Share

Gadis Malang

Author: Molista
last update Last Updated: 2022-02-14 15:43:23

Sementara Cindy hanya diam memejamkan matanya. Cindy sedikit menggerakkan pundaknya, ia merasa bergidik geli saat Brian menyentuh pundaknya dengan lidahnya kembali.

"Tuan, bukankah kita harus pergi ke suatu tempat," ucap Cindy.

Brian menyeringai. "Segera bersiaplah, aku akan menunggumu." Brian kembali berdiri dan mulai memakai pakaiannya. Ia keluar kamar Cindy, sementara Cindy dengan rasa sakitnya berusaha bangun menuju kamar mandi. Untuk kedua kalinya ia di sentuh oleh Brian tanpa perasaan, kedua kalinya juga ia merasakan sakit di tubuh dan hatinya. Ia membersihkan badan, lalu mengenakan pakaian yang di pilih Brian tadi.

Cindy keluar kamar menemui Brian yang sudah duduk di ruang tamu menunggunya. Dengan dress berwarna maroon yang ketat sehingga membuat bentuk tubuhnya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Cinderella   Jalan Yang Sunyi

    Braag!Brian menutup pintu mobil secara kasar membuat jantung Cindy berdetak kencang. Setelah Cindy masuk kedalam mobil, Brian pun dengan segera menancapkan gas dan mobil pun melaju kencang di kegelapan malam."Tuan, bisakah anda mengurangi kecepatan mobilnya," ucap Cindy. Tangannya sudah berkeringat dingin, sementara Brian tidak menghiraukan ucapan Cindy, dan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Chiittttt!Brian menginjak rem secara mendadak. "Sial!" pekiknya. "Turun dari mobilku," ucapan pada Cindy."Tapi tuan, ini dimana? Jalanan sangat sepi," jawab Cindy sambil melihat keluar mobil. Ia tentu tidak mungkin berani keluar mobil dengan kea

    Last Updated : 2022-02-15
  • Bukan Cinderella   Luka Di Paha

    Brian membuka pintu kamar mandi secara tiba-tiba, Cindy yang tengah berada di bawah guyuran air pun sontak merasa kaget dan menoleh kearah pintu. "Tuan, apa yang Anda lakukan," ucapnya sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya."Aku akan menghukummu gadis udik."Cindy segera menyudahi mandinya dan langsung menggapai handuk saat melihat Brian menutup pintu kamar mandi. Ia segera melilitkan balutan handuk di tubuhnya. "Kenapa buru-buru," ucap Brian melangkah mendekatinya.Brian menggapai pipi Cindy dan mencengkeramnya hingga bibir Cindy mengerucut dan terasa sakit di pipinya. "Beraninya kamu menerima tawaran dari Leon untuk mengantarkanmu pulang," ucapnya. Ia menghempaskan pipi Cindy secara kasar.Peras

    Last Updated : 2022-02-16
  • Bukan Cinderella   Revan

    'Revan? benarkah itu dia?' batin Cindy. Ia menatap kearah teman SMA-nya dulu."Sayang, ayo duduklah," ucap Brian lembut. Ia menuntun Cindy kearah kursi yang sudah di sediakan. Cindy pun tersenyum dan menuruti perkataan Brian.Cindy duduk di antara Brian dan Margaretha. Ia merasa gugup, karena ini adalah pertama kalinya ia berada di depan banyak kamera yang mengarah kepadanya."Baiklah, sekarang silahkan kalian mulai bertanya, Brian dan menantuku Cindy akan menjawab setiap pertanyaan dari kalian," ucap Margaretha pada wartawan.Seorang wartawan pun mulai bertanya. "Nyonya Margaretha, saya ingin bertanya pada Anda," ucapnya."Silahkan.""Menurut berita, menantu Anda ini berasal dari keluarga yang jauh berbeda dari keluarga Adam yang kita kenal selama ini. Tapi kenapa Anda memilihnya sebagai menantu Anda?""Itu karena mereka saling mencintai, dan aku tidak mempedulikan hal semacam itu," jawabnya sambil tersenyum ke arah wartawan te

    Last Updated : 2022-02-17
  • Bukan Cinderella   Hukuman

    "Iya Nyonya, tapi saya sudah lama tidak berhubungan dengannya, dan ini kali pertamanya saya bertemu dia kembali setelah lebih dari empat tahun," jawab Cindy."Bagaimana dia bisa berada di sana dan mengetahui semuanya?""Saya tidak tahu.""Benarkah kamu tidak mengetahuinya?" ucap Margaretha. Ia melangkah mendekati Cindy. "Itu berarti ini adalah ulah keluargamu."Cindy langsung mendongakkan wajahnya dan menatap kearah Margaretha. "Tidak mungkin Nyonya, mereka tidak mungkin melakukan hal yang membahayakan mereka sendiri," ucapan."Lalu katakan bagaimana dia bisa ada di sana."Cindy tidak bisa me

    Last Updated : 2022-02-18
  • Bukan Cinderella   Ayah

    Cindy mengambil ponselnya yang ia simpan dalam lemari dekat ranjangnya. Ia mencoba menghubungi ayahnya, namun berulang kali panggilan yang ia lakukan tetap tidak bisa menghubungi ayahnya."Kenapa nomornya tidak aktif terus?" gumamnya. Ia lalu mencoba menghubungi adik tirinya. Beberapa kali nada panggilan akhirnya Misyel mengangkatnya."Ada apa kamu meneleponku?" ucap Misyel dari dalam sambungan."Aku ingin tahu keadaan papah.""Apa kamu sudah tidak bisa menelponnya sendiri?""Nomornya tidak aktif terus. Aku mengkhawatirkan karena pak Haris sedang pergi untuk menemuinya.""Pak Haris? Hmm, bukankah d

    Last Updated : 2022-02-20
  • Bukan Cinderella   Perubahan

    Cindy berdiri, ia melangkah menghampiri Brian. "Bukankah aku sudah memintamu, untuk membujuk ibumu agar tidak menyakiti ayahku?" ucapnya."Ya, aku sudah melakukannya.""Tapi kenapa ibumu masih menyakiti ayahku?""Aku sudah membujuknya. Tentang dia melakukan atau tidak, itu adalah keputusannya. Sekarang aku akan menagih ucapanmu tadi siang," ucap Brian. Ia membelai wajah Cindy, namun dengan cepat Cindy menampiknya. Brian mengerutkan dahinya dengan mata yang menyipit."Apa itu arti dari penolakan?" ucap Brian.Cindy menatap berani ke arah Brian. "Ya. Aku tidak mau lagi melayanimu. Selama ini aku melakukan semuanya karena terpaksa dan demi ayahku. Tapi s

    Last Updated : 2022-02-21
  • Bukan Cinderella   Carikan Ayahku

    "Kenapa kamu menatapku seperti itu?" ucap Cindy."Maaf Nona," jawab Haris. Ia sedikit membungkukkan badannya, lalu melangkah hendak menuju keruang kerja."Tunggu," ucap Cindy membuat Haris menghentikan langkahnya. "Surat kabar itu mau dibawa kemana?""Keruang kerja Nyonya besar, Nona.""Bisakah aku melihatnya?"Haris terdiam, perasaan yang bercampur membuatnya mematung, ada rasa bingung dengan perilaku Cindy yang berubah sebegitu cepatnya, dan bingung dengan permintaannya. Memang hanya sebuah surat kabar, tapi itu hal yang tidak biasa jika ia meletakkannya, bukan di tempat kerja Margaretha seperti biasanya.

    Last Updated : 2022-02-23
  • Bukan Cinderella   Mulai Berani

    "Aku rasa dia mulai memiliki keberanian," ucap Margaretha sambil menatap pintu ruang kerja yang sudah tertutup.Saat Cindy keluar dari ruang kerja, dalam waktu yang sama, Brian pun tengah menuruni anak tangga. Brian menatap kearah Cindy penuh keterkejutan. "Kamu terlihat berbeda pagi ini?" ucap Brian.Cindy menghentikan langkah kakinya, ia menatap kearah Brian yang masih berdiri di tangga menatapnya. "Benarkah?" ucap Cindy balik bertanya.Brian melanjutkan langkahnya, lalu ia menghampiri Cindy. Matanya menatap Cindy dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. "Kamu terlihat cantik dan menggoda pagi ini," ucap Brian sambil mengelus dagu Cindy."Bukankah aku memang selalu terlihat cantik," ucap Cindy sambil menyingk

    Last Updated : 2022-02-26

Latest chapter

  • Bukan Cinderella   Kebahagiaan

    "Apa pak Haris yakin?" tanya Brian menyelidik."Kita bisa melihatnya langsung tuan."Brian nampak berfikir sejenak. "Kita pergi sekarang," ucapnya sambil berdiri lalu melangkah diikuti Haris. Langkah Brian terhenti kembali lalu menoleh ke arah Cindy yang saat ini bibirnya bisa di ikat. Brian menyunggingkan senyum dan kembali menghampiri Cindy.Cup…Kecupan di pipi mengagetkan Cindy. "Tunggu aku di rumah sayang," ucap Brian sambil mengacak rambut Cindy dan kembali melangkah meninggalkannya.Cindy melirik kepergian Brian sambil menggerutu. "Menyebalkan. Apa mungkin aku harus selamanya seperti ini? Menjadi istri tapi tidak di hargai." Cindy menarik nafasnya lalai membuangnya. "Ah, Cindy. Apa yang kamu harapan dalam pernikahan yang hanya terjadi karena maksud tertentu? Jika kamu di sepelwkan dan suamimu ingin menikah lagi, itu adalah hal yang sangat wajar. Karena kamu memang bukan orang yang di inginkan," gerutunya pada diri sendiri.Cind

  • Bukan Cinderella   Marsya

    Tanpa banyak pikir, cindy mencari bi Atik dan mengatakan apa yang Brian katakan. Ia naik ke kamar menemui Brian."Sudah kamu katakan sama bi Atik?" tanya Brian saat Cindy masuk kedalam kamar. Cindy hanya mengangguk, ia duduk di kursi depan meja riasnya sambil menatap ke arah Brian, yang tengah mengotak-atik ponselnya di tepi ranjang. "Jangan terus menatapku." Ia menoleh ke arah Cindy. "Jika ingin menciumku, datanglah mendekat," ucap Brian sambil mengangkat alisnya.Seketika Cindy membuang mukanya saat mendengar ucapan Brian. "Aku bahkan tidak pernah bermimpi untuk hal itu."Brian menyeringai lalu ia duduk menghadap Cindy. "Cindy, apa kamu masih menganggapku sama seperti dulu?" tanyanya."Bukankah memang kamu masih sama seperti dulu?" Jawab Cindy.Brian mengerutkan dahinya. Ia melipat kedua tangannya sambil menatap Cindy. "Kamu benar-benar gadis yang tidak peka."Cindy melirik ke arah Brian. "Apa maksudmu?"Brian mendorong jidat Cindy.

  • Bukan Cinderella   Perhatian Brian 2

    "Lepaskan aku…!" teriak Misyel. Ia memberontak saat anak buah Brian menyeretnya."Kamu tidak apa-apa?" tanya Brian pada Cindy.Cindy menggelengkankepalanya, ia benar-benar tidak tahu kenapa ibu dan adik tirinya menjadi seperti itu. Cindy menatap Brian. "Apa yang sebenarnya terjadi?""Aku hanya menyuruh mereka meninggalkan rumah ini, bukan kah itu yang kamu inginkan?" Jelas Brian."Aku tidak pernah menginginkannya hal itu.""Kamu menginginkannya, hanya saja kamu tidak tega untuk melakukannya sayang," ucap Brian pada Cindy. Itu adalah kenyataannya, tapi mana mungkin Cindy bisa mengusir mereka sedangkan hatinya tidak mungkin tega, meskipun mereka begitu jahat terhadapnya."Tapi kemana mereka akan pergi…?" Cindy menoleh ke arah Misyel yang masih memberontak. "Biarkan mereka tetap di sini.""Tidak. Mereka harus pergi dari rumahmu ini. Dan itu adalah keputusan. Tentang dimana mereka akan tinggal, kamu tidak p

  • Bukan Cinderella   Perhatian Brian

    Plaaak…. Plaaak….Tamparan melayang dengan cepat, mendarat di pipi masing-masing."Apa kalian sudah puas menghinanya?" ucap Brian sambil menatap tajam kearah Megi dan Mila."Tu-tuan, maafkan kami.""Haris…, pecat mereka berdua," ucap Brian."Tuan, tolong jangan pecat kami, kami mengaku salah, kami mohon maafkan kami," ucap Megi."Kalian pikir segampang itu aku memaafkan kalian?" ucap Brian sambil menyeringai.Mila mendekati Cindy. "Nona Cindy tolong maafkan kami. Aku sangat membutuh pekerjaan ini untuk biaya perawatan adikku. Aku tidak bisa kehilangan pekerjaan ini," rengeknya. Ia kemudian bersimpuh di hadapan Cindy dengan tangannya yang tetap mendengarnya tangan Cindy."Bangunlah," ucap Cindy. Ia berusaha melepaskan tangan Mila, namun mila dengan erat masih menggenggamnya."Jauhkan tanganmu darinya atau aku akan menyuruh Haris untuk memotongnya," ucap Brian. Mata Cindy terbelalak mendengarnya, begit

  • Bukan Cinderella   Isteri tak di anggap

    "Aku tidak menghinanya, bagaimanapun juga dia adalah ibu mertuaku, orang yang membuatku merasakan bagaimana bisa hidup dengan kemewahan," ucap Cindy. Ia mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya."Jangan membuat selera makanku hilang. Hari ini aku sengaja membawamu makan di tempat ini, agar kamu tidak merasa dilupakan.""Kamu melakukannya untukku?""Memang siapa lagi? bukankah di sini hanya ada kamu." Brian menatap cindy yang tengah menggigit bibirnya. "Cepatlah makan sebelum makanannya menjadi dingin," imbuh Brian.Mereka pun akhirnya menikmati makanan tanpa bersuara. Meski dengan rasa kesal, Cindy masih bisa menikmati makanannya."Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Brian."Aku ingin pulang.""Aku tidak bertanya, apa kamu ingin pulang atau tidak. Jika tidak ada tempat yang ingin kamu datangi, maka kita kembali ke kantor" ucap Brian."Aku tidak mau kembali ke kantor.""Kenapa?""

  • Bukan Cinderella   Makan Siang

    "Apa pedulimu? Bukankah, kamu juga suka menghinaku?" jawab Cindy.Brian menatap cindy. "Kau tahu, tidak ada yang boleh menghinamu selain aku. Jadi katakan saja siapa orangnya.""Lupakan saja, lagipula mereka menghinaku karena tidak tahu jika aku adalah istrimu." Brian melirik saat mendengar jawaban Cindy, lalu ia kembali ke pekerjaannya. "ada apa sebenarnya kamu memintaku datang kemari?" tanya Cindy."Aku sudah menjawabnya tadi." Cindy hanya memutar bola matanya. Brian menoleh ke arah Cindy yang nampak termenung. "Apa yang kamu pikirkan.""Tidak ada."Brian menutup semua berkas di mejanya, ia berdiri lalu melangkah mendekati Cindy. "Ayo," ucapnya."Kemana,""Ini sudah siang, apa kamu tidak lapar?""Sedikit."Brian mengulurkan tangannya, namun Cindy justru mengerutkan dahinya. "Kenapa malah diam? Cepatlah, aku masih banyak pekerjaan."Cindy pun akhirnya menerima uluran tangan Brian. "Kita ak

  • Bukan Cinderella   Kantor Brian

    "Ada apa sih Meg, kayaknya serius banget," tanya seorang wanita yang tidak lain adalah Mila, rekan kerja Megi. Ia menghampiri Megi dan Cindy, Megi menjawab pertanyaan Mila hanya dengan menggerakkan ujung matang sambil menyeringai ke arah CindyMila pun menoleh ke arah Cindy dan mengamatinya sekejap. "Eh, bukankah dia istri tuan Brian?" ucap Mila menoleh ke arah Megi.""Apa maksudmu? apa kami sudah buta?" ucap Megi."Aku pernah melihat berita tentang istri tuan Brian. Dia terlihat sangat mirip.""Apa kamu tidak bisa melihat dengan baik, Mila? lihatlah, dia sangat jauh berbeda dengan istri tuan Brian. Gadis ini terlihat seperti seorang gembel," bantah Megi. Mila pun menatap Cindy yang saat ini hanya memakai celana jeans, dan kaos yang terlihat sangat biasa."Emm, mungkin kamu ada benarnya juga, aku melihat istri tuan Brian di berita dulu, dia terlihat sangat cantik. Apalagi saat pergi bersama Nyonya Margaretha, dia menantu yang penuh keme

  • Bukan Cinderella   Perasaan

    Sonya terlihat sangat terkejut dengan ucapan pria di hadapannya."Dengar Sonya. Siapa yang tidak mengenal Brian Adam. Dia sangat berpengaruh di kota ini, dan kamu… hubungannya dengan istrinya terlihat sangat buruk. Hal yang mustahil, untuk aku bersamamu," jelas pria tersebut."Heh, jadi itu alasan bodohmu? asal kamu tahu, anak sialan itu hanya istri cadangan. Dia tidak diinginkan oleh Brian, karena Brian hanya akan menikah dengan pemegang saham terbesar perusahaan Hilton. Sedikitpun Brian tidak menyukainya, jadi tidak ada urusannya dengan anak itu.""Kamu terlalu bodoh. Jika Brian tidak menyukai istrinya, dia tidak akan meminta tangan kanannya datang kemari menemani anakmu itu."Sonya terdiam sejenak mendengar ucapan pria tersebut, namun dengan cepat dia tersenyum kembali. "Apa kamu pikir dia bisa melawanku? jangan jadikan alasan bodoh untuk menghindar, dari apa yang sudah jadi tanggung jawabmu.""Apa maksudmu?""Kamu harus membayar a

  • Bukan Cinderella   Rumahku

    "Untuk apa Anda kesana?" Haris menatap Cindy penuh curiga."Jangan menatapku seperti itu pak Haris, aku hanya ingin melihat rumahku. Ibu tiriku berniat menjual satu-satunya peninggalan orang tuaku. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi," jelas Cindy."Baiklah, saya akan mengantarkan Anda kesana. Lagipula tuan Brian sudah mengizinkannya, asal Anda kembali sebelum dia pulang."Cindy tersenyum sumringah. "Terimakasih pak Haris."Sesuai permintaan Cindy, Haris mengantarnya ke rumah lama, dimana ibu dan adik tirinya tinggal."Kita sudah sampai Nona," ucap Haris. Cindy menatap ke arah rumahnya dari dalam mobil. "Apa kita akan turun?""Tentu pak," jawab Cindy. Ia membuka pintu mobil lalu mendekat ke arah gerbang. Ia menekan tombol bel berulang kali tapi tidak ada satu orangpun yang keluar."Mungkin mereka tidak ada di rumah nona," ucap Haris."Atau jangan-jangan mereka sudah menjual rumah ini pak?" ucap Cindy. Panda

DMCA.com Protection Status