"Bagaimana jika rasa sakitnya semakin bertambah parah kalau kau tidak minum obat?" tanya Ling Yiran. Tiba-tiba, Ling Yiran menemukan jalan keluar, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat-lihat apotek online.Meskipun jarak apoteknya agak jauh, tidak menjadi masalah jika Ling Yiran membayar biaya layanan antar. Dan juga, obatnya akan tiba dalam 20 menit. Dengan begitu, cara ini lebih cepat daripada menunggu petugas keamanan membeli obat.Ling Yiran berpikir sejenak dan memutuskan untuk memesan melalui ponselnya. Dia memesan obat yang sama yang terakhir kali dibeli untuk Yi Jinli. Setelah melakukan pemesanan dengan sukses, matanya sekali lagi tertuju pada Yi Jinli.Yi Jinli meringkuk menjadi bola. Bibirnya terkatup rapat seolah-olah meredam gumaman yang hendak keluar dari mulutnya, tapi itu membuat napasnya terdengar sedikit lebih pelan.Mata Yi Jinli sekarang tertutup. Bulu matanya yang panjang seperti kipas membuat bayangan di bawah matanya.Pria yang menguasai Kota Shen saat
Ling Yiran lalu berkata kepada Yi Jinli, "Tunggu di sini sementara aku pergi dan mengambil obatnya." dan, dia bergegas keluar dari aula duka.Yi Jinli berbaring di sofa. Tunggu di sini ... Itu juga yang Ling Yiran katakan sebelumnya ketika dia pergi membeli obat untuknya saat larut malam.Baiklah. Dia akan menunggu. Yi Jinli akan menunggu Ling Yiran kembali ......Ling Yiran bergegas ke pintu gerbang kediaman Yi. Ada lampu jalan di samping pintu gerbang, yang kebetulan bersinar di wajah bingung pengantar obat itu.Pengantar obat itu tidak berharap untuk mengantarkan obat ke pintu masuk rumah sebesar itu."Apakah Anda memesan ini? Nona Ling?" pria itu bertanya."Ya, ini aku," jawab Ling Yiran sambil mengambil obat dari pria itu. Ling Yiran mengucapkan terima kasih sebelum dia berbalik dan berlari ke arah aula duka.Pengantar obat itu menggaruk kepalanya. Dia melirik rumah besar yang tampak tak berujung, dan masih merasa sedikit bingung.Di ruang keamanan kediaman Yi,
Yi Jinli perlahan membuka matanya dan menatap Ling Yiran. Dia ... kembali, terengah-engah seperti sebelumnya. Meskipun Ling Yiran takut padanya, muak dengannya, dan bahkan mungkin membencinya, tapi Ling Yiran tidak ingin dia terluka? Memikirkan hal ini, tampaknya rasa sakit di tubuhnya menjadi jauh berkurang.Yi Jinli bekerja sama dengan membuka bibirnya dan menelan obat yang diberikan oleh Ling Yiran kepadanya.Mata Ling Yiran tertuju pada bibir Yi Jinli, dan benar saja, ada bekas gigi yang berbeda di bibirnya. Yi Jinli pasti mengalami rasa sakit yang luar biasa sehingga dia menggigit bibirnya."Jika kau melihatku seperti itu lagi, kau akan membuatku berpikir kalau kau ingin menciumku," suara Yi Jinli terdengar di telinga Ling Yiran.Ling Yiran segera tersadar, wajahnya tiba-tiba memerah. "Aku baru saja melihatmu menggigit bibirmu. Aku tidak bermaksud apa-apa."“Itu… tidak menjadi masalah jika kau memang punya niat lain. Kau bisa menciumku kapan pun kau mau, Kak,” ucap Yi Ji
Yi Jinli belum pernah mengucapkan kata-kata ini sebelumnya, tetapi saat Yi Jinli melihat ke arah Ling Yiran yang berdiri di depan papan memorial ayahnya, Yi Jinli secara tidak sadar mengatakannya.Seolah-olah Yi Jinli hanya bisa mengeluarkan kata-kata dari hatinya ketika dia menghadapi Ling Yiran."Ngomong-ngomong, ayahku pasti telah bertemu banyak wanita di masanya, dan pasti ada beberapa wanita yang lebih cantik dari ibuku. Betapa bodohnya dia menyerahkan segalanya untuk wanita seperti ibuku," gumam Yi Jinli.“Belum tentu ayahmu menyukai ibumu karena karena dia cantik saja. Terkadang penampilan tidak begitu penting ketika seseorang menyukai orang lain. Selain itu, mereka akan menyukai meski nmereka baik atau buruk,” ucap Ling Yiran.Mata Yi Jinli berkedip sedikit, dan tatapannya tertuju pada wajah Ling Yiran. "Mungkin… seperti yang kau katakan. Terkadang penampilan tidak begitu penting ketika seseorang menyukai orang lain…"Itu seperti bagaimana Yi Jinli menyukai Ling Yiran
"Apa ada masalah?" Ling Yiran bertanya bingung saat Yi Jinli menghentikan langkahnya."Tidak ada," jawab Yi Jinli datar dengan kepala tertunduk."Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Ling Yiran ketika mereka kembali ke rumah utama."Sudah jauh lebih baik," jawab Yi Jinli."Walaupun sakit perut adalah penyakit lamamu, jika kau sedang tidak sibuk kau tetap harus pergi ke dokter untuk memeriksakannya," ucap Ling Yiran. "Beberapa penyakit sebenarnya adalah penyakit ringan tapi karena tidak kita perhatikan pada akhirnya akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius.""Apa kau mengkhawatirkanku, Kak?" tanya Yi Jinli saat senyuman muncul dari sudut mulutnya.Ling Yiran tersedak dan ingin segera naik ke atas. Dia sedikit malu. Namun, Yi Jinli tiba-tiba mengangkat tangannya dan memeluk tubuh Ling Yiran. "Baiklah, aku berjanji. Aku akan meluangkan waktuku untuk mencari dokter dan memeriksa keadaanku. Aku juga akan menjadi anak baik dan meminum obat yang kau belikan untukku hari ini. A
Panggilan itu akhirnya berakhir dan Ling Yiran berkata, "Apa yang ibumu katakan padamu? Kau terlihat sangat sedih bahkan kau menyebutkan berlutut di depan laptop.""Apa lagi kalau bukan hal itu? Kencan buta," ucap Qin Lianyi sambil memutar matanya. "Ibuku berkata bahwa pria ini bagus sekali. Ibuku berhasil mengambilnya dari bibi lain sehingga aku bisa mencobanya terlebih dahulu."Qin Lianyi tidak bisa berkata-kata dengan pemikiran ibunya,Ibunya sepertinya berpikir bahwa jika dia tidak bisa menikah dalam dua tahun ini, dia mungkin tidak akan pernah menikah sama sekali."Kalau begitu pergi dan temui dia. Anggap saja itu sebagai kesempatan," ucap Ling Yiran setelah memikirkannya sejenak."Tidak, aku sudah cukup frustrasi. Aku mungkin akan gila jika pergi kencan buta lagi." Qin Lianyi ingin muntah darah setiap kali dia memikirkan bagaimana ibunya mengganggunya untuk pergi kencan buta."Kenapa? Apakah ada yang lain?" tanya Ling Yiran.Qin Lianyi melihat sahabatnya sebelum akhirnya b
Lagipula ... Lianyi tidak pernah berhadapan dengan kegelapan, tidak seperti Ling Yiran yang telah melihat begitu banyak kegelapan di penjara sehingga dia terkadang bahkan tidak memiliki kekuatan untuk menangis."Uhukk!" Qin Lianyi mengeluarkan lagi puding yang belum ditelannya dan dengan cepat mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Kemudian, dia berkata kepada Ling Yiran, "Setidaknya kau boleh bercanda saat aku tidak makan, Yiran. Kau menganggap lelucon itu terlalu jauh.""Aku serius," ucap Ling Yiran.Mereka saling menatap untuk waktu yang lama sebelum Qin Lianyi tertawa dan berkata, "Kami tidak ditakdirkan bersama untuk satu sama lain bahkan jika dia benar-benar masih mencintaiku. Menurutmu keluarga seperti apa Keluarga Bai itu? Jika aku bersama dengannya, maka selama sisa hidupku aku harus menyaksikan perkelahian di dalam keluarga kaya. Dengan keahlian yang aku punya, aku rasa aku bisa dengan mudah dikalahkan dalam satu menit. "Uh, lupakan saja. Begitu Qin Lianyi melunasi 'huta
Baiklah! Semua sudah dikonfirmasi.Qin Lianyi melangkah maju dan berkata, "Apakah Anda Tuan Zhang, Zhang Guangtian? Halo, saya Qin Lianyi.""Halo," jawab pria saat dia melihat ke arahnya."Jadi ... aku ingin memberitahumu bahwa aku ..." Qin Lianyi ingin meminta maaf padanya. Bagaimanapun, dia pergi kencan buta hari ini tanpa benar-benar serius ingin melakukan hal ini. Dia hanya ingin urusan dengan ibunya cepat selesai. Qin Lianyi bisa menraktir pria itu makan malam dan berteman dengannya.Sebelum Qin Lianyo bisa menyelesaikan kalimatnya, pria itu memotong pembicaraannya. "Kenapa kita tidak jalan-jalan? Aku melihat taman kecil di sebelah supermarket. Kenapa kita tidak pergi ke sana?"Hah? Taman?Qin Lianyi melirik langit yang sudah gelap dan melihat jam tangannya. Saat itu sudah lewat jam lima sore, dan sudah hampir waktunya makan malam. "Apakah kau tidak ingin makan dulu?"Ucapan Qin Lianyi bermaksud baik mengingatkannya. Ini adalah tempat yang ramai. Menjelang waktu makan malam