Beranda / Urban / Bukan Pengasuh Biasa / Datang Sesuai Undangan

Share

Datang Sesuai Undangan

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-18 05:34:48

"Aku hanya datang sesuai undangan," jawab Langit dengan santai.

"Hahaha."

Entah apa yang ditertawakan oleh Fargo. Dia merasa lucu sendiri mendengar jawaban yang diberikan Langit, seolah Langit tidak takut dengan apapun.

"Memangnya kau tidak takut?" tanya Fargo lagi.

"Tidak ada yang perlu di takutkan. Selagi kita masih sama-sama manusia, aku tidak perlu merasa takut," jawab Langit.

Fargo mulai terpancing emosinya. Padahal dia yang memulai memancing Langit, tapi dia sendiri yang terpancing emosinya.

Langit duduk di depan Fargo, dia ingin mendengar secara langsung apa yang diinginkan oleh sang mertua.

"Lepaskan Jingga!" ujar Fargo tanpa lagi basa basi. Dia sudah merasa muak melihat Langit di depannya.

"Aku tidak pernah menahannya. Jingga sudah dewasa, dia tahu kemana kakinya akan melangkah. Jadi, anda salah alamat kalau memintaku melepaskannya," jawab Langit.

Langit terus bersikap santai. Dia bisa melihat emosi yang sedang membuncah di mata Fargo.

"Jingga bukan anak kecil. Jadi, berhenti
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Pengasuh Biasa   Seperti Film Aksi

    "Apa ini?" tanya Langit dengan santai.Langit bahkan sedikitpun tidak bergeming dan tetap santai saat pistol sudah menempel di keningnya."Turuti kemauan Tuan Fargo, kembalikan Jingga. Atau kau akan mati," jawab lelaki muda itu masih dengan senjata api yang siap ditarik pelatuknya."Tidak ada Jingga disini," ujar Langit.Bibir Langit menyunggingkan senyumannya, saat ini dia benar-benar membuktikan kalau Fargo akan melakukan apa saja demi mencapai tujuannya."Pandu kami kepada Jingga, agar kami bisa membawanya pulang segera!" jawab si lelaki itu.Langit menghela nafas berat. "Kalau seperti ini gimana aku mau jalan. Dan juga sudah aku katakan kepada Fargo, semua itu tergantung keinginan Jingga. Kalau Jingga mau pulang ya dia akan lakukan. Kalau tidak? Aku bisa apa?""Diam! Turuti saja apa yang kami katakan!" teriak lelaki itu marah.Langit yang terus saja menjawab membuat lelaki itu kesal. Karena Langit seolah sedang mengulur waktu untuk mencari bantuan."Jangan berharap akan ada yang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Bukan Pengasuh Biasa   Tidak Menyerah

    Tut!Langit menutup sambungan telepon dengan kasar. Dan bahkan sekalian dia mematikan panggilan itu."Shiiit! Masih saja dia tidak menyerah," ujar Langit kesal.Saking kesalnya, Langit kemudian mematikan daya ponselnya. Dia tidak mau lagi diganggu oleh Fargo. Toh, dia punya ponsel yang lain."Ada apa?" tanya Beni ketika melihat Langit yang tampak gusar."Biasa, Fargo memaksa mau tahu dimana keberadaan Jingga. Abaikan saja," jawab Langit kemudian.Beni hanya mengangguk dan mengajak Langit masuk. Karena Langit butuh istirahat, dan juga mereka harus menunggu kedatangan Abizar.Ternyata yang mereka sebut markas itu juga sama seperti sebuah perkantoran di depannya. Ada ruangan khusus kantor, dan sisanya seperti rumah tinggal.Ciiiit!Tidak berapa terdengar suara ban mobil yang tampaknya dalam keadaan ngebut dan langsung menginjak rem."Langit, kamu gapapa?" Abizar yang berlari masuk ke dalam markas berselang beberapa saat setelah suara ban mobil tadi. Beliau langsung memeluk Langit dan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Bukan Pengasuh Biasa   Siapa Kamu Sebenarnya?

    "Astaga, ada apa lagi?" tanya Langit kesal sembari beranjak untuk melihat apa yang sedang terjadi.Tampak di depan pintu pagar, para pengawal berkumpul termasuk Beni. Melihat siapa yang datang dan membuat kekacauan."Fargo?" tanya Langit heran saat melihat sang mertua yang sedang bersitegang dengan pengawal.Ini benar-benar kejutan bagi Langit, dimana Fargo sengaja datang mencarinya hingga ke panti.Langit hanya menggelengkan kepalanya. Sementara itu, bu Juni memandang Langit dengan tatapan penuh selidik."Langit, jelaskan pada ibu. Mengapa Fargo menyusul kamu kesini?" tanya bu Juni.Langit yang masih melihat ke depan pagar tanpa berniat mendekat itu terkejut saat mendengar suara bu Juni begitu dekat."Bu, aku gak tahu mengapa dia datang kesini. Toh, aku gak ngundangnya," jawab Langit menghela nafas berat."Kenapa dia bisa tahu kamu lagi disini?" tanya bu Juni lagi."Dia tidak tahu apapun tentang aku, Bu. Dia pasti berpikir selama ini kami bersembunyi disini," jawab Langit."Jadi, sek

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Bukan Pengasuh Biasa   Bukan Hantu

    “Kau?” tanya Fargo seolah tidak percaya dengan apa yang dilihat di depan mata nya itu.“Iya, kau masih mengenalku, kan?” tanya Abizar tersenyum.Fargo melihat Langit dan Abizar secara bergantian. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Yang pasti dia sangat terkejut melihat kehadiran Abizar disana.Kedatangan Abizar juga membuat rasa penasaran Fargo semakin menjadi-jadi tentang siapa Langit. Kenapa tiba-tiba Abizar muncul di hadapannya. Dan kalau itu hanya kebetulan, entah mengapa kebetulan itu sangatlah pas.Orang yang sudah bertahun-tahun tidak dilihatnya, secara mengejutkan hari ini datang dengan santai di hadapannya yang sedang berseteru dengan Langit.“Orang yang kau pikir sudah mati setelah sekian lama menghilang, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ternyata hidup lagi. Tenang saja, aku bukan hantu, Fargo,” ujar Abizar dengan santai.Abizar melihat Langit dan mengernyitkan keningnya. “Ini ada apa, Langit?”Lagi-lagi mendengar suara Abizar yang tampaknya begitu akrab

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Bukan Pengasuh Biasa   Apakah Dia Cantik?

    “Iya,” jawab Langit gugup sembari mengambil kembali belanjaan yang jatuh dari tangannya. Namun, matanya terus memperhatikan wanita paruh baya di depannya itu.“Ada apa?” tanya Wanita itu heran saat melihat Langit yang masih menatapnya dan tidak berkedip sedikitpun sejak tadi. Wanita itu juga merasakan dia seperti tidak asing dengan wajah Langit, namun tidak tahu dimana mereka pernah bertemu.“Ah tidak apa-apa, saya permisi,” jawab Langit segera berlalu meninggalkan wanita itu yang tampak bengong.Dan wanita itu adalah Maika, dia juga sedang berada di mall tersebut. “Hei, tunggu!” teriak Maika kepada Langit.Langit menghentikan langkah kakinya dan menghela nafas berat. Sementara Beni, hanya memperhatikan dengan heran. Ada apa dengan Langit, gesture tubuhnya berubah menjadi tidak nyaman saat bertemu dengan perempuan itu. Bahkan sorot matanya berubah seperti memendam amarah.“Iya. Ada yang perlu dibantu?” tanya Langit dengan malas.“Apa kita pernah bertemu?” tanya Maika.Langit menggele

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Bukan Pengasuh Biasa   Kita adalah Keluarga

    "Dia sangat cantik," jawab Langit tersenyum."Ohooo... ternyata abangku sedang jatuh cinta. Jangan sampai ketahuan kak Jingga," kekeh Araka.Langit tersenyum simpul dan itu semakin membuat Araka curiga dan meledeknya."Jingga tidak peduli dengan hal seperti itu. Kamu juga jangan terlalu dekat dengan Jingga," pesan Langit kepada Araka.Langit tidak mau adik satu-satunya menjadi korban Jingga. Walaupun selama mereka tinggal di rumah Abizar, Jingga tidak menunjukkan keanehannya. Tapi, Langit tetap harus mewaspadai kemungkinan buruk itu."Baru ketemu wanita itu sekali, langsung melarangku dekat dengan Jingga," ujar Araka."Ada hal yang tidak kau ketahui," jawab Langit."Jadi penasaran," ujar Araka."Penasaran dengan apa?" tanya Langit heran."Dengan perempuan yang mampu merubahmu dalam waktu yang begitu cepat ini," jawab Araka.Araka tergelak saat Langit menarik hidungnya karena kesal."Jadi, siapa namanya? Kau kenalan kan sama dia?" tanya Araka yang sepertinya benar-benar penasaran denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Bukan Pengasuh Biasa   Mari Kita Lihat

    "Hah? Apa?" tanya Langit keheranan mendengar apa yang dikatakan oleh Jingga.Bagaimana bisa seorang anak mau melaporkan ayah kandungnya ke polisi atau ke media. Apalagi semuanya orang pasti tahu laporan tindak kriminal seperti itu pasti sangat mempengaruhi reputasi Fargo.Walaupun alasan yang digunakan itu sudah tepat, dan juga apa yang Fargo lakukan itu sudah selayaknya dilaporkan. Tapi, tetap saja berbeda rasanya kalau Jingga yang melaporkan."Iya, aku akan memberikan pernyataan kepada media seperti apa kelakuan papa. Aku yakin kalau media tahu semua akan mudah menyebar," jawab Jingga dengan mantap."Kenapa?" tanya Langit yang masih tampak tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Jingga."Kau masih bertanya? Bukankah sudah jelas apa yang dilakukan oleh papa. Bahkan kau sendiri yang merasakan hampir mati karena ulah papa," jawab Jingga.Langit terdiam, bahkan dia tampak memejamkan matanya seolah sedang berpikir."Jangan lakukan itu," ujar Langit setelah terdiam beberapa saat.Jawaban

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Bukan Pengasuh Biasa   Berita Heboh

    “Jangan takut, dia bukan Tuhan,” ujar Langit kepada Beni.Langit juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena semua itu tergantung keputusan Jingga. Kalau Jingga menginginkan pulang ke rumah Fargo atas kemauannya sendiri, Langit tidak akan memaksanya.Dan saat ini juga, Jingga lebih memilih untuk ikut Langit pergi ke desa terpencil itu, karena ingin menghindari sang ayah.Jingga sendiri yakin kalau nantinya Fargo akan menyerah sendiri dan melupakannya.“Ya, benar sekali. Dan kejadian seperti ini sering banget terjadi pada keluarga kaya, anak mereka kabur dan mereka memaksa anaknya pulang dengan menggunakan kekerasan. Kasihan sekali,” ucap Beni lagi sambil menerawang.“Karena dia merasa harta yang dimilikinya masih kurang, makanya mereka akan menjadikan anaknya sebagai alat tukar untuk mendapatkan modal dan keuntungan yang besar dari investor,” jawab Langit.“Benar-benar gila.”Keesokan harinya, Jingga benar-benar ikut Langit pergi ke desa terpencil itu. Dia sudah yakin akan membantu Langit

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23

Bab terbaru

  • Bukan Pengasuh Biasa   Keluarga yang Damai

    Hingga malam mereka berada di rumah Fargo dan Leni, mereka membantu mempersiapkan segalanya dan juga ternyata minimarket yang sudah disiapkan oleh Langit dan Jingga itu semuanya sudah terisi. Mereka hanya tinggal membukanya saja dan melayani, bahkan minumarket tersebut dilengkapi dengan mesin kasir dan semuanya.Juga ada kontak supplier yang akan mengisi minimarket mereka, pokoknya Fargo dan Leni hanya tinggal duduk diam mengelola minimarket tersebut. Dan mereka berharap kalau keduanya benar-benar serius dan bisa membuat minimarket tersebut lebih maju. Meskipun kondisinya mereka benar-benar berubah 180 derajat, berubah dari mereka yang awalnya seorang pengusaha seorang pemilik perusahaan yang tinggal di perumahan mewah biasa dilayani dengan beberapa orang pembantu. Dan sekarang mereka benar-benar melakukannya sendiri dengan tangan dan kaki mereka sendiri. Tapi, Langit melihat adanya keseriusan di wajah Fargo dan Leni.“Kami akan pulang, nanti kapan-kapan kami akan datang lagi ke sini

  • Bukan Pengasuh Biasa   Keluargalah Sebagai Tempat Kembali

    “Sekarang kemana tujuan kalian?" tanya Langit kepada Fargo. Fargo dan Leni tampak menggelengkan kepalanya, karena mereka saat ini tidak tahu harus kemana. Sebab mereka tidak memiliki tujuan, beberapa hari setelah diusir oleh pihak bank mereka memilih tinggal di hotel. Namun, ternyata biaya hotel pastinya terus membengkak dan mereka tidak mungkin terus-menerus untuk tinggal di hotel tersebut. Apalagi dengan kondisi mereka yang tidak memiliki apapun. Mereka pastinya tidak akan bisa membayar dan sudah bisa dipastikan kalau mereka pastinya memilih hotel bintang lima.“Kalau begitu nanti setelah bertemu Jingga dan juga setelah bertemu Zaki, kita akan makan. Aku akan mengantarkan kalian ke rumah yang kami siapkan itu. Kami sudah membeli rumahnya waktu itu kami menawarkan rumah karena memang kami sudah menyiapkan untuk tempat kalian tinggal dan juga di samping rumah tersebut ada minimarket yang juga nanti silakan kalian kelola untuk biaya kehidupan sehari-hari. Memang rumah yang kami siapka

  • Bukan Pengasuh Biasa   Fargo dan Penyesalannya

    Dua hari setelah Langit dan Jingga mendatangi rumah Fargo dan Leni ditolak karena tidak mau mengajak keduanya tinggal di rumah Maika.Akhirnya hari itu ternyata pihak bank berusaha untuk menggusur mereka rumah. Mereka sudah diwajibkan meninggalkan rumah dan semua kendaraan yang mereka miliki juga sudah disita.Dan menurut informasi yang Langit dapatkan, kalau semua itu juga masih terdapat kekurangan beberapa miliar dari semua asetnya tersebut.Meskipun keduanya menolak tawaran dari Langit dan Jingga pada malam itu, namun Langit tetap menyediakan sebuah rumah untuk kedua mertuanya itu. Karena dia yakin suatu saat kedua mertuanya pasti akan kembali ke rumah tersebut, sebab kalau rumah mereka sudah digusur mereka tidak memiliki tempat tinggal lagi.Tok! Tok! Tok! Pintu kamar Langit dan Jingga diketuk dari luar siang ini dengan pelan.Langit dan Jingga sedang beristirahat di kamarnya bersama dengan Zaki. Kebetulan hari ini adalah hari libur. Jadi, Langit sedang menemani Jingga di rumah d

  • Bukan Pengasuh Biasa   Tidak Dianggap

    "Tidak bisa, Pa! Kami tidak bisa mengajak kalian tinggal satu rumah dengan kami. Kalau kalian tidak mau ya sudah kalian tinggal saja di sini sampai kalian diusir oleh bank, kami tidak peduli lagi. Kenapa sih kalian selalu saja memaksa keinginan kalian, seharusnya kalian itu sadar dengan semua yang kalian alami," ujar Jingga berteriak saking kesalnya sambil berdiri bersiap meninggalkan kedua orang tuanya yang terus memaksa Langit untuk mengajak mereka tinggal bersama di rumah Maika.Bagaimana bisa mereka mau tinggal di rumah milik Maika, sedangkan pemilik rumah juga masih tinggal di sana. Berbeda kalau Fargo dan Leni mau tinggal bersama dan tidak ada Maika disana, tapi ini Maika saja masih tinggal bersama Langit dan Jingga di rumah tersebut. Dan keduanya memaksa untuk tinggal di rumah itu, hanya karena mereka merasa malu turun kasta yang biasanya tinggal di rumah besar dan mewah dan memiliki perusahaan harus tinggal di rumah sederhana yang kecil.Langit dan Jingga hanya akan memberikan

  • Bukan Pengasuh Biasa   Fargo Ditipu

    Tanpa terasa setahun sudah kelahiran Zaki, hari ini dirayakannya pesta ulang tahun untuk bayi yang sudah bisa berjalan tersebut. Semua orang bersukacita. Pun termasuk Biru yang saat ini sudah beranjak remaja. Dia akan memasuki ke sekolah lanjutan pertama, dia akan tinggal di kota bersama Langit dan Jingga di rumah Maika. Dia merasa begitu senang dengan pencapaiannya telah berhasil menyelesaikan sekolahnya di desa. Meskipun tinggal di desa, namun Biru tidak kalah dengan anak yang bersekolah di kota. Dia memiliki kemampuan yang hebat, kecerdasannya tinggi. Kemampuan akademiknya sangatlah tinggi.Dan seperti biasa, Fargo dan Leni belum ada perubahan sedikit pun. Mereka masih terus saja memanfaatkan Langit dan Jingga. Sudah tidak terhitung lagi berapa besar bantuan yang diberikan Langit kepada mereka.Hingga suatu hari, seminggu setelah acara ulang tahun Zaki, Langit menerima kabar dari surat kabar yang mengatakan kalau saat ini Fargo benar-benar jatuh, semua perusahaannya habis terjual d

  • Bukan Pengasuh Biasa   Merasa Tidak Adil

    Hari-hari yang dilalui Langit begitu bahagia setelah kehadiran anaknya. Setiap pulang bekerja rasanya semua letih dan lelahnya langsung hilang karena melihat senyuman dan tumbuh kembang anaknya yang begitu pesat.Sekarang ini anaknya sudah berumur 5 bulan, wajahnya semakin gemuk dan putih. Bayi berusia 5 bulan tersebut semakin lama semakin mirip dengan Langit.“Aku merasa tidak adil, tapi aku tidak tahu harus protes ke siapa," ujar Jingga di suatu weekend di saat mereka semua sedang berkumpul di rumah Maika.Semua orang tua Langit berkumpul di sana seperti biasa, mereka bermain bersama cucu. Kegiatan baru mereka saat ini adalah setiap weekend pasti berkumpul untuk melihat perkembangan cucu mereka.Mendengar apa yang disampaikan oleh Jingga, membuat semua orang melihat ke arahnya. Saat ini bayi Zaki sedang digendong oleh Abizar dan Hani, keduanya tampak sedang bermain bersama bayi Zaki.“Maksud kamu kenapa tidak adilnya? Bagaimana?" tanya Bu Juni kepada menantunya itu. Bu Juni sedikit

  • Bukan Pengasuh Biasa   Sambutan yang Meriah

    Beberapa saat Leni berdiri di depan pintu. Tidak seorangpun mempersilakannya masuk karena semua orang tidak bisa lagi berkata apa-apa. "Bahkan ketika Mama sudah di sini pun, kau tidak mempersilahkan Mama masuk. Begitukah caramu mau nyambut Mama? Dan Begitukah caramu menghormati mertuamu, Langit?" tanya Leni kemudian.“Kalau mau masuk masuk aja, Ma. Semua orang di sini tidak ada yang izin untuk masuk, karena semua yanga datang ke sini atas kabar yang disampaikan olehku. Termasuk Mama juga kan sudah mendapatkan kabar dariku kalau Jingga mau melahirkan. Dan setelah Jingga lahiran juga aku kembali mengabarkan kepada kalian. Dan juga disini semuanya adalah keluarga,” jawab Langit.“Entah apa yang dimaksud Mama dengan kami tidak memberikan kabar. Mungkin maksud Mama kami tidak menjemput. Maaf, kalau untuk menjemput kami tidak akan sempat untuk menjemput kalian. Karena di sini juga aku sedang menunggu istriku yang mau melahirkan. Sekarang mama sudah datang ke sini dan mau masuk, ya silakan m

  • Bukan Pengasuh Biasa   Zaki Gauri

    “Baiklah kalau begitu, aku hanya mengabarkan. Disini aku tidak pernah memaksa Papa dan Mama untuk datang kemari," ujar Langit kemudian.Langit mematikan sambungan telepon tersebut dan menghela nafas berat, sedangkan Jingga tampak memandang wajah Langit dalam. Dia seolah paham dengan apa yang diterima oleh Langit tersebut.“Tidak apa-apa yang penting kalian sudah mengabarkan. Tugas kita itu hanya memberitahu. Kalau nantinya tanggapan mereka tidak mau datang yaitu terserah mereka. Tugas kalian sebagai seorang anak sudah ditunaikan kalian mengabarkan kepada kedua orang tua Jingga kalau akan segera melahirkan, siapa tahu nanti mereka berubah pikiran dan datang untuk menemui cucunya. Nanti mereka akan kembali marah seperti saat dulu saar baru hamil tidak diberitahukan," ujar Maika menenangkan Langit dan Jingga.Pasangan suami istri itu hanya menganggukan kepalanya. Langit terus memegang tangan Jingga dan mengelus kepala sang istri dia ingin memberikan kekuatan kepada Jingga yang saat ini s

  • Bukan Pengasuh Biasa   Dompleng Nama

    Setelah kejadian itu hubungan antara Maika dan keluarga Lubasya kembali memanas. Bukan hanya Dodi yang kembali memusuhi Maika, tapi Dodi berhasil mengajak seluruh keluarga yang lainnya untuk memusuhi Maika.Bahkan mereka dengan terang-terangan kali ini meminta kepada Maika untuk mengembalikan semua harta yang didapatkan dari hasil bekerja dengan Lubasya Group. Maika hanya menggelengkan kepalanya dia benar-benar tidak menyangka, kalau ternyata hubungan antara keluarga Lubasya itu bukanlah hubungan keluarga melainkan hubungan harta. Mereka saling memanfaatkan di sana sini. Padahal mereka juga mempersiapkan untuk anak mereka masing-masing. Tapi entah mengapa mereka sangat tidak ikhlas ketika Maika memberikan harta itu kepada Langit.“Ma, tadi ada utusan dari Lubasya Group mendatangi kantorku,” ujar Langit kepada Maika setelah dia pulang dari kantor.Langit biasanya memang langsung memberikan laporan kepada Maika jika ada sesuatu hal atau berita atau informasi apapun yang dia dapatkan m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status