Beranda / Pernikahan / Bukan Gadis Biasa / Bag 22. Antara Cinta dan Rasa bersalah.

Share

Bag 22. Antara Cinta dan Rasa bersalah.

Penulis: Rizuma Iori
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 07:20:31

******

      Cia melangkah dengan malas ke arah kelasnya, tatapannya kosong. Seakan dia tidak berada dalam tubuhnya saat ini, dia merasa sedang dalam keadaan yang tidak harus berada di tempat itu. "Cia!" Sebuah panggilan membuatnya menoleh, seorang cowok mendekatinya, padahal Cia tidak terlalu mengenalnya.

"Lo ...?"

"Oh, gue Sean! Temen sekelas lo." Cia mengangguk malas.

"Kenapa?"

"Oh, gue mau tanya, soal Gevin ..."

"Bukan urusan gue!"

"Bukannya kalian pacaran!" Cia menatap Sean seakan berkata 'lo percaya sama omong kosong itu!'. "Maksud gue, Gevin nggak pulang ke rumahnya, udah dua hari dan kemarin dia juga nggak masuk sekolah. Mungkin lo tau dia kemana, atau mungkin dia sama lo!" Cia masih menatapnya datar seakan berkata, 'penting banget?'.

"Bukan urusan gue!"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 23. Alasan Sebenarnya.

    *****       Dava menggendong Cia ke dalam kamarnya, dan ini pertama kalinya Dava masuk kedalam kamar Cia. Kamar gadis itu rapi, tidak seperti bayangannya, dan juga ada beberapa koleksi mobil sport mini di atas meja dan juga sebuah piala yang Dava tidak tau, itu asli atau bukan. Dava membaringkan Cia di tempat tidurnya, lalu menyelimuti sang adik dengan perlahan."Papa ..." Dava menghentikan pergerakkannya saat Cia menggumamkan satu kata yang membuatnya kaget. "Jangan pergi ...""Cia ..." Dava mengusap rambutnya dengan pelan. Entah mengapa, Dava merasa simpati pada sang adik, terlebih sepertinya Cia sejak kecil tidak dekat dengan Diana, dan dia tampak lebih dekat dengan sang Ayah. Dava tidak mengerti, mengapa Cia tak bisa menerima Radith sebagai pengganti Papanya. "Sebenernya, kenapa lo nggak bisa nerima kita, Ci. Apa lo sebegitu bencinya sama gue dan Papa?" Dava menatap Cia dengan mata berkaca-kaca. Cowok itu tersenyum kecil, lalu ingin beranjak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 24. Nge-Date.

    *****"Maksud lo gimana?" Rio duduk di seberang meja Cia."Dirga sama Hide nyulik Gevin kemarin!" Rio menghembuskan napasnya."Gevin? Cowok yang ngikutin gue? Lo ada hubungan sama dia?" Cia menggeleng."Ya enggak lah, lo pikir!""Terus, ngapain Dirga nyulik dia? Nggak ada urusan sama lo kan!""Dari awal, lo udah tau Yo, Dirga itu cari kesempatan buat hancurin semua orang yang ada hubungannya sama gue." Rio mengangguk mengerti."Hubungan lo sama Gevin?""Gevin itu anaknya Om Bernard, dia itu relasi bisnis Bang Ferry dan lo tau kan, Bang Ferry selalu bilang ke gue biar gue punya hubungan baik sama mereka.""Terus hubungannya sama penculikan itu?" "Hari itu, gue sama Gevin ketemu di hotel. Ada masalah dan gue harus bantuin dia atas perintah bokapnya. Gua nggak tau, Dirga tau dari mana dan hari itu juga, Gevin langsung di culik. Untung aja gue belum terlambat." Rio menatap Cia dalam diam."Alasannya bukan itu!" Rio kali ini menatap dengan raut datarnya, "alasan lo nolong dia, bukan karen

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 25. 3 Bulan.

    ***** Gevin dan Cia saat ini sedang bermain perang, Cia sesekali tertawa saat permainan itu di menangkan olehnya, dan Gevin akan menantangnya sekali lagi. Setelah Gevin kalah untuk kesekian kalinya, dan Cia menang entah untuk yang ke berapa kalinya, keduanya memutuskan untuk istirahat. Gevin menatap Cia sambil tersenyum, gadis itu sedang meminum bubble yang dia beli beberapa saat lalu. Cia sedang duduk di sampingnya, tapi karena tubuhnya lebih pendek darinya, Gevin bisa melihat Cia dari samping dengan jelas. Gevin masih berpikir, bagaimana mungkin, Cia adalah gadis yang seperti itu, apa Cia benar-benar bermain dengan Om-om? Tapi jika tidak, lalu apa yang Cia lakukan di Hotel hari itu. Apa Gevin harus bertanya?"Woi! Gue lagi nanya!" "Eh, aduh, sakit woi! Apa? Kenapa?" Gevin terkejut saat Cia menendang tulang keringnya."Kita pulang kan abis ini?" Gevin tersenyum lalu menggeleng."Enak aja. Ayo main yang lain!" "Main apa lagi, ini udah malem, mau kemana lagi sih!" Bukan main di t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 26. Terlihat Manis dari Jauh.

    ******"Loh ... kamu?" "Pagi, Om. Saya Gevin, temannya Dava." Radith tersenyum lalu mengangguk."Duduk sarapan dulu, sambil tunggu Dava.""Saya bukan tunggu Dava kok Om, saya mau jemput Cia!""Cia?" "Iya, Om.""Oh, Cia biasanya berangkat jam segini sih, sebentar!" Radith memanggil prt yang sedang menyiapkan sarapan dan memintanya untuk memanggil Cia."Permisi, Tuan. Saya sudah ketuk pintu kamarnya Mbak Cia, tapi Mbak Cianya nggak mau keluar.""Tapi dia ada kan?""Ada Tuan.""Om, saya boleh nggak panggil sendiri ke kamarnya Cia!" Radith menatap Gevin curiga."Kamu?""Iya, Om. Kita udah deket kok Om!" Radith semakin curiga menatap Gevin."Kamu beneran temannya Dava?""Saya temannya Dava sekaligus pacarnya Cia, Om!""Apa!" Radith benar-benar terkejut mendengar hal itu. Diapun segera menghubungi Dava melalui panggilan telpon. Setelah tersambung, Radith meminta putra semata wayangnya itu untuk segera turun."Ada apa Pa?" Beberapa saat Dava sudah keluar dari lift dan mendekati Radith."Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 27. Sibuk.

    *****"Bapak nggak bisa antri!" Cia menahan lengan pria itu yang hampir kembali mendorong sang Ibu."Siapa lo, berani lo sama gue!" Pria itu kini beralih dan ingin memukul Cia, Cia menghindar dengan gesit lalu menarik tangan pria itu dan menguncinya di lantai. Menekan kedua lengannya di balik punggungnya dengan lutut."Pak, Bapak kalo bikin ribut kayak gini, malah jadi tambah lama, kenapa nggak tunggu Ibu itu selesai dulu!" "Lepas! Gue bilang lepas!" Cia melepaskan pria itu dan pria itu dengan wajah malu segera pergi dari mini market itu. Cia melihat Ibu tadi sudah kembali, dan mempersilahkan sang Ibu untuk menyelesaikan transaksinya. Selesai urusan di mini market, Cia berjalan sebentar untuk menuju castroom. Di sana, ada Rio dan beberapa pria lain, Cia tidak tau bahwa ada orang lain di sana selain Rio."Bang Nanda, Bang Nata kalian di sini juga?""Eh, Ci! Iya nih, gue mampir!" Nanda tersenyum sebelum meminum soda kaleng di tangannya."Pantesan Rio minta gue beli cemilan banyak!

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 28. Sosok Cia di Mata Orang Lain.

    *******"Vin!" Sean menyapa Gevin saat keduanya bertemu di koridor. Cia tak perduli dan tetap berjalan, membuat Gevin mau tak mau mengikutinya, karena tangannya terus merangkul gadis itu, tak mau terlepas sedikitpun. "Sayang, istirahat nanti gue kesini lagi. Jangan keluar sebelum gue kesini!" Cia tak merespon dan akan langsung masuk ke kelasnya. Namun, Gevin kembali menariknya dan kembali, cowok itu mencium Cia, kali ini di pipinya, membuat Cia melotot dan berbalik langsung masuk. Gevin melambaikan tangannya sebelum pergi, "Sayang, jangan kangen ya!" Cia boro-boro ingin menggubrisnya menolehpun tidak. Di sisi lain, Sean menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat di hadapannya. Seorang Cia dan seorang playboy macam Gavin benar-benar berpacaran? Sean masuk ke kelasnya dan bisa melihat Cia sudah duduk di kursinya sambil memainkan ponsel. Sean duduk di kursinya dan menatap Cia dengan serius, beberapa saat Sean menatap teman sebangkunya, dan bertanya dengan serius."Kalian percaya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 29. Kecurigaan.

    ****** Gevin ikut keluar dari mobil saat Cia dengan terburu-buru keluar dari sana. Keduanya berlari masuk ke dalam sebuah bangunan apartemen mewah di bilangan jakarta pusat. Gevin terus mengikuti Cia tanpa perduli kemana gadis itu akan pergi, yang jelas semakin dia mengenal Cia, rasa penasarannya semakin besar terhadap nya. Setelah keluar dari lift, Cia berlari menuju sebuah pintu apartemen yang ada di lantai 5, dengan menekan beberapa kode password, pintu sudah terbuka. Gevin ikut masuk tanpa permisi ke dalam apartemen tersebut."Nuca!" Cia berlari sambil memanggil nama seseorang. Gevin mengikuti saja, dan berhenti saat Cia masuk ke dalam sebuah kamar. Cowok itu menatap antara tak yakin dan tak percaya, ruangan itu di dominasi warna biru terang dengan hiasan yang penuh dengan warna abu-abu juga biru tua. Gevin memberanikan diri masuk ke ruangan tersebut, dan semakin terkejut saat melihat dan juga mendengar sendiri apa yang ada di hadapannya."Nuca! Bu, kenapa Nuca bisa demam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Bukan Gadis Biasa   Bag 30. Terlalu Baik.

    ******"Vin! Biasa nggak, lo jangan ikut campur urusan gue!""Gue udah bilang! Enggak. Gue itu pacar lo Ci, anggep aja ini tugas gue sebagai pacar lo, walaupun lo udah punya anak, tetep aja lo masih pacar gue!""Gue nggak punya waktu buat pacaran. Jadi sekarang, kita putus, terserah kalo lo mau kasih tau siapapun tentang Queen!" Gevin menatap Cia tak percaya. Cia benar-benar tidak ingin orang lain tau tentangnya, kah?"Tapi gue punya banyak rahasia lain tentang lo, misalnya tentang Rio, orang yang namanya Bima dan ...""Jangan pernah ganggu orang-orang gue!" Cia menarik kerah baju Gevin. Membuat Gevin langsung terkejut atas reaksi Cia yang tiba-tiba."Itu tergantung, gimana cara lo memperlakukan gue!""Tapi bukan berarti lo harus tau semua tentang gue!" Gevin terkekeh."Itu artinya, gue bisa kapan aja, suruh orang-orang gue buat ... ya lo tau!" Cia melotot marah, gadis itu mendorong Gevin membuat kepala cowok itu terkantuk kaca mobil."Aduh, sakit! Kasar banget sih!" Gerutunya kesal.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27

Bab terbaru

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 72. Jangan Lagi ....

    *****  Di hari saat setelah pembagian kelas, Kian tengah Berjalan di koridor menuju perpustakaan, dia berniat untuk mengembalikan buku yang dia pinjam sebelum libur sekolah kenaikan kelas kemarin.  Ketika masuk, Kian bertemu seorang pria yang tampak sedang membereskan tumpukan buku. Dia adalah Deren, penjaga perpustakaan. Berusia 26 tahun, dan lulusan salah satu jurusan di Samsard University. Jurusan penelitian tentang buku. Deren bahkan sudah hampir membaca setiap jenis buku yang ada di perpustakaan itu."Selamat siang, Kak." sapa Kian ramah dan ceria seperti biasanya."Siang juga. Kian rajin sekali, baru hari pertama masuk sudah ke perpustakaan saja." Kian terkekeh pelan."Iya, Kak. Mau ngembaliin buku yang waktu itu di pinjem." Kian mengangkat dua buah buku berukuran sedang yang dia pegang. Kian meletakkan buku itu di atas meja, Deren segera mencatat nya. Setelah selesai, Kian berniat kembali ke kelas, tentunya kelas barunya di mana

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 71. Curhatan.

    *****"Sama Cia. Gevin juga." Dava membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ponsel berwarna hitam miliknya di tempelkan di telinga kiri.'Jangan terlalu ikut campur, Sayang. Kamu tau kan Cia itu gimana.'"Iya, gue tau kok. Tapi gue juga nggak tau apa jawaban Cia." ucapnya lagi. Saat ini, dia sedang menghubungi kekasihnya, Aqila. 'Yah semoga aja, mereka bisa cepet selesain masalahnya.' harap Aqila. Dava menghembuskan napasnya lelah, tidak tau harus berkata apa."Ngomong-ngomong, lagi ngapain?" Dava bangun dari baringnya, menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya sama seperti biasanya, dia tampan, memiliki warna mata yang tidak umum di Indonesia. Dava pernah memakai softlens untuk menutupi warna asli matanya karena baginya terlalu mencolok, itu terjadi saat Dava masuk ke bangku SMP. Tapi setiap kali Dava memakai softlens, Cia selalu menatapnya tajam dan dingin lebih dari biasanya. Dava jadi ragu untuk memakainya lagi, apa menutupi warna mata aslinya ter

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 70. Gue Nggak Mau Kecewa Hari ini.

    *****"Ok, gue duluan!" Dava melambaikan tangannya pada Iqbal sambil membawa sepeda motornya pergi meninggalkan sekolah, siang ini, seusai sekolah, Dava memutuskan untuk pulang lebih awal, Radith bilang ada yang ingin di bicarakan, jadi dia buru-buru untuk pulang. Di tengah jalan, Dava menghentikan laju motornya saat melihat mobil yang dia kenal tengah berhenti di bahu jalan, lampu mobil masih menyala, pertanda pemiliknya masih di dalam.   Dava memutuskan berhenti di belakang mobil itu, lalu turun tanpa melepas helm miliknya. Dava mengetuk kaca mobil dengan pelan."Ci, Cia ..." panggilnya, gadis yang di dalam menoleh, membuka pintu dengan perlahan. Dava mundur beberapa langkah dan terkejut saat pintu terbuka, Cia langsung memeluk dirinya sambil menangis. Dava tentu saja tidak menyangka Cia langsung memeluknya dan menangis."Cia lo kenapa? Siapa yang bikin lo nangis?" Dava bertanya khawatir. Bukannya menjawab, Cia malah semakin menangis dalam

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 69 . Sorry.

    *****   Gevin masih di posisi yang sama, duduk di samping tempat tidur sang Nenek. Padahal banyak yang memintanya untuk istirahat, tapi Gevin menolak. Pakaian yang dia pakai semalam masih sama, hingga pagi ini, Gevin tidak mau pergi ke sekolah dan betah duduk di samping Neneknya."Gue mau di sini aja! Jangan ganggu gue!" ucapan Gevin yang mendapat pelototoan dari Angga."Basi lo!" Angga kesal sekali dengan Gevin. "Emangnya lo mau nikah muda, pacar lo kan banyak!" sindir nya kesal. Gevin menatap sang Nenek yang baru saja tertidur. Semalam, setelah meminta maaf dan di maafkan, Sang Nenek berpesan.'Gevin, ingin sekali Nenek melihatmu menikah sebelum Nenek pergi.' tapi itu kan tidak mungkin. Gevin masih sekolah, terlebih dia mencintai Cia, apa Cia mau menikah dengannya, jika tidak, apa Gevin harus menikah dengan orang lain dulu, baru menceraikannya setelah itu kembali pada Cia. Tapi Gevin sudah berjanji akan berubah, jika dia melakuka

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 68. Jangan Pergi ... Kumohon.

    ******   Rio menatap Gevin heran, cowok itu keluar sambil membawa handuk dan berjalan dengan santai sembari mengeringkan rambutnya. Empat orang lainnya yang tadi ada di sana sudah pulang,  mereka bilang lain kali saja datang lagi, karena melihat mood Cia juga tampaknya tidak bagus. Siapa yang tidak tau jika mood Cia sedang buruk maka semua orang bisa kena getahnya. Mungkin hanya Gevin yang kebal dengan itu semua. Ya ada satu lagi, siapa lagi kalau bukan Dava."Lo baikkan sama Cia?" tanya Rio yang tau bahwa sebelumnya Cia bertengkar dengan Gevin."Iya. Thanks ya, udah cerita soal Cia waktu itu." Rio hanya mengedik acuh. Tak menyangka Cia akan memberikan kesempatan pada Gevin."Jangan nyakitin Cia ..." pesan Rio, "gue kasih tau sama lo ya." Rio melirik kamar Cia lalu berbisik pelan, "Cia kalo udah nyaman, bakalan manja minta ampun. Percaya deh sama gue!" Gevin tentu saja tidak percaya, tapi dia juga penasaran. Gimana sosok Cia yang manja. "Gue

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 67. Anak-anak Apartemen.

    ******    Gevin membuka pintu ruangan Cia dan masuk tanpa ijin. Cia menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Gevin sudah biasa dengan itu, tapi sekarang Gevin juga sudah tau cara menenangkan nya."Di luar nggak ada yang gue kenal, sayang. Gue kan baru liat mereka." Gevin langsung memeluk Cia dari belakang, menenangkan gadis itu akan kemarahannya. Gevin melihat sekeliling, ruangan itu ternyata ruang kamar, dengan kasur king size dan sebuah lemari besar, juga meja kerja yang berada di sudut ruangan."Lepas gue mau ganti baju! Keluar sana!" Gevin tersenyum cerah."Mau dong liat lo ganti baju ... Bercanda! Sumpah bercanda!" Gevin segera tertawa melihat reaksi Cia. Cowok itu duduk di sofa yang berada di dekat pintu, lalu mengeluarkan ponselnya. "Gue main game sambil nungguin lo aja gimana?" Cia masih menatap Gevin tajam. Dia heran, kenapa bisa nyaman dengan orang semenyebalkan Gevin. Sungguh bodoh sekali.   Gevin benar-benar serius bermai

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 66. Kita Masih Pacaran kan!?

    *****    Sore harinya, saat Cia tengah mengendarai mobilnya untuk pulang, ya lebih tepatnya dia ingin pergi ke CR, tiba-tiba saja ban mobilnya meledak dan Cia hampir kehilangan kendali, untungnya dia pembalap handal, jadilah dia berhasil selamat, walaupun dia merusak beberapa tanaman yang ada di trotoar jalan. Gadis itu keluar dan terkejut mendapati sebuah paku berukuran cukup besar tertancap di ban depan mobil miliknya. Beberapa Pejalan kaki, bahkan pengenadara motor yang lewat segera berkumpul dan melihat apa yang terjadi dan berniat membantu jika di perlukan."Bahaya banget!" Cia mengambil ponselnya untuk menghubungi Rio, tapi sebelum panggilan tersambung, Cia melihat mobil Gevin yang mendekat, Cia tak jadi menghubungi Rio. Gevin keluar dengan terburu-buru, tanpa menutup pintu mobilnya, dia mendekati Cia dan langsung memeluknya. Cia sendiri sampai terkejut."Are you ok?" tanya cowok itu penuh kekhawatiran."Ya, gue baik-baik aja kok."

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 65. Samsard International School.

    *****"Ngapain hayooo!!" "Woaah!" Gevin terkejut bukan main saat seseorang berbicara tepat di belakang kepalanya. Cowok itupun menoleh dan lebih terkejut lagi karena orang yang berada di belakangnya itu adalah seorang cowok jangkung yang bahkan sedikit lebih tinggi darinya. Gevin itu tinggi, bagi anak seusia Gevin, karena cowok itu memiliki tinggi 180 cm. Sedangkan cowok yang tadi mengejutkannya itu lebih tinggi 5 atau 6 centi darinya."Ngapain ngintip-ngintip?" tanya cowok jangkung itu. Gevin melotot kesal."Lo ngapain sih ngagetin gue!" dengusnya kesal."Lo sendiri ngapain di sini, nggak gabung sama yang lain?" Cowok itu kini melihat ke arah orang-orang yang tadi Gevin perhatikan. "Ssst! Jangan ngurusin urusan orang. Dah sana lo pergi. Awas kalo lo ganggu gue lagi!" Gevin memutar kepalanya ingin melihat teman-temannya lagi."Woaaah!" teriakan Gevin lebih kencang dari yang tadi. Cowok itu bahkan sampai terjatuh t

  • Bukan Gadis Biasa   Bag 64. Galau.

    ****** Cia mengemasi barangnya dengan hati-hati. Wajahnya masih murung, Bu Dewi yang juga tengah membantu, tampak tersenyum, lalu menepuk bahunya pelan."Jangan terlalu di pikirkan, Mba. Sebaiknya Mba Cia mengikuti kata hati saja." Cia diam tanpa menjawab. Ferry juga sebenarnya sudah membebaskannya, tapi Cia masih ragu, bagaimaba kedepannya, dia sudah dua kali di sakiti dengan hal yang sama, apa dia akan merasakan yang ketiga, keempat, kelima bahkan seterusnya?"Mama, nanti pulang Nuca mau beli kucing." Cia terkejut sekaligus bingung."Kucing?" Bu Dewi justru tertawa."Kemarin saat jalan-jalan, saya dan Mas Nuca lihat kucing di pet shop. Lucu sekali, Mas Nuca katanya mau minta sama Mba Cia." Cia mendekati Nuca dan berjongkok di depannya."Iya, Mama janji nanti pulang kita beli kucing ya.""Yeeey, Mama yang terbaik." Nuca mencium pipi Cia dan memeluknya. Entah kenapa, melihat Nuca bahagia dan tertawa saja membuat Cia ikut merasakannya.*****

DMCA.com Protection Status