Meski begitu, Hao Qirong tetap terlihat rendah hati."Itu tidak perlu. Kurasa Ling Yiran tidak ingin bertemu denganmu," ucap Yi Jinli ringan.Hao Yimeng dan Lyu Zhixue tampak lega. Akan lebih baik untuk mereka tidak meminta maaf secara langsung. Setidaknya mereka merasa tidak terlalu terhina.Lagi pula, sulit bagi mereka untuk meminta maaf kepada orang yang mereka anggap seperti seekor semut, terutama jika orang itu adalah pembunuh putri mereka. Bagi Hao Yimeng, Ling Yiran pernah menjadi saingannya dalam hal percintaan.Namun, Hao Qirong tidak menghela nafas lega. Alisnya malah semakin berkerut. Dia merasakan firasat di dalam hatinya. Dia takut hal ini tidak semudah yang dia pikirkan."Kalau begitu, kami tidak akan mengganggumu, Jinli. Selamat tinggal." Lyu Zhixue memberi isyarat kepada Hao Qirong dengan matanya untuk segera pergi.Lyu Zhixue baru saja berdiri ketika suara Yi Jinli terdengar, "Ngomong-ngomong, kau harus membayar hutangmu sebelum pergi.""Apakah kita mempu
Lyu Zhixue biasanya menjadi bahan sanjungan di masyarakat kelas atas. Dia tidak pernah diperlakukan seperti itu."Tidak, aku harus menunjukkan kepada Ling Yiran satu atau dua hal. Ling Yiran pasti telah memberi tahu Yi Jinli tentang ini. Yi Jinli tidak pernah memerlakukanku seperti ini." Lyu Zhixue menyalahkan Ling Yiran."Cukup! Jangan ganggu Ling Yiran lagi, dan itulah akhir dari semua ini!" ucap Hao Qirong.Lyu Zhixue memandang suaminya dengan tidak percaya. "Apa maksudmu? Ling Yiran membunuh putri kita!"Mata Hao Qirong memunculkan tatapan yang rumit, dan dia membuang muka. Dia berusaha menghindari tatapan istrinya. "Jika kau tidak ingin seluruh keluarga Hao dimakamkan dengan Meiyu, lakukan seperti yang aku katakan!"Lyu Zhixue ingin mengatakan sesuatu, tapi Hao Yimeng menarik ibunya ke samping. "Dengarkan perkataan Ayah, Bu. Jangan mengejar Ling Yiran untuk saat ini." Jika suatu saat Yi Jinli kehilangan ketertarikannya pada Ling Yiran, Semuanya tergantung keberuntungan L
Namun, jika Ling Yiran terlalu bergantung pada Yi Jinli, mungkin perlahan itu akan menjadi sebuah kebiasaan ...Yi Jinli membungkuk dan mencium pipi Ling Yiran yang masih bengkak dengan lembut. Ciuman itu begitu lembut, seperti sapuan bulu. "Kalau begitu, bergantung padaku. Itu yang paling kuinginkan."Yi Jinli ingin Ling Yiran sangat bergantung padanya sehingga Ling Yiran tidak bisa meninggalkannya ...Sekitar setengah jam kemudian, dokter keluarga datang ke kediaman Yi. Dokter melihat pipi Ling Yiran yang bengkak dan meresepkan obat untuk mengurangi bengkak itu.Setelah dokter pergi, Ling Yiran akan mengoleskan obat ketika Yi Jinli mengambil obat itu. "Aku akan mengobatinya untukmu.""Baiklah," jawab Ling Yiran.Yi Jinli memasukkan jari-jarinya yang panjang ke dalam salep dan dengan lembut mengoleskan ke pipinya. Gerakannya sangat lembut. Dengan rasa dingin yang berasal dari salep, pipi Ling Yiran terasa tidak lagi terbakar."Kau benar-benar menjengkelkan. Kau selalu te
"Tidak ... Tidak ada. Aku baru ingat bahwa besok aku akan mengunjungi Nenek, dan aku belum membeli apapun," ucap Ling Yiran. Sebenarnya, Ling Yiran sudah membeli beberapa barang, tetapi Keluarga Hao sudah membuangnya ke tempat sampah."Tentang itu, aku sudah membelikan sesuatu untukmu dan meninggalkannya di meja kopi," ucap Yi Jinli.Ling Yiran melihat ke meja kopi di kamarnya dan melihat tas kemasan yang sudah dikenalnya. Itu adalah ... tas kemasan yang sama yang dia terima ketika dia membeli kue kering di mal hari ini. Apakah Yi Jinli ... membelikan yang sama?"Apakah itu kue yang kubeli hari ini?" Ling Yiran bertanya dengan terengah-engah."Ya, aku membeli sedikit tambahan," ucap Yi Jinli."Bagaimana kau tahu apa ... eh, apa yang kubeli?" Ling Yiran bertanya dengan ragu. Bahkan jika Yi Jinli menonton videonya, dia hanya bisa melihat tas kemasannya saja."Aku baru saja memeriksa riwayat laporan transaksi mereka dan mengetahui apa yang kau beli," jawab Yi Jinli.Itu menj
Namun, Ling Yiran tidak menyangka Yi Jinli meminta sopirnya untuk membawa mobil pribadinya yang harganya hanya sekitar 300 ribu yuan.Ling Yiran kaget."Bukankah kau mengatakan kau ingin terlihat normal?" tanya Yi Jinli."Aku ingin terlihat biasa karena aku tidak ingin terlalu menonjol di kota. Ini kota kecil jadi semua jenis gosip mungkin akan muncul. Aku khawatir hal-hal seperti itu akan mengganggu Nenek. Tapi apakah kau benar-benar akan mengemudi mobil ini?" ucap Ling Yiran."Apakah aku baru saja mengatakan semua itu hanya untuk bersenang-senang?" Yi Jinli tersenyum. "Baiklah, masuk ke mobil."Ketika Ling Yiran masuk ke dalam mobil, Ling Yiran mengetahui bahwa supir Yi Jinli tidak datang kali ini dan Yi Jinli yang akan mengemudikannya."Kau akan mengemudi?" Ling Yiran bertanya."Ya. Lagi pula tidak terlalu jauh. Kau boleh tidur siang jika kau mengantuk. Aku tahu jalan ke sana," ucap Yi Jinli sambil menyalakan mobil.Ling Yiran tanpa sadar mengatupkan bibirnya saat di
Ling Yiran menatap Yi Jinli dengan ekspresi bingung di wajahnya. "Apa ada yang salah?""Apakah kau sudah berpikir bagaimana kau akan memperkenalkanku nanti?" Yi Jinli bertanya.Ling Yiran terkejut tetapi dengan cepat dia menjawab, "Tentu saja aku akan memperkenalkan kau sebagai pacarku."Yi Jinli tersenyum. "Baiklah ayo kita masuk."Setelah keluar dari mobil, Ling Yiran sampai di depan pintu dan mengetuknya. Tak lama kemudian, seseorang menjawabnya. Itu adalah bibi ketiga.Ketika bibi ketiga melihat Ling Yiran, ekspresinya sedikit menyindir Ling Yiran. "Kau, Yiran. Kau bahkan membawa seorang pria bersamamu kali ini!"Bibi ketiga melirik ke luar pintu dan melihat mobil yang diparkir di depan rumah adalah mobil biasa. Seketika, Bibi ketiga menatap Ling Yiran dengan terlihat seperti mencibirnya.Mereka semua mengira keponakannya telah berhubungan dengan pria kaya. Lagipula, hari itu seorang pria telah menyelamatkan Ling Yiran dari rumah si bodoh secara berlebihan.Tapi, bi
"Kau sudah selesai melihat nenekmu?" tanya Yi Jinli.“Nenek masih tidur. Aku tidak membangunkannya dan keluar lebih dulu,” jawab Ling Yiran.Saat Ling Yiran berbicara, Hua Lifang, sepupunya, keluar dengan membawa dua cangkir teh dan meletakkannya di hadapan Ling Yiran dan Yi Jinli. "Ayo kesini dan minum teh, Yiran."Ada kilatan kejutan di mata Ling Yiran. Sepupunya belum pernah menyajikan teh padanya saat dia kembali."Hei, Yiran. Apakah kau tidak akan mengenalkan pria yang kau bawa ke sini?" tanya Bibi Ketiga, nadanya terdengar agak cemburu."Dia pacarku, Jin," jawab Ling Yiran. Dia sengaja tidak menyebut nama lengkap Yi Jinli agar kerabatnya tidak membuat keributan ketika mereka mengetahui Jin adalah Yi Jinli.Yang diinginkan Ling Yiran adalah neneknya menghabiskan tahun-tahun yang tersisa dengan damai."Pacar? Tidak mungkin!" seru Hua Lifang.Kedengarannya seperti Ling Yiran telah menceritakan sebuah lelucon besar.Yi Jinli menyipitkan matanya dan menatap dingin ke
Seolah-olah pria itu tidak akan membiarkan siapapun yang berbicara buruk tentang Ling Yiran.Hati Hua Lifang tidak bisa menahan rasa iri. Hua Lifang cemburu karena Ling Yiran bisa menemukan pacar yang begitu tampan yang tidak peduli dengan hukuman penjaranya. Sedangkan dia, Hua Lifang menikah dengan seorang pandai besi ketika dia masih muda.Hua Lifang mengira bahwa pandai besi yang dinikahinya paling tidak terampil. Selain itu, dia memang membayar mahar pengantin. Namun, selama beberapa tahun terakhir, Hua Lifang mulai merasa semakin sengsara.Teman-teman yang biasanya sering pergi dengannya sekarang mereka menjalani kehidupan yang baik di kota, menikahi pekerja kantoran, pegawai negeri, direktur, dan sejenisnya. Mereka terdengar sangat berkelas sehingga Hua Lifang merasa malu untuk mengatakan bahwa suaminya hanyalah seorang pandai besi.Hua Lifang sering bertanya-tanya dalam beberapa tahun terakhir jika dia tidak menikah begitu cepat, apakah dia akan menikah di kota sekarang?