Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 36. Di bawa Ke Hutan

Share

Bab. 36. Di bawa Ke Hutan

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-15 14:39:23
Tidak hanya mangsanya yang telah direbut, bahkan dirinya sendiri juga telah dipesembahkan kepada siluman wanita, siluman serigala mati dengan membawa kebencian.

Para siluman lain yang bersembunyi dan melihat diam-diam, tidak ada satupun yang tidak merasa tercengang akan hal ini dan langsung kabur dengan kepanikan, jika tidak ada kemampuan seperti itu, siapa pun tidak akan berani untuk berebutan mangsa dengan siluman wanita itu, mereka tidaklah bodoh sampai ingin mengantar nyawa sendiri kesana, karena ini awalnya merupakan dunia yang menerapkan hukum rimba.

Menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri ketika siluman wanita mencongkel hati siluman serigala dan menelannya, aku sudah merasa ketakutan sampai rohku telah melayang dari tubuh, berpikir bahwa wanita yang begitu cantik ini bukanlah suatu makhluk yang baik, diriku yang berada di tangannya pasti tidak akan mengalami hal yang baik, aku sambil menutupi badan yang terbuka, sambil bergerak ke belakang, lalu berdiri dari tanah dan h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 37. Menanti

    Apanya yang tidak cocok, intinya adalah, Bunda Mo menentang dia untuk memilih seseorang dari bangsa manusia untuk menjadi permaisuri, makanya mengantarnya pergi, tapi tidak peduli seberapa keras Bunda Mo menentang, Austin Ye tidak akan menyerah.Tidak peduli dia adalah manusia atau siluman, dia telah jatuh cinta padanya, siapa pun tidak bisa menghalangi perasaan cinta ini."Aku pasti akan menemukannya kembali, dan menjadi permaisuriku."Dia melontarkan perkataan sedingin ini, lalu pergi meninggalkan paviliun Malige, pergi mencarinya."Hampa pamit pergi.""Hampa pamit pergi."Raja Ular telah pergi, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil juga ikut pergi, berjalan menuju istana, dan hanya meninggalkan Bunda Mo bersama kasim yang berdiri dengan sopan disamping.Melihat sosok bayangan hitam yang pergi menjauh, pandangan dari sang wanita menjadi murung, menghela nafas, menyerahkan cangkir teh di tangan kepada kasim disamping."Bunda Mo jangan marah, suatu hari Raja Ular pasti akan mengerti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 38. Jangan Menyesal

    "Aku bertanya, dimana dia?"Lelaki itu mengulurkan tangannya, leher daripada siluman wanita tersebut kini sudah berada di tangannya.Ia baru saja mengira bahwa lelaki itu akan menatapnya sejenak. kini, siluman wanita itu baru mengerti bahwa itu tidaklah mungkin, ia sudah memiliki seorang wanita di dalam hatinya.Setelah dipikir, ia benar-benar orang yang mudah menyepelekan, namun, dapat kembali dikatakan bahwa jika Raja Ular mempedulikan orang seperti itu, siluman wanita tersebut mungkin saja tidak akan pernah menemuinya sekalipun."Bolehkah Raja Ular sedikit lebih lembut, kamu sepertinya sudah menyakiti wanita kecil."Sepasang mata yang menawan itu menatapnya, wajahnya sungguh menawan dan membuat hati semua orang tersentuh."Aku mungkin tidak akan bersabar seperti itu, jika kamu tidak mengatakannya, aku hanya akan mengantarmu ke Sukhavati."Suara itu terdengar sangat dingin, tidak terdengar sedikitpun rasa kasihan.Berita yang beredar mengatakan bahwa raja ular tidak akan mendekati pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 39. Lepaskan Dia

    Jika ia tahu sejak awal, siluman wanita tidak akan mengancamnya, walaupun ia menyukainya, ia hanya akan menatapnya dari kejauhan, ia juga tidak perlu mati tersiksa seperti ini.Ada beberapa hal yang tidak akan ada gunanya jika disesali, yaitu hanya bisa menerima hasil akhirnya saja.Hanya dengan suara "peng", tubuh siluman wanita tersebut langsung hancur, semuanya menjadi dedaunan yang terbang memenuhi langit, semuanya terlihat seperti hujan dedaunan."Hm......"SIluman wanita sudah meninggal, kini hanya tersisa diriku yang masih terikat, akhirnya aku bisa bersuara, saat itu membuatku tidak bertenaga, Aku langsung ditarik oleh lelaki itu ke dalam pelukannya, bahkan Aku tidak melihat bagaimana ia bisa hadir di sisiku dengan sangat cepat."Apakah ada masalah?"Wajah yang dingin itu kini menatapku dan menjadi sedikit lebih hangat, suaranya terdengar sangat lembut, sehingga membuatku merasa sangat tenang, semua perasaan buruk yang baru saja ada, kini sudah berubah menjadi sangat baik."Lih

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 40. Jangan Malu

    “Jangan menangis lagi, Aku ingin membawamu kembali ke Istana Ular.Lelaki itu mengulurkan tangannya dan menghapus tetesan air mata yang mengalir di wajahku, lalu berkata dengan nada yang lembut.Kembali ke Istana Ular? Namun, aku baru saja diantar keluar, lalu kembali ke dalam, Bunda Mo akan merasa tidak senang, aku tahu ia tidak menyukaiku, dan mengutus orang untuk mengantarku keluar.“Kamu tidak perlu khawatir akan Bunda Mo, Aku akan mengaturnya, kamu hanya perlu tinggal dengan tenang di Istana Ular, hanya perlu memikirkan kembali mengenai hal yang Aku katakan.”Lelaki itu berkata dengan penuh perasaan, nada bicaranya membuatku merasa sangat tenang.Aku menganggukkan kepalaku dan menuruti perkataanya.Di dalam hutan bambu, terlihat sebuah sosok yang mengenakan pakaian hitam terbang keluar dari hutan sambil menggendong seorang wanita, mereka baru saja pergi, namun, hutan bambu yang hijau tersebut hilang seketika, kehijauan itu berubah menjadi kuning, lalu menjadi hitam, semuanya hilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 41. Mengubah Tubuh

    Ia seperti mengerti perasaanku, lelaki ini benar-benar mengatakannya dengan penuh perasaan."Benarkah, bisakah."Aku mengangkat kepalaku, pandanganku bertemu dengan sepasang matanya yang penuh dengan perasaan, siapapun pasti akan tersentuh oleh pandangan seperti ini."Pasti bisa, Aku berjanji kepadamu, Aku tidak akan menikahi wanita lain selain dirimu."Ia berjanji, walaupun ada beribu wanita yang menyukainya, namun, hanya wanita yang berada di depannya yang bisa menyentuh hatinya, ia sudah memikirkannya, ia hanya ingin mencintaiku untuk selamanya."Iya."Melihat dirinya yang sangat tulus, itu akan menjadi salahku jika aku tidak mengiyakannya, aku mengiyakannya dan menundukkan kepalaku."Isabelle Yao, apakah kamu sudah bersedia untuk menikah dan menjadi istriku, apakah ini benar."Ia memanggilku seperti itu, pandangannya dipenuhi dengan rasa bahagia, suara lelaki ini membuatku merasa tersentuh, aku tidak pernah melihat ia bahagia seperti ini sebelumnya.Aku menganggukkan kepalaku, lela

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 42. Diri Yang Baru

    Wanita bergaun belang itu mendorong pintu dan keluar, ia kemudian bertemu dengan Raja Ular, ada juga seorang wanita muda yang sedang berdiri di luar, ia terlebih dulu merasa sedikit terkejut, lalu memberikan hormat."Raja Ular."Wanita bergaun belang itu memberikan hormatnya.Namun, Raja Ular tidak melihatnya sedikitpun, ia menggandeng wanita yang berada di sebelahnya dan berjalan masuk ke ruangan Nenek Ular.Wanita bergaun belang itu kembali tercengang, benar-benar kebetulan sekali, apakah ini wanita yang dipilih oleh Raja Ular untuk dibawa kembali dan dijadikan sebagai istrinya, menurut wanita bergaun belang itu, Raja Ular benar-benar mempedulikan wanita ini, ini bahkan membuat wanita bergaun belang itu merasa cemburu."Raja Ular, apa yang membuatmu datang kemari, sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan Raja Ular."Ular belang baru saja pergi, ia lalu melihat Raja Ular membawa seorang wanita masuk ke dalam, Nenek Ular juga segera mengambil sebuah handuk untuk membersihkan tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 43. Pernikahan

    "Nona, apakah kamu terluka?"Ular Putih Kecil merasa khawatir saat mendengar Aku mengganti seluruh kulit tubuhku, ia takut Aku terluka.Ular Putih Kecil mengecek tubuhku secara keseluruhan, jangan bicarakan luka terlebih dahulu, ia bahkan tidak dapat menemukan bekasnya, Aku terlihat sempurna seperti seorang dewi, kulitku benar-benar tidak memiliki sedikitpun luka.Keahlian pengoperasian ini bukanlah sesuatu yang dapat dimengerti oleh Ular Putih Kecil.Ia hanya dapat berkata bahwa ini sangatlah unik.Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum, aku tidak terluka sedikitpun, aku takut Ular Putih Kecil mengkhawatirkanku."Ular Putih Kecil, sudahlah, Aku ingin segera menikah."Lelaki yang terus duduk di tempatnya dan meminum teh itu berkata, ucapannya mengejutkan semua orang yang berada disitu.Tentu saja, terkecuali diriku."Selamat, Raja Ular, selamat, Nona Isabelle Yao."Setelah tercengang, Penjaga Andrew Bai kembali fokus."Non, Nona."Jika ia baru saja mengatakan bahwa ekspresi Ular Puti

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 44. Hadiah

    “Nona, menurutmu apakah bunga yang ku dipetik bagus?”Susan baru saja kembali dari kebun bunga. Tangannya membawa sekeranjang bunga, seperti seorang wanita pemetik bunga.“Benar, lumayan bagus.”Melihat keranjang yang berisikan bunga warna-warni, memang bagus.“Baguslah kalau Nona suka. Aku akan menyimpan bunga yang dipetik ini ke dalam pot bunga."Jawab perempuan itu lalu menaruh bunga tersebut kedalam pot bunga. Memang pada dasarnya istana ini adalah istana yang mewah dan indah, ditambah lagi bunga ini sebagai hiasan, benar-benar sangat bagus.Berita tentang Raja Ular yang akan menikah baru saja disebar. Seluruh pekerja di istana ular sangat sibuk. Ada yang menggantung lampion merah nan besar, ada yang memetik buah, semua pakaian penjaga wanita diganti menjadi warna ungu, menunjukkan aura bahagia.Tentu saja, ini pengecualian untuk pavilion Malige.Di ruang rahasia, lampu yang berwarna biru menyinari wajah seorang wanita. Gambaran tentang masa lalu terngiang kembali di kepalanya. Mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status