"Ayo, aku antar kamu kembali ke asrama." ucap seorang lelaki yang usianya mungkin seumuran dengan Michel. Talia mengangguk, Talia pun naik ke atas motor sport milik lelaki itu. Lelaki yang Talia bayar untuk menemaninya kencan hari ini. Meskipun Talia harus kabur dulu dari asrama secara diam-diam. Lelaki itu menurunkan Talia di pintu asrama, yang kebetulannya ada Andrian, guru yang Talia sukai itu di sana. Entah keberuntungan apa yang sedang berpihak, tetapi sepertinya rencana Talia untuk hari ini lancar. Namun, Talia tidak tahu, apakah Andrian cemburu atau tidak. Namun, Talia menyadari, sejak saat Talia berpamitan dan Talia masuk ke dalam, Andrian memperhatikannya dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Yang Talia tidak tahu, ialah Michel, Diana, dan seorang guru asrama sudah menunggunya. Maka dari itu, begitu membuka pintu asrama, Talia terkejut. "Pa, Ma, ngapain kalian di sini?" tanya Talia. Sejujurnya ia takut. "Kata Bu Gu
"Ma, Talia izin mau pergi ya." ucap Talia. "Mau ke mana? Emang kamu udah introspeksi diri?" tanya Diana. "Udah, Ma. Maafin Talia. Makanya Talia kan izin." ucap Talia sedikit nge-gas di akhir kalimat. "Hm, ya udah, pergi sana. Jangan lupa bilang ke Papamu." ucap Diana. Dia sendiri sedang sibuk memotong buah-buahan untuk membuat salad. Entah mengapa dirinya sangat ingin makan salad, dan dia sedang niat membuatnya hari ini. Hitung-hitung membuang kekesalan Diana pada Michel. "Berarti Talia chat aja ya kalau ke Papa? Soalnya kan Papa ga di rumah, terus Talia juga lagi buru-buru, udah janjian sama temen soalnya." ucap Talia. "Iya. Jangan kemaleman. Kan nanti malem kamu udah mau balik ke asrama." pesan Diana. Kemudian Talia melenggang pergi. Talia mengabarkan Michel melalui pesan di sebuah aplikasi yang sering dipakai orang-orang untuk berkomunikasi secara online. Kemudian, Talia keluar dari rumahnya dan naik motor mati
"Sayang, kamu tahu kan, hubungan kita ga boleh?" "Iya dong, Sayang, aku tau, kan kita hanya guru dan siswi. Tapi gapapa kok Sayang, aku terima aja, lagian kamu ganteng." Andrian yang dipuji seperti itu, bagaimana bisa hatinya tak meleleh. Daisy, nama pacar baru Andrian, yang baru saja Andrian tembak beberapa jam lalu. Andrian dan Daisy resmi berpacaran setelah waktu jam pulang sekolah berbunyi. Andrian merupakan guru PJOK Daisy. Dan Daisy ini sekelas dengan Talia. Sengaja, memang hanya Talia saja yang bisa berkencan?Andrian juga bisa, bahkan bukan hanya sekadar teman saja statusnya, melainkan pacar. Tujuannya sih memang begitu, tapi tampaknya Talia tak peduli, karena pulang sekolah pun Talia langsung keluar dan sepertinya Talia mencari Galang. Bocah yang memonopoli Talia sejak kemarin. Lama-lama kok rasanya kesal sekali melihat Talia tak peduli dengannya. Bahkan niatnya ingin berkencan pun sudah gagal, ia sudah tak memiliki semangat apapu
Nathan memandangi sebuah foto dengan raut wajah yang sulit diartikan. Mengapa foto ini bisa ada? Terlebih wajah Talia terlihat begitu jelas, dan dari posisinya, mereka seperti sedang berpelukan.Nathan takut, bila mana foto ini sampai ke tangan Michel, entah semarah apa ayahnya itu mengetahui Talia memeluk pria lain, bahkan bisa dilihat dari perawakannya, Talia dan umur pria itu, sangat jauh, dari dewasanya juga. Meskipun wajah pria di dalam foto tak nampak begitu jelas, tetapi cukup membuat Nathan berdebar dan bisa menduga bahwa itu adalah Andrian. Foto ini diambil kapan, ya? Apakah saat Nathan dipulangkan ke rumah? Namun, mengapa Nathan baru mendapatkan fotonya sekarang ini. Yang ada di pikiran Nathan, siapa yang mengambil foto ini? Dan bagaimana bisa fotonya sepas ini. Semuanya terlihat aneh. Nathan tak paham, masalah datang secara beruntun, dan tidak selesai-selesai. Mungkinkah dalangnya hanya satu orang? Namun, siapakah itu? Hal yang menjadi pe
"Apa? Kecelakaan?" teriak Michel. Tak menyangka dengan kabar yang baru ia dengar. "Ya, Pak, seperti yang Bapak dengar, bahwa korban mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Mawar Selatan. Dan untuk saat ini korban sudah dilarikan ke rumah sakit.""Rumah sakit mana, Pak?" tanya Michel khawatir. "Rumah sakit terdekat di Jalan Mawar, Pak. Kalau ada surat rujuk, mungkin akan segera dipindahkan ke rumah sakit yang baru, mengingat korban sepertinya mengalami luka berat yang berada di dahinya." jelas orang di seberang telepon. Hal ini membuat Michel takut, Michel takut terjadi apa-apa dengan Diana. Perempuan itu memang berkata bahwa akan pergi bersama Aldo ke perusahaan, tapi mengapa sekarang dilarikan ke rumah sakit? Dan kalau Diana dilarikan ke rumah sakit, apakah Aldo juga sama? Mengingat mereka sepertinya satu mobil. Michel segera membuka jasnya, mengisahkan kemeja polos berwarna putih sebelum ia berlari ke luar perusahaan secepat mun
Di rumah sakit.Diana dan Aldo masih berada di dalam ruang UGD yang sama. Sedang di luar ruangan, ramai orang sedang menunggu kabar kedua pasien itu dari dokter yang menangani mereka.Wajah mereka pias gelisah. Rianti, Ayu bersama Davin duduk di deretan kursi tunggu yang sama bersebelahan dengan Michel.Michel tak banyak bicara, bahkan sama sekali tidak bicara apapun pada keluarga Aldo. Hanya saja Michel tertangkap sesekali menatap kasihan Ayu dan Davin yang tidak tahu jika Aldo berselingkuh dengan istrinya.'Haruskah ku beri tahu Ayu soal suaminya? Tapi, aku kasihan pada mereka. Pasti mereka sangat terkejut. Anak-anakku juga pasti akan sedih. Tapi... Jika aku diam saja dan membiarkan hal ini terjadi, entah apa yang akan terjadi. Mungkin, takdir kami adalah berpisah.' Pikir Michel kacau tak karuan.Di sisi lain, Nathan, Talia dan Oesama masih tidak tahu keadaan Diana, namun mereka merasakan firasat buruk yang entah kenapa membuat mereka gelisah.Di dalam UGD.Baik Diana ataupun Aldo m
Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Michel masih harus bolak-balik dari rumah sakit, kantor polisi, kantor dan juga rumah dalam beberapa saat. Wajah lelah Michel terlihat jelas apalagi Michel memang belum beristirahat dan sama sekali. Sejak tadi pagi pun Michel belum makan apapun entah karena tidak sempat atau tidak selera. Saat Michel harus keluar dari rumah sakit, Nyonya Kelly harus berada di rumah sakit.Kapan pun jantung Michel terasa akan copot jika ponselnya berdering. Michel sangat takut jika dirinya harus menghadapi proses kehilangan dan ditinggalkan. Keadaan Diana saat ini adalah kelemahan Michel.Di dalam mobil menuju asrama anak-anaknya, Michel terlihat tertidur sejenak. Fisik Michel terlihat sangat lelah, apalagi pikiran dan perasaan Michel. Dalam tidurnya pun, Michel harus memikirkan bagaimana keadaan Diana dan nasib masa depan anak-anaknya.Sepertinya Michel akan mempermisikan anak-anaknya pulang dan memberitahu mereka keadaan mama mereka saat ini yang keadaannya masih ng
Sejak nama Andrian disebutkan, Talia yang masih terkejut tak percaya itu pun hanya bisa terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan nanti pada Andrian mengingat mereka juga memiliki kedekatan yang tak biasa.Oesama masih menangis setelah masuk ke dalam mobil tadi. Oesama merasa takut memikirkan keadaan Diana yang terbilang parah. Yang memiliki perasaan ini sebenarnya bukan hanya Oesama saja, tapi Nathan, Talia juga Michel pun merasakan hal yang sama.Belum lagi, beberapa waktu belakangan ini hubungan mereka dengan Diana tidak begitu harmonis yang hal itu membuat mereka menyesal dan merasa bersalah.Mereka tidak langsung pergi ke rumah sakit, tapi pulang ke rumah lebih dulu untuk membawa beberapa perlengkapan yang mereka butuhkan. Setelah itu, baru lah mereka segera berangkat ke rumah sakit menggantikan Nyonya Kelly.Waktu menunjukkan pukul 2 siang ketika mereka sampai di rumah sakit. Segera Nyonya Kelly diantar pulang oleh Tatang."Ma, bagaimana? Sudah ada perkembangan? Apa kata dokt