Aku segera beranjak pergi meninggalkan kantor saat tau Anissa sedang berada di luar, wanita itu benar benar tak bisa mematuhi Suaminya.
Apakah menikahinya adalah suatu kebodohan yang ku buat sendiri? Bisa bisanya aku meminta segera di nikah kan dengan wanita pemarah dan egois seperti dia. Seharusnya dia mendengarkan aku, bukankah sekarang aku adalah Suaminya.Aku segera beranjak menuju lift dan turun ke bawah, setalah nya aku berjalan ke arah parkiran dan membawa mobilku dengan kecepatan normal. Aku merogoh saku di Jas ku dan mengambil handpone yang ada disana, aku segera mengecek lokasi Anissa dengan melihat GPS, "ahh akhirnya ketemu". "Sedang apa dia restoran? Apa jangan jangan dia bertemu seseorang atau teman teman nya yang biasa mengajaknya ke club malam"."Aku tidak bisa membiarkan Istriku bergaul dengan teman teman nya yang sekarang, aku bukan nya mau mengatur hidupnya, tapi jika sampai harus bergaul dengan hal yang tidak bPranggg Anissa melempar foto pernikahan nya dengan Davian ke lantai hingga kaca yang terpasang di foto itu hancur dan berserakan di lantai. "Maksud kamu apa ngelempar foto penikahan kita huh" ucap lelaki itu sembari menujuk ke arah istrinya. "Kenapa?" Tanya wanita itu, ia menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan nya kembali. "Kamu ga suka? Baru tau kan kalo sifat aku kaya gini!! Nyesel?" Tanya wanita itu. Rasanya kepala Davian mau pecah saja saat istri yang ia anggap anggun ternyata bisa se bar bar ini. "Kamu istri saya Anissa!!" Ucap lelaki itu penuh penekanan. Anissa berkali kali membuang nafas nya kasar. Ia berjalan ke arah kasur kemudian duduk di sisi kiri. Tak lama lalaki yang bergelar suaminya itu menghampiri nya dan ikut duduk di samping nya. Ia berusaha mencairkan es yang ada dalam diri istrinya itu. "Niss, aku suami kamu kan?" Tanya laki laki itu, matanya berbinar ada ada
Yang awalnya menyakinkan akan terus bersamapun tetap pergi. Pada akhirnya tidak ada jalan lain selain bertahan atau mengakhirinya.***Davian berjalan dari kamar mandi menuju ranjang dimana istrinya masih tertidur.Sehelai handuk masih menempel di bawah pinggangnya, mempelihatkan dada bidang laki laki itu.Perlahan ia mendekat, duduk di samping gadis itu.FuhhhDavian tampak meniup wajah Anissa hingga beberapa helai rambut panjang gadis itu bergerak.ErrgghhAnissa tampak mengerang saat hembusan nafas laki laki benar benar terasa menerpa wajahnya.Beberapa detik kemudia gadis itu tampak memerjapkan matanya, memperlihatkan wajah Davian yang begitu dekat dengan wajah nya."Astagfirullah .." ucap gadis itu kaget.Davian spontan menjauhkan wajah nya, ia kemudian berdiri tegak di samping istrinya.
"Mau aku ceritain gak? cerita yang menurut aku nempel banget di hati aku gak?" ucap gadis itu tiba-tiba."Kisah apa?" tanya Davian."Iya mau gak? Jawab aja dulu, kalo mau entar aku ceritain" ucao Anissa "Iyah .. boleh""Aku ceritain dari awal yah" "Jadi yah aku tuh punya saudara dari keluarga bunda. Yang menurut aku kisahnya gak seberuntung kisah yang aku jalanin saat ini" Davian tampak serius mendengarkan istri nya bercerita. "Namanya ka Mia, jadi dia tuh bukan saudara yang kaya pada umum nya gitu. Dari kecil ka Mia tuh gak tau siapa orangtua kandung nya. Jadi waktu umur 2 tahun atau berapa gitu aku lupa lagi soalnya. om sama tante aku tuh adopsi dia dari panti asuhan ...." "terus orangtua nya gimana?" Tanya Davian memotong ucapan istrinya."Iya bentar kali" "Hehe .. yaudah lanjut deh aku dengerin"."Nah waktu umur nya 15 tahun om sama tante aku tuh meninggal dalam kecelakaan gitu terus karena ka Mia ini anak tunggal mereka dan yang paling mereka sayang akhirnya semua harta nya
Aku memang bodoh kalo berfikir Alex juga mencintaiku " ucap Meysa sambil tertidur memeluk gulingnya. "Aku harus bagaimana sekarang rasanya Aku ingin memukulnya dengan keras dan berkata kamu jahat Lex kamu benar benar brengsek ." gerutu Meysa. Dertt pesan masuk ... "Kamu lagi dimana Sya aku di depan rumahmu kita jalan jalan yu" begitu pesan yang di kirim Alex Meysa tampak masih berfikir apakah dya harus membalas pesan dari Alex atau jangan namun Meysa akhirnya membalas pesan Alex. "Aku ngga mau Aku sibuk!" balas Meysa. "Yaelah sombong amat di ajak keluar malah bilang sibuk!" Sibuk apa sih sibuk tidur atau jangan jangan sibuk mikirin Aku yah ckck" balas Alex dengan sedikit mengeluarkan candaan recehnya. "Ga lucu " balas Meysa singkat. "Aku udah pegel banget Sya sini dong Aku dobrak yah pintunya!" balas Alex. "Iih jangan yaudah tunggu disitu Aku bukain pintunya" balas Meysa cepat. Tap tap tap Klekk Meysa membukakan pintu untuk Alex ... "Ada apa sih Lex?" Kamu ga liat di luar
Ada banyak hal bisa membuat kita tertawa tersenyum dan bahagia mungkin salah satunya juga ketika melihat taman di halaman rumah. Yah, pagi ini setelah sibuk begulat di dapur dan mempersiapkan keperluan Davian sebelum berangkat ke kantor.Aku bergegas ke halaman rumah dan melihat pemandangan baru disana. Yah, bunga-bunga yang ku sukai telah mekar dan tumbuh begitu cantik nya.Sedari dulu aku memang suka bunga, mereka sangat indah saat mekar. keindahan mengalahkan segala hal yang ada di dunia ini. Agak berlebihan memang tapi karna memang bunga-bunga itu seindah itu.CkitTerlihat sebuah mobil berwarna hitam tampak berhenti tepat di depan gerbang rumah Anissa. Tak lama sang punya mobil keluar dari mobil."NISSA ...AA" teriak seorang gadis, dan di susul dua orang lainnya yang ikut memanggil gadis itu. "Anita, Galang ..." gadis itu mengerucutkan bibirnya saat tau ada galang diantara Anita dan entah siapa yang satu lagi. Dia begitu asing belum pernah dia temui sebelumnya. "ketiganya ber
Gilang tampak mengepalkan tangannya, wajah begitu marah mengingat Anissa menangis karena dirinya malam itu , ia tidak tau apa yang dilakukan saat itu sangat menyakiti gadis itu. Tapi alasan apapun tidak ada tolerir bagi orang yang berani menyakiti Anissa termasuk dirinya sendiri. "Aku bakalan balik lagi ke kamu Nis, aku tau aku salah dan aku jauh lebih tau lagi kalo kamu nikah sama dia juga terpaksa, semua ini salah aku Nis. Aku yang salah, kalo aja malam itu mulut aku gak lancang mungkin hal ini gak akan pernah terjadi." ucap Galang, tangan nya mengepal keras, lalu memukul keras ke tembok di sampingnya. pria itu lantas pergi dengan wajah merah padam melewati Anita yang ada di samping nya sejak tadi dan memperhatikan tingkah laku pria itu.Gerak gerik Galang membuat Anita menebak nebak, mau kemana dia?? Apa jangan jangan dia mau menemui Anissa dan meminta maaf lagi? Tanpa fikir panjang Anita langsung bertanya pada Galang. Kamu mau kemana Lang? Disini aja sama gue Lang, dan jangan perg
aku berencana untuk membawakan kotak makan untuknya. Aku yakin dia akan senang jika aku perhatian padanya, baiklah waktunya masak yang enak Anissa. Aku mulai berjalan ke dapur dan bergelut dengan kompor, aku hanya akan memasak ayam goreng dan perkedel saja itu adalah makanan favorit Davian sejauh yang aku tahu. Waktu sudah menunjukan pukul 11.20 jarak menuju kantor hanya 30 menit itu pun jika tidak macet jika macet mungkin hanya 40 atau 45 menit. Baiklah aku harus segera berganti pakaian dan memesan taksi juga. Titt Ku dengar suara klakson berbunyi sepertinya itu taksi yang ku pesan tadi, baiklah aku juga sudah siap, aku segera turun kebawah dan tak lupa membawa makan siang untuk Davian. Sebelum berangkat aku terlebih dulu masuk ke kamar Naura dan memberitahu nya jika aku akan pergi sebentar. Tok tok tok "Woy Naura, lu ada di dalem?" "Apasih?" tanya gadis itu sebal, nadanya kini meringkuk memeluk guling sembari memainkan ponselnya. " Rebahan Mulu lu kaya anak muda jompo aja,
Setelah apa yang dilakukan Davian dan wanita yang tak ia kenal sebelumnya aku tak mungkin tinggal di atap yang sama dengan Davian, Aish pria yang ku nikahi itu benar benar brengsek! gerutu gadis itu kesal, aku ingin pergi ke rumah Anita namun aku yakin Davian pasti akan kesana jika tau aku tak ada di rumah.Aku tak punya pilihan lain selain rumah sahabatku itu, bunda? ayah? aku tidak mungkin kesana. Davian pasti akan langsung kesana jika tau aku tidak ada di rumah. Haish Naura arrgghhh. gadis itu kini berteriak kesal mengacak ngacak rambutnya frustasi. iyahh Naura ada di rumah ini bagaimana bisa dia meninggalkan Naura disini dia pasti akan sangat tidak nyaman. tapi persetan dengan semuanya aku sudah muak dan tidak kuat lagi. Siang itu gadis itu pergi hanya membawa tas kecil nya dan telepon genggam saja. ***"Tadi sebelum kesini gue sempat pulang hanya sekedar untuk mengambil baju tapi gak jadi deh, gue cuma bawa ini" ucap gadis itu sembari memperlihatkan hp dan tas kecil yang isi ny
Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,