Setelah selesai Makan Meysa dan Dimas lantas bergegas kembali masuk ke dalam rumah sakit. Takut takut nanti anak pa Mardi sudah bangun dan membutuhkan seseuatu.Meysa dan Dimas tampak masuk kedalam kamar pasien dan terlihat anak pa Mardi yang masih blm sadar padahal sudah hampir 4 jam setelah oprasi."Dim, ini kan sudah ada 4 jam tapi ko anak nya pa Mardi blm siuman yah ? Aku jadi khawatir"ucap Meysa"Mungkin sebentar lagi , tenanglah aku yakin dya akan baik baik saja"ucap Dimas menenangkan Meysa"Mudah mudahan begitu ""Udah hampir jam 9 mending sekarang kamu tidur aja "ucap Dimas "Tidurlah aku yang akan menunggunya lagi pula sofa itu cukup untukmu tidur ya meski kakimu harus sedikit menekuk"ucap Dimas memberi saran"Aku belum ngantuk ko, sebaiknya kamu aja yang tidur""Aku juga belum ngantuk""Anak pembantumu ini siapa namanya , sedari tadi kamu hanya mengatakan dya dan anak pa Mardi atau bi Marti tapi tidak menyebutkan namanya"tanya Dimas"Aku sendiri tidak tau namanya ck" ucap Mey
Pagi itu Meysa bangun namun masih dalam keadaan mata tertutup dya merasakan hangat di badannya. Namun tiba tiba ia merasa ada yang janggal ia merasakan ada tangan yang tengah mendekap tubuhnya." Apakah ini mimpi , aku merasakan tubuhku sangat hangat pagi ini dan juga sepertinya ada laki laki yang tengah memelukku. Ahh iya ini pasti mimpi."ucap Meysa saat matanya masih tertutup rapat"Ini bukan mimpi, bangunlah!! tanganku pegal" ucap Dimas tiba tiba dan sontak membuat Meysa membuka matanya"Aishh bikin kaget saja!! Kenapa aku bisa tidur di pelukanmu? Ahh benar benar menjijikan. Ternyata kamu pandai memanfaatkan orang" omel Meysa"Aku tidak memanfaatkanmu , Semalam kamu sangat kedinginan. Aku hanya kasihan padamu, sudahlah jangan berfikir yang tidak tidak sebaiknya kamu segera ke kamar mandi dan mencuci wajahmu."ucap Dimas"Emang mau ke kamar mandi huhh"ucap Meysa kesalWaktu menunjukan pukul 10 pagi, Meysa dan Dimas tampak masih menunggu Naila yang masih tertidur seusai meminum obatnya
Siang itu selepas Dimas pergi dari rumahnya, Meysa tampak masih shock dan tidak percaya bahwa Dimas temannya Alex adalah laki laki yang dulu sangat ia cintai.Siang itu Meysa masih meringkuk di kasurnya , menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sembari menangis sesegukan. Membayangkan apa yang di katakan Dimas tadi , itu sungguh membuatnya frustasi dan tidak bisa berfikir dengan jernih." Jadi selama ini dya adalah Dimas yang selama ini sangat ku benci , ahh ini pasti hanya mimpi , tidak mungkin!!" Fikirannya terus berkecamuk, ada rasa sakit yang sulit untuk di gambarkan."Sekarang aku harus bagaimana cara menghadapinya?? aku harus apa?? jika dya datang kesini nanti apa yang harus aku lakukan?? aku bingung, aku benar benar bingung. Kenapa semua ini harus terjadi padaku. ucap Meysa yang masih tak habis fikir kenapa semua ini harus terjadi padanya.Meysa yang sedari tadi meringkuk di kasurnya tiba tiba tertidur begitu saja, meninggalkan air mata yang masih membasahi pipinya. Matanya mula
Udara pagi ini begitu dingin membuat Meysa masih nyaman berada di ranjangnya yang begitu hangat. Meysa tampak memeluk guling bermotif bunga bunga kesayangannya, matanya masih sembab karna sejak kemarin siang ia terus menangis. Hatinya berkecamuk antara percaya dan tidak, pria yang dulu meninggalkannya kini kembali namun dengan keadaan yang sudah berubah.Wajahnya sudah berubah 380 derajat tapi suaranya memang masih sama seperti dulu, anehnya kenapa sejak awal ia tidak menyadarinya."Aku selalu merasa nyaman saat dya memelukku!! Mungkinkah itu karna dya adalah Dimas yang dulu pernah aku kenal?? Tapi kenapa aku baru sadar sekarang bahwa suara mereka memang benar benar sama?? Apa karna aku begitu membencinya?? Sampai suaranya pun perlahan mulai tak ku kenali!! Oh Tuhan , sekarang aku harus apa? Apa yang harus kulakukan"ucap Meysa yang merasa bingung dengan kehidupannya yang begitu rumit sejak kemunculan Dimas di hidupnya.Meysa mulai bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah kamar mand
Alex tampak mengepalkan tangannya, wajah begitu marah mengingat Meysa menangis karena Dimas , ia tidak tau apa yang dilakukan Dimas pada sahabatnya itu. Tapi alasan apapun tidak ada tolerir bagi orang yang berani menyakiti sahabatnya itu. "Tunggu disini!! Aku akan keluar sebentar, masuklah ke kamarku untuk istirahat" perintah AlexUcapan Alex membuat Meysa menebak nebak, mau kemana dia?? Apa jangan jangan dia mau menemui Dimas dan memberinya pelajaran?" Kamu mau kemana Lex? Disini saja temani aku!! Dan jangan pergi" ucap Meysa yang berusaha menahan kepergian Alex"Aku ada perlu sebentar, enggak akan lama ko," ucap Alex yang berdiri dari tempat dudiknya dan berjalan ke arah pintu "Lex " ucap Meysa menghentikan langkah Alex "Apa " ucap Alex yang memutar tubuhnya hingga sejajar dengan Meysa"Jangan melakukan sesuatu yang bodoh , aku tidak suka" ucap Meysa " Iyah Sya , tenang aja yah!!" ucap Alex bohong." Yaudah pergi dulu yah" ucap Alex segera berlalu dari balik pintu Alex lantas mas
Dimas tampak menatap Meysa sendu. "Kamu baik baik aja Sya, apa bekas tendangan Alex tadi masih terasa sakit" ucap Dimas "Ahh tidak aku baik baik saja, tidak perlu bertanya tentang keadaanku, lihatlah wajah mu penuh dengan luka dan lihat bahkan bibirmu mengeluarkan darah" ucap Meysa sembari mengelus bibir Dimas "Aku baik baik saja selagi kamu baik baik saja Sya" ucap Dimas "Sebaiknya kamu masuk ke dalam rumahmu" ucap Meysa memberi perintah "Aku ngga mau , aku mau disini bersamamu. Dan lagi ada banyak hal yang ingin ku katakan padamu" ucap Dimas "Kita bisa bicarain itu nanti, mending sekarang kamu masuk gih" ucap Meysa"Please Sya, yaudah gini aja boleh ga aku ikut kerumah kamu?? Jika disini nanti Mamahku akan tau dan mungkin tak akan membiarkan kita bertemu lagi."Kenapa"tanya Meysa bingung, memangnya kenapa mamahnya Dimas tidak akan mengijinkannya bertemu Dimas lagi, sejumlah pertanyaan muncul di kepal Meysa"Aku akan menceritakannya , tapi ga disini. Ayo masuk mobil , aku ingin
Aku tidak tau perasaan macam apa yang sedang bersarang di hatiku, tapi hatiku rasanya sakit saat melihat Alex memukulmu" ucap MeysaDimas terdiam tak memberi jawaban apapun. Ia hanya bisa memandang lurus ke depan."Menurutmu perasaan macam apakah ini" tanya MeysaDimas tampak masih terdiam, sebuah tepukan lembut di bahunya membuatnya lamunannya buyar." Hei, aku sedang bertanya, kenapa kamu malah ngelamun? tanya Meysa "Aku bukannya tidak mendengar, aku hanya sedang berfikir" elak Dimas"Mikirin apa" tanya Meysa penasaran"Ntah lah aku juga bingung" ucap Dimas sekenanya"Katanya lagi mikir!! Tapi ga tau apa yang lagi di fikirin, dasar cowok aneh" ejek mesya sambil berdecak"Enak aja manggil cowo aneh " ucap Dimas sembari mengacak rambut MeysaMeysa yang yang merasa rambutnya sudah berantakan lantas memegang tangan Dimas dan berusaha membuat Dimas tidak lagi menyentuh rambutnya." Aishh, rambutku jadi berantakan, udah, stop!! Jangan di berantakin" ucap Meysa kesalDimas lantas memberhent
Sebaiknya kamu segera pulang, Mamah kamu pasti cemas banget kalo tau kamu ga ada di rumah" ucap Meysa memberi perintah"Nanti kan aku bisa menghubunginya, kamu ga usah khawatir. Baru juga jadian masa harus pisah lagi" rengek Dimas"Dihh, mulai deh manjanya" ejek MeysaMeysa dan Dimas tampak sedang di mabuk asmara keduanya sedari tadi saling goda satu sama lain. Namun di sisi lain Alex yang sedari tadi sudah sampai di rumah membantingkan tubuhnya di ranjang."Huhh, percuma gw hajar si Dimas kalo ujung ujungnya kaya gini, lagian Meysa kenapa sih harus belain si Dimas brengsek itu. Apa bener mereka itu pacaran terus mereka lagi ada masalah makanya Meysa nangis, tapi kalo di fikir fikir Dimaskan terakhir ketemu sama Meysa waktu di cafe waktu itu kan?? dan Meysa juga waktu itu kayanya ga mau banget gw jodohin sama Dimas. Terus kenapa tiba tiba mereka sekarang bisa jadian??" timbul banyak pertanyaan di fikiran Alex jika di fikir fikir lagi memang aneh tapi apa mungkin Dimas nemuin Meysa tan
Aku minta maaf karna aku harus ninggalin kamu sama Fisya, tapi aku bener bener janji sama kamu kalo aku pasti akan langsung pulang kalo kerjaan aku disana udah beres" ucap Dimas sembari memegang kedua tangan Istrinya "Janji yah kalo kerjaan kamu bener bener udah beres kamu harus cepet pulang kerumah" ucap Meysa "Iya aku janji Yaang, lagian yah mana mungkin aku mau lama lama di luar sementara disini aku punya dua bidadari cantik yang menunggu aku pulang" ucap Dimas mengalihkan kedua tangannya menuju kedua pipi Meysa dan sedikit menekannya hingga membuat bibir Meysa mengerucut "Ihh nyebelin, jelek tau kalo aku di giniin" ucap Meysa "Kata siapa kamu jelek? Kamu Istri aku yang paling cantik dan gak ada wanita yang bisa nandingin kecantikan kamu, paham" ucap Dimas lagi "Gombal deh, ck dasar" ucap Meysa berdecak "Aku ga gombal Yaang, kamu emang cantik ko" ucap Dimas "Kalo ga ada kamu selama seminggu, terus aku harus ngapain? Aku juga pasti bakal kangen banget sama kamu Yaang" ucap Me
Huhh ternyata begini rasanya memiliki seorang bayi dirumah, memang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, meskipun aku harus menghadapi mata panda.Untunglah disini ada Bu Marsitoh dan juga Mamah yang membantu pekerjaanku dan ikut mengurus Fisya juga jadi semua ini tidak begitu berat."Aku berangkat kerja yah" ucap Dimas setelah ia selesai makan"Iya Mas, hati hati yah di jalannya" ucapku yang ada disampingnya menemani sarapan pagi ini, untunglah Fisya masih tidur jadi aku bisa menemani Dimas sarapan"Heem, berangkat yah" ucap Dimas ia lalu mengecup kening sang istri singkat lalu beranjak pergi ke kantor Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan melihat Fisya, takutnya bangun.Tap tap tapClek Ahh ternyata putri kecilku ini masih tertidur pulas, setelah aku fikir fikir dan aku lihat juga dengan seksama tenyata wajah putriku ini sangat mirip sekali dengan Ayahnya. Aku tak habis fikir kenapa bisa seperti itu, padahal selama 8 bulan itu aku yang mengandungnya bukan Ayah
Aku memang bodoh Lan, aku bodoh karna bisa melakukan hal itu dengan Meysa padahal aku tau jika dia wanita bersuami tapi entahlah jujur aku menyesal melakukannya tapi aku tak pernah menyesal karna sampai hari ini aku masih sangat mencintainya. Aku datang ke Swiss berusaha melupakan segalanya namun bukannya lupa aku justru semakin ingat dan bahkan hatiku semakin sakit saja" ucap Alex ia kini mulai menatap langit langit dan menunduk menyelipkan kedua tangannya di kening. "Cukup prihatin gw sama kisah cinta lo yang tragis itu, menurut gw sih emang ga ada yah yang namanya persahabatan antara cowo dan cewe karna selalu terselip yang namanya rasa cinta yang ga keduga, contohnya ya kaya lo gini" ucap Alana "Huhh entahlah Lan, gw pusing dan ga ngerti kalo ngebahas soal Meysa, gw ga punya cara lain untuk ngelupain Meysa selain ya kaya gini melarikan diri" ucap Alex frustasi"Ck .. Lo pasti bisa Lex, by the way nih yah gw jadi kepo dong Meysa itu kek apa sih? Secantik apa sih dia?" ucap Alana
Alex menawari Alana untuk sementara tinggal di Apartemennya namun Alana malah menatap dan bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali. "Kenapa? Gausah khawatir aku bukan orang mesum lagi di Apartemen ku juga aku bersama teman perempuanku dan aku yakin kamu akan akrab dengannya" ucap Alex "Oh jadi kamu tinggal bersama teman wanita mu yah" ucap Alana Alex tampak menganggukan kepalanya kemudian ia menatap lurus ke depan. "Iyah aku tinggal bersama teman wanitaku namanya Maria, beberapa bula lalu aku membatunya dari segerombalan laki laki yang mencoba melecehkannya dan sejak itu ia tinggal di Apatermenku" ucap Alex Alana tampak tersenyum sinis menatap Alex kemudian menatap lurus kedepan. "Kenapa wajahnya gitu?" tanya Alex yang menatap wajah Alana tersenyum sinis padanya "Apa kamu selalu berperilaku baik seperti ini pada setiap wanita" tanya Alana "Memangnya kenapa? Toh setiap manusiakan kan memang harus saling tolong menolong" ucap Alex "Yaa memang tidak salah, tapi kalo kamu terus
Alex mendengus kesal saat tahu jika Maria sedari tadi ada di Danau yang tadi. Argghh benar benar menyebalkan wanita ini. "Sorry sir, I'll just get off here" ucap Alex pada si sopir taxi, kemudian mobil itu berhenti. Alex segera keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju Danau tadi. Saat Alex berjalan tiba tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang dan hal itu hampir membuat Alex terjatuh. "Sorry I did not mean it" ucap seorang wanita yang menabrak Alex tadi, Alex tampak menatap wanita itu dan sepertinya wanita itu sama sepertinya berasal dari Indonesia namun belum sempat Alex bertanya wanita itu bergegas meninggalkannya. Wajahnya terlihat sembab dan sepertinya wanita itu tengah menangis. Ahh sudahlah lagipula apa urusannya denganku sebaiknya aku segera menghampiri Maria di Danau. Akhirnya Alex melanjutkan jalannya hingga ia sampai di Danau namun saat sudah sampai disana tak ada Maria disana. Kemana perginya wanita itu? Aish wanita itu benar benar membuatku kesal. Alex ke
Aku ingin pulang ke Jakarta dan memeluk Meysa saat sudah sampai disana, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi."Again and again you daydream, what are you thinking, honey" tanya Maria yang bingung melihat Alex sedari tadi melamun "Ahh I'm not daydreaming" ucap Alex cepat"Don't lie to me dear!! I can't lie to you!!" ucap Maria yang tahu jika Alex tengah berbohong padanya"I really don't think about anything, I just want to go home and rest" ucap Alex "Don't tell me you're thinking about that woman!! That married woman!!" ucap Maria mendelik sinis dan mulai memainkan bola matanya malas Alex tampak menatap Maria, tebakan wanita ini memang benar karna yang ada di fikiranku saat ini hanya Meysa. Aku tidak percaya jika Maria akan sangat tanggap.Tapi aku sedang tak ingin berdebat dengannya, ahh iya Maria sudah tau tentang kehidupanku di Jakarta termasuk ia juga tahu tentang hubunganku dengan Meysa. Entah kenapa aku berani bercerita tentang kehidupan pribadiku pada Maria ia juga ta
Hari yang paling membahagiakan sepanjang hidupku adalah hari dimana putri pertamaku di lahirkan didunia ini, ada hal menarik di tanggal dan bulan itu pasalnya itu adalah hari lahirku selain itu suamiku juga lahir dibulan yang sama hanya beda tanggal saja ia lahir tanggal 15 februari lucu bukan. Keluarga kecilku ini sungguh unik, Kami bertiga lahir dibulan yang sama bahkan aku dan putriku lahir ditanggal yang sama, bagiku ini sangat menakjubkan. Tak ada yang special bagiku selain bulan itu, bulan yang sungguh bermakna bagiku. Di hari ulang tahunku yang ke 24 tahun kado terindahku adalah putri kecil dan dan suami yang paling ku cintai. Namun dihari yang bahagia ini untuk pertama kalinya tak ada Alex disisiku, aku telah kehilangannya untuk selama lamanya. Beberapa minggu lalu aku mendengar bahwa Alex sudah pergi meninggalkan kota Jakarta, yang aku dengar dia pergi ke swiss dan entah untuk apa. Yang ada dalam fikiranku adalah dia pergi karna aku, aku penyebab kepergiannya yang menda
Tok tok tok Assalamualaikum Tok tok tok Clek Waalaikum salam, ehh Mbak Meysa Mas Dimas kirain siapa. Sini Ibu bantu bawain kantongnya. Meysa tanpak tersenyum kemudian masuk kedalam sementara Dimas memberikan tas sedang berisi baju ganti milik Meysa.Tap tap tap "Alhamdulillah nyampe rumah juga akhirnya yah, duduk disana dulu yaang pegel pengen duduk" ucap Meysa ia lalu berjalan dan duduk di sofa panjang tengah rumah, Dimas kemudian ikut duduk disamping Istri anak putri kecil mereka sementara ibu tampak ikut bersama Marsitoh naik keatas."Dedenya lucu banget ya yaang, kaya aku" ucap Dimas tersenyum lebar sembari menyipitkan matanya."Huhh kaya kamu? Mana ada kaya kamu yaang!! Dia itu cewe dan miripnya sama aku Mamahnya ngerti!! Ngaku ngaku banget sih" ucap Meysa mendelik sinis"Diih sirik aja ck .. Ia mirip kamu sama sama cantik asal jangan ngikutin sifatnya aja" ucap Dimas ia lalu melihat lagi putrinya yang tampak tertidur pulas di pangkuan Ibunya."Emang sifat Mamahnya kenapa?"
Dulu aku berfikir akan selamanya sendiri dirumah ini. Sejak SMP aku memang tidak memiliki teman hingga akhirnya aku mau berteman dengan Alex. Entahlah bagiku mereka tak pernah cocok denganku dan sifatku hingga akhirnya aku memilih untuk sendiri.Tapi sekarang aku sudah tidak khawatir lagi karna aku sekarang memiliki Suami yang sangat sayang dan juga perduli padaku selain itu Ibu kandungku sekarang ada disisiku dan terus menemaniku. Sungguh aku sangat bersyukur sekali.Aku memerjapkan mataku dan berusaha memulihkan kesadaranku kemudian bangkit dan berjalan dan membuka pintu.ClekAku membuka lalu menutup lagi pintu dan berjalan perlahan menuruni anak tangga. Aku ingin menyiapkan sarapan untuk suamiku. Saat menuju anak tangga yang terakhir tiba tiba Meysa tergelincir dan sontak ia berteriak kaget.Arrghhh Brughh Arrghh SAKIT!! MAS!! Mamah Sakit arrghh sakit.Dari arah dapur terlihat Yulianti kaget saat melihat putrinya tengah meringis kesakitan ia lalu berlari menuju putrinya.Sya,