Beranda / Pernikahan / Bukan Jodoh Pilihan / 4. Masa Lalu dan Penyesalan

Share

4. Masa Lalu dan Penyesalan

Penulis: Bai_Nara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Shaka masih bergelung nyaman di pangkuan sang ibu. Tingkahnya memang terkadang menggemaskan sekali. Mana ada, pria matang masih suka sekali bermanja-manja pada ibunya. Tolong salahkan saja Shaka. Salahkan kenapa di saat umur tiga puluhan, dia tidak mengikuti jejak para sahabatnya yaitu menikah dan mempunyai anak. Kalau saja Shaka mau mengikuti jejak Gilang dan Erik pasti kini pangkuan istri menjadi tempatnya berbagi dan perutnya akan menjadi dudukan bagi anaknya. Seperti yang dilakukan oleh Marchel pada Tania dan Michele pada perut Marchel. 

"Makanya nikah sono, Bang! Ish, gak kasihan apa sama Ayah. Lihat tuh ekspresinya Ayah. Ayah cemburu tahu?" Tania menoleh ke arah Ari yang hanya dibalas Ari dengan kekehan.

"Biarain! Habis kalau Tristan pulang. pasti dia monopoli Bunda juga. Kalau sudah dikamar Bunda dimonopoli sama Ayah, jadi biarin abang monopoli Bunda sebentar. Iya kan, Bun?"

Ajeng hanya tertawa renyah mendengar ucapan putra sulungnya.

"Ck. Das

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Jodoh Pilihan   5. Hamil

    Hampir satu bulan Safa tinggal di Purwokerto. Dia kini bekerja di salah satu sekolah taman kanak-kanak yang cukup terkenal. Safa pun memilih ngekost. Aslinya Tiara meminta Safa tinggal di rumahnya. Tetapi atas saran Gilang dan didukung oleh Safa, akhirnya Tiara membiarkan Safa ngekost."Aku tuh aslinya pengen kamu tinggal di rumahku. Tapi ....""Tapi akan banyak fitnah kalau aku tinggal di sana, Tiar. Ada Mas Gilang. Meski aku yakin Mas Gilang itu tipe suami setia dan aku pun gak berniat jadi pelakor tetapi namanya mulut orang kan kita gak tahu."Tiara mendesah. Memang benar apa yang diucapkan Safa. Terlalu beresiko jika Safa tinggal di rumahnya. Meski Tiara yakin kalau Gilang dan Safa tak mungkin berbuat macam-macam, tetapi namanya setan pasti selalu menggoda. Dan memang lebih baik seperti ini, Safa ngekost tetapi Tiara dan Safa masih bisa bertemu dan seringnya tanpa Gilang."Gak usah dipikir, aku baik-baik saja kok."Safa dan Tiara masih be

  • Bukan Jodoh Pilihan   6. Kisah Kelam

    Tiara menggenggam tangan Safa penuh sayang. Safa berusaha tersenyum meski senyumnya terlihat terpaksa."Mau cerita gak? Siapa tahu aku bisa bantu kamu."Safa mengangguk."Dia datang bukan karena aku diperkosa atau karena aku mau. Aku sendiri bingung bagaimana bisa ngelakuin itu. Yang aku ingat, Fandi mengajakku ke acara temannya di puncak. Kami ketemu Dimas. Fandi sama Dimas hampir terlibat adu jotos. Aku memaksa Fandi pulang, tapi Fandi beralasan sudah malam. Akhirnya kami menginap tapi aku memaksa tidur di vila terpisah, Fandi awalnya menolak tapi akhirnya menerima usulku karena aku mengancam akan pulang sendiri. Dimas tiba-tiba datang, mengetuk pintu vila yang aku tempati. Bodohnya aku malah membukakan pintu. Dia minta waktu untuk bicara. Dia terus memaksaku agar kembali padanya. Aku gak mau. Dimas hampir cium aku tapi gak kejadian karena Fandi datang. Dimas mengamuk dan mengataiku wanita murahan. Dan mengejek Fandi dapat bekasnya dia. Mereka berkelahi, Fandi

  • Bukan Jodoh Pilihan   7. Curhatan Shaka

    "Iya, nanti Shaka jemput Bunda.""Kamu dimana?" Suara di seberang sana terdengar."Shaka baru selesai meeting sama klien, Bun.""Hati-hati, ya.""Iya. Assalamu'alaikum, Bunda.""Wa'alaikumsalam."Shaka segera menutup ponselnya. Dia berjalan menuju parkiran. Setelah menemukan mobilnya, Shaka masuk dan segera menutup pintu. Saat memakai sabuk pengamannya, Shaka menoleh ke sebelah kiri. Shaka tertegun, bayangan kejadian sebulan yang lalu kembali terlintas dalam benaknya.Shaka mendesah, ia sudah berusaha mencari siapa wanita yang menghabiskan satu malam penuh gelora bersamanya. Dia ingin bertanggung jawab karena sudah mengambil mahkotanya. Tetapi sampai hari ini hasilnya nihil. Detektif yang dia sewa belum menemukan titik terang siapa wanita itu. Wanita yang menjungkirbalikkan dunia Shaka. Wanita yang setiap malam membuat Shaka harus merelakan tubuhnya tersiram air dingin demi menetralkan panas tubuh akibat hasrat biologisnya.

  • Bukan Jodoh Pilihan   8. Ngidam

    Ajeng menatap sang putra dengan wajah khawatir begitu pun dengan Mbok Jum, sang asisten rumah tangga."Udah sele—""Hoek ... hoek."Ucapan Ajeng terhenti karena Shaka lagi-lagi muntah. Ajeng semakin khawatir dengan putranya."Kha ... kamu gak papa?"Shaka menggeleng dan masih memuntahkan isi perutnya."Mbok Jum, tolong bilangin Pak Yatno buat nyiapin mobil. Pokoknya aku mau bawa Shaka ke dokter.""Iya, Bu."Mbok Jum tergopoh-gopoh ke depan mencari Pak Yatno.Lima menit kemudian, Yatno datang dan langsung memapah Shaka menuju ke mobil. Shaka langsung dilarikan ke klinik langganan keluarga.Sampai di klinik, Shaka langsung diperiksa oleh Dr. Ismoyo."Gimana, Mas Is? Shaka kenapa?"Ismoyo adalah rekan sekaligus dokter langganan keluarga Ari. Dia menatap Ajeng dengan mimik bingung serta dahi mengerut."Gimana, Mas?""Anakmu gak papa. Gak ada masalah yang terjadi. Aku udah

  • Bukan Jodoh Pilihan   9. Pertemuan

    Bruk!Shaka langsung merebahkan diri di sofa dalam ruang kerja Gilang. Gilang sendiri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sang sahabat yang baru saja sampai."Naik apa?""Biasa, kereta.""Kenapa gak mobil aja? Ajak sopirmu, jadi gak kecapean di jalan.""Malas, grab sama gojeg banyak kok. Eh, nanti aku pinjem mobilmu ya? Kamu pakai punya Tiara aja.""Ckckck. Kebiasaan."Shaka memilih rebahan dengan memiringkan tubuhnya ke arah punggung sofa sementara Gilang kembali bekerja. Hampir lima belas menit Gilang bekerja tanpa suara sementara Shaka sudah tertidur pulas di sofa.Ketukan di pintu ruangannya mengalihkan fokus Gilang."Masuk."Nita masuk bersama dengan lelaki paruh baya. Gilang tersenyum. Dia berdiri dan menyambut Farhan."Om.""Om gak ganggu, kan Lang?""Enggak, Om. Ayo duduk."Farhan menuju ke arah sofa. Dia tertegun. Bahkan kini Farhan terlihat mematung. Gilang ya

  • Bukan Jodoh Pilihan   10. Ayo Kita Kenalan

    "Aaaaa."Brak!Suara motor yang menabrak pembatas jalan menggema membuat beberapa orang yang berada di sekitar berlari menghampiri."Woi! Kalau mau mati, jangan di depanku!" bentak si pengendara motor.Dia mencak-mencak akibat terjatuh karena berusaha menghindari tabrakan. Tetapi nahas, motornya malah menghantam pembatas jalan mana rusak lagi di bagian depan.Safa sendiri tampak ketakutan di dalam dekapan seseorang. Beruntung Shaka bisa berlari cepat dan menyambar Safa tepat waktu."Hei, udah belum pelukannya! Ini gimana sama motorku?!" bentak si pengendara.Shaka yang sudah bisa mengendalikan diri menatap Safa dan mengecek keadaan Safa."Kamu gak papa?"Safa hanya diam, tubuhnya masih menggigil. Refleks Shaka berdiri menyamping dan memeluk bahu Safa. Shaka lalu menatap pengendara motor."Maaf ya Mas. Nanti semua kerusakan saya ganti.""Tanggung jawab! Aku minta duitnya sekarang?""Oke, kita selesaik

  • Bukan Jodoh Pilihan   11. Pelukan Apa Tidur?

    Gilang menatap geli sahabat jomblo karatan di depannya. Shaka sedang menikmati makanan dengan sangat lahap. Meski ada beberapa luka lebam di sekitar wajah, sepertinya Shaka tak peduli. Dia terlalu sibuk menikmati makanannya."Laper, Bos.""Banget, udah lama rasanya aku gak makan seenak ini.""Ckckck. Tadi aku baru jotos kamu lima kali, masih kurang lima. Sekarang ya?"Shaka menghentikan makannya dia menatap Gilang dengan mimik memelas."Plis, biarin aku makan dulu. Laper tahu. Tiga bulan ini aku gak bisa makan enak. Apa-apa dikeluarkan. Gak lihat apa kamu? Aku sekarang kurus banget."Gilang tertawa melihat muka memelas Shaka, iya sih memang Shaka kini kurusan, mana jambang sama model rambutnya panjang bener."Habis ini potong rambut sama rapiin jambang sana!""Pasti."Shaka kembali memakan makanannya."Habis itu, aku pukul kamu lagi. Kan kamu masih utang lima bogeman dari aku."Shaka mendengkus keras.

  • Bukan Jodoh Pilihan   12. Ayo Kita Perbaiki Semuanya

    Safa sedang duduk di ruang tengah sambil sesekali memijit pundak kirinya. Tiba-tiba ada tangan lain melakukan hal yang sama membuat Safa berjingkat karena kaget.Safa tiba-tiba menjadi kikuk."G-gak u-sah, a-aku bisa sendiri.""Udah diem aja, kan kamu capek juga gara-gara aku.""Tapi ....""Udah. Diem! Nurut aja."Shaka memijat pundak sampai bahu kiri Safa kemudian dilanjutkan ke bahu sebelah kanan. Safa hanya diam menikmati pijatan Shaka yang rasanya nyaman. Cukup lama Shaka memijat pundak Safa, membuat Safa merasa nyaman bahkan sedikit mengantuk."Udah enakan?""Eh. U-udah.""Beneran?""Iya."Shaka duduk di samping Safa. Keduanya duduk di sofa panjang. Safa otomatis menggeser duduknya membuat Shaka melirik tajam kemudian terkekeh."Gak usah takut. Maaf, kemarin aku spontan cium kamu. Aku khilaf. Maaf ya untuk semuanya. Dan untuk kejadian di puncak. Aku beneran gak bermaksud jahat sama kamu. Tapi te

Bab terbaru

  • Bukan Jodoh Pilihan   35. Muara Cinta

    Menjalani kehidupan berumah tangga itu bagaikan naik roller coaster. Kadang naik, kadang turun, kadang landai lintasannya. Namun, semua itu selalu disyukuri oleh pasangan Shaka dan Safa. Meski terkadang keributan selalu ada tetapi mereka bersyukur, rasa cinta yang awalnya tak ada kini begitu tersemai membuat masing-masing tak pernah menyalahkan masa lalu mereka.Ya, meski pertemuan keduanya tidak baik hingga melakukan kesalahan fatal. Tetapi keduanya bertekad untuk menjalani rumah tangga dengan lebih baik. Safa yang selama ini selalu menganggap jika kisah percintaannya selalu berakhir tragis, akhirnya menemukan muara cintanya. Dia adalah Shaka. Lelaki baik yang mampu menjadikannya ratu di rumah. Meski kadang suaminya sedikit menyebalkan tetapi Safa tetap cinta. Orang kan gak ada yang sempurna termasuk dirinya. Asal dia jangan diduakan, itu sudah jadi harga mati.Dan Shaka yang selalu dibayangi kesalahan sang ayah, kini menemukan cintanya. Dia adalah Safa. Safa yang telah membuatnya ja

  • Bukan Jodoh Pilihan   34. Balas Dendam Shaka

    Hampir dua minggu Shaka dirawat setelah sadar dari komanya. Kini Shaka mulai berlatih berjalan dengan bantuan tongkat kruk. Selama seminggu sekali dia harus kontrol hingga pada bulan ketiga setelah dia sadar, Shaka sudah bisa berjalan dengan lancar meski kadang-kadang masih merasakan nyeri pada kaki yang pernah terluka.Hari ini, adalah hari persidangan akhir dari Firman untuk kasus pembunuhan berencana terhadap Amanda dan calon suaminya. Shaka datang bersama Safa, Ajeng, Ari, Revan, Gilang, Erik dan Radit.Sidang berjalan lancar karena Firman sepertinya sudah pasrah. Setelah pembacaan putusan sidang, hakim kepala mengetuk palu sebagai tanda berakhirnya sidang. Shaka menemui Firman. Firman menatap Shaka dengan penuh amarah."Puas kamu. Puas kalian?!" teriaknya dari balik kursi roda. Cedera kaki Firman lebih parah dari Shaka sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyembuhan.Firman terus mengumpati Shaka namun balasan Shaka adalah sebuah pelukan. Membuat Firman terdiam. Bahk

  • Bukan Jodoh Pilihan   33. Shaka Sadar

    Shaka membuka matanya. Ternyata dia berada di sebuah taman yang indah. Shaka mengelilingi taman guna mencari seseorang yang bisa dia tanyai. Shaka merasa heran. Dia merasa asing dengan tempat yang dia datangi saat ini."Aku dimana? Bukannya aku kecelakaan. Safa mana?"Shaka terus saja berkeliling hingga tatapannya tertuju pada sosok lelaki yang sedang duduk di bawah pohon rindang dengan memangku seorang gadis kecil. Shaka berjalan ke arahnya. "Pak maaf. Apa Ba—"Lelaki yang dipanggil oleh Shaka mendongakkan wajah lalu tersenyum. Shaka sendiri hanya bisa mengatupkan bibirnya. Cukup lama Shaka berada dalam keterdiaman pun lelaki tua di depannya dan sosok gadis cilik yang dengan santai bergelayut manja pada pangkuan sang kakek."Kakek, aku rindu Mamah.""Iya sayang, ayok kita temui ibumu."Lelaki itu berdiri, dia menggenggam tangan si gadis cilik, bersama-sama keduanya berbalik. Baru tiga langkah kedua pasangan itu melangkah namun dicegah oleh Shaka."Tunggu. Kalian mau kemana?"Lelaki

  • Bukan Jodoh Pilihan   32. Farhan Pamit

    Revan menatap sinis pada Bayu dan Farhan. Mereka semua dipanggil ke kantor polisi terkait peristiwa tabrak lari yang dialami Shaka dan Safana. Polisi sudah menindaklanjuti laporan Revan, bahkan bukti-bukti sudah sampai di hadapan penyidik. Revan tentu saja tersenyum puas. Sudah bisa dipastikan dua orang itu akan di penjara setelah keluar dari rumah sakit. Revan sudah mendapatkan kabar jika Firman sudah sadar. Dan itu bagus. Polisi jadi bisa langsung menindak si biang onar."Jadi begitulah, Pak Farhan dan Pak Bayu. Semua bukti mengarah pada Saudara Firman terkait kecelakaan yang dialami Saudara Shaka dan istrinya. Dan satu hal lagi. Pihak kepolisian Surabaya sudah berhasil menangkap Saudara Hari. Saudara Hari sudah memberikan keterangan sejelas-jelasnya perihal kematian Saudari Amanda dan calon suaminya. Dan tentu saja, Pak Farhan pasti paham maksud saya."Sang penyelidik berhenti bicara. Dia sengaja menjeda kalimatnya. Farhan hanya bisa menunduk pasrah."Iya Pak.""Kami akan terus me

  • Bukan Jodoh Pilihan   31. Penyesalan

    Ajeng sedang menangis di bahu sang suami. Pun dengan Andini. Dia bahkan sempat pingsan saat mendengar anak dan menantunya mengalami musibah.Revan yang baru datang bersama Alif langsung menuju TKP. Kini, keduanya sedang mendengarkan kronologi kejadian yang menimpa adiknya dari salah satu petugas."Tabrak lari?" tanya Revan."Iya, Pak. Berdasarkan rekaman CCTV, di sekitar jalan yang dilewati Ibu Safa dan Pak Shaka, terekam jelas jika mobil sempat berhenti lalu tiba-tiba melaju kencang saat kedua korban hendak menyeberang.""Kurang ajar. Plat nomernya bisa dilacak?""Sedang dilacak, Pak. Kebetulan plat nomernya terbaca di CCTV. Beberapa korban yang lain juga sempat memotretnya."Revan manggut-manggut. Sang polisi pamit untuk kembali bertugas. Sementara Revan dan Alif segera masuk ke rumah sakit dan segera menuju ruang IGD rumah sakit Bunda Kasih."Pah, Mah. Om, Tante. Gimana Safa sama Shaka?"Andini langsung memeluk putranya. Dia menceritakan kondisi Safa dan Shaka."Keponakanku gimana?

  • Bukan Jodoh Pilihan   30. Firman Gelap Mata

    Firman melempar ponselnya dengan keras. Beruntung ponselnya adalah ponsel mahal sehingga tahan banting. Dia marah karena lagi-lagi akan masuk ke dalam penjara. Pasal yang ditujukan padanya saat ini adalah pencemaran nama baik, pelaku video mesum dan penyebarnya. Sementara Diana yang duduk di sofa apartemennya hanya bisa menunduk. Dia pun akan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik dan pelaku video mesum."Argh. Pengacara yang disewa kamu itu kenapa bisa kalah? Kamu bilang dia salah satu pengacara terbaik. Kenapa bisa kalah?""A-aku gak tahu.""Arghhhh!"Firman membanting apa saja yang ada di apartemennya. Diana sendiri lebih memilih diam. Sesekali mengelus perutnya. Ponsel Firman kembali berdering. Dengan malas-malasan dia berjalan menuju dimana ponselnya tergeletak. Nama yang tertera di layar membuat Firman mengernyit, dia segera mengangkat ponselnya."Hai, Bro. Ada a—""Polisi sudah menemukan bukti keterlibatan kamu dalam kematian Amanda dan calon suaminya. Oran

  • Bukan Jodoh Pilihan   29. Radit Menenangkan Diri

    Safa kaget ketika membuka pintu. Tampaklah Diana yang tersenyum sendu ke arah Safa."Diana.""Hai, Fa. Boleh aku masuk?"Sebelum Safa berkata terdengar suara sang ibu mertua yang menanyakan siapa yang datang."Siapa Fa?"Ajeng mendekat ke arah pintu. Saat tahu siapa tamu yang datang, wajah Ajeng yang awalnya terlihat ceria menjadi berubah. Ada rasa tak suka yang tak bisa dia sembunyikan."Hai, Tante Ajeng. Apa kabar?" Diana berusaha berbasa-basa."Baik. Ada keperluan apa kamu ke sini, Diana?" Ajeng langsung bertanya to the point."Diana cuma mau minta maaf, Tante.""Kami sudah melupakan semuanya, jadi kamu tak perlu minta maaf lagi.""Tapi Diana sungguh menyesal, Tante. Diana merasa belum lega kalau belum meminta maaf.""Tidak perlu. Cukup kamu jangan lagi muncul dalam kehidupan kami, terutama kehidupan Shaka dan Safa. Itu sudah lebih dari cukup. Kami tak meminta lebih."Diana hanya bisa tersenyum sendu. Tatapannya mengarah pada Safa yang berdiri tak jauh dari dia."Maafkan aku, Fa.

  • Bukan Jodoh Pilihan   28. Bertemu Mariana

    Safa berhenti, dia membungkuk untuk mengambil botol susu milik seorang anak yang terjatuh."Ini, Mbak botol susunya.""Iya, makasih Mbak. Maaf tadi saya— Safa."Mariana menatap kaget ke arah Safa, pun dengan Safa. Keduanya tak sengaja bertemu di sebuah mall. Semenjak hamil besar, Safa memang sering bolak balik ke toilet. Pun kali ini. Namun, dalam perjalanan kembali dari toilet, dia melihat seorang ibu yang sedang kesusahan membawa barang belanjaan sambil menggendong anaknya. Sang bayi menangis meminta susu. Sang ibu pun memberinya dengan sedikit kesusahan karena bayinya bergerak terlalu kencang hingga botol susu yang hendak Mariana serahkan malah terjatuh.Kedua mantan sahabat hanya saling terdiam. Safa yang pertama sadar, karena mendengar suara tangisan bayi."Lapar ya? Ini."Safa membantu sang bayi dengan mengarahkan ujung dot pada mulutnya. Sebelumnya Safa sudah membersihkan ujung dot dengan tissue yang ada dalam tasnya. Sang bayi yang sudah menemukan sumber makanannya berhenti m

  • Bukan Jodoh Pilihan   27. Ayah VS Anak

    Plak! Sebuah tamparan keras Farhan layangkan untuk Firman. Dia menatap putranya penuh amarah. Marisa yang melihat sang anak ditampar hanya bisa menjerit sementara Firman mengelus pipinya dengan amarah pula."Mau sampai kapan kamu kayak gini hah? Belum puas kamu dulu menghamili Desty dan Amanda. Lalu ini apa? Kamu menghamili dua wanita sekaligus."Farhan membanting foto-foto Firman sedang beradegan mesra dengan dua wanita. Yang satu bernama Laila, sekretaris Firman saat ini. Sementara satunya lagi adalah Diana."Orang tua Laila, minta kamu nikahin dia. Ayah Diana juga minta kamu bertanggung jawab. Pokoknya papah gak mau tahu. Kamu harus nikahin keduanya." Farhan masih menatap putranya dengan raut murka."Kenapa marah? Firman kan ngikutin jejak Papah. Bukannya Papah juga gitu, selingkuh sama Mamah."Plak. Tamparan lagi-lagi mampir di pipi Firman."Tapi papah hanya khilaf sekali. Setelah itu, papah menyesal dan papah bertaubat. Tapi kamu! Kamu malah menjadikan Diana alat untuk memfitna

DMCA.com Protection Status