Doni baru datang ke rumah Michel sekitar jam 7 malam bertepatan saat itu Michel, Diana, Ayu dan Nyonya Kelly sedang makan malam sehingga Doni juga terpaksa ikut makan malam."Doni, kamu urus masalah ini dengan cepat. Besok bawa Ayu dan bimbing dia untuk kerja di perusahaan sebagai asisten atau sekretaris kamu. Kalau ada masalah dengan Ayu, kamu yang akan bertanggung jawab." Diana langsung saja memberi Doni perintah yang tidak dapat dibantah setelah membiarkan Doni makan malam bersama mereka. "Kak..." Sela Doni namun Doni langsung terdiam kaku setelah melihat tatapan tajam Michel ke arahnya. "Apa? Kamu berani bantah kakak?" Diana memelototi Doni dengan nada ancaman."Tidak, Kak. Baiklah, besok Ayu sudah boleh datang. Jangan terlambat. Jam 8 harus sudah di sana." Doni menatap kesal Ayu sedang Ayu yang tidak nyaman dengan tatapan Doni langsung menundukkan kepalanya."Besok kamu yang jemput Ayu ke sini. Kamu juga harus antar Ayu pulang. Kamu jangan berani macam-macam sama Ayu. Jangan ja
Suasana di dalam mobil terasa canggung untuk Ayu dan Doni. Ayu duduk di samping Doni yang sejak tadi tidak ingin berbicara atau bertanya pada Ayu yang membuat Ayu juga harus diam karena tidak berani mengajak Doni mengobrol.Sesampainya di depan perusahaan yang Doni jalankan. Doni berjalan masuk ke dalam kantor dan diikuti oleh Ayu yang berjalan di belakang Doni. Semua orang yang melihat Ayu mengira jika Ayu adalah kekasih Doni."Pagi, Pak.""Selamat pagi,"Kata sapa terdengar jelas di telinga Ayu ketika Doni dan Ayu mulai berjalan menuju ruangan Doni. Ayu menilai sikap Diana dan Doni sangat berbeda. Diana terlihat lebih sederhana dan hangat sedang Doni terkesan sombong, dingin dan juga arogan.Tapi Ayu tidak mempersalahkan hal itu karena walau bagaimanapun Ayu tetaplah pegawai yang bekerja di bawah perintah Doni untuk 2 bulan ini."Kak Aldo, sekarang dia adalah partner kamu. Dia juga akan menjadi asistenku. Jadi kamu tolong ajarkan pada Ayu apa saja tugasnya. Tolong bimbing dia, oke?
Ayu terlihat sangat lelah ketika sampai di rumah pada malam hari dengan diantar oleh Aldo. Sebelum turun dari mobil Aldo, Ayu dan Aldo juga sempat bertukar nomor ponsel dengan alasan kebutuhan pekerjaan.Aldo hanya mengantarkan Ayu saja namun tidak turun apalagi mampir."Aku pulang," sapa Ayu pada setiap orang yang berada di dana. Hanya ada beberapa pelayan saja di sana karena saat ini Michel dan Diana serta Nyonya Kelly pasti sedang makan malam.Ayu berjalan ke arah kamarnya dan menaruh sepatu dan tasnya sembarang. Tempat yang saat ini paling Ayu rindukan adalah kamar mandi.Rasanya cukup melelahkan untuk pengalaman 1 hari kerja Ayu di kantor. Ayu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Beberapa saat kemudian, Ayu keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian tidur.Ayu memang merasa lapar, namun Ayu lebih memilih untuk tidur. Tapi Ayu tidak bisa tertidur dengan tenang begitu saja karena baru saja Ayu ingin menutup mata, ponselnya berbunyi menandakan pesan masu
"Tidak, Kak. Saya di sini saja," tolak Ayu."Baiklah, saya keluar ya." Aldo berlalu keluar dari ruangan dan meninggalkan Ayu sendirian di dalam ruangan.Ayu memanfaatkan kesendiriannya untuk menghafal tugas-tugas yang harus ia lakukan seraya menunggu Doni datang. Tapi belum 10 menit, Aldo kembali ke dalam ruangan dengan membawa nampan berisi segelas kopi, dan sebungkus kripik singkong dan juga beberapa potong roti yang sengaja Aldo ambil dari pantry.Tampaknya Aldo tak tega meninggalkan Ayu sendirian di dalam ruangan kerja mereka. Aldo sudah menebak jika Doni memang sengaja datang terlambat untuk membuat Aldo dekat dengan Ayu. Aldo menaruh gelas kopi di mejanya dan menaruh cemilan yang ia bawa tadi ke atas meja Ayu. Ayu mendongak saat melihat Aldo meletakkan sesuatu di atas mejanya. "Terima kasih, Pak. Tapi saya sudah kenyang. Tolong ambil kembali keripik ini," pinta Ayu memberikan roti dan keripik yang Aldo berikan padanya tadi kepada Aldo.Jujur saja Aldo sedikit sakit hati karena
Tidak ada yang tahu soal rencana Aldo yang ingin melakukan makan siang berdua dengan Ayu dengan membuat serta mengatur rencana ini agar terlihat nyata karena jika Aldo mengajak Ayu makan berdua, Ayu belum tentu setuju dan mereka mungkin akan lebih canggung nantinya. Dan yang menelpon Aldo tadi bukanlah investor yang Aldo sebutkan namun Doni yang pada saat itu juga berada di restauran yang sama dengan mereka. Saat Aldo menjawab telepon, Aldo tidak benar-benar menjawabnya namun malah menolaknya.Setelah beres, Aldo dan Ayu kembali ke kantor tanpa rasa curiga sedikitpun. Semuanya terlihat normal dan baik-baik saja.*****Tak terasa, Ayu sudah bekerja selama 1 bulan lebih di kantor Doni dan Ayu sudah bisa bekerja tanpa arahan dan bantuan Aldo. Ayu juga sudah berani untuk hadir dalam rapat atau pergi ke pertemuan lain.Sayangnya Ayu hanya akan bekerja 2 minggu lagi saja dan setelahnya Ayu akan fokus pada kuliahnya. Aldo sudah bersiap untuk me
30 menit kemudian, Ayu berjalan menuju ruang utama dengan gaun pesta sederhananya dan di ruangan tersebut sudah ada Michel, Diana dan Nyonya Kelly yang tampak sedang mengobrol dengan Aldo. "Kak Aldo, yuk. Kita terlambat." Ayu terlihat sangat cantik seperti seorang putri kerajaan. Apalagi Ayu menggerai rambutnya sehingga Ayu terlihat benar-benar seperti seorang putri.Untuk beberapa saat Aldo terdiam terpaku dan membeku menatap Ayu lalu Aldo segera tersadar saat Ayu memanggilnya lagi."Kak Aldo?" Panggil Ayu lagi."Oh ya. Ayo, Tuan dan Nyonya, kami permisi ya. Saya akan antar Ayu pulang dengan selamat nanti." Aldo bangkit dan menyalami semua orang yang berada di sana."Tuan, Nyonya, Ayu pergi ya." Ayu berpamitan dengan sopan."Iya, hati-hati. Aldo, kamu harus jaga Ayu dengan baik dan benar. Jangan sampai Ayu terluka seujung rambutpun atau saya hempaskan kamu," ancam Diana seraya bercanda."Saya pastikan Ayu aman sama say
Ibunya Aldo ingat jika dirinya pernah datang ke rumah ini saat ia mengantarkan Talia ketika Michel menculik Talia dulu. Tidak tahu apakah sekarang Talia masih ingat dengan ibunya Aldo atau tidak."Yu, kamu tinggal di sini?" Ibunya Aldo bertanya pada Ayu sebelum Ayu turun dari mobil."Iya, Bu. Saya tinggal di sini. Ada apa, Bu? Saya juga bekerja di sini, jadi saya tinggal di sini," jawab Ayu dengan jelas agar ibunya Aldo tidak bingung."Yu, maaf ya aku gak ikut turun antar kamu. Gak apa-apa kan?" Aldo tidak bisa keluar dari mobil karena takut kalau ibunya ikut keluar."Iya, gak apa-apa Kak. Mari bu....""Makasih, Yu." Ibunya Aldo melambaikan tangan ke arah Ayu.Setelah memastikan mobil Aldo menghilang dari balik gerbang, Ayu berjalan masuk ke dalam rumah dan terkejut melihat Nathan dan Talia sudah pulang."Dorr! Kak Ayu!" Serentak Nathan dan Talia berhasil mengagetkan Ayu dari balik pintu masuk."Talia, Nathan, apa kabar?" Ayu berjongkok dan memeluk Nathan dan Talia bersamaan."I'm fin
Untuk para readers terlove yang akunnya berada di tangga 5 besar gem vote harap segera DM ke akun I* author di @puterirezky69 dengan menyertakan as akun asli dan akun yg menduduki tangga gem vote karena akan mendapatkan hadiah. Dan readers yang masih aktif membaca sampai bab terakhir dengan iklan atau vocher baca juga boleh DM I* author ya. Peraturannya adalah sertakan ss id akun baca kalian dan riwayat baca kalian terkhusus buku author receh ini ya. Paling lambat sampai tanggal 30 Desember.Dan untuk yang bersedia mampir, author ucapan terimakasih banyak serta maaf jika buku author ini tidak begitu menarik untuk kalian. Jangan lupa kritik dan sarannya...Thanks a lot, Guys. And happy reading....
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka