Share

Menutup kisah

Penulis: Nayla
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-14 10:04:15

POV: Mila.

Jam delapan pagi dan orang-orang belum pada dateng, yang ada di kepalaku 'Okeh Meira pengantin baru, terus apa kabar dengan Alona? Jam segini masih ngaret udah tahu banyak kerjaan' Aku memilih pakaian yang akan kami post untuk jualan online- kalau kalian mau tahu penghasilannya lebih dari lumayan. Aku punya motor dari hasil kerja kerasku, tabungan untuk masa depan.

Setahun lalu saat aku dan Meira jalan-jalan ke mall, di sana ada peragaan busana. Saat itulah terpikir oleh kami membuat usaha ini bersama Alona, sepupu Meira. Studio kami bukan di pusat kota tapi bukan juga perkampungan. Bisa dibilang adiknya ibukota.

Aku berharap Alona segera datang sebelum darah tinggiku naik, dan akibatnya bisa fatal. Dari pagi sampai malam mulutku tak akan berhenti menggerutu.

Aku menyalakan laptopku, melihat penjualan kami dan mengecek barang. Aku menepuk jidat, sampai lupa me

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Istri Bayaran   Pria berjas hitam

    "Semoga ya Mei kita bisa dapetin proyek ini." Ujar Mila antusias. "Aku yakin banget bakal maju usaha kita." Salah satu perusahaan besar menawarkan kerja sama pada mereka."Tapi Mil--""Kenapa lagi, Mei?" tanya Mila melihat wajah Meira tak seantusias dirinya."Modalnya besar, kalo kita ambil proyek ini kerjaan lain gak bisa kita ambil, Mila." Ujar Meira menghentikan makannya.Mila melirik Meira kesal bercampur geli. "Kamu aneh di kasih rejeki malah nolak. Gak baik tahu." Ucap wanita berpakaian blouse hitam dan rok panjang bahan transparan berwarna putih dengan belahan di atas dengkul sangat elegan dan manis membalut tubuh rampingnya.Satu jam yang lalu mereka meeting dengan klien. Mila dan Meira akhirnya memutuskan menghabiskan waktu di kafe untuk makan siang. Kafe itu tidak terlalu ramai karena hanya orang-orang tertentu yang mampu memboking tempat itu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Gedung bobrok

    POV Alister."Jalannya rusak, banyak jeblokan... Siapa yang akan berkunjung ke sini? Benar-benar menyusahkan." Aku berjalan ke arah pintu masuk utama, setelah hampir satu jam berkeliling halaman taman gedung ini. Menurutku ini hanya bangunan bobrok tiga lantai yang tak layak lagi dijadikan tempat usaha."Pak, taman belakang belum bapak cek?""Kamu pikir aku akan mengotori sepatuku dengan tanah becek itu? Suruh saja orang untuk mengukurnya."Jovanka mengikuti di belakang bersama seorang wanita yang memakai dres merah menyala. Mungkin dia bekerja di sini, orangnya sedikit aneh... Berapa kali aku mengejek tempat ini dia sama sekali tidak marah. Malah tersenyum... Bodoh.Bangunannya usang, membuat siapa pun yang melihat pasti bosan. Kalau saja si pemilik punya selera tinggi tempat ini bisa di sulap menjadi lebih cantik dengan gaya Eropa pakai mural.Aku tidak mengatak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Hujan turun

    POV: Mila.Air mataku yang mengingatkanku padanya. Aku mencoba menghapusnya dalam ingatanku tapi aku tidak bisa, karena setiap menangis air mata itu memiliki ruang atas namanya. Tapi aku sadar hatiku yang sekarang tanpa cinta dan kasih sayang untuk dia.Dengan bersedekap dada dan tatapan tajam aku berdiri di depan pintu menghalanginya untuk masuk. Mau apa lagi dia ke sini? Aku pikir setelah pertemuan kami dua hari yang lalu pria ini tak akan lagi datang."Mau apa lagi kamu ke sini?" tanyaku sinis."Aku boleh masuk dulu?" alih-alih menjawab dia malah meminta. "Kalau kita bicara seperti ini, orang akan berpikir kita suami-istri yang sedang bertengkar." Aku membulatkan mata melihat tampang tak berdosanya."Siapa istrimu? Mungkin kamu lupa kita sudah menjadi orang asing," jelasku. Aku pikir urat saraf laki-laki ini terputus, sehingga ucapannya mulai aneh-aneh. "Pergi dari sin

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Kata Maaf

    POV Alister.Aku berdiri menahan amarah, kedua tanganku mengepal di bawah. Tanpa mempedulikanku Mila turun menemui laki-laki lain, sesuatu menyelinap di hatiku dan meremasnya tanpa ampun. Dan dengan bodohnya aku tetap di sini berpikir dia akan kembali, aku cemburu.Aku meruntuki diriku, logika menyuruhku pergi tapi apalah daya hati ini masih ingin bertahan untuk memilikinya lagi.Petir terus menggelegar membuat pikiranku semakin tidak tenang, apa yang dia lakukan bersama pria itu? Bahkan untuk mengintipnya pun aku tak sanggup, aku tidak mau ada orang lain yang membuatnya bahagia selain aku."Aaaaaa..." Jeritan dari bawah cukup keras, aku tahu itu suara Mila. Tapi kakiku berat untuk melangkah, aku sangat cemburu hingga tak ingin melihatnya bersama pria lain."Aaaaaa." Jeritan kedua reflek membuat kakiku menuruni anak tangga tergesa-gesa. Sementara kilatan petir di luar terus bergemuruh disusul lampu yang tiba-tiba mati. Mila takut hujan, takut gelap

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Model tas

    Alister sedang berada di kantornya, ini sudah dua Minggu berlalu semenjak pertemuannya dengan Mila kembali tapi hubungan mereka masih belum membaik. Mila tidak mau bicara dengannya, tidak mau mengangkat telponnya. Jika dia mengunjungi Mila di kantornya perempuan itu akan mengeluarkan kata-kata yang menusuk hatinya. Dan ini menyadarkan dirinya atas sikap kasarnya pada Mila dulu.Segala sikap kasar Mila tak membuat Alister mundur, bahkan dia pernah sengaja menunggui di depan rumah Mila di mobilnya untuk meronda karena wanita itu tinggal sendirian membuat Alister cemas. Dia juga takut Mila menerima laki-laki lain ke rumahnya."Bagaimana Pak, apa Mila akan melepaskan tempat itu?" ucap Jovanka ketika dia memberikan berkas yang diminta Alister. "Pihak Anton Hartono terus menelpon saya menanyakan hal ini.""Dia berubah, menjadi wanita keras kepala, Jo. Aku akan membuat dia keluar dari sana. Tempat perkampungan bagaimana bisa dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Cemburu

    Pov Alister.Derap langkah seseorang membuatku menoleh, Mila yang sedang menangis langsung menyeka air matanya. Dan ternyata yang datang adalah Fabian, mataku terbelalak tak percaya. Dia tahu Mila di sini, tahu aku mencari Mila setahun ini tapi tidak memberitahuku."Ali? Kamu di sini?" Wajah kagetnya sama denganku. Tiba-tiba Mila langsung melangkah ke arah Fabian dan merangkul pria itu. Seolah duniaku berhenti berotasi melihat Mila bermesraan dengan pria lain."Kamu pasti mau jemput aku, kan? Aku kira kamu lupa," wajah Mila mendongak melihat Fabian. Dengan kikuk Fabian tersenyum, satu tangannya sudah melingkar di pinggang Mila."Mana mungkin aku lupa. Gimana kita bisa pulang sekarang? Aku sudah lapar sekali," kata Fabian. Mila tertawa, gadis yang tadi berteriak-teriak padaku kini tersenyum pada pria lain. Mereka tampak sangat dekat dan intim, apa aku harus menyerah saja. Mila tersenyum bahagia pada F

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Nafas

    POV: Mila.Terlalu lama aku berkutat dalam kekecewaan, aku sadar tak akan ada kecewa yang mendalam tanpa cinta yang dalam. Aku hampir tak bisa bernafas, dengan patah hati yang masih berdetak. Ingatanku sangat jelas pada pesta malam itu, saat dia memberikan perhatian pada wanita lain... ya aku tahu dia Kezia wanita yang sangat dicintai Alister. Dan saat itu aku merasa tak diinginkan oleh Alister.Kehadiran janin dalam kandunganku ternyata tak membuat sikap Alister berbeda, maka ketidakhadiranku pasti tidak juga berpengaruh padanya. Hingga aku kehilangan bayiku... Aku hancur...Dan sekarang dia mengganggu hidupku yang sudah kutata kembali. Mengusikku tanpa seizinku, beraninya dia mencium bibirku.Saat dia membopongku seperti karung beras, aku sadar dia selalu memperlakukan aku sesuka hatinya. Tanpa diingatkan aku tahu seutuhnya diriku sudah dibeli olehnya, aku mengumpati Om Danu dalam hati dia yang telah men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Bukan Istri Bayaran   Satu malam

    Pov Alister."Tunggu, aku benar-benar lelah." Suaranya tersengal-sengal, dia sedikit berbungkuk menarik nafas. Aku benar-benar tidak tahu apa yang merasukiku hingga mengikuti Mila bermain kejar-kejaran. Awalnya aku hanya ingin mengerjainya. Tapi hasratku sebagai pria keluar--sudah lama aku memendam ini. Kakinya yang jenjang itu memakai dress di atas lutut. Aku masih ingat betapa mulus punya kamu, Mila.Aku tidak pernah membawa wanita manapun ke ranjangku setelah kepergian Mila. Dan kalian tahu betapa tersiksanya diriku hidup dipenuhi bayang-bayang Mila setiap malam. Aku mungkin bisa gila jika tidak mendapatkannya.Aku menggeser sofa ke samping menempelkan pada dinding hingga tak ada jalan untuknya keluar. Tanganku sudah bergerak membuka kancing kemeja hingga habis lalu melepasnya. Tiba-tiba Mila naik ke atas sofa lalu loncat seperti tupai."Bisa jatuh kamu kayak gitu," kataku takut dia terluka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14

Bab terbaru

  • Bukan Istri Bayaran   The End

    POV Mila.Aku duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut panjangku, gaun tidur yang kupakai berwarna cream sangat ramping di tubuhku. Aku mengamati Alister dari kaca dia duduk di atas tempat tidur dengan laptopnya. "Mas, apa Elkana sudah mendapatkan hukuman?" tanyaku.Rasa ngeri masih terasa jika mengingat kejadian itu. Mas Alister mundar-mandir ke persidangan Elkana untuk membuat Elkana tidak bisa keluar dari penjara. Aku hanya diminta jadi saksi dalam satu kali persidangan, Alister pasti tidak ingin aku melihat Elkana."Aku menuntutnya dengan tuduhan pembunuhan Lily dan pencobaan pembunuhan Mang Udin." Dia menatapku dengan rambut yang masih basah karena tadi sepulang kerja dia langsung mandi. "Elkana dihukum mati setelah dia dinyatakan bersalah."Tubuhku menggigil karena mendengar itu, lalu dia kembali berucap. "Ini adalah moment paling mengerikan yang pernah kita hadapi. Tolong sayang... selama sis

  • Bukan Istri Bayaran   Bebas

    Pekerjaan yang paling sia-sia di dunia ini adalah menasehati orang yang sedang jatuh cinta. Kedatangan Alister ke Singapore malah menghidupkan kembali perasaan Kezia pada Alister. Kezia bicara tentang perasaan yang dia rasakan untuk Alister, menceritakan tentang waktu yang ia habiskan bersama Alister di Singapure. Padahal Alister sangat profesional karena pekerjaan.Mila merasa wanita itu sedang berada di alam lain.Mila mencoba memberikan nasehat agar Kezia tenang tapi ia malah menerima tamparan lagi. Agreva kembali mundur karena pisau Kezia di leher Mila bisa membuat wanita itu nekad tanpa sadar."Kenapa kamu ngambil posisiku?" kata Kezia dengan mata dinginnya. "Kamu bikin aku marah... Aku akan menggantungmu... lalu bermain-main dengan mayatmu pakai pisau." Tubuh Mila gemetar, rasa takut membuatnya tidak berani bergerak."Kalau terus begini wanita itu akan nekad membunuh." Suara satpam berbis

  • Bukan Istri Bayaran   Tertangkap

    Alister menendang pintu kuat hingga Jeha dan seorang laki-laki itu terkejut. Alister menduga pria itu adalah penculik Mila dan juga psikopat yang membunuh Lily. Dia tidak akan membiarkan pria ini kabur meski nyawa taruhannya.Mang Udin masih berbaring tak sadarkan diri. Dibantu alat pernafasan. Bukan hanya itu yang membuat Alister kaget, pria itu membuka maskernya. Ternyata pria disebelah Jeha adalah Elkana. Sudah ia duga Elkana juga terlibat sayangnya mereka terlalu fokus pada Kezia."Kalian ingin membunuh Mang Udin? Kalian juga kan yang membunuh Lily?" Suara Alister penuh emosi, saat ia ingin mendekat tangan Jeha memegang alat pernafasan Mang Udin."Berhenti, atau saya nekad," ucap wanita berambut pendek itu.Alister mundur selangkah dengan tangan ke atas. Elkana tertawa melihat wajah takut Alister. Sangat puas Alister bisa ia kendalikan. Tangan Jeha didekat kepala Mang Udin berjaga-jaga kalau Alister melawan.Alister menatap penuh kebencia

  • Bukan Istri Bayaran   Rumah Sakit

    Malam itu Agreva melajukan kecepatan mobilnya. Wajah panik Alister terlihat jelas di wajahnya, bibirnya gemetar menahan emosi dan cemas campur aduk. Salah seorang pelayannya menelpon agar dia cepat pulang karena Kezia mengamuk di rumahnya. Keadaan berbahaya.Alister melirik ke luar kaca dengan dengan geram, begitu juga Agreva yang menjadi supirnya, keadaaan genting begini jalanan macet. Kalau saja dia bisa menabrak mobil yang ada di depannya agar cepat sampai."LEBIH CEPAT LAGI!" Ujar Alister emosi, ketika jalanan mulai longgar.Alister ingat beberapa tahun lalu Kezia memukul Mila di kampus. Meskipun banyak orang di sekelilingnya Kezia tidak takut memukul Mila. Dia wanita paling nekad."LEBIH CEPAT LAGI AGREVA!""Baik Pak." Ucap Agreva menyetir dengan kecepatan penuh.Zia, sebaiknya jaga sikapmu. Tangannya terkepal di atas

  • Bukan Istri Bayaran   Kasihan

    POV Mila.Alister dijemput Agreva sejam lalu, mereka pergi menemui orang yang ditangkap polisi. Dia menyerahkan diri begitu saja. Itu hal yang mengejutkan bagi kami. Aku menunggu Alister di dalam kamar, begitu saja aku terpikir untuk mencari berkas tentang perceraian Kezia.Aku melangkah keluar lalu turun ke lantai bawah masuk ke ruang kerja di rumah itu.Aku menemukan di dalam lemari berkas itu, semuanya tersusun rapi. Data kesehatan Kezia, data pribadi suami Kezia juga ada. Pria itu orang Indonesia yang tinggal di Singapure.Maps coklat aku buka, ada foto-foto Kezia berpose dengan percaya diri. Tapi, aku juga menemukan ada foto-foto Kezia yang penuh dengan luka lebam. Ini sama dengan yang pernah Meira alami. Tampak gambar Kezia di wajahnya ada perban yang membelit ke atas kepala. Jantungku bergetar.Aku membuka laptop, mencari data Kezia yang disimpan Alister. Pasti dia menyimpan banyak

  • Bukan Istri Bayaran   Makan siang

    POV Mila.Dia memintaku untuk tenang, tapi aku merasakan dari tangannya Alister sedang khawatir. Hidup kami berubah seperti film horor tapi tak berhantu.Beberapa polisi yang kami lewati menatap Alister dengan bermacam-macam ekspresi, aku tebak Alister sering berkunjung ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Ada yang menatapnya sinis ada juga yang ramah, mengingat Alister orang yang tempramental aku bisa mengerti kenapa mereka tidak suka melihat suamiku.Tiba-tiba suara seseorang memanggil kami, tepatnya memanggil Alister. Lebih dulu Agreva yang menoleh pada orang itu."Selaginya istrimu di sini biarkan kami meminta keterangannya." Aku tahu polisi ini, Wisnu orang yang membuat Alister pernah di tahan. Jovanka yang menceritakan. Tangan Alister menggenggam erat tanganku. "Kuharap kalian lebih menurut untuk diajak kerja sama.""Silahkan Pak, aku bersedia. Apa ini soal Lily atau penculikanku?" kataku dengan nada menantangnya."H...." Polisi

  • Bukan Istri Bayaran   Datang

    POV MilaHal yang terbersit di benakku adalah kejadian aku di culik. Aku bahkan masih ingat dengan orang yang duduk di sebelahku berbisik seperti setan mengancamku. Aku menatap suamiku dengan ekspresi panik. "Mas, siapa pelakunya? Siapa yang ingin mencelakai aku?"pertanyaan itu kuulangi lagi.Alister bergeming.Aku menatap ketiga polisi itu bergantian dengan perasaan takut. Mereka hanya membalas tatapanku tapi tidak menjawab pertanyaanku."Jadi memang ada yang berniat membunuh aku? Tolong ceritakan apa yang terjadi."Yang Sam katakan, "Mobil yang di bawa Mang Udin tiba-tiba rem-nya tidak berfungsi. Mobil itu berhenti di persimpangan. Menurut keterangan ada mobil di belakang mereka dan menabrak bemper sebelah kiri mobil Mang Udin. Mobilnya menabrak pohon besar." Dalam beberapa detik aku terdiam mendengar itu.Kata-kata polisi itu membuatku frustasi. Aku menatap buku catatan yang dibuka Sam. Aku rasa itu ada

  • Bukan Istri Bayaran   Chatting

    POV Mila.Meira menelponku saat aku sedang sendirian, kebetulan sekali aku sangat jenuh sekali di rumah. Sudah jam segini Alister belum juga pulang, mungkin dia banyak pekerjaan jadi terlambat pulang. Obrolan kami seputar kehidupan sehari-hari dan juga tentang penculikanku, dia tahu kasus itu karena masuk berita. Harusnya polisi malu beritanya sudah tersiar tapi pelakunya belum tertangkap."Alister ingin aku pergi entah kemana dia ingin menyembunyikan aku. Mungkin keluar negeri. Idenya bagus banget kebetulan aku belum pernah ke sana." Jawabku pada pertanyaan Meira, nada bicaraku sok tenang padahal aku sangat marah sewaktu Alister bicara itu."Oya? Memangnya dia akan tahan kalau kamu pergi? Kayak gak tahu aja suami kamu gimana, Mila." Tanggapan Meira sama dengan yang kupikirkan. Tapi, detik kemudian dia berubah pendapat. "Tapi, kalau aku boleh saran... aku rasa Alister mengambil keputusan itu untuk kebaikan kamu. Dia itu ga

  • Bukan Istri Bayaran   Sakit hati

    Setelah Alister selesai dengan pekerjaannya dia menyuruh Agreva dan Jovanka masuk ke ruangannya. Tentu saja hal itu berhubungan dengan penyelidikan mereka. Ekspresi Alister yang serius membuat Agreva dan Jovanka tegang, salahkan kenapa mereka menjadi kepercayaan Alister hingga semua-semuanya melalui mereka."Pak, polisi beberapa hari ini datang ke kantor menanyai para staf." Jovanka melaporkan, dia menceritakan detail dan padat saat polisi-polisi itu mendatangi kantor dengan seragam polisi mereka. Dahi Alister mengerut sempurna. "Saya bilang selagi Bapak tidak masuk seluruh staf dilarang memberikan keterangan.""Sialan! Memangnya mereka siapa berani mencurigai aku. Karena Oma meninggal dan aku beberapa hari tidak bergerak di rumah lantas mereka suka hati bertindak." Kata Alister penuh emosi.Agreva juga melaporkan kelima pria yang yang mereka sewa untuk membantu penyelidikan ini. Sayangnya Alister tidak berjumpa deng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status