"Tidak, jangan, hentikan!" Diana menolak dan memberontak ketika anak buah Michel menariknya keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil."Kemana kalian ingin membawaku? Dimana Talia? Lepaskan!" Teriak Diana yang mencoba meminta tolong pada siapapun yang kebetulan melintas.Tidak sabar dengan suara teriakan Diana yang membuat telinga mereka sakit, sesuai perintah Michel, mereka mengancam Diana dengan menggunakan suntikan."Diam, atau kami tidak akan sungkan untuk membius anda dan melempar anda ke kandang singa." Ancam salah satu anak buah Michel.Belakangan ini Michel sengaja tidak mengajak Jake agar Jake bisa lebih fokus pada perusahaan dan juga Vanessa. Michel ingin memberi Jake waktu dan kesempatan untuk menggambar masa depannya sendiri agar tidak selalu menjadi bayangan Michel saja.Diana terdiam sejenak karena takut dengan ancaman anak buah Michel namun tak lama setelahnya, Diana kembali berteriak saat mereka berada di jalan raya. Diana juga mencoba untuk membuka jendela mobil untu
Aldo akhirnya bisa membujuk dan membuat Talia berhenti menangis dengan cara menjanjikan Talia jika besok Aldo akan membawa Talia pada Diana."Mampus aku jika besok Talia menangis lagi karena kami masih belum dapat menemukannya dan jika Talia terus menangis, kami akan ketahuan. Anak buah Michel pasti akan menangkap aku dan Talia." Pikir Aldo pusing sembari melihat Talia tertidur di samping ibunya.Aldo menghubungi Doni untuk menanyakan apakah Doni sudah dapat menemukan Diana."Bagaimana, Don?" tanya Aldo dari ujung telepon pada Doni yang saat ini sedang berada di apartemen."Kalau dari dugaanku pasti Michel akan membawa Kak Diana ke rumahnya. Apa kita perlu pura-pura melapor orang hilang?" tanya Doni."Bagus juga, besok kita harus melapor.""Tapi kasus ini pasti akan sangat sulit untuk dipecahkan. Karena akan melibatkan 2 negara." Doni memijit pangkal hidungnya yang terasa pegal."Lalu menurutmu, kita harus bagaimana?" "Aku tidak tau, yang pasti saat ini, pasti Kak Diana sangat sedih
Vanessa mulai terbangun dengan kepalanya yang terasa sedikit pusing dan perut yang terasa mual. Vanessa menepuk dahinya ketika mengingat jika tadi malam dirinya minum alkohol. Tapi itu masih tidak seberapa. Kemudian, saat Vanessa mulai sepenuhnya sadar, Vanessa terkejut dan takut mengingat bahwa tadi malam Vanessa dan Jake melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan."Apa aku menggodanya? Ini salahku?" Pikir Vanessa panik sama seperti Jake."Aku harus bicara pada Jake agar dia tidak boleh memberitahu soal ini pada Michel." Vanessa berjalan keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Nathan langsung menyambut Vanessa ketika ia melihatnya."Mama, tadi malam kenapa gak tidur sama Nathan?" Nathan memeluk kaki Vanessa sedang Vanessa yang masih oyong hampir saja terjatuh tapi Vanessa cepat-cepat memegang kursi kosong yang ada di depannya."Nathan, sebentar. Kepala Mama sakit, jangan berisik." Vanessa sedikit mendorong Nathan dan duduk di kursi kosong di depannya sedang Nathan yang me
"Aku tidak mau, lepaskan aku." Diana menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Setelah ini, kamu harus ikut denganku. Kita akan ke rumah sakit. Bersikap baiklah agar orang-orang tidak curiga pada kita atau aku tidak akan membiarkan kamu bertemu dengan adik dan anak timun masmu." Michel mengancam namun Diana tidak terlihat takut sama sekali."Ke rumah sakit? Kenapa? Tidak bisa? Kamu pikir siapa dirimu, kamu bisa mengaturku sesuka hatimu?" Tolak Diana mentah-mentah sementara mulut Diana penuh dengan makanan.Michel harus menjaga sikapnya karena semua orang tau jika Diana sekarang adalah Hana dengan status berbeda.Di sisi lain, Vanessa dan Nyonya Kelly menatap aneh pada Michel yang terlihat memaksa wanita yang mereka kenal sebagai Hana untuk makan seperti seorang suami yang memaksa istrinya makan.Mereka ingin marah pada Diana tapi percuma saja karena Diana hanyalah korban."Dulu Diana, sekarang model asing? Apa Michel ini gila? Punya kelainan jiwa atau semacamnya? Kenapa dia selalu mem
Michel berjalan ke arah gerobak pedagang yang bertuliskan 'Dadar Gulung Pak Mamat' dan mulai memesan makanan yang menurut Michel tidak sehat itu. Michel menatap bingung melihat cara pedagang tersebut memasak makanannya.Dari semua antrian pembeli, Michel terlihat berbeda dari yang lain. Bagaimana tidak, jika pembeli lain mengenakan seragam sekolah untuk membeli jajanan kaki lima tersebut, tapi Michel malah memakai setelah jas. Tapi itu bukan salah Michel karena Michel juga sebenarnya tidak ingin membeli jajanan murah nan enak tersebut kalau bukan karena Diana.Anak-anak sekolah yang melihat Michel lantas langsung bergosip di belakang Michel. Michel yang mendengar ucapan anak-anak tersebut hanya diam sambil menatap tajam ke arah anak-anak tersebut yang membuat mereka seketika terdiam kaku.Michel menjadi sangat kesal setelah membeli makanan ini.Di sisi lain, Diana sedang menggunakan ponsel Michel yang tertinggal di dalam mobil untuk menghubungi Talia. "Pasti saat ini Talia sedang mena
Semua orang kini menatap ke arah Michel dan Diana yang terus asik berdebat tanpa memperlihatkan akhir dari permasalahan mereka."Sudah, cukup. Hidangkan makanannya!" Pinta Michel lelah dengan sikap Diana yang seolah ingin memancingnya untuk terus bertengkar agar dibenci keluarga Michel."Daddy, Nathan tidak mau sana tante jahat itu." Tiba-tiba Nathan bersuara dan membuat Michel menjadi tambah pusing."Nathan, tante itu tidak jahat kok. Ya?" Michel membujuk Nathan."Tidak, Nathan maunya tidur sama Daddy dan Mama." Tolak Nathan lagi dan ini membuat Diana dan Vanessa senang."Bagus, anak pintar. Anak-anak memang harus tidur bersama ayah dan ibunya. Jangan mau sama tante, tante jahat loh. Tante bisa aja menyakiti kamu kalau tante kesal dengan kamu," ujar Diana pada Nathan dan berusaha membuat agar Diana takut padanya.Diana tidak pernah membenci Nathan karena walau bagaimanapun Nathan tetap saja adalah anak adopsinya. Namun Diana harus bisa bersikap kasar di depan Nathan agar Nathan membe
Malam hari di rumah Michel."Hei, anak kecil. Tidur denganku ya? Biar daddy sama mama kamu bisa buatin kamu adek." Diana membujuk Nathan agar bersedia tidur dengannya."Tidak mau, aku maunya sama daddy dan mama." Tolak Nathan dan itulah yang sebenarnya diharapkan oleh Diana."Lihat? Aku tidak ingin memaksanya. Aku akan tidur sendirian. Atau, kalau tidak ada kamar lain, aku lebih baik pulang karena aku juga punya rumah." Diana menatap ke arah Michel. "Tidak bisa, kamu tidurlah di kamarku." Michel menentang tegas."Itu tidak pantas, Mr. Michel. Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kalau gitu, aku akan tidur dengan Nyonya Kelly, itu pun kalau Nyonya Kelly bersedia." Nyonya Kelly melotot kaget ke arah Michel dan Diana yang menatap ke arahnya."Bagaimana, Nyonya?" Diana tersenyum ke arah Nyonya Kelly dan tanpa sadar membuat Nyonya Kelly mengangguk seperti Nyonya Kelly terhipnotis dengan pesona Diana dalam bentuk Hana."Oke, berarti sudah ditentukan kalau malam ini aku akan menginap di kamar
Saat akan makan, Diana selalu teringat pada Talia dan Doni hingga membuat Diana tidak berselera untuk makan. Wajah Diana yang tadinya ceria mulai berganti dengan wajah murung."Mrs. Hana, kenapa tiba-tiba anda murung? Apa anda tidak suka makanan ini? Kami akan minta mereka buatkan makanan yang anda suka," ujar Nyonya Kelly pada Diana."Tidak, aku hanya terpikirkan anakku, Talia. Mr. Michel, kapan aku bisa pulang? Tolong jangan tahan aku di sini terus menerus," ujar Diana pada Michel dan memberitahu semua orang jika keberadaannya saat ini adalah atas paksaan Michel.Semua orang menatap ke arah Michel dan ingin mendengar jawaban Michel tapi Michel malah memilih diam."Michel, apakah yang dikatakan oleh Mrs. Hana benar? Kenapa kamu menahannya?" Nyonya Kelly mulai terpengaruh dengan ucapan Diana."Makan saja, jangan buat masalah." Michel menatap tajam semua orang dan orang-orang yang menatap Michel langsung menunduk."Nyonya, ini tindakan kriminal. Anda maukan membantu saya? Tolong bantu