Share

22. Mantan Minta Balikan

Aku mendudukkan diri di kursi meja rias. Tatapanku tertuju ke arah ranjang. Entah siapa yang telah mengganti sprei dan menabur bunga disana. Mana dibikin bentuk cinta lagi. Jadi gak tega buat didudukin. Suara notifikasi mampir di ponselku. Aku meraih ponselku dan membuka chat yang masuk. Mataku langsung membelalak.

šŸ 0857xxxxxxxx šŸ

[Ambar, Sayang. Maafkan ulahku selama ini. Aku tahu aku salah dengan mengabaikanmu sangat lama. Aku juga salah karena tak jujur padamu. Tapi aku butuh waktu, aku malu, Ambar. Karena waktu itu aku gagal. Tapi percayalah, aku masih cinta sama kamu]

Aku menatap nanar chat dari Ilo. Aku bimbang antara harus membalas atau membiarkan saja chat itu. Tiba-tiba air mataku menetes. Ternyata, rasa itu masih ada. Ponselku berdering. Aku melirik nomer yang tertera. Berkali-kali nomer itu menelepon, tapi aku sama sekali tak mengangkatnya. Rupanya si penelepon tidak menyerah. Ponselku terus berbunyi. Aku mengelap air mataku, mencoba memantapkan hati

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status