Home / Romansa / Bos Arogan itu Mantan Pacarku / bab 43 Sikap aneh Alisa 2

Share

bab 43 Sikap aneh Alisa 2

last update Last Updated: 2022-08-12 20:52:04

Aku melirik ke arah adikku. Bukankah ia bilang kalau kita diminta untuk makan? Kutatap tajam gadis kecil yang beberapa hari ini seperti menjauh dariku. Ia meringis. “Kak Reynan memintanya lewat ponsel.”

Tanpa merasa bersalah Alisa menampakkan ponsel yang dipegangnya, sebuah percakapan dengan nama Kak Reynanku. Sejak kapan ia membubuhi kata ku di nama Reynan, apa maksudnya?

Ah, tidak mau ambil pusing, aku menyantap makanan yang tersaji di meja, sup jagung dan ayam goreng menjadi pilihanku malam ini.

**

“Kak!”

“HM,”

“Kakak masih ngantuk?”

“Iya. Kan ini masih jam satu dini hari, Sa. Belum saatnya bangun,” ucapku sambil melirik jam Beker di atas meja.

“Kak.”

“Ada apa sih, Sa?”

Bibirku mengeluarkan suara, tapi tubuhku mengeratkan pelukanku ke guling bermotif ini.

“Kak, Kak Reynan belum pulang sampai sekarang. Perasaan Alisa gak enak.”

“Reynan itu pebisnis besar, Sa. Jadi wajar kalau ia pulang larut, atau mungkin ia tidur di apartemen miliknya.”

“Tapi kayaknya enggak, Kak.”

“Sa, sejak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
ada apa dgn Reynan?
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
kyaknys Alissa suka sama Reynan deh.. hhhmm tmbah ruwet klo Alissa beneran suka sma Reynan..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 44 POV Reynan 1

    “Kak, makan dulu! Kak Reynan juga harus kuat, harus sehat, kak Vivian pasti sedih kalau lihat kakak seperti ini.”Aku tersenyum getir. ‘Iyakah? Aku bahkan tak yakin kalau Vivian pernah memikirkan aku. Aku bahkan tak percaya dengan semua yang Vivian lakukan, gadis yang dulunya manja dan selalu seenaknya sendiri itu, memang benar-benar tak bisa berubah. Untuk apa ia kembali kepada Haikal? Karena dia lebih kaya dari aku kah?’“Kak Reynan makan dulu ya,” ucap Alisa yang kini memberikan piring yang telah berisi nasi dan lauknya. Aku hanya menatap, tanpa rasa ingin menjajalnya meskipun sedikit. Penolakan Vivian tempo lalu, benar-benar mengiris hatiku, apalagi saat aku bilang kalau ibunya meninggal. Wanita cantik berambut panjang itu sama sekali tak merespon. Lalu, kedatangannya saat ibu Diandra hendak dimakamkan? Dia menyadari kesalahannya? Terlambat, sangat terlambat. Andai ia tidak berbuat konyol dengan datang di rumah Haikal pasti mereka tak akan kehilangan ibunya. “Kak Reynan, dengar A

    Last Updated : 2022-08-13
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 45 POV Reynan 2

    Aku menunggu mereka di parkiran, bahkan sengaja mobil kuletakkan di sebelah mobil Haikal, bagaimana reaksi Vivian setelah ia ketahuan mencuri jam kerja? Benar saja, tak berapa lama mereka datang, dan Vivian tampak terkejut ketika menatapku, kucari jalan agar Vivian ikut kembali, tapi sayang, semua tak seindah bayanganku. Vivian memilih pergi, melepaskan tanganku, meninggalkan aku yang tengah berdiri mematung menatapnya. Tak berhenti di situ, aku melayangkan sebuah panggilan kepada adiknya, memastikan ucapan Vivian kalau ia akan mengunjungi undangan di sekolah Alisa. “Iya, Kak Rey. Ada apa?”“Sa, apa hari ini ada pertemuan wali murid di sekolah?”Sesaat tak terdengar jawaban dari sebrang sana. “pertemuan apa, kak? Wali murid apa? Bahkan sekarang Alisa sudah di rumah, ini lagi bikin brownies sama bibi.”“Terima kasih, Sa.”Tak menunggu lama, aku bergegas memutar balikkan mobil, melajukan mobil ini begitu kencang, hingga sesaat kemudian terdengar teriakan. Aku menekan pedal rem begi

    Last Updated : 2022-08-13
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 46 Kondisi Reynan 1

    “Kak, Kak Reynan, Kak. Kak Reynan.”“Iya Reynan kenapa?”“Kak Reynan lagi kritis,”“Kritis, Sa?” “Iya. Kak Reynan lagi kritis. Tak sadarkan diri.”“Kamu tahu dari mana?”“Ceritanya panjang, kakak ke rumah sakit saja.”Aku mengambil tas yang kuletakkan di atas meja, meraih ponsel untuk memesan jasa ojek online, hingga aku hanya menunggu sebentar hingga kendaraan roda dua yang kutunggu tiba. Aku terus berjalan menapaki lantai rumah sakit, batinku terus merasa bersalah dengan semua yang terjadi. Apakah semua karena aku? Terus menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi, berhubungan dengan darah dan lebam di dahi ia saat itukah? Atau karena penyakit lambungnya kumat?‘Viv, kenapa kamu sekhawatir ini?’Aku sedikit berlari menuju kamar Reynan, hingga tak tersadar kaki ini terpeleset dan aku terjatuh, ada sedikit memar di lututku, karena berbenturan dengan lantai keramik rumah sakit ini. Sedikit perih, tapi tak mengurungkan niatku untuk secepatnya masuk ke dalam kamar, aku sudah tak sabar me

    Last Updated : 2022-08-14
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 47 Kondisi Reynan 2

    “Hapus air matamu. Jangan tampakkan kesedihan di depannya.” Aku mengangguk, tersenyum tipis dan berlalu.Kubuka pintu kamar, dan mendapati Reynan ada di dalamnya, ia tengah duduk di tengah ranjang, dengan tangan kiri di infus, di depannya, tampak meja kecil dan sepiring makanan rumah sakit Lelaki itu mengernyitkan dahinya, lali tersenyum tipis menatap kearahku. Duniaku mendadak meremang, aku yang selalu berusaha sok kuat di depan lelaki itu, nyatanya menanggung perih menghadapi kondisi saat ini. Aku akui aku masih cinta dengannya, masih cinta bahkan sangat cinta. Aku hanya tak ingin cinta ini dijadikan alasan untuk aku terus merepotkan dia. Aku ingin bisa hidup sepadan dengan dia dan baru menjalani hubungan yang serius dengannya. Tapi melihatnya saat ini? Air mata rasanya hendak luruh, jika aku tak cepat-cepat untuk menyekanya. “Kamu ke sini, Viv?”“Ya iyalah, di kantor gak ada bos arogan terasa kurang.”Lelaki itu tersenyum miring. “Kamu rindu keberadaanku.”“Tidak!”‘Aku rindu

    Last Updated : 2022-08-14
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 48 Memainkan Drama 1

    Tiba-tiba terdengar ponselku yang berdering di dalam tas kecil yang kuletakkan di atas meja, aku mengambil benda tersebut dan mendapati nama Haikal ada di dalamnya. Sebuah pesan masuk. Haikal : “Viv, bisa menemaniku sekarang? Lesta mogok makan, katanya mau makan kalau ada kakak bidadari.”Pupil mataku membulat, aku harus jawab apa? “Viv, ada apa?” tanya Rey yang sepetinya menyadari kebimbanganku.“Gak ada. Sorry!”Aku mengambil tisu yang terletak tak jauh dari tas, dan mengelap bibir lelaki yang terlihat memniru itu, hingga sesaat kemudian petugas kebersihan datang, membersihkan muntahan di kamar Rey. “Maaf ya, merepotkan, Bu!” ucapkan pada salah seorang cleaning service yang masuk. “Tidak apa-apa “Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja petugas tersebut menyelesaikan tugasnya, hingga kembali menyisakan aku dan Reynan dalam diam. “Viv!”“HM.”“Mikirin apa, Viv ? Dari tadi terlihat bengong.”“Iyakah? Maaf. Aku hanya kepikiran kantor. Aku lupa mengabari kepala cabang Bogor. Se

    Last Updated : 2022-08-15
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 49 Memainkan drama 2

    “Iya.”Kembali kulihat wajah Reynan yang tengah tertidur, mungkin sebentar lagi juga Indra akan datang. Dan aku bisa menjenguk Lesta meskipun sebentar, setidaknya sampai ia mau kembali makan.“Aku ke sana sekarang.”“Tidak usah, Viv. Nanti Lesta juga mau makan kembali.”“Tidak. Lesta gak akan mau makan. Lesta mogok makan sampai kakak bidadari datang. Kenapa kakak bidadari tidak mau kesini, Kak? Apa Lesta punya salah?.”Lagi-lagi aku tak kuasa mendengar pernyataan itu. “Aku ke sana sekarang.”“Tunggu. Aku jemput kamu!”“Baiklah.”Aku menyebutkan nama rumah sakit ini sebelum aku mematikan panggilan. Kembali kutatap wajah Rey yang masih terlelap, kututup tubuhnya mengenakan selimut hingga ke dadanya. Lagi-lagi aku kembali diperlihatkan dengan kenangan masa lalu. Reynan datang ke kamar menjengukku dengan wajah panik, ia terus mengompres kepalaku dan terus mengecek suhuku tiap 10 menit. Ibu yang saat itu datang dengan membawa nampan dengan 2 teh hangat dan cemilan tengah tersenyum menata

    Last Updated : 2022-08-15
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Baby 50 Pertanyaan Reynan 1

    “Kakak nikahnya kapan? Lesta mau jadi bridesmaid nya? Satu Minggu lagi? Atau dua Minggu lagi?” tanyanya dengan mata yang berbinar. Deg. Kenapa aku tak pernah berpikir sejauh ini?“Eh, eh, kenapa wajahnya terlihat tegang semua ni? Lagi ngebahas apa?” tanya Haikal yang kini masuk ke kamar Lesta. “Gak apa-apa, Kak. Cuman tanya kapan kalian nikah.”Terlihat jakun Haikal yang bergerak ke atas dan ke bawah, menelan salivanya kasar. “Kok ngomongin itu, Dek?”“Iya, Kak. Kan Lesta pengen punya Kakak perempuan. Bosen sama kak Haikal terus yang gak pernah mandi.”“Kenapa lagi-lagi nurunin pasar kakak terus?” tanya lelaki itu sambil mencubit gemas hidung adiknya. “Kan kakak dah laku, ngapain mesti dipasarin lagi.” Lesta terkekeh, sedangkan aku dan Haikal hanya saling menatap, bingung dengan kedepannya akan sepeti apa. “Tadi kakak sudah hubungi dokter. Katanya kamu sudah boleh pulang, asal -,” “Asal apa, Kak?”“Kamu jangan sampai telat minum obat.”“Yeay, asyik! Lesta bisa kumpul dengan Kak

    Last Updated : 2022-08-16
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 51 Pertanyaan Reynan 2

    “Rey, dari mu? Eh, maaf, Pak Rey ini dari bapak?” tanyaku tergugu.Jika di rumah mungkin aku bisa memposisikan diri sebagai teman, sahabat. Tapi di lingkungan kantor. Aku dan Reynan adalah bos dan staf. Lelaki itu mengangguk. “Mungkin sekarang sudah tidak enak karena dingin.”Lelaki itu hendak mengambil wadah, hingga secepat kilat aku menahannya. “Aku lapar. Bolehkah aku memakannya?” “Kamu sudah makan, tidak perlu lakukan itu.”Aku kembali mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, ya, Pak Reynan menghubungiku via pesan dan memintaku untuk makan bersama, aku tak mengindahkan dan lebih memilih pergi sebelum Reynan keluar dari ruangan. Mengingat pesan dari Lesta yang saat ini menjadi salah satu prioritasku. “Aku belum makan,” ucapku sambil menarik wadah itu. Membukanya dan menatap makanan yang disajikan. Sebuah nasi beserta orek tempe, begitupun dengan ayam goreng dan beberapa macam sayur menjadi fokusku. Makanan yang begitu Kusuka, apalagi buatan dari Reynan. Lelaki yang berhasil

    Last Updated : 2022-08-16

Latest chapter

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.127 Tamat

    “Iya.” Lelaki itu mengangguk.“Tapi … Bagaimana bisa? Me-re-ka?” tanyaku yang masih tak percaya.“Tutup mulutnya, Viv. Kalau ada lalat masuk,” ucapnya yang membuatku menahan malu. “Bisa tidak, ngomongnya dihalusin dikit!”“Sayang, jangan bengong. Sini duduk sini, kita makan!”“Rey, kita bukan pasangan kekasih. Jangan panggil aku sayang.”“Kalau begitu, maukan kamu jadi kekasihku, Viv?” lelaki itu mendekat dan kini berjongkok di depanku. Sebuah kotak bludru berbuntuk hati itu dibuka hingga menampakkan sebuah cincin dengan kilauan indah di tengannya. Ingin rasanya kujawab iya, tapi saat ini gengsiku masih melebihi segalanya.“Viv, jawablah! Apa kamu mau jadi istriku? Ibu dari anak-anakku?”Aku masih terdiam. Antar hati dan ego kita tengah saling menyerang.“Iya, Viv. Kapan lagi kamu nunggu momen ini?” ucap hatiku.“Janganlah, Viv. Gengsian dikit napa. Meskipun janda, kamu punya harga diri bukan? Bisa jadi kan Reynan hanya iseng kepadamu,” ucap logikaku.“Rey, itu, makanannya sudah data

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.126 Hubungan Agasthi

    “Ayo masuk, Viv. Ada apa, ha?” tanya reynan sambil memandang aneh ke arahku. Ya, dari tadi aku terus berusaha melepas pegangan tangannya, juga memutar bola mata menatap sekitar.Suasana resto yang di desain khusus dan indah ini, seakan menjadi saksi antara keromantisan reynan dan agasthi. Sedangkan aku disini? Hanya sebatas obat nyamuk.‘Bodoh kamu, viv, kenapa kamu mau-maunya diajak reynan kesini. Sekarang kamu mati kutukan?’ batinku merutuki diri sendiri.“Vivian, ayo kita masuk, Sayang. Apa perlu aku membopong tubuhmu yang kurus itu,” ucapnya lagi dengan gemas. Apalagi ketika ia memberikan embel-embel sayang di belakang namaku, membuatku jengah. Bisa-bisanya ia mau ketemuan dengan perempuan, tapi tetap sok sayang-sayangan kepadaku.Aku memiringkan bibirku, menampakkan ekspresi tak suka. Dan justru itu membuat reynan terkekeh dan menghadirkan senyum di wajah tampannya.“Gendong atau jalan sendiri?” tanyanya lagi.“jalan,” ucapku dengan nada datar.Ya, aku masuk kedalam resto yang te

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.125 melakukan hal tak jelas

    Sore ini Lesta sudah boleh pulang, reynan pun sudah pulang ke rumahnya. Aku berdiri di balkon kamar terus menatap ke arah halaman, berharap lelaki itu kembali datang untuk menghampiriku.‘Viv, kenapa kamu kegatelan sepeti ini?’ batinku.‘Bukan kegatelan, tapi hanya meluruskan omongan reynan,’ balas batinku kembali.Aku masuk ke kamar, merebahkan diri, lalu kembali bangkit dan ke balkon, melakukan aktifitas yang tak jelas. Hari telah berganti malam, cahaya sang mentari mulai menghilang, diganti rembulan dan bintang yang berkelip di langit dengan indahnya. Suasana hatiku semakin memburuk, tatkala mengingat malam ini reynan ada acara bertemu dengan Agasthi.Kuraih layar pipih di sakuku, tak ada pesan selain dari operator yang mengabarkan kuota mulai menipis.‘Rey, apakah karena kamu akan bertemu dengan agasthi, hingga melupakan aku seperti ini? Bukankah kamu berjanji ketika sampai ke rumah, akan memberiku kabar?’Aku kembali masuk ke dalam kamar, duduk di bibir ranjang. Entah, untuk keb

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.124 Cemburu

    “I-ini ....”Lelaki itu tampak sungkan, ketika aku membaca jejeran huruf di dalamnya. “Agasthi?” tanyaku kaget. Entah kenapa aku merasa cemburu, ketika ada nama wanita lain di dalam ponsel reynan. “I-iya, Viv.”Lelaki itu terdiam, memilih menaruh ponsel kesayangannya ke sofa. “Diangkat saja, Rey, takutnya penting.”“Bukan apa-apa, Viv, dia hanya ....”Belum juga reynan melanjutkan perkataannya, aku sudah menggeser tombol hijau itu ke atas, hingga panggilan agasthi dan rey tersambung. Ini memang bukan perlakuan yang bijak, bahkan tidk beratitude, tapi tak tahu kenapa, rasa penasaranku semakin memuncak. Apalagi aku tahu kalau agasthi adalah wanita mantan calon istri reynan, dan bahkan ia sangat mencintai lelaki yang kini duduk di dekatku. Tidak lupa kutekan tombol speaker, supaya pembicaraan ini terdengar bersama, hingga tak ada dusta antara reynan kepadaku. “Rey, jadi kan kita ketemuannya?” tanya Agasthi dengan suara khas manjanya. Ketemuan? Apa maksudnya? Lelaki itu berjanji ak

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.123 obatnya bukan itu

    “Rey, aku bertanya serius. Kamu datang kapan? Kenapa gak bangunin aku?”Lagi-lagi ia hanya menjawabnya dengan senyuman, membuatku kesal. Kucubit lengannya, hingga ia mengaduh kesakitan. “Viv, i-itu ... Bisa pelan dikit?”Aku tak menggubrisnya, masih kesal dengan apa yang ia perbuat, juga dengan mimpi yang baru saja kudapat. Meskipun sebenarnya, aku bersyukur karena semua hanya mimpi. Reynan datang kesini, masih dengan ia yang semula, tanpa predikat seorang Nara pidana. “Viv, beneran sakit,” ucapnya sambil meringis. Aku menatap tangan yang baru saja Kucubit, darah segar mengalir. Aku baru menyadari jika Medan keisenganku adalah bekas luka Rey. “Rey, maaf,” ucapku penuh rasa bersalah. “Tak apa.”“Tapi sampai berdarah ni tanganmu.” Aku masih menatap darah segar yang kini mengalir melewati jarinya. “Ya sudah, bantu obati, Viv.”“Aku Carikan perban dan obat merah dulu.”Baru saja aku bangkit, tangan ini diraih oleh Reynan. “Obatnya bukan itu, tapi ...”Lelaki itu berdiri mendekatk

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 122 Menjadi Tahanan

    Malam ini kuhabiskan di kamar rumah sakit, menemani Lesta yang keadaannya mulai membaik. Ia terus bercerita dengan mimpi dan cita-citanya, hingga tetesan air mata membasahi pipi gadis cantik itu tatkala menceritakan tentang kakaknya. “Kak Viv disini, Les. Aku akan selalu ada untukmu,” ucapku sambil memeluk lembut tubuh ringkihnya. Aku bahkan tak menyadari baru beberapa hari saja tubuh kecil Lesta semakin mengurus.Wanita cantik itu tersenyum, lalu membalas pelukanku. Hingga jam minum obat tiba, dan ia mulai terlelap ke dalam mimpinya. Kulihat jam dinding di ruang kamar ini, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 wib, Alisa pun telah tidur di atas sofa tanpa selimut yang menutup tubuhnya. Aku meraih tas kecilku yang berada di atas meja, mengeluarkan benda pintar yang dibelikan haikal untukku. Kosong. Tak ada notif pesan maupun panggilan sama sekali. “Ya Tuhan, jaga Reynan. Semoga ia baik-baik saja,” ucapku yang kini kembali duduk di sofa sebelah Lisa tertidur. Akupun ikut menyanda

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 121 perjaka seumur hidup

    Kedua lelaki itu mendekat, dimana tiap langkah lebar yang mengarah menuju kami, menambah rasa ketakutan dalam hatiku. Suara sepatu dinas yang bersentuhan dengan lantai rumah sakit, seperti membawa alunan genderang kematian. Tubuhku gemetar, bahkan aku harus menarik nafas panjang untuk sedikit melegakan rasa panik ini. Rey melirik ke arahku, menggenggam tangan yang mulai bergerak tak jelas karena Tremor, “Semua akan baik-baik saja,” Tak ada ucapan itu, tapi dari sorot mata teduh Rey, seperti mengutarakan hal untuk aku bisa tenang. “Ma-maaf, ada perlu apa, Pak?” tanyaku yang memulai pembicaraan terlebih dulu. “Selamat sore, Bu Vivian, Pak Reynan. Saya hanya ingin meminta bapak reynan untuk datang ke kantor polisi. Ini surat panggilannya,” ucap salah satu petugas tersebut sambil memberikan sebuah lampiran. Rey mengambil kertas tersebut, sekilas membacanya dengan fokus mata yang menyusuri jejeran huruf di dalamnya. “Saya akan datang, Pak.”“Baik, terima kasih atas kerja samanya.”Ked

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.120 Permintaan menikah

    Baik Rey dan aku dibuat kikuk kala menatapnya. "Indra sudah ditemukan. Ayo ikut aku," ucap Om Gunawan menatap lelaki di sebelahku. "Kamu mau pergi, Rey?" tanyaku ragu. Masih tersimpan dalam ingatan bagaimana om Gunawan mengarahkan senjata ke arah Reynan, lalu berbalik arah menembakkan timah panas ke arahku, dna berakhir dengan Haikal yang menerima tembakan itu. Masih terekam begitu jelas bagaimana darah Haikal mengalir bersamaan ia yng menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menggeleng, seperti tak ikhlas jika lelaki yang pernah menjadi bos ku itu pergi. "Maafkan aku. Aku janji pasti akan kembali," ucapnya sambil melepas genggaman tangannya perlahan. "Rey," ucapku lirih. Aku begitu takut terjadi sesuatu hal kepada Reynan. Apalagi ia akan pergi bersama om Gunawan, dan hendak bertemu Indra. Mereka berdua adalah musuh, ya g ingin sekali menghabisi Reynan. Reynan masih berjalan mengekori om Gunawan. Hingga punggung keduanya mulai lenyap dari pandangan, ketik melewati

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 119 kedatangan Om Gunawan

    "Viv, apa tadi ada yang masuk ke kamar kalian?" tanyanya panik. Aku semakin bingung tatkala mengingat perawat tadi masuk dan menyuntikkan cairan obat ke tubuh Lesta. "Iya. Seorang perawat masuk dan memberikan obat. Apa ada yang salah, Rey?"Aku tak tahu lagi, harus bertanggung jawab seperti apa jika keadaan Lesta semakin memburuk karena kecerobohan ku. "Tidak apa, Viv. Aku kira Indra kabur dan masuk kesana.""Maksudmu Indra belum ketemu juga? Bagaimana keadaan di luar? Apa semua baik-baik saja.""Iya, Indra kabur setelah tembakan mengenai lengannya, dan sekarang aku bersama Gunawan.""Om Gunawan?""Aku akan segera datang kesana." Benar saja dalam hitungan menit, Dua lelaki masuk ke dalam kamar, satu lelaki yang paling kucintai dan paling kunanti kedatangannya, dan satunya lagi lelaki yang paling kutakuti. Aku memindai tubuh lelaki itu dari bawah ke atas, takut jika ada senjata bertimah panas melekat di antara pakaiannya. Namun, dari sorot mata kedua lelaki itu seperti tak memil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status