Mirna dan Bagas menyambut penuh kebahagiaan saat Alora dan Chakra telah datang dengan seorang peri kecil yang semakin cantik dan lucu."Sini biar Mama gendong Ra, dan kamu langsung ke kamar aja istirahat karna ini juga sudah larut, malam ini biar Zevanya sama Mama dan Papah aja." Kata Mirna langsung membawa Zevanya dalam gendongannya."Tapi Ma, kalau rewel gimana?" Meski Alora mempercayai Mamanya tapi tetap saja ada rasa tidak tenang ketika Zevanya jauh darinya."Udah tenang aja, yang penting kamu siapin semua keperluannya nanti kalau rewel Mama tinggal ketuk pintu kamar kamu, mudahkan!" Jawab Mirna kekeh ingin membawa Zevanya."Yaudah kalau gitu, semoga anteng-anteng aja dia." Akhirnya tidak ada pilihan lain Alora mengizinkan Mamanya untuk membawa Zevanya.Setelah Mirna dan Bagas membawa Zevanya ke dalam kamarnya dan Alora yang telah menyiapkan seluruh keperluan putri kecilnya, kini ia berada di dalam kamarnya yang tampak hening, ia pun merasa sedikit bingung harus berbuat apa jika
"Apa kamu lupa kalau kran rusak!?, dan kenapa kamu ceroboh sekali!" Gerutu Chakra kesal, namun tidak mengurungkan niatnya untuk membantu Alora bangkit."Maaf Mas aku tadinya lupa kalau kran sedang rusak, dan aku juga kaget pas tiba-tiba terpeleset karna aku juga nggak tau darimana sabun berceceran sampai sini." Jelas Alora panik melihat raut wajah Chakra yang terlihat seram, dan ketika ia sudah menerima uluran tangan Chakra, saat itu juga Chakra juga kehilangan keseimbangannya karna lantai yang semakin licin akibat air yang terus keluar.Suara tubuh yang saling bertabrakan saat sama-sama terjatuh ke lantai terdengar cukup nyaring, dan syukurnya keduanya terjatuh tidak cukup keras saat Chakra juga mencoba menahannya walau tidak cukup berhasil.Saat itu tanpa sengaja bibir keduanya saling bertemu tidak lupa mata keduanya saling menatap dan mengunci untuk beberapa saat, sampai akhirnya Alora bergerak karna merasakan tubuh Chakra yang terasa berat.Seketika suasana terasa canggung, saat i
Di dalam kamar dada Chakra naik turun menahan emosi yang bisa meluap kapan saja, dan tatapannya tidak lepas menatap tajam pada Alora yang membuang muka."Lihat sini!" Kata Chakra penuh penekanan, tapi Alora tidak juga bergeming.Emosi yang sudah tidak dapat di tahan lagi, Chakra mendekati Alora lalu cukup kasar tangan kekarnya mencengkram lengan Alora hingga rasa nyeri di rasakannya."Sakit Mas!" Keluh Alora.Tidak menghiraukannya, Chakra menariknya sampai membuat Alora terpaksa berdiri dan membuat ia kehilangan keseimbangan tubuhnya. Meski begitu Chakra tetap memaksa Alora agar dapat berdiri di depannya."Jika di dunia ini ada yang buruk pada saudaranya, itu tidak ada yang lebih buruk dari kamu yang menyebabkan kematian saudaramu sendiri, dan buruknya lagi kamu menghinanya sedangkan orangnya sudah tiada." Chakra mengatakannya tepat di samping telinga Alora.Mendengar Chakra kembali menyalahkannya, Alora memberanikan diri membalas dengan tatapan tajamnya. "Asal kamu tau Mas, apa yang
"Lepasin Mas! Kamu Mabuk!" Meski trus memberontak Chakra tidak memperdulikan, laki-laki itu semakin mengunci kedua tangan Alora hingga dia tidak bisa bergerak yang kini posisinya berada di bawah tubuh Chakra.Setetes air mata mulai turun dari mata lentik Alora ketika tangan kiri Chakra mulai menjamah bagian dada Alora dan dengan ketidak sabarannya saat nafsu memenuhi dirinya, ia memilih untuk merusak kain yang menutupi bagian dada Alora."Mas! Aku mohon jangan lakukan ini!" Mohon Alora di tengah ketidakberdayaannya, dan kini tubuhnya sudah setengah telanjang.Tetap tidak memperdulikan, Chakra tetap melanjutkan kegiatannya. Nafas laki-laki itu semakin memburu dan erangan halus dari desahan Alora terdengar ketika tidak dapat menahan saat bibir Chakra meninggalkan beberapa kissmark di bagian dadanya."Mas aku mohon!" Rintihnya berharap Chakra dapat mendengarnya, meskipun itu hanya sia-sia.Setelah puas menjamah bagian dada, nafsu yang semakin memuncak kini Chakra mulai beralih, dengan po
"Setelah aku berfikir, aku ingin mengajak Alora untuk pergi Minggu ini untuk berlibur sejenak sekaligus untuk menebus kesalahanku yang kemarin, apa Mama dan Papah bisa aku titipin Zevanya selama kita pergi." Kata Chakra di tengah sarapan berlangsung, karna tidak ada momen terbaik untuk mengatakan niat yang membutuhkan izin dari kedua orang tuanya."Kenapa mendadak sekali Mas!?" Protes Alora langsung karna keputusan itu tidak melibatkan dirinya sama sekali."Karna kalau di rencanakan juga belum tentu akan jadi sayang? Makanya aku memilih untuk mengajakmu mendadak." Jawab Chakra, membuat hati Alora bergemuruh ketika mendengar Chakra memanggilnya dengan sebutan yang cukup romantis."Kalau memang kamu perlu untuk menghabiskan waktu berdua bersama istrimu, kita nggak masalah Chak, malah kita senang akan hal itu. Lebih-lebih jika nanti dari kepulanganmu liburan akan ada anggota baru." Sahut Bagaskara, yang dimana beberapa katanya hampir membuat Chakra dan Alora tersedak."Betul itu, dan unt
Mobil yang telah menjauh di tambah hujan tiba-tiba turun dengan deras, Chakra seketika merasa khawatir saat melihat kabut mulai turun dan hawa dingin mulai masuk dan dapat ia rasakan.Mencoba mengesampingkan kemarahannya, Chakra memutuskan untuk membelokkan mobilnya dan melakukan dengan kecepatan tinggi.Berhasil menemukan keberadaan Alora, Chakra menghentikan mobil tidak jauh dimana Alora masih melangkah. Ia pun segera keluar dari dalam mobil dan mendekat ke arah Alora."Sebaiknya kita masuk ke dalam mobil, karna hujan semakin deras!" Ucap Chakra berusaha mengejar langkah Alora."Kita!?, bukankah kata itu tidak cocok untuk aku dan kamu!" Jawab Alora masih enggan menghentikan langkahnya."Ayolah! Ini bukan waktunya kita berdebat, kamu bisa sakit karna udara sangat dingin!" Bujuk Chakra lagi."Apa pedulimu! Bukankah penderitaan ku adalah kebahagiaan mu!" Tetap tidak peduli, Alora trus menimpali ucapan Chakra.Seketika Chakra menghentikan langkahnya, ia menghela napas kasar saat Alora b
Tidur nyenyak Alora tiba-tiba terganggu saat kulitnya merasa panas, dan ketika kesadarannya telah kembali sepenuhnya ia terperanjat kala menyadari jika rasa panas itu bersalah dari tubuh Chakra yang menempel pada kulitnya.Seketika wajahnya berubah panik, dan reflek ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Chakra yang benar saja jika dia kini tengah demam.Tidak lama tiba-tiba saja Chakra tampak menggigil dengan mengigau membuat Alora merasa khawatir. "Perasaan beberapa jam lalu dia memperkosaku dengan semangat, kenapa tiba-tiba demam sih!?" Gumam Alora tidak dapat memungkiri jika kini ia merasa kesal sekaligus khawatir.Segera bangkit dari kasur, dan langsung memunguti baju-bajunya yang berserakan lalu mengenakannya kembali, tiba-tiba saja perhatiannya mulai muncul ketika ia langsung menghubungi bagian pelayanan hotel untuk meminta air hangat.Tidak lama sebuah bel berbunyi dan Alora bergegas untuk membukakan pintu. "Terimahkasih ya Mas." Ucap Alora ramah menerima air hangat yang di
"Lihat guys aku bawa teman baru!" Seru wanita itu pada teman-temannya yang langsung menatap ke arah Alora dan dia secara bersamaan.Saat semua orang menatap ke arah Alora, tidak ia sangka jika ternyata salah satu di antara mereka ada Chakra yang kini juga merasa terkejut saat melihat Alora."Apa kalian saling mengenal?" Tanya wanita itu tiba-tiba, seketika Alora dan Chakra reflek menggeleng secara bersamaan."Sayang sekali aku kira kalian saling mengenal, karna aku lihat tatapan kalian seperti orang yang pernah bertemu. Yaudah kalau gitu kenalin aku Rena." Ucap wanita itu lalu mengulurkan tangannya dan segera Alora menerimanya."Alora." Ucapnya mengenalkan siapa namanya."Kamu bisa juga berkenalan dengan mereka." Ucap Rena mempersilahkan dan kini Alora seketika menatap ke arah mereka yang melemparkan senyumannya kecuali Chakra yang hanya berekspresi datar.Lalu sesuai apa yang di katakan Rena, Alora segera mengulurkan tangannya pada semuanya secara bergantian, sampai dimana giliran ia