnya yang terengah.

Monica dan Nirel yang menyadari keberadaan sang menantu, seketika memutar tubuh. Monica maju lebih dulu, melayangkan satu tamparan di pipi Leon. Tak peduli bahkan jika luka di sudut bibir Leon masih tampak basah. Ya, sang menantu memang layak mendapatkan semua ini.

“Apa yang kau lakukan padanya, hah?”

Leon tak akan membantah. Ia tahu dirinya bersalah. Membiarkan emosi mengambil alih kewarasannya hingga berbuat kasar ada Aleta dan meninggalkan gadis itu begitu saja.

“Dan ke mana saja kau? Berkali-kali kami menghubungimu. Jangan bilang kau ketiduran di pelukan wanita lain, Leon. Sudah cukup
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Sang Pewaris   62. Anak Haram

    Aleta menyentakkan tangan Leon yang hendak membopongnya menuju kamar mandi. “Aku bisa sendiri.”Mata Leon terpejam. Cukup sudah sikap Aleta yang benar-benar membuat kehilangan kesabaran ini. Leon menyentakkan lengan Aleta, menyelipkan kedua lengannya di balik lutut dan punggung gadis itu, membawa ke kamar mandi. “Berhentilah bersikap menyebalkan seperti ini?” gusar Leon setelah mendudukkan Aleta di atas penutup toilet. “Jika kau bisa melakukannya sendiri, jangan tampakkan kelemahanmu di depanku.”“Aku sudah muak.”“Denganku?”“Ya.”“Kalau begitu tahan saja. Telan saja semuanya. Seperti yang biasa kau lakukan. Kau pikir aku tidak muak dengan semua ini. Dengan semua permainan ini. Dan kau pikir semua ini hanya permainanku saja? Dan kau pikir hanya kau yang merasa kehilangan dengan keguguranmu, hah?”“Kau pikir kehidupanku yang sempurna di mata orang juga sempurna bagiku?! Hanya karena kau dan Bastian saling mencintai, kalian bisa melakukan apa pun yang kalian inginkan? Menunjukkan cint

    Last Updated : 2025-04-16
  • Bukan Sang Pewaris   63. Memutuskan Pilihan

    Aleta melihat Leon yang sudah duduk di sofa dengan mac di pangkuan pria itu. Tampak serius mengamati layar ketika ia meletakkan nampan di meja.“Besok waktumu ke rumah sakit?” tanya Leon sebelum Aleta benar-benar melangkah pergi.Aleta memberikan satu anggukan singkat. “Mamaku sudah memberitahu …”“Katakan saja aku yang akan mengantarmu,” penggal Leon. Tanpa mengalihkan pandangan pada layar mac di tangan pria itu.Pandangan Aleta terhenti pada jemari Leon yang sibuk di layar mac. “Tidak perlu. Ka …”Wajah Leon bergerak naik. Kedua manik birunya langsung menatap lurus Aleta yang seketika membeku. “Kenapa? Kau masih tak membutuhkan perhatianku?”Aleta menggeleng. “A-aku … bukankah kau sedang sibuk? ”“Bukankah kau terbiasa merepotkanku?”Rahang Aleta seketika merapat. Menatap manik Leon selama lima detik penuh dan berkata lirih. “Aku akan bicara sama mama.”“Katakan, sepulang dari rumah sak

    Last Updated : 2025-04-17
  • Bukan Sang Pewaris   64. Phyllian Mamora

    Setelah pulang pemeriksaan dari rumah sakit dan memastikan pendarahan di rahim Aleta sudah sepenuhnya berhenti. Juga keadaan wanita itu yang sudah pulih. Aleta dan Leon singgah di rumah kedua orang tuanya.“Sepertinya orang tuamu sedang memiliki tamu?” Leon menatap sebuah mobil hitam yang terparkir di area halaman rumah. Tepat di samping mobilnya.Aleta tak mengatakan apa pun. Ia bergerak turun dari dalam mobil sambil mengamati mobil asing tersebut. Dan keduanya berjalan menuju teras rumah.Kening Aleta berkerut mengenali pria yang baru saja berbincang dengan papanya adalah Phyllian Mamora. Pria tua yang pernah ia temui di acara jamuan makan malam dengan Leon. Papanya tampak memasang ekspresi tegang, begitu pun dengan Phyllian. Tetapi saat kepala Phyllian berputar dan menyadari kedatangan Aleta dan Leon, pria tua itu seketika memasang ekspresi lembut. Senyum semringah yang begitu lebar, terutama pada Aleta.Sementara Nirel tampak terkeju

    Last Updated : 2025-04-17
  • Bukan Sang Pewaris   65. Berjalan Perlahan

    “Pertanyaan macam apa itu, Aleta,” dengus Leon. “Kau ingin hamil lagi?”Aleta seketika tersedak liurnya sendiri dengan pertanyaan tersebut. Yang membuat Leon terkekeh meski pandangan pria itu fokus ke arah jalanan.  Rasa malu merebak ke seluruh permukaan wajahnya.  Kepalanya tertunduk dalam. menyesal duduk di depan, tidak bergabung dengan pengasuh baby Lucien di kursi belakang sehingga ia bisa mencari dalih untuk menyembunyikan rasa malunya dengan menatap wajah sang putra.Kata-kata Leon di meja makan saat makan malam keluarga kembali terngiang di benaknya. ‘Ya, tapi hubungan ranjang kami sangat baik dan sama sekali tidak ada pencegahan. Jadi kami siap dengan kabar bahagia yang bisa datang kapan pun.’‘Lagipula,  pernikahan kami membutuhkan lebih banyak ikatan. Semua tahu tentang perjodohan kami yang membuat cinta suci Bastian dan Aleta harus terpisahkan karena aku, kan?’‘Cinta setulus dan sesuci itu, dengan pengorbanan y

    Last Updated : 2025-04-18
  • Bukan Sang Pewaris   66. Peluk Hangat Yang Membuat Perasaan Lebih Baik

    Sedangkan Berlian yang baru saja berdiri dengan kedua kaki, wajahnya semakin merah padam akan perbedaan sikap Bastian kepadanya dan Aleta. Wanita itu kembali melangkah mendekat, mendorong tubuh Aleta menjauh dari Bastian. “Kau sudah gila?” protesnya tak terima. Menunjukkan jemarinya ke wajah Aleta dengan pandangan yang berapi-api pada Bastian. “Apakah ingatanmu masih perlu disegarkan? Kalau akulah yang istrimu, Bastian. Bukan dia!”Kelembutan di wajah Bastian seketika kembali megeras.“Kau masih bermimpi konyol kalau cinta kalian yang menyedihkan itu akan kembali bersatu?”“Tutup mulutmu, Berlian,” desis Bastian tajam. “Aku sudah memberimu peringatan untuk tidak ikut campur urusan kami.”“Kami? Kalian berdua?” Suara Berlian naik lebih tinggi.  “Memangnya urusan apa yang masih kalian miliki, hah?”“Diam saja kau, Berlian,” peringat Bastian lebih tajam.“Kau membentakku?” delik Berlian lagi. “Kau bahkan mendorongku.

    Last Updated : 2025-04-18
  • Bukan Sang Pewaris   67. Cucu Kandung Yang Telah Lama Hilang

    Kedua tubuh itu bergumul di tengah ranjang, dengan pakaian yang sudah nyaris tertanggal dari tubuh mereka. Tubuh Aleta setengah ditindih oleh Leon, sementara wajah pria itu tenggelam di cekungan leher Aleta. Menggigit daging kenyal di sana hingga meninggalkan bercak memerah.Telapak tangan Leon dengan tak sabaran melepaskan kancing baju Aleta,  lalu bergerak menyelip di belakang punggung untuk melepaskan pengait bra sang istri.  Napasnya mulai memberat, ciuman Leon bergerak lebih turun.  Menurunkan pakaian Aleta lebih ke bawah.Kedua tangan Aleta tenggelam di antara helaian rambut Leon. Mata wanita itu terpejam, menikmati setiap sentuhan dan cumbuan sang suami. Dengan penuh kepasrahan, menyerahkan seluruh tubuhnya untuk Leon. Membiarkan pria itu menginginkan dirinya lebih banyak dan lebih banyak lagi.Tubuh keduanya sudah dibakar gairah, yang siap meledak. Ketika tiba-tiba cumbuan Leon terhenti. Wajah pria itu bergerak menjauh, dengan napas

    Last Updated : 2025-04-19
  • Bukan Sang Pewaris   68. Cucu Kandung Vs Cucu Angkat

    Dukungan Phyllian Mamora pada Bastian sudah cukup membuat Leon kewalahan mempertahankan posisinya. Tentu saja ia bisa memperkirakan serangan pria tua itu akan menjadi seserius apa untuk memisahkannya dengan Aleta.Leon menyiramkan air dingin ke wajah. Menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel. Demi menebus penyesalan berpuluh-puluh tahun, Phyllian Mamora kini hanya memiliki satu keinginan. Menyatukan cinta Aleta dan Bastian. Desahan keras lolos dari bibir Leon. Baru saja ia memulai hubungannya dengan Aleta, serangan itu datang tepat di saat keduanya bahkan belum memulai langkah pertamanya. Semua dukungan Phyllian terhadap Bastian dan Maida, bukan karena Bastian adalah cucu menantu pria tua itu. Melainkan karena Bastian adalah pria yang dicintai oleh Aleta. Berlian Mamora, meski semua orang mengetahui wanita itu adalah cucu tunggal Phyllian Mamora. Tak ada yang benar-benar tahu kalau Berlian hanyalah cucu angkat pria tua itu, sampai ia menyel

    Last Updated : 2025-04-19
  • Bukan Sang Pewaris   69. Kakek Kandung

    “Aku memang tidak membutuhkannya.” Leon masih mengayun tubuhnya, berpura menenangkan baby Lucien sembari mengamati ketidak nyamanan yang begitu jelas sejak tuan Mamora memerintah langsung pengawal untuk membawa semua hadiah ke paviliun. Dan semua itu jelas sudah terencana sejak awal, tujuan kunjungan pria tua itu ke rumah ini.  “Semuanya  adalah barang-barang untuk perempuan. Bahkan ada yang didesain khusus dengan namaku. Aku bahkan tak benar-benar mengenal tuan Mamora. Dan semua ini membuatku tak nyaman jika tuan Mamora menganggapku sama seperti Berlian. Cucu tunggalnya.” Aleta menambahkan kecurigaannya.Sejak Leon mengajaknya untuk menyambut kedatangan tuan Mamora sebagai pasangannya, demi urusan pribadi seperti pada malam itu. Aleta sudah merasa tak nyaman dengan cara tuan Mamora memandangnya yang begitu dalam dan intens. Yang membuat pegangannya pada lengan Leon semakin menguat. Ada kecemasan jika Leon mulai berpikir sesuatu yang tidak-tidak dengan h

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Bukan Sang Pewaris   Bonus 2 (Bukan Istri Pertama)

    Kening Aleta berkerut melihat keseriusan di wajah Leon ketika membaca pesan singkat yang baru saja masuk ke dalam ponsel pria itu  Leon duduk tepat di sampingnya, dan tubuh keduanya masih dalam keadaan telanjang. Dan keringat masih membasahi tubuh keduanya, setelah aktiitas panas mereka.Dan sejujurnya sangat mudah bagi Aleta untuk melirik siapa pengirim pesan yang berhasil mendapatkan perhatian Leon. Tapi entah kenapa, ada sedikit kesungkanan yang membuatnya hanya terdiam. Menunggu pria itu mengatakan sesuatu.“Aku harus pergi,” ucap Leon. Menoleh ke samping dan mendaratkan satu kecupan di kening Aleta sembari salah satu tangan meletakkan ponselnya ke nakas dengan posisi terbalik.Aleta hanya memberikan satu anggukan singkat. Dengan pandangan mengikuti Leon yang bergerak turun dari ranjang. Mengenakan celana karet dan langsung menuju pintu kamar mandi untuk membersihkan diri.‘Juliakah? Seseorang yang menghubungin Leon baru saja?’

  • Bukan Sang Pewaris   Bonus 1 (Bukan Sang Pewaris)

    “Kita pulang?” Leon menatap ke arah Aleta, dengan tatapan penuh arti. Keduanya berdiri di depan teras rumah sakit. Dengan baby Lucien yang berada dalam gendongan Aleta dan lengannya yang melingkar posesif di pinggang sang istri.Aleta memberikan satu anggukan tipis. Dengan seulas senyum dan binar di kedua mata coklatnya. Ya, ia akan pulang. Ke mana pun Leon membawanya karena sekarang, pria itu adalah rumahnya.Nirel dan Monica yang baru saja keluar dari pintu putar rumah sakit sengaja melambatkan langkahnya. Membiarkan Aleta dan Leon berada di depan, sekaligus sengaja menciptakan jarak yang terkesan seadanya. Agar keduanya tak merasa terganggu oleh kebe radaannya.Kedua pasangan paruh baya tersebut saling pandang. Saling melemparkan senyum dalam pandangan tersebut. “Sepertinya kali ini aku percaya dengan pilihanmu. Yang terbaik untuk Aleta,” gumam Monica lirih. Memastikan Aleta dan Leon tak mendengarnya. “Apakah sejak awal kau tahu mereka ak

  • Bukan Sang Pewaris   80. Ternyata Saling Merindukan (Ending)

    ‘Cukup untuk kita bertiga.’Bagaimana mungkin Leon tak terpengaruh dengan jawaban yang diberikan oleh Aleta tersebut. Mempertanyakan kembali seberapa serius keinginan Aleta akan dirinya dan pernikahan mereka, hanya akan memperjelas bahwa dirinyalah yang begitu tolol telah melepaskan sang istri demi perusahaan.‘Bagaimana mungkin kau melakukan semua ini demi kebahagiaan semua orang. Jika kau sendiri tak bisa membahagiakan dirimu sendiri, Leon.’Kata-kata Julia pun kembali terngiang di benaknya.‘Jika kau tak becus mempertahankan kebahagiaanmu sendiri, aku tak akan terkejut jika apa yang kau lakukan saat ini untuk bertahan. Semua itu pada akhirnya tak bisa kau pertahankan. Karena kau sendirilah yang menghancurkan dirimu sendiri, Leon. Bukan kakek Aleta maupun Bastian. Juga bukan semua orang yang saat ini sedang menyusun rencana untuk menggulingkanmu.’“Jika keinginanmu terhadapku dan putra kita tidak cukup untukmu, akulah yang aka

  • Bukan Sang Pewaris   79. Cukup Untuk Kita Bertiga

    “Aku tidak menandatanganinya tanpa keinginanku, Aleta. Apalagi yang kau butuhkan dan tunggu untuk menerima gugatan ini? Semua yang kau inginkan ada di dalam sini.”Aleta mengerjap dengan jawaban dingin yang diberikan Leon. Menelan kekecewaan yang sengaja di berikan Leon padanya. Tentu saja ia bisa menangkap kesengajaan pria itu untuk membuatnya kecewa. Dengan cepat, Aleta memasang ekspresi datarnya seapik mungkin. Kedua matanya menatap lurus tatapan intens Leon yang berusaha melucuti perasaannya. “Kakekku akan tetap mengusirmu dari perusahaan meski kita bercerai.”Leon membeku, keterkejutan menampar wajah pria itu dan butuh beberapa detik lebih lama baginya untuk mencerna keterkejutan dan menguasai raut wajahnya. Demi menyimpan kemarahan yang nyaris tak bisa disembunyikan dengan baik.Meski ini adalah informasi penting yang sudah ia perkirakan dan kartu lain untuk membuat Phyllian Mamora tak berkutik berada di tangannya. Ia hanya tak menyangka Ph

  • Bukan Sang Pewaris   78. Keputusan Leon

    Phyllian Mamora dan Bastian tentu saja tak menyukai keberadaan Leon di ruang perawatan anak tersebut. Dan sama sekali tak menutupi kebencian keduanya di depan Leon. Aleta yang merasa terjebak dengan kecanggungan tersebut pun tak bisa melakukan apa pun. Terutama dengan sang kakek yang jelas-jelas ingin menyeret Leon keluar dari ruangan tersebut tapi tak mungkin membuat keributan di ruang perawatan baby Lucien yang kini sudah berbaring di ranjang pasien.“Kakek ingin bicara sebentar,” ucap Phyllian. Melirik ke arah Leon yang masih duduk di kursi. Tak melepaskan pandangan dari baby Lucien sedikit pun. Aleta mengangguk pelan, mengikuti sang kakek menuju pintu.“Awasi dia untukku,” pintah Phyllian pada Bastian sebelum mencapai pintu.Aleta tentu saja merasa tak nyaman dengan pintah tersebut. “K-kakek …”“Kakek tidak mempercayainya, Aleta. Siapa yang tahu kalau dia akan membawa lari cicitku.” Jawaban Phyllian yang tidak lirih se

  • Bukan Sang Pewaris   77. Kedatangan Leon

    “Kau masih belum menyentuhnya?” gumam Monica membuka berkas di meja yang tampaknya masih tak tersentuh, bahkan setelah beberapa hari setelah Aleta mencoba menemui Leon di kantor. Kepalanya berputar, menatap sang putri yang berdiri di tengah ruangan, menggendong baby Lucien yang tampaknya mulai tenang.Aleta hanya menatap sang mama, tanpa memberikan jawaban apa pun.“Masih ingin bicara dengan Leon?”Aleta memberikan satu anggukan pelan, menundukkan wajah dan menatap sang putra yang sudah terlelap. Ia pun berjalan mendekati boks bayi, membaringkan baby Lucien dan tetap berdiri di samping boks bayi.“Tadi malam papamu bertemu dengan kakekmu.” Monica mendekati Aleta. Menyentuh pundak wanita itu dengan lembut. “Kakekmu mengatakan akan mengambil alih semua permasalaha ini dan mengatur pengacara terbaik untukmu.”Aleta menoleh ke samping, napasnya semakin tertahan. “K-kakek?”Monica mengangguk. “Mama dan papa sudah menega

  • Bukan Sang Pewaris   76. Haruskah Merelakan Semuanya?

    “Apakah pria itu berhasil mempengaruhimu sehingga membuatmu seperti ini?” ulang Bastian dengan penekanan di ujung kalimatnya. “Jadi pria itu sudah berhasil mengubah perasaanmu padaku?”Aleta tak langsung menjawab. Menatap binar harapan di kedua mata Bqstian yang perlahan meredup. Sama sekali tak menyangkal pertanyaan tersebut.Bahkan pertanyaan tersebutlah yang membuat Aleta tersadar. Bahwa perasaannya pada Bastian memang sudah berubah. Berubah sepenuhnya tanpa ia sadari.Bastian menggeleng. “Tidak. Ini terlalu cepat, Aleta. Dan semua ini bukan karena Leon.Tetapi karena ancaman Berlian padamu, kan?”Aleta tetap bergeming. Ekspresi wajah Bastian tampak begitu emosional.“Berlian sudah mengatakan padaku. Semua itu hanya kelicikannya, Aleta. Percaya padaku.” Bastian melangkah maju, tetapi tubuh Aleta bergerak mundur. Mempertahankan jarak di antara mereka tetap terbentang.Aleta menggeleng. “Kakekku, kau, dan Berl

  • Bukan Sang Pewaris   75. Tak Baik-Baik Saja

    Aleta menatap berkas yang tergeletak di sampingnya. Tak ia sentuh sejak kemarin sang mama meletakkannya di sana. Tahu benar apa yang ada di dalam sana, tetapi ia tak memiliki keberanian untuk membukanya.Semua harapan dan keinginannya ada di dalam sana. Terkabulkan hanya dengan membubuhkan tanda tangannya di sana.Namun …Akan tetapi …Kenapa sekarang perasaannya telah berubah? Kenapa keinginan dan harapannya tidak sama?‘Mama tak tahu apakah mama perlu menyampaikannya padamu. Kakekmu dan Bastian menukarkan semua ini dengan perusahaan.’‘Mama dan papa tidak memihak siapa pun selain dirimu, Aleta. Yang kami inginkan hanyalah kebahagiaanmu semata. Jadi … pertimbangkan baik-baik keputusanmu.’Kata-kata sang mama kembali terngiang. Semudah inikah Leon menyerah untuknya? UntukLucien? Ya, tentu saja dirinya tak bisa dibandingkan dengan kursi tertinggi di Thobias Group.Aleta menghela napas pan

  • Bukan Sang Pewaris   74. Surat Gugatan Perceraian

    “Kau benar-benar tak punya hati, Bastian. Anak kita nyaris mati dan kau masih saja sibuk memikirkan Aleta?” Mata Berlian digenangi air mata yang meleleh membasahi kedua pipinya. Tersedu oleh isakannya yang semakin menjadi. “Atau kau merasa bersedih karena anak ini tidak jadi mati? Dan menganggapnya sebagai batu sandungan untuk kisah cintamu dan Aleta?”Bastian mendesah gusar. “Berhenti bersandiwara, Berlian. Kau sendirilah yang bermain-main dengan nyawanya. Kau pikir aku tak tahu kau melakukan kenekatan ini untuk menarik simpati Aleta? Sehingga dia harus terpaksa mundur. Jangan pikir aku tak tahu kelicikanmu. Aku tak setolol itu.”Wajah Berlian membeku, meski tak terlalu terkejut dengan tuduhan Bastian yang memang benar adanya. Ya, keduanya tahu akan kelembutan dan kepolosan hati Aleta, yang di matanya malah tampak seperti sebuah ketololan. Ia hanya perlu mengundang simpati dan rasa iba Aleta, untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dari wanita bodo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status