Membangunkannya dari tadi sangat susah, dan sekarang ia malah ingin tidur lagi. Aku jelas tidak akan membiarkannya tidur lagi, karena itu berarti kami harus kembali menunggu entah berapa lama lagi.“Kakek, tunggu sebentar.” Mendengar responku, Kakek itu kembali duduk tegak. Ia nampak sangat bingung dengan maksud kedatanganku.“Gadis Muda, mau bicara apa lagi?” tanya kakek dengan nada tidak sabaran sambil menguap.“Tidur terlalu lama tidak baik bagi tubuh. Kakek dari tadi sudah tidur sangat lama, lebih baik sekarang Kakek berolahraga atau apa, itu lebih baik bagi kesehatan,” jawabku. Kami sudah susah-payah mencarinya, ia tidak boleh tidur. Ia harus bantu kami.Ia tertawa mendengar kata-kataku.“Aha, kamu pasti punya maksud terselubung dengan kalimat barusan ya? Sayangnya Kakek tidak perduli dengan kesehatan Kakek sendiri, Kakek hanya ingin tidur. Pergi kamu, Gadis Muda.”Ia kembali mengusirku. Aku agak risih.“Aku tidak akan pergi,” jawabku sambil melipat kedua tangan di depan dada.“Ti
Aku terperangah dan kaget setengah mati. Kedua lututku gemetar hebat.Suamiku berteriak. “Isabelle, jangan panik, jangan lepaskan peganganmu dari dahan!” Ia kemudian terbang ke pohon tempatku berdiam dan memegang pinggangku.“Suamiku…”Aku berlindung dalam dekapannya sambil terus memerhatikan monster itu. Ia mendongakkan kepala dan berteriak-teriak tidak jelas pada kami, lalu memuntahkan api ke arah kami. Untung Raja Ular sangat sigap dan langsung membawaku pindah ke pohon lainnya. Pohon yang barusan kami naungi sudah langsung terbakar dan tumbang oleh api dari mulut monster. Monster itu kemudian memuntahkan api ke pohon yang sekarang kami naungi, dan kami lagi-lagi sudah berpindah ke pohon lainnya. Begitu terus berulang-ulang. Monster itu tidak hanya memuntahkan api, tetapi juga menabrakkan tubuh raksasanya ke setiap pohon. Daun-daun pohon tidak henti berguguran.Lama-lama, diriku seakan putus asa menghadapi monster yang tidak mati-mati dan sangat lihai ini. Tiba-tiba aku dan Raja Ula
Aku memberi isyarat pada Susan untuk memberikan botol bir yang ia pegang padaku. Tugas kami belum selesai, kami belum mendapatkan air bekas mandi peri.Susan paham maksudku dan mengangguk. Ia memberikan botol bir yang tadi kami pakai untuk terbang ke surga padaku.“Bawalah Nona, hati-hati ya,” ujar Susan pelan.“Sssttt!”Aku memberinya isyarat diam. "Aku pasti berhati-hati, sudah jangan bicara lagi."Aku terus memperhatikan para peri yang sedang mandi sambil mendekat ke sisi kolam mandi. Mereka membelakangiku sambil bersenda gurau riang. Kubuka botol bir, lalu mengisinya dengan air bekas mandi hingga penuh. Tepat ketika aku ingin pergi, aku tidak sengaja terpeleset.Susan, yang daritadi bersembunyi di balik bebatuan, buru-buru mendatangiku panik.“Nona, terluka tidak?”“Ya Tuhan, bagaimana bisa aku sesial ini.” Aku mengeluarkan sumpah serapahku. Bokongku sangat panas dan nyeri.“Hamba bantu pijat nona ya,” ujar Susan sambil memijat-mijat. Kalau aku sampai kenapa-napa, ia tidak bisa mem
Sampai keesokan paginya, kakek tua itu baru keluar dari belakang gunung dengan membawa sebuah botol kecil."Gadis muda, minumlah obat ini, dengan begitu penyakitmu akan segera sembuh." Katanya sambil menyodorkan botol kecil itu ke tanganku."Apakah ini, adalah obat yang bisa menyembuhkanku?"Aku menerima botol kecil itu, cairan yang ada di dalamnya adalah obat yang kucari dengan susah payah sampai ke sini."Minumlah."Aku melirik ke arah suamiku, ia juga mengangguk-anggukkan kepala, setelah mencuri air mandi bekas peri dan menemukan boneka ginseng berumur ribuan tahun, ia percaya obat yang ada di tangan orang tua itu, mampu menyembuhkan penyakitku.Aku membuka tutup botol, mencium aromanya terlebih dahulu, tidak berbau apa-apa, lalu akupun meminumnya, rasanya sungguh aneh, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lalu, tanpa berpikir panjang, kutengadahkan kepalaku dan meminum obat itu sampai habis."Oh ya, Anda bilang bahwa obat ini memerlukan tiga bahan dasar, selain air mandi bekas
Kakek itu hanya mengerutkan kening, lalu menengadahkan kepalanya melihat ke atap, ternyata benar, laba-laba yang dipeliharanya itu sudah tidak ada, yang tersisa hanyalah sarang laba-labanya saja."Ckck, sayang sekali, kenapa membiarkannya lari begitu saja, padahal aku mau menggunakan jaring racun yang dikeluarkan dari mulutnya itu untuk membuat suatu obat." Kata orang tua itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ia merasa sangat sayang."Di saat seperti ini Anda masih tetap saja menyayangkan kepergian laba-laba jahat itu, cepat periksa dan tolong Susan." Kataku sambil menarik Kakek, aku tak ingin mendengarkan omong kosongnya."Gadis muda, kau tidak mengerti, justru karena dia adalah seekor laba-laba yang jahat, maka jaring-jaring yang dikeluarkannya itu beracun, dan dengan begitu aku baru bisa membuatnya menjadi obat." Kata kakek itu padaku."Iya, iya, tapi sekarang bukankah laba-laba Anda itu sudah lari, cepat tolong Susan saja."Aku tak ada waktu untuk memikirkan laba-laba berbisa
"Jika kau masih saja keras kepala kau tak akan bernasib baik, aku ingin kau memohon padaku." Kata Karina, sambil menekan pundak pria itu.Rasanya sungguh sakit, sang wanita itu ingin menggunakan ilmu sihirnya untuk memaksa Penjaga Bai tunduk padanya, namun pikiran wanita itu terlalu sederhana, pria ini tak mungkin semudah itu tunduk padanya."Jangan bermimpi."Bantah pria itu dingin, ia menahan rasa sakitnya dengan sekuat tenaga, ingin membuatnya tunduk bukanlah hal yang mudah."Kenapa kau keras kepala sekali, semakin kau begini aku akan semakin marah."Wajah karina yang diselimuti senyuman dingin itu mendekat pada wajah Penjaga Bai, kekuatan cengkraman tangannya juga bertambah keras, ia tidak percaya dirinya tidak bisa menaklukkan pria ini."Lepaskan dia, lepaskan!"Teriak Susan ketika melihat Karina menyerang Penjaga Bai, ia tidak menyangka wanita yang terlihat sangat cantik ini ternyata hatinya jahat, ia sangat mengkhawatirkan Penjaga Bai."Aku akan melepaskannya, tapi, apa kau bisa
Didalam sel.Sebuah cahaya menyengat, sangat menyilaukan kedua mata Ular Putih Kecil, dia sedikit mengangkat kepala, lalu melihat kilatan merah berjalan menghampirinya, ketika dia melihatnya dengan detil, orang itu adalah Karina Yue.Wajah cantiknya membawa sebuah senyuman dingin, penampilan seperti ini, dia bahkan terlihat lebih mulia.Karina Yue mengelilingi Ular Putih Kecil sebanyak dua putaran, dengan maksud yang tidak jelas, sehingga membuat Ular Putih kecil sama sekali tidak mengerti apa yang ingin dia lakukan.“Hanya penampilan yang jelek ini, aku masih benar-benar tidak paham, dia tertarik dengan sisi apa darimu. ”Setelah Karina Yue selesai berbicara, dia mengirimkan sebuah isyarat tangan pada penjaga, lalu dua penjaga datang dan masuk kedalam mambawa sebuah kursi.Karina duduk di kursi dengan sebuah pergerakan yang sempurna, dia duduk dengan menyilangkan kaki, dan menatap Susan dengan mata yang dingin.“Untuk apa kamu datang?”Ular Putih Kecil yang polos sedikit merasa ketaku
Pria itu mengulurkan jarinya yang panjang dan ramping, lalu ingin menyentuh wajahku, aku langsung mundur beberapa langkah ke belakang dengan cepat, dan menjaga jarak terhadapnya, tidak membiarkannya untuk menyentuhku.“Kamu, apa yang ingin kamu lakukan?”Aku bertanya dengan sedikit ketakutan, takut dengan dia yang akan mendekatiku lagi.“Kamu rasa apa yang ingin aku lakukan?”Baru saja Aku ingin menghindar, tapi tiba-tiba aku ditarik oleh pria itu dan dipeluk kedalam pelukannya secara tak terduga, dengan satu tangannya yang kuat memegang bagian belakang kepalaku, dan menempelkan dahinya secara bersamaan.“Apa yang ingin kamu lakukan, cepat lepaskan aku. ”Aku meronta, dan ingin mendorongnya pergi, tapi bagaimanapun aku berusaha sekuat tenaga, tetap juga sia-sia, pria itu memelukku dengan erat, dan tidak ingin melepaskan.“Saat melihatmu pada pandangan pertama, aku langsung menyukaimu, terutama matamu, sangat indah, jika kamu ingin menuruti perkataanku, aku bisa mengampunimu dari kemati
"Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka
Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak
"Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera
"Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa
Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari
Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be
Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan
"Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha
"Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan