Share

Makan Siang

Penulis: Nayla
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-03 11:56:36

POV Alister

Mungkin aku terlalu percaya pada polisi, menyepelekan masalah ini. Jadi akibatnya seperti ini. Aku tidak memberitahuku masalah ini pada keluargaku, karena itu akan membuat mereka panik dan mungkin saja Tante Nandia akan mengusulkan kami untuk pindah negara. Aku tidak berpikir akan terjadi hal ini, bukan aku ingin meloloskan pelakunya. Tapi karena aku seorang pengacara yang lebih tahu tentang hukum. Aku bisa saja menggerakkan bodyguardku mencari pelakunya lalu membantainya, bila perlu mutilasi... tapi aku tidak ingin Mila jadi janda di usia muda. Jadi aku harus mengikuti proses hukum.

Mobilku telah terparkir di rumah sakit. Kenapa aku ke sini? Kalian akan tahu nanti. Aku harus tenang... pikiranku harus fokus. Tapi tetap saja Mila membuatku khawatir. Apa dia sekarang sudah bangun? Aku menyimpan handphone-nya agar dia tidak mengamuk menelponku. Jangan anggap aku keterlaluan, ini untuk kepentingan Mila.

"Dia pengas

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Istri Bayaran   Hadiah

    Malam itu Diva duduk didekat jendela, menatap langit yang bertabur bintang. Dan malam ini juga terang bulan membuat langit semakin cantik, tapi suasana hatinya tidak juga semakin membaik. Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, belum ada tanda-tanda kepulangan Alister.Kelopak matanya menurun melihat gerbang masih sunyi. Mila menghela nafas karena bosan dan kesal.Sudah tiga hari ini Alister mengurungnya seperti tahanan. Ia pikir hanya satu hari saja nyatanya masih berlanjut hukuman Alister ini. Sesekali Sena datang membawa makanan, dia tidak mau membuat Sena kena masalah jadi tidak memberontak pada pelayan itu. Good girl.Tidak lama ia melihat gerbang terbuka. Mobil mewah sedang meluncur di pekarangan rumah. Dengan cepat Mila berlari ke arah ranjang pura-pura tertidur."Lihat saja siapa yang kalah." Gumam Mila menarik selimutnya hingga ke atas dada.Dengan jantung berdebar M

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Bukan Istri Bayaran   Keluar

    Perlahan mata Alister terbuka, dia terdiam sejenak kesadarannya belum penuh. Saat menoleh ke samping wajah Mila tampak pulas dalam tidurnya. Alister tersenyum, memiringkan tubuhnya, menatap Mila dengan menopang kepalanya pada tangannya.Jemarinya menyelusuri kulit lengan Mila, wanita itu bergerak merespon sentuhannya. Lalu tangannya mengelus pipi istrinya sambil memperhatikan bulu mata lentik Mila yang turun, dari pipi pindah ke bibir bawah Mila. Baginya Mila paling cantik dan seksi, Mila menggeliat dan memeluk pinggangnya."I love you, sayang."Setelah mencium kening Mila Alister turun dari tempat tidur lalu berjalan ke kamar mandi. Selesai mandi ia mendapati istrinya sudah bangun dan duduk di tepi ranjang menunggunya. Padahal dia sengaja bangun pelan-pelan agar tidak membangunkan Mila-nya."Mau kerja Mas sayang?" satu alis Alister naik mendengar sebutan 'Mas sayang' Alister hanya menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Bukan Istri Bayaran   Iga Bakar

    POV Alister.Setelah aku menyewa orang untuk menyelidiki kasus Lily diam-diam tidak banyak yang kudapat. Mereka melaporkan kegiatan Lily sehari-hari sewaktu hidup. Membawa Safa bermain ke taman, dia ke kampus, setiap jam tujuh pagi dia membuang sampah ke luar. Mereka juga mengirimi CCTV di sekitar Apartemen. Tidak ada tanda-tanda Lily mempunyai musuh, yang aneh adalah cara berpakaian Lily yang terkesan selalu mengikuti style Mila. Dalam CCTV tertangkap Lily selalu terdiam menatap Mila.Bukti autopsi pun tidak mengarah pada pelaku siapa pun selain membuktikan Lily mengalami penganiayaan hingga merenggut nyawanya.Jadi aku menyelidiki kasus ini dimulai dari Lily. Aku sudah ke rumah sakit tapi Mang Udin belum juga siuman, dia bernafas dibantu dengan tabung oksigen."Mas ngerjain apa?" Mila mundar-mandir dibelakangku dan sesekali dia melirik ke arah laptopku."Ga-gak. Ini lagi liat berkas kasu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Bukan Istri Bayaran   Nenek

    "Sadis sekali cara pembantaiannya. Padahal yang jadi korban adalah wanita. Kenapa mereka bisa setega ini?" desis Jeha frustasi. Kedua matanya terlihat sangat sedih dan juga marah."Pelaku membawa mayat Lily ke mobil setelah memastikan Lily telah meninggal. Dia melenyapkan segala bentuk peninggalan jejaknya." Ujar Sam. Polisi sekaligus adik ipar Nandia."Kurasa dia sudah memusnahkannya." Jeha menoleh dengan wajah ngeri. Alister tidak duduk, dia berdiri berkacak pinggang menatap lurus pada layar itu. Dia sedang memikirkan sesuatu.Alister sedang berada di kantor polisi bersama dengan beberapa polisi yang menangani kasus Mila. Di dinding seperti layar tancap yang memperlihatkan keseluruhan luka-luka Lily. Sam mematikan laptopnya setelah menunjukkan luka-luka Lily.Beberapa menit kemudian lampu-lampu di ruang itu menyala, barulah nampak seperti pertemuan polisi. Alister tidak ditemani Agreva karena

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Bukan Istri Bayaran   Benar

    POV Mila."Tinggalkan Alister dan katakan kamu ingin berpisah." Ucapan itu membuat kakiku lemas, aku nyaris terjatuh di lantai. Kata-kata itu masih terngiang di telingaku.Mbah telah meninggalkan ruang latihan ini tanpa memberi kesempatan untukku bicara. Mungkin karena banyak mengeluarkan tenaga setelah banyak bergerak latihan Muang Thai, aku tidak memiliki tenaga lagi."Mila kamu gak-papa?" Jovanka menghampiriku dengan wajah cemas, mengelus bahuku lembut. Sedangkan Agreva telah pergi mencari tahu keadaan Alister."Kamu jangan khawatir Pak Alister akan menangani Neneknya.""Ya Mbak. Aku percaya Mas Alister gak akan ninggalin aku. Tapi aku gak mau Mbah jadi sedih, aku gak mau Mbah benci sama aku."Keheningan cukup lama di ruangan ini sampai aku akhirnya memutuskan mengganti baju. Aku sudah menunggu Mas Alister menjemputku di kantor seperti janjinya akan cepat datang setelah urusannya selesai. Tapi sudah jam segini dia belum

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Bukan Istri Bayaran   Toilet

    Malam-malam begini aku mencari penginapan, aku masih punya cukup uang tunai di dompetku. Aku bukan orang susah, tidak. Aku orang susah tapi Alister memenuhi dompetku dengan macam-macam ATM dan uang tunai.Dan yang sekarang kulakukan adalah mematikan Handphone-ku agar tidak ada yang menghubungiku.Malam ini aku memutuskan untuk menginap di hotel, tidak ada pilihan lain. Kasihan Safa sudah sangat lelah. Saat aku hendak memberikan KTP jantungku berpacu cepat saat resepsionis menatapku. Apa dia mengenalku? Nama KTP ku Karmila saja tidak ada embel-embel Bagaskara-- rasanya tidak ada masalah bukan."Berapa malam?""Semalam saja." Jawabku. "Bisa tolong kembalikan KTP saya. " Pintaku setelah dia memeriksa identitasku."Ini, Bu. Terima kasih."Aku mengangguk cepat. Aku bergegas menuju kamar kami. Kalau memang sudah begini nasibku, baik akan kujalani. Bertahan sekuat apa pun y

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Bukan Istri Bayaran   Harus kuat

    Ketika Alister pulang ke rumahnya yang pertama kali ia cari adalah istrinya. Baru satu hari ia di tahan karena memukul polisi, sehari baginya setahun jika tidak bertemu dengan istrinya. Namun yang ia dapatkan adalah Oma-nya yang terbaring di atas ranjang dengan wajah pucat tak berdaya.Melihat pemandangan itu kepala dan hatinya berdenyut-denyut tidak nyaman. Ia meringis melihat wanita yang selalu menjaganya sekarang terlihat tak berdaya.Alister tidak tahu mengapa baru sehari tidak di rumah banyak hal yang terjadi di rumahnya. Dokter yang memeriksa Oma-nya berpesan agar jangan membuat wanita tua itu banyak pikiran.Hollsyit!!Alister meruntukki dirinya atas apa yang terjadi pada Oma-nya. Dia bahkan rela jika harus bertukar posisi dengan wanita itu, biar dia yang merasakan kesakitan Oma-nya.Nandia duduk di hadapan Alister yang berdiri. Ia sebenarnya merasa bersalah karena harus membohongi Alister, tapi melihat keadaan ibunya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Bukan Istri Bayaran   Bicara saja

    "Mami jangan menyalahkan diri terus. Kita memang mengusir Mila, tapi Safa di bawa Mila bukan karena mami yang ngusir. " Nandia mengatakan dengan penuh penekanan. Di atas ranjang wanita tua dengan kulit berkeriput itu tampak sangat sedih."Kita sudah menawarkan uang tunjangan untuknya." Kata Nandia angkuh. "Kalau kurang dia bisa minta lagi berapa pun yang dia mau. Tapi dia malah membawa kabur Safa."Pagi itu saat Nandia masuk ke kamar ibunya, dia mendapatkan ibunya sedang menangis terisak. Nandia yakin ibunya menangis karena kepergian Mila yang membawa Safa.Nandia duduk dengan tubuh tegak di sofa. Kedua tangannya bersedekap di depan dada."Lalu bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Safa dan Mila?" Nenek tua itu menggeleng membayangkan hal buruk terjadi pada mereka.Ketika Mila melarikan diri, sehari sebelumnya. Dia sempat bertemu dengan Sam, adik dari suami Nandia. Pria itu menc

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06

Bab terbaru

  • Bukan Istri Bayaran   The End

    POV Mila.Aku duduk di depan meja rias sambil menyisir rambut panjangku, gaun tidur yang kupakai berwarna cream sangat ramping di tubuhku. Aku mengamati Alister dari kaca dia duduk di atas tempat tidur dengan laptopnya. "Mas, apa Elkana sudah mendapatkan hukuman?" tanyaku.Rasa ngeri masih terasa jika mengingat kejadian itu. Mas Alister mundar-mandir ke persidangan Elkana untuk membuat Elkana tidak bisa keluar dari penjara. Aku hanya diminta jadi saksi dalam satu kali persidangan, Alister pasti tidak ingin aku melihat Elkana."Aku menuntutnya dengan tuduhan pembunuhan Lily dan pencobaan pembunuhan Mang Udin." Dia menatapku dengan rambut yang masih basah karena tadi sepulang kerja dia langsung mandi. "Elkana dihukum mati setelah dia dinyatakan bersalah."Tubuhku menggigil karena mendengar itu, lalu dia kembali berucap. "Ini adalah moment paling mengerikan yang pernah kita hadapi. Tolong sayang... selama sis

  • Bukan Istri Bayaran   Bebas

    Pekerjaan yang paling sia-sia di dunia ini adalah menasehati orang yang sedang jatuh cinta. Kedatangan Alister ke Singapore malah menghidupkan kembali perasaan Kezia pada Alister. Kezia bicara tentang perasaan yang dia rasakan untuk Alister, menceritakan tentang waktu yang ia habiskan bersama Alister di Singapure. Padahal Alister sangat profesional karena pekerjaan.Mila merasa wanita itu sedang berada di alam lain.Mila mencoba memberikan nasehat agar Kezia tenang tapi ia malah menerima tamparan lagi. Agreva kembali mundur karena pisau Kezia di leher Mila bisa membuat wanita itu nekad tanpa sadar."Kenapa kamu ngambil posisiku?" kata Kezia dengan mata dinginnya. "Kamu bikin aku marah... Aku akan menggantungmu... lalu bermain-main dengan mayatmu pakai pisau." Tubuh Mila gemetar, rasa takut membuatnya tidak berani bergerak."Kalau terus begini wanita itu akan nekad membunuh." Suara satpam berbis

  • Bukan Istri Bayaran   Tertangkap

    Alister menendang pintu kuat hingga Jeha dan seorang laki-laki itu terkejut. Alister menduga pria itu adalah penculik Mila dan juga psikopat yang membunuh Lily. Dia tidak akan membiarkan pria ini kabur meski nyawa taruhannya.Mang Udin masih berbaring tak sadarkan diri. Dibantu alat pernafasan. Bukan hanya itu yang membuat Alister kaget, pria itu membuka maskernya. Ternyata pria disebelah Jeha adalah Elkana. Sudah ia duga Elkana juga terlibat sayangnya mereka terlalu fokus pada Kezia."Kalian ingin membunuh Mang Udin? Kalian juga kan yang membunuh Lily?" Suara Alister penuh emosi, saat ia ingin mendekat tangan Jeha memegang alat pernafasan Mang Udin."Berhenti, atau saya nekad," ucap wanita berambut pendek itu.Alister mundur selangkah dengan tangan ke atas. Elkana tertawa melihat wajah takut Alister. Sangat puas Alister bisa ia kendalikan. Tangan Jeha didekat kepala Mang Udin berjaga-jaga kalau Alister melawan.Alister menatap penuh kebencia

  • Bukan Istri Bayaran   Rumah Sakit

    Malam itu Agreva melajukan kecepatan mobilnya. Wajah panik Alister terlihat jelas di wajahnya, bibirnya gemetar menahan emosi dan cemas campur aduk. Salah seorang pelayannya menelpon agar dia cepat pulang karena Kezia mengamuk di rumahnya. Keadaan berbahaya.Alister melirik ke luar kaca dengan dengan geram, begitu juga Agreva yang menjadi supirnya, keadaaan genting begini jalanan macet. Kalau saja dia bisa menabrak mobil yang ada di depannya agar cepat sampai."LEBIH CEPAT LAGI!" Ujar Alister emosi, ketika jalanan mulai longgar.Alister ingat beberapa tahun lalu Kezia memukul Mila di kampus. Meskipun banyak orang di sekelilingnya Kezia tidak takut memukul Mila. Dia wanita paling nekad."LEBIH CEPAT LAGI AGREVA!""Baik Pak." Ucap Agreva menyetir dengan kecepatan penuh.Zia, sebaiknya jaga sikapmu. Tangannya terkepal di atas

  • Bukan Istri Bayaran   Kasihan

    POV Mila.Alister dijemput Agreva sejam lalu, mereka pergi menemui orang yang ditangkap polisi. Dia menyerahkan diri begitu saja. Itu hal yang mengejutkan bagi kami. Aku menunggu Alister di dalam kamar, begitu saja aku terpikir untuk mencari berkas tentang perceraian Kezia.Aku melangkah keluar lalu turun ke lantai bawah masuk ke ruang kerja di rumah itu.Aku menemukan di dalam lemari berkas itu, semuanya tersusun rapi. Data kesehatan Kezia, data pribadi suami Kezia juga ada. Pria itu orang Indonesia yang tinggal di Singapure.Maps coklat aku buka, ada foto-foto Kezia berpose dengan percaya diri. Tapi, aku juga menemukan ada foto-foto Kezia yang penuh dengan luka lebam. Ini sama dengan yang pernah Meira alami. Tampak gambar Kezia di wajahnya ada perban yang membelit ke atas kepala. Jantungku bergetar.Aku membuka laptop, mencari data Kezia yang disimpan Alister. Pasti dia menyimpan banyak

  • Bukan Istri Bayaran   Makan siang

    POV Mila.Dia memintaku untuk tenang, tapi aku merasakan dari tangannya Alister sedang khawatir. Hidup kami berubah seperti film horor tapi tak berhantu.Beberapa polisi yang kami lewati menatap Alister dengan bermacam-macam ekspresi, aku tebak Alister sering berkunjung ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Ada yang menatapnya sinis ada juga yang ramah, mengingat Alister orang yang tempramental aku bisa mengerti kenapa mereka tidak suka melihat suamiku.Tiba-tiba suara seseorang memanggil kami, tepatnya memanggil Alister. Lebih dulu Agreva yang menoleh pada orang itu."Selaginya istrimu di sini biarkan kami meminta keterangannya." Aku tahu polisi ini, Wisnu orang yang membuat Alister pernah di tahan. Jovanka yang menceritakan. Tangan Alister menggenggam erat tanganku. "Kuharap kalian lebih menurut untuk diajak kerja sama.""Silahkan Pak, aku bersedia. Apa ini soal Lily atau penculikanku?" kataku dengan nada menantangnya."H...." Polisi

  • Bukan Istri Bayaran   Datang

    POV MilaHal yang terbersit di benakku adalah kejadian aku di culik. Aku bahkan masih ingat dengan orang yang duduk di sebelahku berbisik seperti setan mengancamku. Aku menatap suamiku dengan ekspresi panik. "Mas, siapa pelakunya? Siapa yang ingin mencelakai aku?"pertanyaan itu kuulangi lagi.Alister bergeming.Aku menatap ketiga polisi itu bergantian dengan perasaan takut. Mereka hanya membalas tatapanku tapi tidak menjawab pertanyaanku."Jadi memang ada yang berniat membunuh aku? Tolong ceritakan apa yang terjadi."Yang Sam katakan, "Mobil yang di bawa Mang Udin tiba-tiba rem-nya tidak berfungsi. Mobil itu berhenti di persimpangan. Menurut keterangan ada mobil di belakang mereka dan menabrak bemper sebelah kiri mobil Mang Udin. Mobilnya menabrak pohon besar." Dalam beberapa detik aku terdiam mendengar itu.Kata-kata polisi itu membuatku frustasi. Aku menatap buku catatan yang dibuka Sam. Aku rasa itu ada

  • Bukan Istri Bayaran   Chatting

    POV Mila.Meira menelponku saat aku sedang sendirian, kebetulan sekali aku sangat jenuh sekali di rumah. Sudah jam segini Alister belum juga pulang, mungkin dia banyak pekerjaan jadi terlambat pulang. Obrolan kami seputar kehidupan sehari-hari dan juga tentang penculikanku, dia tahu kasus itu karena masuk berita. Harusnya polisi malu beritanya sudah tersiar tapi pelakunya belum tertangkap."Alister ingin aku pergi entah kemana dia ingin menyembunyikan aku. Mungkin keluar negeri. Idenya bagus banget kebetulan aku belum pernah ke sana." Jawabku pada pertanyaan Meira, nada bicaraku sok tenang padahal aku sangat marah sewaktu Alister bicara itu."Oya? Memangnya dia akan tahan kalau kamu pergi? Kayak gak tahu aja suami kamu gimana, Mila." Tanggapan Meira sama dengan yang kupikirkan. Tapi, detik kemudian dia berubah pendapat. "Tapi, kalau aku boleh saran... aku rasa Alister mengambil keputusan itu untuk kebaikan kamu. Dia itu ga

  • Bukan Istri Bayaran   Sakit hati

    Setelah Alister selesai dengan pekerjaannya dia menyuruh Agreva dan Jovanka masuk ke ruangannya. Tentu saja hal itu berhubungan dengan penyelidikan mereka. Ekspresi Alister yang serius membuat Agreva dan Jovanka tegang, salahkan kenapa mereka menjadi kepercayaan Alister hingga semua-semuanya melalui mereka."Pak, polisi beberapa hari ini datang ke kantor menanyai para staf." Jovanka melaporkan, dia menceritakan detail dan padat saat polisi-polisi itu mendatangi kantor dengan seragam polisi mereka. Dahi Alister mengerut sempurna. "Saya bilang selagi Bapak tidak masuk seluruh staf dilarang memberikan keterangan.""Sialan! Memangnya mereka siapa berani mencurigai aku. Karena Oma meninggal dan aku beberapa hari tidak bergerak di rumah lantas mereka suka hati bertindak." Kata Alister penuh emosi.Agreva juga melaporkan kelima pria yang yang mereka sewa untuk membantu penyelidikan ini. Sayangnya Alister tidak berjumpa deng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status