แชร์

Bab 22 Terhina

ผู้เขียน: Sisca W.
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-06-07 22:42:10
Wenda melajukan kendaraannya dengan cepat. Suasana larut yang hampir menjemput membuat jalanan terlihat lebih lengang. Hal ini membuat Wenda semakin terpicu untuk menginjal pedal gas lebih dalam. Ia berharap perasaan amarahnya dapat terlampiaskan. Tak ingin rasanya membawa rasa ini masuk ke dalam gubuknya.

Pada akhirnya, emosi tak mampu Wenda redakan sesampainya di rumah. Ia lumayan kasar menutup segala bentuk pintu, mulai dari pintu gerbang, pintu mobil, pintu rumah dan pintu kamar mandi. Pak Agus dan Bu Tiwi yang saat itu masih belum terlelap hanya bisa terheran-heran melihat tingkah laku putri sulungnya.

"Wenda kenapa ya, Yah?" tanya Bu Tiwi khawatit karena Wenda hanya menyapa mereka yang sedang menonton acara televisi dengan singkat dan dingin. Bu Tiwi melihat sosok Wenda menghilang masuk ke dalam ruang dapur.

"Ayah nggak tau, Bu. Mungkin sedang ada masalah di rumah sakit. Besok Ayah tanyakan sama Wenda." jawab Pak Agus mencoba menenangkan istrinya.

"Wenda nggak bilang apa-apa wakt
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 23 Ancaman

    "Terima kasih sudah mau meluangkan waktu, Pak." ucap David sambil menjabat tangan seorang pria paruh baya bersetelan jas seperti dirinya."Justru saya yang terima kasih kepada Mas David karena masih mempercayai tim kami untuk berkonsultasi mengenai kasus seperti ini." balas pria itu tersenyum sambil memandang bergantian kepada dua orang di sebelahnya. Logat bataknya kentara sekali ketika beliau sedang berbicara. "Jika Mas David menginginkan kasus ini dilanjutkan, bisa langsung hubungi kami." lanjut pria yang bernama Pak Tigor. Ia berprofesi sebagai pengacara handal dan profesional. Tigor dan anak buahnya memang sudah dipercaya oleh Pak Johan sejak lama untuk menjadi penasihat hukum di perusahan. Itulah mengapa, David tidak perlu ambil pusing lagi mencari pengacara terbaik untuk menangani kasus yang saat ini ingin ia selidiki."Satu hal lagi, Pak. Saya mohon hal sepele seperti ini jangan sampai terdengar oleh Ayah saya. Saya hanya tidak mau membebani pikiran Beliau." pinta David sambil

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-08
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 24 Tega

    "Gilang, segera lalukan apa yang aku bilang kemarin!" ucap David setelah Gilang mengangkat ponselnya yang berdering dari saku celanyanya. Gilang pun menjawab 'Oke' dan segera menutup panggilan itu. Ia langsung mengerti apa yang sedang diperintahkan kepadanya. Sejujurnya, Gilang setengah hati ingin melakukan perintah itu. Tetapi David mengancam akan memecat dan tidak akan pernah menganggap dia seorang teman lagi. Gilang sudah terlanjur nyaman dengan materi yang berkelimpahan selama ia bekerja bersama David. Ia pun menurut saja apa yang bosnya perintahkan agar semua berjalan dengan baik dan lancar.David saat itu menyuruh Gilang untuk mencari cara. Bagaimana agar Pak Agus mau menceritakan tentang kasus penipuan itu. Rencana ini harus dilakukan sealami mungkin supaya Pak Agus tidak curiga dalam hal apapun. Gilang akhirnya memutuskan untuk mencari info tentang investasi dimaksud. Dan berpura-pura menceritakan kepada Pak Agus. Alhasil Pak Agus masuk ke dalam perangkapnya. Awalny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-09
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 25 Ibu

    Wenda menutup pintu kamar perlahan agar ibunya tidak merasa terganggu. Ia menemani Bu Tiwi yang sudah tenang hingga tertidur. Tak lupa ia mengecek tekanan darah tinggi ibunya. Wenda pun mampu bernapas lega karena semua normal dan baik-baik saja."Wen, gimana keadaan ibumu?" tanya Pak Agus yang sudah berdiri di ruang keluarga begitu mendengar Wenda keluar dari kamar utama."Sudah tenang, Yah. Sekarang baru istirahat." jawab Wenda berjalan mendekati ayahnya. "Dimas di mana?""Dimas sudah ke kamarnya." jawab Pak Agus. Wenda membimbing ayahnya untuk duduk ke sofa yang ada di depan televisi. Ada hal yang harus mereka bicarakan berdua saja, mumpung tidak ada adik-adiknya. Monic belum pulang karena masih ada bimbingan belajar, sedangkan Santi sudah pasti dia sedang pergi bermain bersama temannya di komplek ini.Wenda ingin tahu siapa dan berasal dari mana pengacara yang disebutkan ayahnya tadi. Ia curiga ini adalah ulah Si Tuan Muda. Ia teringat ancaman David yang ditu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-09
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 26 Luka

    "Baik, Bapak dan Ibu sekalian. Jika sudah tidak ada yang ingin disampaikan, rapat pagi ini saya akhiri." kata Patrick sambil berdiri di sebuah mimbar kecil samping layar proyektor, "Terima kasih Bapak dan Ibu sekalian untuk rapat hari ini yang sungguh luar biasa."Satu per satu para anggota rapat pergi meninggalkan ruangan itu. Patrick membereskan berkas-berkas dan mematikan proyektor. Ia melihat David tak kunjung meninggalkan ruangan itu. Bosnya itu tengah sibuk memainkan ponselnya dengan jarinya. "Halo. Maksud kamu apa, Lang?" tanya David lantang hingga membuat Patrick sedikit terkejut. Hampir saja berkas itu berantakan lagi jika ia tidak sigap memegangnya dengan erat."Patrick, ada jadwal meeting lagi nggak setelah ini?" tanya David tanpa menutup panggilan teleponnya."Nggak ada, Pak. Tapi hari ini Bapak ada jadwal bertemu dengan klien." jawab Patrick."Tolong tunda dan atur jadwalnya lagi! Hari ini saya mau ke rumah sakit." perintah David."Siapa ya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-10
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 27 Kebaikan Hati

    Pria paruh baya bernama Agus Gunawan itu merasa seperti tersambar petir di pagi hari yang cerah. Seorang anak majikannya berkata ingin menikahi salah satu putri kesayangannya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Haruskah Pak Agus merasa senang mendengar kabar ini? Ya, betul. Ada setitik rasa kebahagian dalam benak Pak Agus. Pada akhirnya datang juga seorang pria yang meminta restu kepada dirinya untuk menikahi putri sulungnya yang sudah lama menyendiri. Tetapi yang menjadi pertanyaan Pak Agus adalah mengapa harus pria seperti ini? Bukan, bukan. Pak Agus sama sekali tidak meragukan ketulusan dan kejujuran pria itu.Pak Agus percaya, pria ini tulus mencintai putrinya. Jika tak mencintai, bagaimana mungkin ia mau membantu Pak Agus menangani masalahnya secara cuma-cuma. Pak Agus sebenarnya tahu bahwa tidak mudah dan tidak murah memakai jasa pengacara yang di rekomendasikan kepada dirinya. Bahkan sekarang, David ingin memindahkan perawatan Bu Tiwi ke rumah sakit yang lebih besar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-11
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 28 Pindah

    Tidur siang Wenda terasa tidak nyaman dan juga tak nyenyak. Kondisi Ibunya yang tengah sakit menghantui pikirannya, walaupun tindakan operasi sudah berjalan dengan sangat lancar dan keadaannya kini juga sudah stabil. Ia sekarang terbangun dari tidurnya yang hanya berlangsung dua jam saja. Lalu beranjak dari ranjang dan menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya. Ia membereskan rumah dan memasak lauk pauk untuk Ayah serta ketiga adiknya nanti. Wenda pun dapat membayangkan, usai musibah ini terjadi, semuanya pasti akan berubah drastis. Ibunya dapat dipastikan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Serangan stroke itu akan membuat ibunya tidak mampu lagi menggunakan anggota tubuhnya dengan sempurna seperti dulu. Wenda pun telah siap jika harus membantu ibunya untuk menggantikan perannya di dalam rumah ini.Wenda telah selesai menyelesaikan tugasnya. Bersamaan dengan itu Santi tiba di rumah usai menyelesaikan kegiatan sekolahnya. Santi masuk ke dalam rumah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-11
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 29 Hubungan Spesial

    Wenda mengerjapkan mata dan mengerutkan keningnya sambil menatap ayahnya lekat-lekat. Ia sama sekali tak mengerti apa yang diucapkan ayahnya di sore ini. Ia yakin bahwa ia tidak salah mendengar kalimat pertanyaan yang keluar dari mulut ayahnya. Karena lorong ini sepi, tidak ada orang berlalu-lalang saat ini."Ayah ngomong apa sih? Hubungan apa?" tanya Wenda tak paham. "Tidak perlu kamu tutup-tutupi lagi hubungan itu di depan Ayah, Wenda. Ayah sudah tahu semuanya." ucap Pak Agus sambil memegang lengan Wenda seolah mencoba menguatkannya."Menutupi apa, Ayah? Wenda nggak ngerti!" pekik Wenda karena kesal. Ia tahu sepertinya Ayah salah paham akan situasi itu. Hal itu bukan seperti yang dibayangkan ayahnya. Mungkinkah ayahnya mengira ia memiliki hubungan spesial dengan anak majikannya itu? "Ayah tidak akan bertanya banyak hal padamu mengenai hubunganmu dengan Mas David karena dia sudah banyak cerita kepada Ayah. Dan Ayah sudah memutuskan untuk merestui kalian." lanjut Pak Agus yang kini m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-12
  • Bukan Dokter Cinta   Bab 30 Dendam

    Wenda mempertahankan langkah kakinya untuk tetap kuat berjalan, meski terasa lemas. Ia mencoba untuk terus berjalan hingga sampailah ia di mobil kesayangannya. Ia duduk di jok dan membenamkan kepalanya di antara kedua lengannya yang sudah bersandar di kemudi. Cairan hangat perlahan telah keluar dari bendungan bernama kelopak mata. Kejadian yang baru saja terjadi tenyata sangat membuat dirinya syok. David mencium tanpa seijinnya. Sekarang, lelaki itu telah sukses untuk merendahkan dirinya. Setelah ini, apalagi yang akan lelaki itu perbuat terhadap dirinya? Sebenarnya, Wenda datang untuk menemui pria itu karena ia lelah dibuat muak olehnya. Ia merasa tertantang dengan kesepakatan yang David buat. Ia mau David ikut bertanggung jawab atas musibah yang dialaminya. Karena dirinya-lah Ibunya telah jatuh sakit. Ingin rasanya ia menguras habis harta yang sangat dibanggakan dan dipamerkan oleh David itu. Wenda telah mengubah pola pikirnya, keluarganya bukanlah pengemis! J

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-06-13

บทล่าสุด

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 77 Aku Minta Maaf

    "Minum obat itu, kalau nyawamu masih mau selamat."Nicho mengancam Wenda yang masih terus membuat ulah. Wenda pun hanya bisa bergeming."Cepat ambil, Kirana!" bentak Nicho dan membuat kedua wanita itu terkejut. Kirana dengan cepat mengambil pil dari lantai dan menyodorkannya ke mulut Wenda."Telan obat itu!" titah Nicho sambil menarik pelatuknya karena Wenda masih saja menutup rapat mulutnya."WENDAAAAAAA!"Suara gaduh tiba-tiba terdengar dari luar, membuat aktivitas mereka terhenti. Wenda mengenali suara tersebut dan seketika juga berteriak."Mas David, aku ada di dalam!!"Nicho terkejut karena teriakan Wenda dan menyuruh Kirana membekap mulut Wenda. Kirana pun menurut. Ia mengambil kain dari dalam tasnya untuk menutup mulut Wenda yang berisik. Ia kemudian membetulkan posisi tubuh Wenda yang sejak tadi tergeletak di lantai.Nicho berjalan keluar. Ia mendapati David dan Gilang tengah bergelut dengan kedua anak buahnya. David melihat sosok Nicho diteng

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 76 Pencarian

    David baru saja memasuki area parkir di rumah sakit tempat Wenda bekerja. Di saat ia sibuk berkeliling mencari lahan kosong untuk parkir, ia melihat Wenda masuk ke dalam sebuah mobil. Mobil yang tak asing baginya."Nicho?" gumam David. Ia pun segera mengambil ponsel dan menelepon Wenda. Panggilannya ditolak."Sial! Kenapa ditolak?" geram David sambil meletakkan ponselnya dengan kasar. Bukan perselingkuhan yang dikhawatirkan David. Sesuatu hal lain terkait keselamatan istrinya. David merasa, jika Pak Johan saja bisa sampai turun tangan mengawasi Nicho secara diam-diam, berarti ada sesuatu yang Nicho sembunyikan atau rencanakan.Ponsel David berdering. Gilang meneleponnya."Halo, Bos. Sorry baru ngabarin, ini gue ngikutin Nicho tapi kok masuk ke area rumah sakitnya Wenda ya?" ucap Gilang di telepon."Iya, gue tau. Ini gue lagi jemput Wenda. Tapi dia sekarang lagi sama Nicho." jelas David singkat karena ia sibuk mengemudi untuk membuntuti Nicho yang baru saja keluar

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 75 Pertarungan

    Cukup lama Kirana menanti wanita di depannya ini sadar dari pingsannya. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Kirana menatap Wenda lekat-lekat dengan gelisah. Wajahnya cantik meskipun tubuhnya terlampau mungil jika dibanding dengan tubuhnya yang sedikit lebih tinggi dan berisi. Wenda duduk disebuah kursi. Kepalanya tertunduk lemas, tubuhnya terikat pada sandaran kursi, begitu juga kedua tangan terikat di belakang dan kakinya."Heh bangun!" Kirana sudah tak sabar. Ia menepuk-nepuk pipi Wenda dengan kasar. Tak lama, Wenda mengerang lemah. Ia membuka matanya yang masih kabur. Kirana yang tahu bahwa Wenda sudah sadar, mulai memegang dagu Wenda dengan kasar dan mendongakkan kepalanya. Wajah mereka begitu dekat.Kirana menatap tajam ke wajah Wenda. Wenda yang masih lemah hanya bisa meringis kesakitan karena Kirana mencengkram dagunya sangat kencang."Jangan kasar-kasar, Kirana."Wenda yang pandangannya masih kabur, melihat sosok perempuan yang tidak ia kenal berada

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 74 Hilang

    Poli kandungan siang ini tak begitu ramai. Wenda segaja memilih hari ini karena kebetulan ia berdinas pagi. Ia ingin segera mengecek kandungannya karena sudah telalu lama ia terlambat haid."Selamat ya, Wenda, atas kehamilanmu. Perkembangan janinmu bagus." Dokter Pandu menyelamati Wenda selagi alat USG tertempel di perutnya."Terima kasih, Dok." ucap Wenda sedikit tegang. Ia melihat layar monitor yang tergantung di dinding. Sebuah kantong kehamilan beserta janin di dalamnya tergambar jelas di sana. Haruskah ia merasa bahagia atas kehidupan yang tak diduga ini? Memang sudah sewajarnya, kehidupan ini mungkin akan hadir setelah apa yang ia dan David lakukan selayaknya suami istri pada umumnya."Kita kontrol lagi bulan depan ya, Wen."Dokter Pandu melepaskan alat USG dan perawat membersihkan gel yang masih tersisa di perut Wenda."Saya beri vitamin-vitamin, diminum satu kali sehari saja." lanjut Dokter Pandu sambil berjalan ke mejanya dan mengetikkan sesuatu di kompu

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 73 Masih Rahasia

    Widya menghela napas panjangnya, sedangkan Wina terus menggenggam kedua tangan Wenda dengan mimik wajah sendu. Wenda telah menceritakan kisah 'cinta' antara dirinya dengan David."Gue tau, gue salah menaruh harapan ke laki-laki ini. Yang gue kira bakal balas perasaan cinta gue. Gue tau, gue cuma dimanfaatin karena situasi yang keluarga gue alami." Wenda menarik napasnya sejenak, "Tapi perasaan gue nggak bisa bohong, kalau gue suka.. cinta.. sama dia sejak pertama kali gue ketemu lagi setelah dewasa.""Kalau boleh gue saranin. Menurut gue, lo jangan lepasin David gitu aja sih. Lo mau anak lo ini nggak punya bapak? Lo harus perjuangin apa yang jadi hak lo dan si jabang bayi ini, Wen." ucap Wina dengan tatapan mata dari yang muram dan sendu berubah menjadi berkilat-kilat penuh amarah."Kalau menurut gue, gue sih setuju sama sebagian saran Wina, Wen. Lo emang harus perjuangin hak lo dan anak lo ini. David emang harus tanggung jawab sepenuhnya atas anak lo ini. Tapi, lo juga

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 72 A New Life Has Grown

    David menutup pintu mobil dan memasang sabuk pengaman. Dilihatnya Wenda juga sudah siap dengan sabuk pengaman di tubuhnya. Wenda duduk terdiam dan menatap lurus ke depan. Pandangannya kosong."Are you okey, Wen?" tanya David khawatir. Bukan tanpa sebab, itu karena Wenda hanya menyantap sarapannya dengan porsi yang sedikit sekali. Berbeda dari hari biasanya."Aku nggak papa." jawab Wenda datar.Santi dan Monic menyusul masuk ke mobil kemudian. Mereka sangat berisik khas anak-anak yang sedang bersenda gurau. Hari ini David berinisiatif mengantar Wenda, Santi dan Monic karena ia bingung harus mengisi waktunya dengan kegiatan apa."Kalian sudah siap?" tanya David menoleh ke belakang."Siap, Mas." ucap Santi dan Monic bersamaan. Mereka juga telah memasang sabuk pengamannya."Ayo kita berangkat!" seru David dan disambut dengan riang oleh Santi serta Monic.David memutar lagu anak-anak di dalam mobil. Santi dan Monic pun bernyanyi dengan riang hingga sampai di s

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 71 Sekamar Lagi

    Wenda masih duduk di tepi ranjang ayahnya. Ia begitu bingung dan canggung bagaimana harus menghadapi pria yang sedang mengambil koper dari bagasi mobil. Mengapa pria itu tiba-tiba datang ke rumahnya hampir tengah malam? Padahal sudah berulang kali ia menolak untuk bertemu bahkan pernah suatu kali ia mengusir pria itu saat datang ke rumahnya pagi hari. Waktu itu ayahnya tidak ada di rumah dan Wenda hanya sendirian karena usai dinas malam. Jadi, tidak ada yang bisa menghalagi Wenda untuk mengusir pria ini.Jadi, percuma rasanya jika Wenda mengusirnya di kedatangannya malam ini, ayahnya pasti akan curiga karena tak tahu apa-apa mengenai permasalahan mereka yang sebenarnya. Sungguh pintar pria ini memanfaatkan situasi. Dia datang di tengah malam saat orang yang bisa mempersilakan dia masuk ke dalam ada di rumah. Wenda berdecak kesal.Suara berisik terdengar di luar, membuat Wenda penasaran. Ia mengintip dari ambang pintu dan dilihatnya David sedang menarik sebuah koper sangat be

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 70 Pergi Kamu!

    Gilang baru saja memasukkan mobil yang ia kendarai ke dalam garasi di kediaman Pramono. Dilihatnya mobil milik Pak Johan tidak ada di sana."Bokap lo pergi, Vid?""Hm?" David yang sedari tadi membaca proposal dalam perjalanan pulang dari berbagai rekanan perusahaannya di tabletnya, mulai mendongakkan kepalanya. Memandang sekeliling garasi. Hanya tertinggal mobil miliknya, ibunya, dan 2 mobil cadangan lainnya."Nah, tuh bokap lo pulang." tunjuk Gilang ke arah pagar rumah yang tertutup rapat. Garasi itu terbuka otomatis dan mobil Pak Johan mulai memasuki area kediamannya. David pun keluar dari mobil dan membereskan barang-barang miliknya di jok penumpang belakang."Papa sama Mama abis dari mana? Tumben nggak ngabarin David kalau pergi." tanya David setelah kedua orang tuanya keluar dari mobil."Kamu sendiri kenapa baru pulang?" tanya Pak Johan tak menjawab pertanyaan David. Ia heran mengapa anaknya itu pulang larut, padahal tadi siang baru saja mendapatkan sanksi s

  • Bukan Dokter Cinta   Bab 69 Ibu, Aku Harus Bagaimana?

    Wenda berjalan memasuki sebuah restoran yang mewah. Ia merasa rendah diri memasuki restoran itu dengan pakaian casual yang saat ini ia kenakan. Blouse biru muda dengan aksen rumbai di bagian dada dan celana kain berwarna krem. Ia sama sekali tak tahu jika restoran ini termasuk dalam golongan restoran yang sangat mewah.Sebenarnya, Wenda memiliki gaun indah hasil pemberian dari calon mantan mertuanya. Namun, tak ia bawa saat kepergian di hari keributan itu karena ia merasa itu bukan miliknya."Selamat malam. Sudah pesan tempat, Bu?" tanya seorang pelayan yang menghampirinya."Mmm.. sudah." Wenda berpikir sejenak, "Atas nama Kristina.""Baik, mari silakan di sebelah sini, Bu."Wenda mengikuti pelayan itu ke sebuah ruangan yang lumayan jauh masuk ke dalam restoran itu. Pelayan membuka pintu dan Wenda melihat Bu Tina sudah berada di sana. Ia bangkit dari duduknya dan tersenyum sumringah saat menatap Wenda. Di sebelah Bu Tina, ada Pak Johan yang juga ikut berdiri dan

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status