Beranda / Pernikahan / Bukan Jodoh Pilihan / 22. Kembali Ke Jakarta

Share

22. Kembali Ke Jakarta

Penulis: Bai_Nara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Safa menatap rumah di depannya dengan tatapan takjub. Meski dulu, rumah Rudi kategori besar, bahkan rumah Gilang juga besar tetapi kalau boleh Safa bilang, rumah kediaman Shaka ini seperti istana.

"Rumahnya besar banget, Mas."

"Iya, kata Ayah Ari ini peninggalan dari kedua orang tuanya. Om Ari anak satu-satunya soalnya."

"Oh."

"Ayo masuk, Fa."

Shaka menggenggam jemari Safa, keduanya berjalan beriringan di belakang pasangan Ari dan Ajeng. 

Seminggu setelah acara pernikahan keduanya, Safa akhirnya diboyong kembali ke Jakarta.

"Selamat datang di rumah kami. Semoga Safa kerasan di sini."

"Insya Allah Safa kerasan, Bunda. Rumahnya bagus."

"Kamu mau makan apa istirahat dulu? Ada yang dirasa gak sama perut kamu? Kita perlu ke dokter?"

"Safa gak papa Bunda, cuma capek aja. Safa boleh ijin mau istirahat saja ya Bunda."

"Pasti capek banget ya?"

Safa menganguk dan sesekali mengelus perutnya.

"Ya udah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Jodoh Pilihan   23. Kabar Tak Terduga

    Radit menatap sosok Diana yang masih tergolek di atas kasur. Sungguh hatinya merasa teriris melihat wanita yang begitu dia cintai menjadi seperti ini."Nak Radit.""Eh, Om. Sendirian? Tante mana?""Om suruh istirahat. Om gak mau Mega juga ikut-ikutan sakit. Om gak sanggup kalau keduanya sakit, mending om ngalahi yang jaga Diana.""Oooo."Bayu duduk di sofa berdekatan dengan Radit."Gak nyangka akan begini akhirnya. Padahal om udah bilang ke Diana supaya move on. Ada kamu! Tapi ... anak om tetap ngeyel. Lihat kan buktinya?"Hening. Cukup lama keduanya terdiam. Hingga Bayu bersuara lagi."Shaka ya aneh, kurang apa Diana itu? Cantik, pinter, gak neko-neko. Menurut om gak ada cacat dalam diri Diana, kenapa Shaka gak bisa ya suka sama anak om?""Gak tahu, Om. Mungkin karena memang gak bisa cinta. Cinta kan gak bisa dipaksa."Bayu mendesah. "Kamu benar, cinta gak bisa dipaksa. Om juga dulu dipaksa nikah sama wanita pili

  • Bukan Jodoh Pilihan   24. Mengunjungi Revan

    Suara bantingan gelas terdengar membahana. Mariana kaget dan langsung gemetar. Sesekali dia mencoba menenangkan putrinya yang menangis karena kaget. Usia putrinya kini baru berusia lima bulan."Kurang ajar itu si Revan, aku ini bapaknya tetapi dia malah lebih membela si Safa. Kurang ajar!"Rudi sangat marah setelah mendapat kabar dari anak buahnya jika mereka gagal mengambil kembali perusahaan dan semua aset milik Safa. Dan yang lebih membuatnya marah pelakunya adalah Revan. Anak yang sejak kecil terlihat pendiam dan selalu bisa dia tekan. Ternyata Rudi salah. Revan bak singa jantan yang terlihat tengah tertidur santai. Namun, tidurnya ternyata adalah kamuflase saja. Dan kini Rudi menerima dampak dari kamuflase yang diperlihatkan Revan sejak dia kecil sampai proses perceraian dengan Andini."Ternyata aku tertipu. Kamu ternyata sangat berbahaya Revan. Tidak! Aku tidak akan mungkin kalah dari kamu. Aku bapakmu, dan orang tua tak akan kalah dari anaknya."

  • Bukan Jodoh Pilihan   25. Intrik Kurang Cerdik

    Hari-hari dilewati oleh pasangan Shaka-Safa dengan penuh bahagia. Meski kadang ada perdebatan dan seringnya berujung dengan Safa yang ngambek karena sifat keras kepala Shaka tetapi tak membuat romantisme keduanya surut. Justru benih-benih cinta kian mekar di hati keduanya.Tak terasa usia kandungan Safa sudah menginjak delapan bulan. Shaka semakin posesif dan sangat menjaga dua orang terkasihnya.Safa sendiri meski awalnya sedikit sedih karena gosip bahwa dia hamil duluan sudah tersebar, lambat laun bisa menerima gunjingan orang-orang. "Kamu mau sedih pun, memang faktanya begitu Sayang. Dan aku gak menampik kalau aku pun merasa sedih karena menjadi lelaki bejat yang menghancurkan kamu. Tapi ... dibalik itu semua aku bersyukur wanita itu kamu. Wanita yang langsung bikin aku jatuh cinta. Bikin aku belajar jadi suami dan calon ayah yang baik." Shaka mengecup punggung tangan sang istri dengan sayang. Dukungan Shaka dan keluarga akhirnya membuat Safa bisa berdiri tegak. Dia sudah bisa cu

  • Bukan Jodoh Pilihan   26. Melepas Rindu

    Setelah dari rumah Diana, Revan akhirnya membawa Shaka sekeluarga ke salah satu rumah milik Handoyo. Andini dan Handoyo menyambut bahagia kedatangan semua orang. Andini dan Ajeng langsung berpelukan sambil menangis. Sementara Ari dan Handoyo saling mengucap selamat dan saling mengutarakan kelegaan karena masalah telah selesai. Shaka sendiri langsung mencari Safa. Dia tidak peduli dengan semua orang. Dan begitu melihat Safa sedang terbaring mau tak mau Shaka langsung menghambur memeluk Safa. Memberinya pelukan dan ciuman bertubi-tubi di seluruh wajah. Safa terpekik akibat ulah sang suami namun akhirnya pasrah ketika Shaka mencium bibirnya bagai musafir yang menemukan oase kehidupan.Ciuman yang lama kelamaan semakin menuntut dan membuat keduanya terlena hingga tak ada satu pun yang mau berhenti. Mereka terpaksa berhenti ketika mendengar suara pintu digedor dengan keras oleh Revan."Woi! Ingat Shaka, kamu belum boleh sentuh Safa. Kalau nekat awas! Ngaji lagi sana, tanya sama Pak Ustaz.

  • Bukan Jodoh Pilihan   27. Ayah VS Anak

    Plak! Sebuah tamparan keras Farhan layangkan untuk Firman. Dia menatap putranya penuh amarah. Marisa yang melihat sang anak ditampar hanya bisa menjerit sementara Firman mengelus pipinya dengan amarah pula."Mau sampai kapan kamu kayak gini hah? Belum puas kamu dulu menghamili Desty dan Amanda. Lalu ini apa? Kamu menghamili dua wanita sekaligus."Farhan membanting foto-foto Firman sedang beradegan mesra dengan dua wanita. Yang satu bernama Laila, sekretaris Firman saat ini. Sementara satunya lagi adalah Diana."Orang tua Laila, minta kamu nikahin dia. Ayah Diana juga minta kamu bertanggung jawab. Pokoknya papah gak mau tahu. Kamu harus nikahin keduanya." Farhan masih menatap putranya dengan raut murka."Kenapa marah? Firman kan ngikutin jejak Papah. Bukannya Papah juga gitu, selingkuh sama Mamah."Plak. Tamparan lagi-lagi mampir di pipi Firman."Tapi papah hanya khilaf sekali. Setelah itu, papah menyesal dan papah bertaubat. Tapi kamu! Kamu malah menjadikan Diana alat untuk memfitna

  • Bukan Jodoh Pilihan   28. Bertemu Mariana

    Safa berhenti, dia membungkuk untuk mengambil botol susu milik seorang anak yang terjatuh."Ini, Mbak botol susunya.""Iya, makasih Mbak. Maaf tadi saya— Safa."Mariana menatap kaget ke arah Safa, pun dengan Safa. Keduanya tak sengaja bertemu di sebuah mall. Semenjak hamil besar, Safa memang sering bolak balik ke toilet. Pun kali ini. Namun, dalam perjalanan kembali dari toilet, dia melihat seorang ibu yang sedang kesusahan membawa barang belanjaan sambil menggendong anaknya. Sang bayi menangis meminta susu. Sang ibu pun memberinya dengan sedikit kesusahan karena bayinya bergerak terlalu kencang hingga botol susu yang hendak Mariana serahkan malah terjatuh.Kedua mantan sahabat hanya saling terdiam. Safa yang pertama sadar, karena mendengar suara tangisan bayi."Lapar ya? Ini."Safa membantu sang bayi dengan mengarahkan ujung dot pada mulutnya. Sebelumnya Safa sudah membersihkan ujung dot dengan tissue yang ada dalam tasnya. Sang bayi yang sudah menemukan sumber makanannya berhenti m

  • Bukan Jodoh Pilihan   29. Radit Menenangkan Diri

    Safa kaget ketika membuka pintu. Tampaklah Diana yang tersenyum sendu ke arah Safa."Diana.""Hai, Fa. Boleh aku masuk?"Sebelum Safa berkata terdengar suara sang ibu mertua yang menanyakan siapa yang datang."Siapa Fa?"Ajeng mendekat ke arah pintu. Saat tahu siapa tamu yang datang, wajah Ajeng yang awalnya terlihat ceria menjadi berubah. Ada rasa tak suka yang tak bisa dia sembunyikan."Hai, Tante Ajeng. Apa kabar?" Diana berusaha berbasa-basa."Baik. Ada keperluan apa kamu ke sini, Diana?" Ajeng langsung bertanya to the point."Diana cuma mau minta maaf, Tante.""Kami sudah melupakan semuanya, jadi kamu tak perlu minta maaf lagi.""Tapi Diana sungguh menyesal, Tante. Diana merasa belum lega kalau belum meminta maaf.""Tidak perlu. Cukup kamu jangan lagi muncul dalam kehidupan kami, terutama kehidupan Shaka dan Safa. Itu sudah lebih dari cukup. Kami tak meminta lebih."Diana hanya bisa tersenyum sendu. Tatapannya mengarah pada Safa yang berdiri tak jauh dari dia."Maafkan aku, Fa.

  • Bukan Jodoh Pilihan   30. Firman Gelap Mata

    Firman melempar ponselnya dengan keras. Beruntung ponselnya adalah ponsel mahal sehingga tahan banting. Dia marah karena lagi-lagi akan masuk ke dalam penjara. Pasal yang ditujukan padanya saat ini adalah pencemaran nama baik, pelaku video mesum dan penyebarnya. Sementara Diana yang duduk di sofa apartemennya hanya bisa menunduk. Dia pun akan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik dan pelaku video mesum."Argh. Pengacara yang disewa kamu itu kenapa bisa kalah? Kamu bilang dia salah satu pengacara terbaik. Kenapa bisa kalah?""A-aku gak tahu.""Arghhhh!"Firman membanting apa saja yang ada di apartemennya. Diana sendiri lebih memilih diam. Sesekali mengelus perutnya. Ponsel Firman kembali berdering. Dengan malas-malasan dia berjalan menuju dimana ponselnya tergeletak. Nama yang tertera di layar membuat Firman mengernyit, dia segera mengangkat ponselnya."Hai, Bro. Ada a—""Polisi sudah menemukan bukti keterlibatan kamu dalam kematian Amanda dan calon suaminya. Oran

Bab terbaru

  • Bukan Jodoh Pilihan   35. Muara Cinta

    Menjalani kehidupan berumah tangga itu bagaikan naik roller coaster. Kadang naik, kadang turun, kadang landai lintasannya. Namun, semua itu selalu disyukuri oleh pasangan Shaka dan Safa. Meski terkadang keributan selalu ada tetapi mereka bersyukur, rasa cinta yang awalnya tak ada kini begitu tersemai membuat masing-masing tak pernah menyalahkan masa lalu mereka.Ya, meski pertemuan keduanya tidak baik hingga melakukan kesalahan fatal. Tetapi keduanya bertekad untuk menjalani rumah tangga dengan lebih baik. Safa yang selama ini selalu menganggap jika kisah percintaannya selalu berakhir tragis, akhirnya menemukan muara cintanya. Dia adalah Shaka. Lelaki baik yang mampu menjadikannya ratu di rumah. Meski kadang suaminya sedikit menyebalkan tetapi Safa tetap cinta. Orang kan gak ada yang sempurna termasuk dirinya. Asal dia jangan diduakan, itu sudah jadi harga mati.Dan Shaka yang selalu dibayangi kesalahan sang ayah, kini menemukan cintanya. Dia adalah Safa. Safa yang telah membuatnya ja

  • Bukan Jodoh Pilihan   34. Balas Dendam Shaka

    Hampir dua minggu Shaka dirawat setelah sadar dari komanya. Kini Shaka mulai berlatih berjalan dengan bantuan tongkat kruk. Selama seminggu sekali dia harus kontrol hingga pada bulan ketiga setelah dia sadar, Shaka sudah bisa berjalan dengan lancar meski kadang-kadang masih merasakan nyeri pada kaki yang pernah terluka.Hari ini, adalah hari persidangan akhir dari Firman untuk kasus pembunuhan berencana terhadap Amanda dan calon suaminya. Shaka datang bersama Safa, Ajeng, Ari, Revan, Gilang, Erik dan Radit.Sidang berjalan lancar karena Firman sepertinya sudah pasrah. Setelah pembacaan putusan sidang, hakim kepala mengetuk palu sebagai tanda berakhirnya sidang. Shaka menemui Firman. Firman menatap Shaka dengan penuh amarah."Puas kamu. Puas kalian?!" teriaknya dari balik kursi roda. Cedera kaki Firman lebih parah dari Shaka sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyembuhan.Firman terus mengumpati Shaka namun balasan Shaka adalah sebuah pelukan. Membuat Firman terdiam. Bahk

  • Bukan Jodoh Pilihan   33. Shaka Sadar

    Shaka membuka matanya. Ternyata dia berada di sebuah taman yang indah. Shaka mengelilingi taman guna mencari seseorang yang bisa dia tanyai. Shaka merasa heran. Dia merasa asing dengan tempat yang dia datangi saat ini."Aku dimana? Bukannya aku kecelakaan. Safa mana?"Shaka terus saja berkeliling hingga tatapannya tertuju pada sosok lelaki yang sedang duduk di bawah pohon rindang dengan memangku seorang gadis kecil. Shaka berjalan ke arahnya. "Pak maaf. Apa Ba—"Lelaki yang dipanggil oleh Shaka mendongakkan wajah lalu tersenyum. Shaka sendiri hanya bisa mengatupkan bibirnya. Cukup lama Shaka berada dalam keterdiaman pun lelaki tua di depannya dan sosok gadis cilik yang dengan santai bergelayut manja pada pangkuan sang kakek."Kakek, aku rindu Mamah.""Iya sayang, ayok kita temui ibumu."Lelaki itu berdiri, dia menggenggam tangan si gadis cilik, bersama-sama keduanya berbalik. Baru tiga langkah kedua pasangan itu melangkah namun dicegah oleh Shaka."Tunggu. Kalian mau kemana?"Lelaki

  • Bukan Jodoh Pilihan   32. Farhan Pamit

    Revan menatap sinis pada Bayu dan Farhan. Mereka semua dipanggil ke kantor polisi terkait peristiwa tabrak lari yang dialami Shaka dan Safana. Polisi sudah menindaklanjuti laporan Revan, bahkan bukti-bukti sudah sampai di hadapan penyidik. Revan tentu saja tersenyum puas. Sudah bisa dipastikan dua orang itu akan di penjara setelah keluar dari rumah sakit. Revan sudah mendapatkan kabar jika Firman sudah sadar. Dan itu bagus. Polisi jadi bisa langsung menindak si biang onar."Jadi begitulah, Pak Farhan dan Pak Bayu. Semua bukti mengarah pada Saudara Firman terkait kecelakaan yang dialami Saudara Shaka dan istrinya. Dan satu hal lagi. Pihak kepolisian Surabaya sudah berhasil menangkap Saudara Hari. Saudara Hari sudah memberikan keterangan sejelas-jelasnya perihal kematian Saudari Amanda dan calon suaminya. Dan tentu saja, Pak Farhan pasti paham maksud saya."Sang penyelidik berhenti bicara. Dia sengaja menjeda kalimatnya. Farhan hanya bisa menunduk pasrah."Iya Pak.""Kami akan terus me

  • Bukan Jodoh Pilihan   31. Penyesalan

    Ajeng sedang menangis di bahu sang suami. Pun dengan Andini. Dia bahkan sempat pingsan saat mendengar anak dan menantunya mengalami musibah.Revan yang baru datang bersama Alif langsung menuju TKP. Kini, keduanya sedang mendengarkan kronologi kejadian yang menimpa adiknya dari salah satu petugas."Tabrak lari?" tanya Revan."Iya, Pak. Berdasarkan rekaman CCTV, di sekitar jalan yang dilewati Ibu Safa dan Pak Shaka, terekam jelas jika mobil sempat berhenti lalu tiba-tiba melaju kencang saat kedua korban hendak menyeberang.""Kurang ajar. Plat nomernya bisa dilacak?""Sedang dilacak, Pak. Kebetulan plat nomernya terbaca di CCTV. Beberapa korban yang lain juga sempat memotretnya."Revan manggut-manggut. Sang polisi pamit untuk kembali bertugas. Sementara Revan dan Alif segera masuk ke rumah sakit dan segera menuju ruang IGD rumah sakit Bunda Kasih."Pah, Mah. Om, Tante. Gimana Safa sama Shaka?"Andini langsung memeluk putranya. Dia menceritakan kondisi Safa dan Shaka."Keponakanku gimana?

  • Bukan Jodoh Pilihan   30. Firman Gelap Mata

    Firman melempar ponselnya dengan keras. Beruntung ponselnya adalah ponsel mahal sehingga tahan banting. Dia marah karena lagi-lagi akan masuk ke dalam penjara. Pasal yang ditujukan padanya saat ini adalah pencemaran nama baik, pelaku video mesum dan penyebarnya. Sementara Diana yang duduk di sofa apartemennya hanya bisa menunduk. Dia pun akan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik dan pelaku video mesum."Argh. Pengacara yang disewa kamu itu kenapa bisa kalah? Kamu bilang dia salah satu pengacara terbaik. Kenapa bisa kalah?""A-aku gak tahu.""Arghhhh!"Firman membanting apa saja yang ada di apartemennya. Diana sendiri lebih memilih diam. Sesekali mengelus perutnya. Ponsel Firman kembali berdering. Dengan malas-malasan dia berjalan menuju dimana ponselnya tergeletak. Nama yang tertera di layar membuat Firman mengernyit, dia segera mengangkat ponselnya."Hai, Bro. Ada a—""Polisi sudah menemukan bukti keterlibatan kamu dalam kematian Amanda dan calon suaminya. Oran

  • Bukan Jodoh Pilihan   29. Radit Menenangkan Diri

    Safa kaget ketika membuka pintu. Tampaklah Diana yang tersenyum sendu ke arah Safa."Diana.""Hai, Fa. Boleh aku masuk?"Sebelum Safa berkata terdengar suara sang ibu mertua yang menanyakan siapa yang datang."Siapa Fa?"Ajeng mendekat ke arah pintu. Saat tahu siapa tamu yang datang, wajah Ajeng yang awalnya terlihat ceria menjadi berubah. Ada rasa tak suka yang tak bisa dia sembunyikan."Hai, Tante Ajeng. Apa kabar?" Diana berusaha berbasa-basa."Baik. Ada keperluan apa kamu ke sini, Diana?" Ajeng langsung bertanya to the point."Diana cuma mau minta maaf, Tante.""Kami sudah melupakan semuanya, jadi kamu tak perlu minta maaf lagi.""Tapi Diana sungguh menyesal, Tante. Diana merasa belum lega kalau belum meminta maaf.""Tidak perlu. Cukup kamu jangan lagi muncul dalam kehidupan kami, terutama kehidupan Shaka dan Safa. Itu sudah lebih dari cukup. Kami tak meminta lebih."Diana hanya bisa tersenyum sendu. Tatapannya mengarah pada Safa yang berdiri tak jauh dari dia."Maafkan aku, Fa.

  • Bukan Jodoh Pilihan   28. Bertemu Mariana

    Safa berhenti, dia membungkuk untuk mengambil botol susu milik seorang anak yang terjatuh."Ini, Mbak botol susunya.""Iya, makasih Mbak. Maaf tadi saya— Safa."Mariana menatap kaget ke arah Safa, pun dengan Safa. Keduanya tak sengaja bertemu di sebuah mall. Semenjak hamil besar, Safa memang sering bolak balik ke toilet. Pun kali ini. Namun, dalam perjalanan kembali dari toilet, dia melihat seorang ibu yang sedang kesusahan membawa barang belanjaan sambil menggendong anaknya. Sang bayi menangis meminta susu. Sang ibu pun memberinya dengan sedikit kesusahan karena bayinya bergerak terlalu kencang hingga botol susu yang hendak Mariana serahkan malah terjatuh.Kedua mantan sahabat hanya saling terdiam. Safa yang pertama sadar, karena mendengar suara tangisan bayi."Lapar ya? Ini."Safa membantu sang bayi dengan mengarahkan ujung dot pada mulutnya. Sebelumnya Safa sudah membersihkan ujung dot dengan tissue yang ada dalam tasnya. Sang bayi yang sudah menemukan sumber makanannya berhenti m

  • Bukan Jodoh Pilihan   27. Ayah VS Anak

    Plak! Sebuah tamparan keras Farhan layangkan untuk Firman. Dia menatap putranya penuh amarah. Marisa yang melihat sang anak ditampar hanya bisa menjerit sementara Firman mengelus pipinya dengan amarah pula."Mau sampai kapan kamu kayak gini hah? Belum puas kamu dulu menghamili Desty dan Amanda. Lalu ini apa? Kamu menghamili dua wanita sekaligus."Farhan membanting foto-foto Firman sedang beradegan mesra dengan dua wanita. Yang satu bernama Laila, sekretaris Firman saat ini. Sementara satunya lagi adalah Diana."Orang tua Laila, minta kamu nikahin dia. Ayah Diana juga minta kamu bertanggung jawab. Pokoknya papah gak mau tahu. Kamu harus nikahin keduanya." Farhan masih menatap putranya dengan raut murka."Kenapa marah? Firman kan ngikutin jejak Papah. Bukannya Papah juga gitu, selingkuh sama Mamah."Plak. Tamparan lagi-lagi mampir di pipi Firman."Tapi papah hanya khilaf sekali. Setelah itu, papah menyesal dan papah bertaubat. Tapi kamu! Kamu malah menjadikan Diana alat untuk memfitna

DMCA.com Protection Status