Beranda / Romansa / Bukan Menantu Biasa / Bab 27. Bertahan Atau Melepaskan?

Share

Bab 27. Bertahan Atau Melepaskan?

Penulis: Ayzha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-14 07:52:12

Lelaki itu mengusap wajahnya kasar.

Kemudian menggelengkan kepala menghempaskan pikiran buruknya. Lelaki itu masih berharap bisa merubah perilaku istrinya itu.

Dia ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia bisa merubah perilaku buruk Istrinya.

Dia hendak masuk dan berpamitan pulang. Dia merasa kehadirannya disini, sudah tak dibutuhkan lagi. Karena Aira juga sudah datang dan Papa mertuanya juga sudah pulang. Bertiga bisa gantian menjaga mertuanya.

Baru sampai di ambang pintu, tampak Alisya keluar dari dalam rumah dengan terburu-buru. Sontak wanita langsung itu kaget melihat keberadaan suaminya. Dia pikir suaminya sudah pulang.

"Ngapain masih disini? Sana cari kerjaan sampingan kek, biar menghasilkan banyak uang! Aku muak hidup melarat bersamamu!" Bentak Wanita itu sambil berusaha menyembunyikan kekagetannya. Wanita itu pandai berakting.

"Alisya! Bisakah sedikit saja kamu hargai Aku sebagai suamimu? Aku memperjuangkan restu orang tuaku mati-matian loh untuk bisa menikahi k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
sumpah mau ku guyur dengan air koboj an deh Trio MAK Lanpir itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 28. Pekerjaan Alisya di Kota

    Zafira berdiri di ambang pintu."Silahkan masuk dulu Bude," ajak Zafira berusaha lembut padahal emosi sudah mulai menguasai."Halahh, nggak perlu! Dasar penghancur rumah tangga orang!" Bentak Alisya dengan suara yang menggelegar."Apa maksudmu?" Zafira terpancing emosinya. Seperti biasa tetangga sudah menjadi penonton setia saat mendengar susara pertengkaran. "Maksudku? Kamu masih bertanya maksudku? Kamu sudah menjadi duri dalam rumah tanggaku! Nggak usah menafik deh! Nggak usah pura-pura nggak tau! Dasar pelakor!" Alisya membalas sengit. Seakan-akan dia melihat di depan mata Jefri berselingkuh dengan Zafira. "Mana buktinya?" Wanita itu terlihat mulai menguasai emosinya lagi. Wajahnya terlihat tenang. "Bukti? Kamu meminta bukti? Dasar tak tau malu! Sudah selingkuh masih menyangkal? Dasar sund*l!" Pekik Alisya dengan suara lantang. Adnan, Amura dan Ningsih keluar dari dalam rumah. "Ada apa ini? Ada apa lagi?" Tanya Adnan.Lelaki itu mengerinyit heran. Kenapa sih Bude Siti ini sel

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 29. Jangan Membangunkan Induk Singa yang Sedang Tidur

    Alisya merangsek kedepan hendak menam*ar pipi Zafira. Dengan cepat wanita itu menangkap tangan Alisya dan mencekalnya kuat. Alisya langsung menjerit kesakitan."Kamu pikir saya akan tinggal diam? Saya bukan wanita lemah! Jangan pikir saya akan diam saat diperlakukan seenaknya! Saya tidak akan diam! Apalagi kalau sampai kalian berani menyakiti keluarga saya!" ujar Wanita itu dengan tatapan intimidasi. "Heh! Jangan kasar kamu ya! lepasin tangan Alisya! Atau nanti kulaporkan kamu atas kasus kekerasan dan pencemaran nama baik! Kamu pikir hanya kamu yang punya duit hah?! Kami juga orang kaya dengan banyak warisan disini. Jangan macam-macam kamu!" Ancam Bude Siti sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Zafirah. "Silahkan, Silahkan laporkan, saya akan menunggu laporan kalian. Saya punya bukti valid atas semua ucapan saya kok.Saya juga akan menuntut balik atas fitnah tanpa dasar kalian. Kalian telah memfitnah saya berselingkuh dengan Jefri. Dan itu semua tidak benar. Apakah kalian punya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 30. Bude Siti Cari Gara-gara

    "Apaan sih Ma. Nanyanya kok gitu. Mama sekarang ikutan percaya sama Zafira wanita sial*n itu?" Alisya tampak tak suka di temya seperti itu."Bukan percaya, Mama hanya ingin memastikan! Kalau emang bener dan suaminya orang itu lebih kaya, mending kamu tinggalin suami Kamu yang kere itu dan merayu suami oramg yang kaya-raya itu. Gak apa-apa deh jadi pelakor. Yang penting kamu bisa dapetin orang kaya. Kalau perlu cari laki-laki yang lebih kaya dari si Zafirah kurang ajar itu!" Sahut Bude Siti dengan wajah memerah menahan emosi."Jadi maksudnya Mama setuju gitu?" Tanya Alisya tak percaya. Dia pikir Mamanya akan memarahinya habis habisan. Ternyata dia malah mendukungnya."Asalkan kita bisa kaya raya melebihi Zafirah yang songong itu, Mama akan dukung kamu! Kalau perlu, hancurkan rumah tangga mereka dan rebut suaminya," Bude Siti memanas-manasin anaknya.Aira hanya menggelengkan kepala mendengar percakapan dua wanita itu. Meskipun dia juga jahat, namun tidak sampai berfikir untuk merebut s

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 31. Kedatangan Debt Collektor

    Bude Siti langsung pingsan melihat nominal yang tertera di layar Handphone nya Zafirah. Aira yang melihat Ibunya pingsan dari balik kaca mobil. Langsung turun dengan terburu-buru. "Sudah kubilang kan Bu, sudah kutebak bakal begini akhirnya. Dipikirnya bayar dokter dari kota sampai kesini murah apa? Malah sok-sok an mau balikin lagi. maaah mah." Wanita itu berjalan sambil ngedumel."Maaf Bik, tadi sudah Aira larang. Ibu maksa mau kesini, padahal kondisinya belum baik betul," ucap Aira sambil menatap Ibunya yang tengah terbaring itu."Ambil minyak putih di kamar Ibu," titah Bu Ningsih kepada Putri Bungsunya. Dengan cepat Amira langsung masuk ke kamar mengambil apa yang diminta Ibunya."Terima Kasih Bik, masih mau menolong Ibu meskipun kami sudah jahat sama Bibi selama ini," ujar Aira sambil tertunduk menyesali perbuatannya."Nggak apa-apa Nduk. Sudah lupakan saja." Bu Ningsih mengusap pelan pucuk kepala Keponakannya itu.Wanita yang berhati malaikat. Diperlakukan dengan sangat tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 32. Terlilit hutang

    Ponsel Aira berdering. Ada panggilan masuk dari nomor Ibunya. Wanita itu langsung menepikan mobilnya. "Ya, Halo?" "Aira, kamu sudah sampai mana? Ibu kamu pingsan lagi. Gara-gara di tagih hutang sama debt collector. Ini sampai kejang-kejang juga. Kamu buruan kesini ya," ujar Tante Rosmala dengan suara yang terdengar panik."Baik." Wanita itu langsung mematikan sambungan dan memutar balik ke arah rumah Ibunya lagi. Wajah wanita itu tampak panik. Meskipun Ibunya sangat jahat, namun wanita itu sangat menyayangi Ibunya. Melihat keramaian di depan rumah Ibunya, wanita itu langsung berlari menembus keramaian. "Apa yang terjadi?" tanya Aira dengan wajah panik."Mbak anaknya Pak Rusdi?" "Iya, Saya Aira anaknya Pak Rusdi dan Ibu Siti Marimar," jawab Aira."Jadi begini Mbak, Pak Rusdi meminjam uang di bank senilai 100 juta dan ini sudah jatuh tempo. Kami kesini untuk menagih. Namun, karena ada kejadian seperti ini. Kami berikan waktu tiga hari untuk mendapatkan uang itu! Kalau dalam jangka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 33. Cerai

    Alisya yang terkejut langsung berdiri dan menatap lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya itu dengan wajah panik."M–mas? Ini tidak seoerti yang kamu lihat, Mas." Alisya berusaha memberikan penjelasan kepada Jefri."Tidak seperti yang aku lihat? Apa maksudmu? Apa yang tidak seperti aku lihat? Jelas-jelas aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri!" Bentak Jefri dengan tatapan nyalang. "Kamu siapanya Jefri, Sayang?" tanya Lelaki tua itu."Dia…" "Saya suaminya yang sebentar lagi akan menjadi mantan suami," jawab Jefri dengan pandangan lurus ke arah Alisya. Wanita itu hanya tertunduk katena ketakutan"Oh baguslah! Cepat ceraikan dia karena saya ingin segera menikahinya!" ujar Lelaki paruh baya itu dengan senyum sumringah."Mungkin karena kamu tidak bisa memuaskan hasratnya sehingga dia mencari lelaki lain yang bisa memuaskan dia di atas ranjang. Saat bersamaku dia sangat lihai mengimbangi permainanku di atas ranjang," ujar Lelaki itu dengan wajah santai yang kemudian membuat sua

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 34

    Keesokan paginya, Saat Bu Ningsih tengah bersiap-siap pindah rumah, muncul Bude Siti dengan tampang memelas.Dengan air mata buayanya wanita itu langsung bersimpuh di kaki Ningsih."Ada apa ini Mbak? Kenapa begini?" Ningsih kebingungan melihat tingkah kakak iparnya itu.Sebelumnya Wanita itu tidak pernah mau merendah seperti itu. Dan kini dia sampai bersimpuh di kaki Ningsih, ada apakah gerangan? Ningsih bertanya-tanya, Anak dan menantunya juga tampak keheranan dengan sikap Bude Siti yang tampak berbeda dari biasanya. Wanita arrogan itu kini bersimpuh di Kaki orang yang selalu di caci maki dulu."Tolong Aku Ningsih, hanya kamu yang bisa menolongku. Tolong maafkan semua kesalahanku," ujar Wanita gempal itu dengan air mata yang berurai."Ada apa? Coba jelaskan? Aku tidak paham apa maksud Mbak? Apa yang bisa Ningsih bantu? Kalau bisa Ningsih akan bantu semampu Ningsih," sahut Ningsih sambil berusaha mengangkat tubuh gempal itu."Benar kamu akan membantu kami? Terima kasih Ningsih. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bukan Menantu Biasa   Bab 35

    "Mah, dengarkan dulu penjelasan Papa." Lelaki itu panik melihat istrinya memegang pis4u buah.Bude Siti yang sudah di kuasai amarah tidak mau lagi mendengar ucapan suaminya. Bahkan sudah tidak mempertimbangkan resiko setelahnya. Dia menyerang dengan membabi buta. Wanita itu sudah gelap mata karena amarahnya. Dia menyerang ke arah dua manusia berbeda jenis itu.Pakde Rusdi berhasil mengambil pisau itu saat Bude Siti lengah. Pisau itu dibuangnya sejauh mungkin. Hingga wanita bertubuh gempal itu tak mampu meraihnya lagi.Bude Siti ngos-ngosan. Tenaganya terkuras habis, dan akhirnya dia terduduk lunglai.Pakde Rusdi masih membutuhkan Wanita itu. Dia tidak mungkin menceraikan Siti, karena rumah ini atas nama Siti. Jika dia menceraikan istri gempalnya itu, dia mau tinggal dimana? Dia tidak sudi tinggal di gubuk milik Inem. Dia berencana mau menikahi Inem secara sirri. Namun ternyata belum terlaksana niatnya itu, Sudah lebih dulu diketahui oleh istrinya. Lelaki itu masih membutuhkan Siti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 54

    Wanita cantik itu tersenyum menatap lelaki yang tengah asyik dengan spatula dan wajan itu. Ya, Zafira sedang ngidam pengen makan nasi goreng buatan Adnan. Lelaki yang sejak kecil sudah terbiasa mandiri itu tampak cekatan di depan peralatan masak. Sesekali menyeka peluh di dahinya. Zafira yang memperhatikan dari ambang pintu dapur menyunggingkan senyuman manis. “Sepertinya enak sekali, sudah tercium dari aromanya, sangat menggugah selera. Nak, kita makan masakan ayah ya,” ucap Zafira seraya tersenyum dan mengelus-elus perutnya yang masih tampak rata. Adnan tersenyum menatap wajah istrinya. Lelaki itu kemudian mengecup singkat pucuk kepala wanita yang tengah mengandung benihnya tersebut. “Anak ayah harus makan yang banyak ya, biar bundanya nggak lemes.” Adnan berucap sambil tersenyum dengan wajah bahagia. Lelaki itu masih tidak menyangka bisa mempersuntig gadis secantik Zafira. Andai ini hanya mimpi biarkan ia tidur lebih lama lagi. “ Awas, gosong masakannya, Mas!” ucapan

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 53

    Sepasang mata menatap dengan penuh kebencian dari ambang pintu. Setelah mengambil dan mengeluarkan nafas perlahan, wanita itu kemudian melangkah masuk kedalam kamar yang tengah dipenuhi kebahagiaan itu. “Maaf mengganggu, tadi Bik Sum buatkan bubur untuk Zafira. Mau mengantar kesini takutnya mengganggu. Kebetulan ada berkas yang harus Zafira tanda tangani, jadi Bik Sum sekalian minta Saya bawakan buburnya,” ucap Aira yang masih berdiri disamping Buk Ningsih. “Terima kasih Mbak Aira,” ucap Zafira sambil tersenyum. “Mana berkas yang harus di tanda tangani?” tanya Zafira dengan wajah penuh senyum kebahagiaan. “Ini bubur nggak dicampur apa-apa kan?” ucap Amira dengan wajah penuh selidik. Bu Ningsih langsung menyenggol tangan Amira dengan lengannya. “Nggak boleh begitu Nduk,” bisik Bu Ningsih tepat disamping telinga putri bungsunya. Belajar dari pengalaman, Amira kini sangat over protektif terhadap kakak iparnya. “Maafkan Adikmu Nduk Aira,” ucap ningsih kepada Aira. “Nggak apa-ap

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 52

    "Jadi—." Zafira menjeda ucapannya. Menantu Ningsih itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Taraa—!" "A… apa ini Nduk?" Tanya Bu Ningsih terbata melihat testpack yang di perlihatkan Zafira. "Ini testpack namanya Buk, jadi kalau garis dua berarti positif hamil, dan kalau garis satu berarti negatif, atau nggak hamil," jelas Zafira sambil memperlihatkan testpack kepada mertuanya. "Oh, begitu," sahut bu Ningsih manggut-manggut tanda paham. "Jadi ini garis dua, tandanya Nduk Ha–mil? Ya Allah." Ningsih membekap mulutnya sendiri karena kaget. Zafira hanya mengangguk, lalu menatap Ibu mertuanya dengan tatapan nanar karena haru. "Iya, Buk. Alhamdulillah Zafira hamil, dan sudah Fira periksa ke dokter juga," sahut Zafira dengan mata berkaca-kaca namun binar bahagia terpancar jelas dari sana. "Masya Allah, Alhamdulillah, terima kasih Robb, doa-doa hamba sudah di kabulkan," ucap Ningsih lalu kemudian sujud syukur dari tempatnya berdiri. Setelah berdiri, wanita paruh baya it

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 51

    Zafirah memandang wajah lelaki dihadapannya yang tampak pucat. Lelaki yang ngamuk-ngamuk ketika masuk itu tampak mati kutu. "Hallo, Pak Gunawan," tegur Zafira sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah lelaki herpenampikan necis itu. "Anda masih mengenal saya bukan?" imbuh Zafira dengan senyum mengejek."Ma–masih," sahut lelaki itu terbata-bata. "Pa, itu orang yang sudah mwnampar Lexa tadi! Papa kok diem aja sih anaknya di perlakukan seperti ini?!" Alexa menegur Papanya yang tampak gugup. Zafira tersenyum sinis ke arah Alexa kemudian beralih menatap Pak Gunawan yang tampak salah tingkah. "Tentu Saja Anda masih mengenal saya dan tidak melupakan Saya. Lha wong tiap hari minggu menghubungi Saya melaporkan kekurangan dana ini itu di universitas ini. Rupanya uang sarana prasarana Anda akui sebagai Donasi dari Anda Pak Gunawan yang dermawan?" Zafira tersenyum sinis dengan tatapan tajam kearah Lelaki itu. "Saya minta catatan-catatan keuangan yang masuk dari donatur-donatur? Ma

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 50

    Lelaki berseragam satpam itu masih keheranan melihat wanita yang baru turun dari mobil itu. "Pak Rektor ada, Mang?" Zafira bertanya kepada lelaki yang tadi menegurnya. "Pak Rektor lagi ke LN Nyonya, tapi Pak Dekan ada," sahut lelaki itu dengan wajah segan. "Bisa antarkan saya ke ruangannya?" Zafira tampak tak sabar. "Bisa Nyonya," ujar Lelaki itu sambil mengangguk mantap. "Buk Zafira? Mari silahkan masuk. Kenapa nggak ngabarin dulu kalau mau kesini? Kan kami bisa adakan persiapan untuk menyambut." Pak Dekan tampak terkejut melihat kedatangan Zafira. Zafira hanya tersenyum simpul menanggapi. Dia langsung duduk di sofa dalam ruangan itu. "Ada apa Buk? Biasanya Ibu hanya memantau dari rumah. Kayaknya ada sesuatu hal penting sampai Ibu Zafira datang tanpa memberi kabar," ujar Lelaki berkaca mata itu menatap Zafira serius. "Apakah ada masalah disini?" tanya Zafira. "Sejauh ini nggak ada masalah apa-apa Buk. Semua terpantau aman," sahut Lelaki itu sambil tersenyum. "Aman? Ter

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 49

    Darel langsung menyenggol lengan Abhimana."Apa maksud Kamu kalah taruhan?" Amira bertanya dengan tatapan tajam. "Heh cewek tengil! Lo pasti pake susuk kan? Secara orang kampung di pelosok gitu kan suka pake susuk. Jangan-jangan Lo juga pinter guna-guna agar semua laki-laki suka sama Lo, dasar munaf1k! Pakaiannya aja tertutup, ternyata bersekutu dengan Iblis!" Bentak Alexa yang terlihat dikuasai cemburu. Amira tersentak dan melongo mendengar tuduhan yang keluar dari bibir wanita berambut pirang itu. Detik berikutnya Amira langsung membalas tatapan tajam Alexa. "Iya, Saya pinter guna-guna. Kamu nggak takut saya guna-gunain?" Amira menjawab dengan tatapan tajam ke arah Alexa. Wanita berambut pirang itu seketika nyalinya menciut."Ngadi-ngadi nih cewek! Kuyy ke Kantin." Darel langsung mengajak Abhimana ke kantin."Dasar cewek kampung! Jadi bener lo pake susuk? Jangan-jangan orang tua lo dukun lagi." Alexa tersenyum sinis ke arah Amira."Jaga mulut kamu ya! Silahkan kalau mau mengh

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 48

    Amira mengernyit heran mendengar namanya disebut oleh Dosen itu. Dokter Gibran tersadar dan wajahnya langsung memerah menahan malu. Dia terkenal dengan julukan Dosen Kulkas, karena selalu bersikap dingin. Alexa menatap sinis ke arah Amira. "Punya kelebihan apa gadis desa miskin itu? Jangan-jangan pake susuk lagi, kan biasanya orang kampung di pelosok gitu suka pake-pake begituan." Alexa berbisik pada teman di sampingnya."Bisa-bisanya Lo mikir sampe kesitu. Anaknya memang cantik kok, tanpa sentuhan make up sudah cantik begitu, Alami." Seketika teman Alexa yang bernama Aletta itu langsung menutup mulutnya. Dia nggak sadar sedang memuji Amira di depan Alexa. Reflek saja pujian itu meluncur dari bibirnya. "Maksud gue, bisa saja dia pake susuk. Lihat aja auranya beda begitu," imbuhnya dengan wajah bersalah. Alexa menatapnya dengan tatapan tajam membuat Aletta salah tingkah."Maafkan, tadi salah ngomong, lo yang paling cantik deh," ujar Aletta sambil menunjukkan wajah bersalahnya."A

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 47 (Season 2)

    Gadis 20 tahun itu menarik senyum simpul menatap gedung kampus impiannya. Amira Syarifah–Nama Wanita berparas ayu itu. Adik dari Adnan Syarif. Putri kedua Pak Rusli dan Bu Ningsih. Amira memilih menetap di kota dan tinggal di indekos. Sekalipun dia tau kakaknya kaya raya, dia tidak mau memanfaatkan harta kekayaan kakaknya untuk berfoya-foya. Bahkan untuk masuk ke kampus impiannya itu, Amira lewat jalur prestasi. Tidak heran, karena adik bungsu Adnan itu Gadis yang cerdas. Dia memilih bekerja paruh waktu biar bisa belajar mandiri. Indekost yang dipilih juga kost khusus perempuan. Karena pergaulan Amira sedari kecil sudah terjaga. Wanita dengan hijab sage itu berjalan masuk ke kampus dengan perasaan gembira. Gadis cantik itu berhenti di depan ruangan fakultas kedokteran. Ya, Amira mengambil jurusan kedokteran. Gadis dengan hijab yang menutupi dada itu tersenyum lebar. Dia bahagia karena bisa berkuliah di kampus favoritnya juga fakultas impiannya. Hari ini hari pertamanya masu

  • Bukan Menantu Biasa   Bab 46 (Ending season 1)

    "Bu Siti dan Pak Rusdi! Bukti-bukti sudah ada dan kalian tidak bisa mengelak lagi. Pak Rusdi biar di rumah sakit khusus tahanan. Bu Siti sepertinya Anda sehat-sehat saja. Maaf, ini perintah," ujar Lelaki berseragam polisi itu dengan nada tegas."Kalian memang tidak ada rasa kemanusiaan sedikitpun! Suami saya ini butuh perawatan intensif. Kalian tolong mengertilah!" Bude Siti berucap dengan nada tinggi.Polisi itu hanya menggelengkan kepala. Sudah salah masih terus ngeyel. "Silahkan nanti anda jelaskan di kantor polisi," ujar polisi itu sambil memberikan perintah kepada anak buahnya."Kalian pasti sudah makan suap. Makanya orang yang sakit dan lemah juga kalian tangkap. Dasar polisi mata duitan!!" Bude Siti mengamuk.Wanita itu lalu memecahkan gelas di nakas ruangan itu lalu mengarahkan kepada polisi yang hendak berjalan ke arahnya."Berani kalian mendekat, akan kugor*k leher kalian! Sini mendekat! Biar ku b*nuh sekalian!" Wanita itu sudah seperti orang depresi. Dia mengancam anggota

DMCA.com Protection Status