Share

bab. 100 Eksekusi

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-13 23:20:23

“Kakak, maaf jika harus mengagetkanmu,” ucap Lesta sambil mendekatkan gelas bening yang berisi air putih. Aku meneguknya, dan mencoba tenang.

“Itu dulu, Kak, mungkin sekarang juga om gunawan sudah berubah. Kan papa juga sudah meninggal, gak ada yang memintanya untuk membunuh seseorah.”

Wanita di depanku tampak tersenyum tipis, seperti tak ada masalah di depannya.

Sedangkan aku, kini diliputi dengan rasa cemas. Apa haikal akan melakukan sesuatu kepada reynan? Apa ia akan menyakitinya?

“Kak Vivian, kenapa bengong? Kakak masih kepikiran ucapan lesta ya? Maaf, lesta gak berniat seperti itu."

“Ti-tidak, Les.”

Seharian ini aku tak bisa tenang, pikiranku terus berkecamuk dengan kondisi reynan. Jika benar filingku, haikal telah menyewa om gunawan dan bersekongkol dnegan indra yang notabene nya adalah keluarga reynan, lelaki bermata biru itu pasti tahu sekali kesehaian rey itu seperti apa, dan disaat yang tepat, om gunawan akan menghabisi nyawa reynan. Serigala berbulu domba, seperti itulah pe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
apa bener Haikal bkal mencelakai Reynan..
goodnovel comment avatar
Ckhu Fiza
wah makin seru nc
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 101 Nekat

    Tanpa pikir panjang, aku meninggalkan kamar hendak berlalu, hingga teriakan atas namaku itu terdengar dan aku menghentikan Langkah.“Nona Vivian mau kemana?”“Ke kantor Haikal.”“Tuan berpesan, untuk mengantar nona kemanapun.”“Baiklah, cepat antar aku.”Aku menunggu di depan gerbang, hingga sebuah mobil berwarna putih itu mendekat, bergegas aku masuk ke dalamnya, dan meminta lajunya untuk dipercepat.“Pak Tejo, bisa tidak jika laju mobilnya dipercepat?”Aku menatap speedometer yang maksimal hanya mencapai di 60km/jam, tak pernah lebih dari itu.“Maaf, Nona. Saya tidak berani. Tuan berpesan untuk membawa nona dengan berhati-hati, gak boleh ngebut.”“Tapi, pak, ini tentang nyawa seseorang.”“ini juga tentang nyawa saya, Bu, kepala saya jadi taruhannya. Saya gak berani.”Lagi-lagi pak Tejo mengelak, hingga kendaraan roda empat ini berjalan layaknya siput dengan kaki yang tertusuk jarum, begitu lambat.Bayangan reynan yang bersimbah darah, terus saja membuatku ketakutan, hingga hampir se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 102 Butuh Penjelasan

    “Om Gunawan,” ucapku lirih.Lelaki itu tampak menoleh, menatapku datar dan kembali focus menatap ke depan. Terlihat dingin dan misterius, hingga kusadari, sebuah gagang pistol terlihat di saku celana, bersamaan dengan telapak tangan yang masuk ke saku itu. sedetik kemudian bayangannya mulai lenyap bersamaan pintu lift yang tertutup.Tubuhku mengeluarkan keringat dingin, rasanya lemas, seluruh tenaga seperti luruh, hingga sekedar melangkah terasa berat. Aku pikir seorang mafia kejam yang tega menghabisi nyawa orang lain hanyalah sebatas film action dan cerita thriller, tapi kali ini, aku benar-benar melihat ia, meskipun tidak dnegan aksinya. Tidak, tidak, aku harap sampai kapanpun tak akan pernah melihat aksinya.“Vivian ….” Seorang lelaki penghuni lanatai ini tengah menangkap tubuhku yang hendak ambruk, jika ia tak dataang tepat waktu, mungkin saja tubuh kurus ku ini telah menyentuh ke lantai dengan sempurna.“Viv, kamu baik-baik saja kan?” tanya haikal yang tampak khawatir denganku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 103 penjelasan

    Lelaki itu tampak terdiam, tak berani membalas tatapanku, hanya menunduk, sepeti enggan memberikan penjelasan kepadaku. Bahkan sepertinya ia memang sengaja merahasiakan itu.“Eksekusi apa, haikal?” Kembali kuulang pertanyaan yang belum terjawab.“Kenapa butuh sekali jawaban itu, Viv?”“Yang aku butuhkan jawaban, haikal. Bukan dengan pertanyaan yang kembali kau lontarkan.”Lelaki itu masih menunduk, berjalan dengan sayu dan meraih tempat duduknya. “Ap aitu begitu penting?”“Tentu. Aku ingin tahu, apa yang lebih penting dariku, sehingga kamu lebih mementimgkan masalahmu. Bukankah katamu, aku adalah orang pertama yang akmu prioritaskan?”Lelaki yang sudah duduk sempurna itu menoleh ke arahku, menerbitkan senyuman yang lebar dnegan binar mata kebahagiaan. “Apa artinya kamu cemburu, Viv?”“aku tak butuh pertanyyan, Haikal. Yang aku butuhkan adalah jawaban.”“Maafkan aku, Viv.”“Maaf untuk ….?”“Kamu tak akan senang mendengar penjelasanku.”Deg. Bayangan tentang reynan kini kembali mengisi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 104 jebakan

    “Kamu tahu dari mana, Viv?”“Itu tak penting haikal, yang aku butuhkan saat ini hanyalah jawaban darimu.”“Maafkan aku, semua itu tentang reynan.”Senyum miring terbit di bibirku, bersamaan dengan rasa sakit yang menyeruak di dadaku. Aku benar-benar tak menyangka dengan pikiran haikal yang terlalu cetek, dan menghalalkan segala cara. Ia ternyata tak sungguh-sungguh berubah.“Reynan …?”Lelaki itu mengangguk, hingga membuat ekspresiku mendadak berubah, begitu khawatir dengan keadaan lelaki yang masih saja duduk di tahta hatiku.“Dia baik, dan aku pastikan dia akan selalu baik-baik saja.”Aku terdiam, sama sekali belum bisa mencerna apa yang terjadi, hingga beberapa detik kemudian terdengar salam dan ketukan pintu dari luar.“Masuklah,” teriak Haikal.Seorang wanita dengan pakaian sexy dan tubuh sintal itu masuk ke dalam ruangan, mengenakan liptik merah menyala dan shadow warna terang.“Maaf, Pak, mengganggu. Saya hanya mengingatkan, rapat akan dimulai lima menit lagi, bapak sudah ditun

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 105 Aksi Om Gunawan

    ‘Ya Tuhan, apa ini adalah jebakan? Haikal meminta om gunawan menghabisi reynan sekarang?’Ketika kaki ini hendak melangkah, dering ponselku terdengar, tertulis nama haikal.“Viv, kamu dimana?” tanya haikal yang tampak khawatir.“Viv, dengar aku kan? Jawab aku sekarang. Kamu dimana?”“Vivian …!”Aku tak mempedulikan ucapan haikal, bahkan sama sekali tak menjawab panggilannya meskipun ponsel itu masih berada di dekat telingaku.“Viv, aku mohon, berlarilah zig zag, aku mohon, Viv,” ucapan itu berganti dengan isak tangis, hingga membuatku keheranan.“Viv, kamu masih mendengar aku kan, larilah, dengan jalan zig zag.”Aku masih tak mampu memahami, hingga tiba-tiba dari tangan om gunawan memperlihatkan pistol yang mengarah ke reynan. Seperti siap siaga untuk menunjukkan ahli dari lelaki berdarah dingin itu.Aku menggeleng, dan terus berteriak menyerukan nama lelaki yang masih duduk menatap danau, sepertinya ia sama sekali tak menyadari kedatanganku maupun kehadiran om gunawan yang mengancam

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 106 POV Haikal (kedatangan Indra)

    Kutatap gadis cantik dalam ponselku, dari sorot mata itu aku tahu ada Bahagia yang luar biasa di dalamnya. Kebahagiaan yang tak akan mungkin tercipta jika bersamaku.“Viv, kamu cantik sekali kalau tersenyum,” ucapku sambil membelai rambut yang tercipta dalam potret ponselku. Ia tersenyum dengan rambut panjang yang terangkat oleh angin, dengan view pantai di belakangnya.Jika dibilang cemburu, sudah pasti iya. Lelaki mana yang tak akan cemburu jika istrinya berjalan dengan lelaki lain, tapi dibalik itu semua, aku tak bisa menyalahkan Vivian karena aku sendiri yang memaksanya untuk menikah denganku, aku harus menerima setiap konsekuensinya.Berdamai dengan hati itu tidak mudah, apalagi jika menyangkkut dengan rasa cemburu tapi sebisa mungkin aku harus kuat, demi Vivian, dia adalah prioritas diatas priotas, dia adalah nyawa yang tanpanya aku tak bisa bernafas.Setengah umurku kuhabiskan untuk memebncinya, tapi disaat itu juga justru aku tersiksa dengan rasa cinta kepadanya.“Pak, ini Ann

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 107 POV Haikal (Debat )

    “Sejak kapan pak Haikal jadi mlempem seperti ini? Sejak bersama nona Vivian kah? Jika Reynan jatuh Cuma karena cinta, aku harap pak Haikal tak berakhir dengan suka yang sama.”Lelaki itu melenggang begitu saja tanpa tahu sopan santun.“Pak Haikal, tahu tidak krupuk yang jatuh dalam lautan, seperti itulah bapak sekarang, hambar tanpa rasa.” Lelaki itu terkekeh. “Saya tunggu transferan secepatnya,” ucapnya ketika masih diambang pintu, hanya terlihat kepala yang masuk ke dalam ruangan dengan tubuh sudah berada di balik pintu. Belum juga drama tentang Indra usai, ponselku berdering dengan nama Om Gunawan, saudara dari papa yang rasanya sudah lama sekali tak saling bersapa. “Hallo, Om ....”“Haikal, gimana kabarnya? Lama kita tidak jumpa.”“Saya baik, Om.”“Katanya kamu sudah nikah, benar?”“Iya.”“Kenapa tidak memberi kabar?”“Maaf, Om, pernikahannya hanya sederhana, akad nikah saja tanpa resepsi.”“Om mau bertemu kamu. Bisa?”“Bisa, Om. Aku ada di kantor, datang saja kemari!”“Baiklah,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 108 Pov Haikal (Pencarian Vivian)

    Vivian datang tanpa kuduga. Bahkan tanpa sedikitpun memberi kabar kepadaku, terlalu surprise untukku mentap wanita secantik ini di kantor. Ia tengah berdiri mematung di depan lift, seperti memikirkan sesuatu, yang aku Yakini bukanlah aku yang ada dalam pikirannya.“Vivian.” Kurengkuh tubuh itu ketika ia hendak ambruk. Entah kenapa, beberapa hari ini ia seperti tak memiliki keseimbangan, tatapan matanya sering kosong, dan tampak memikirkan suatu hal yang berat.“Viv, are you okay?”Pertemuan singkat kami justru berakhir dengan pertengakaran. Aku yang berpikir, Vivian tak mengetahui apapun, nyatanya ia tahu segalanya, bahkan tentang indra. Sebagaimana kita menyimpan bangkai, suatu saat akan tercium juga. Dengan sorot mata tajam ia mengintimidasiku, menagih penjelasan yang harusnya aku beritahukan kepadanya jauh hari. Diposisi ini aku mulai sadar, sejauh apa, aku berusaha mendapatkan hati Vivian, tapi hati wanita itu tak pernah tersentuh karena ku.Vivian pamiit Ketika tahu ada rapat kan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20

Bab terbaru

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.127 Tamat

    “Iya.” Lelaki itu mengangguk.“Tapi … Bagaimana bisa? Me-re-ka?” tanyaku yang masih tak percaya.“Tutup mulutnya, Viv. Kalau ada lalat masuk,” ucapnya yang membuatku menahan malu. “Bisa tidak, ngomongnya dihalusin dikit!”“Sayang, jangan bengong. Sini duduk sini, kita makan!”“Rey, kita bukan pasangan kekasih. Jangan panggil aku sayang.”“Kalau begitu, maukan kamu jadi kekasihku, Viv?” lelaki itu mendekat dan kini berjongkok di depanku. Sebuah kotak bludru berbuntuk hati itu dibuka hingga menampakkan sebuah cincin dengan kilauan indah di tengannya. Ingin rasanya kujawab iya, tapi saat ini gengsiku masih melebihi segalanya.“Viv, jawablah! Apa kamu mau jadi istriku? Ibu dari anak-anakku?”Aku masih terdiam. Antar hati dan ego kita tengah saling menyerang.“Iya, Viv. Kapan lagi kamu nunggu momen ini?” ucap hatiku.“Janganlah, Viv. Gengsian dikit napa. Meskipun janda, kamu punya harga diri bukan? Bisa jadi kan Reynan hanya iseng kepadamu,” ucap logikaku.“Rey, itu, makanannya sudah data

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.126 Hubungan Agasthi

    “Ayo masuk, Viv. Ada apa, ha?” tanya reynan sambil memandang aneh ke arahku. Ya, dari tadi aku terus berusaha melepas pegangan tangannya, juga memutar bola mata menatap sekitar.Suasana resto yang di desain khusus dan indah ini, seakan menjadi saksi antara keromantisan reynan dan agasthi. Sedangkan aku disini? Hanya sebatas obat nyamuk.‘Bodoh kamu, viv, kenapa kamu mau-maunya diajak reynan kesini. Sekarang kamu mati kutukan?’ batinku merutuki diri sendiri.“Vivian, ayo kita masuk, Sayang. Apa perlu aku membopong tubuhmu yang kurus itu,” ucapnya lagi dengan gemas. Apalagi ketika ia memberikan embel-embel sayang di belakang namaku, membuatku jengah. Bisa-bisanya ia mau ketemuan dengan perempuan, tapi tetap sok sayang-sayangan kepadaku.Aku memiringkan bibirku, menampakkan ekspresi tak suka. Dan justru itu membuat reynan terkekeh dan menghadirkan senyum di wajah tampannya.“Gendong atau jalan sendiri?” tanyanya lagi.“jalan,” ucapku dengan nada datar.Ya, aku masuk kedalam resto yang te

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.125 melakukan hal tak jelas

    Sore ini Lesta sudah boleh pulang, reynan pun sudah pulang ke rumahnya. Aku berdiri di balkon kamar terus menatap ke arah halaman, berharap lelaki itu kembali datang untuk menghampiriku.‘Viv, kenapa kamu kegatelan sepeti ini?’ batinku.‘Bukan kegatelan, tapi hanya meluruskan omongan reynan,’ balas batinku kembali.Aku masuk ke kamar, merebahkan diri, lalu kembali bangkit dan ke balkon, melakukan aktifitas yang tak jelas. Hari telah berganti malam, cahaya sang mentari mulai menghilang, diganti rembulan dan bintang yang berkelip di langit dengan indahnya. Suasana hatiku semakin memburuk, tatkala mengingat malam ini reynan ada acara bertemu dengan Agasthi.Kuraih layar pipih di sakuku, tak ada pesan selain dari operator yang mengabarkan kuota mulai menipis.‘Rey, apakah karena kamu akan bertemu dengan agasthi, hingga melupakan aku seperti ini? Bukankah kamu berjanji ketika sampai ke rumah, akan memberiku kabar?’Aku kembali masuk ke dalam kamar, duduk di bibir ranjang. Entah, untuk keb

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.124 Cemburu

    “I-ini ....”Lelaki itu tampak sungkan, ketika aku membaca jejeran huruf di dalamnya. “Agasthi?” tanyaku kaget. Entah kenapa aku merasa cemburu, ketika ada nama wanita lain di dalam ponsel reynan. “I-iya, Viv.”Lelaki itu terdiam, memilih menaruh ponsel kesayangannya ke sofa. “Diangkat saja, Rey, takutnya penting.”“Bukan apa-apa, Viv, dia hanya ....”Belum juga reynan melanjutkan perkataannya, aku sudah menggeser tombol hijau itu ke atas, hingga panggilan agasthi dan rey tersambung. Ini memang bukan perlakuan yang bijak, bahkan tidk beratitude, tapi tak tahu kenapa, rasa penasaranku semakin memuncak. Apalagi aku tahu kalau agasthi adalah wanita mantan calon istri reynan, dan bahkan ia sangat mencintai lelaki yang kini duduk di dekatku. Tidak lupa kutekan tombol speaker, supaya pembicaraan ini terdengar bersama, hingga tak ada dusta antara reynan kepadaku. “Rey, jadi kan kita ketemuannya?” tanya Agasthi dengan suara khas manjanya. Ketemuan? Apa maksudnya? Lelaki itu berjanji ak

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.123 obatnya bukan itu

    “Rey, aku bertanya serius. Kamu datang kapan? Kenapa gak bangunin aku?”Lagi-lagi ia hanya menjawabnya dengan senyuman, membuatku kesal. Kucubit lengannya, hingga ia mengaduh kesakitan. “Viv, i-itu ... Bisa pelan dikit?”Aku tak menggubrisnya, masih kesal dengan apa yang ia perbuat, juga dengan mimpi yang baru saja kudapat. Meskipun sebenarnya, aku bersyukur karena semua hanya mimpi. Reynan datang kesini, masih dengan ia yang semula, tanpa predikat seorang Nara pidana. “Viv, beneran sakit,” ucapnya sambil meringis. Aku menatap tangan yang baru saja Kucubit, darah segar mengalir. Aku baru menyadari jika Medan keisenganku adalah bekas luka Rey. “Rey, maaf,” ucapku penuh rasa bersalah. “Tak apa.”“Tapi sampai berdarah ni tanganmu.” Aku masih menatap darah segar yang kini mengalir melewati jarinya. “Ya sudah, bantu obati, Viv.”“Aku Carikan perban dan obat merah dulu.”Baru saja aku bangkit, tangan ini diraih oleh Reynan. “Obatnya bukan itu, tapi ...”Lelaki itu berdiri mendekatk

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 122 Menjadi Tahanan

    Malam ini kuhabiskan di kamar rumah sakit, menemani Lesta yang keadaannya mulai membaik. Ia terus bercerita dengan mimpi dan cita-citanya, hingga tetesan air mata membasahi pipi gadis cantik itu tatkala menceritakan tentang kakaknya. “Kak Viv disini, Les. Aku akan selalu ada untukmu,” ucapku sambil memeluk lembut tubuh ringkihnya. Aku bahkan tak menyadari baru beberapa hari saja tubuh kecil Lesta semakin mengurus.Wanita cantik itu tersenyum, lalu membalas pelukanku. Hingga jam minum obat tiba, dan ia mulai terlelap ke dalam mimpinya. Kulihat jam dinding di ruang kamar ini, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 wib, Alisa pun telah tidur di atas sofa tanpa selimut yang menutup tubuhnya. Aku meraih tas kecilku yang berada di atas meja, mengeluarkan benda pintar yang dibelikan haikal untukku. Kosong. Tak ada notif pesan maupun panggilan sama sekali. “Ya Tuhan, jaga Reynan. Semoga ia baik-baik saja,” ucapku yang kini kembali duduk di sofa sebelah Lisa tertidur. Akupun ikut menyanda

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 121 perjaka seumur hidup

    Kedua lelaki itu mendekat, dimana tiap langkah lebar yang mengarah menuju kami, menambah rasa ketakutan dalam hatiku. Suara sepatu dinas yang bersentuhan dengan lantai rumah sakit, seperti membawa alunan genderang kematian. Tubuhku gemetar, bahkan aku harus menarik nafas panjang untuk sedikit melegakan rasa panik ini. Rey melirik ke arahku, menggenggam tangan yang mulai bergerak tak jelas karena Tremor, “Semua akan baik-baik saja,” Tak ada ucapan itu, tapi dari sorot mata teduh Rey, seperti mengutarakan hal untuk aku bisa tenang. “Ma-maaf, ada perlu apa, Pak?” tanyaku yang memulai pembicaraan terlebih dulu. “Selamat sore, Bu Vivian, Pak Reynan. Saya hanya ingin meminta bapak reynan untuk datang ke kantor polisi. Ini surat panggilannya,” ucap salah satu petugas tersebut sambil memberikan sebuah lampiran. Rey mengambil kertas tersebut, sekilas membacanya dengan fokus mata yang menyusuri jejeran huruf di dalamnya. “Saya akan datang, Pak.”“Baik, terima kasih atas kerja samanya.”Ked

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.120 Permintaan menikah

    Baik Rey dan aku dibuat kikuk kala menatapnya. "Indra sudah ditemukan. Ayo ikut aku," ucap Om Gunawan menatap lelaki di sebelahku. "Kamu mau pergi, Rey?" tanyaku ragu. Masih tersimpan dalam ingatan bagaimana om Gunawan mengarahkan senjata ke arah Reynan, lalu berbalik arah menembakkan timah panas ke arahku, dna berakhir dengan Haikal yang menerima tembakan itu. Masih terekam begitu jelas bagaimana darah Haikal mengalir bersamaan ia yng menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menggeleng, seperti tak ikhlas jika lelaki yang pernah menjadi bos ku itu pergi. "Maafkan aku. Aku janji pasti akan kembali," ucapnya sambil melepas genggaman tangannya perlahan. "Rey," ucapku lirih. Aku begitu takut terjadi sesuatu hal kepada Reynan. Apalagi ia akan pergi bersama om Gunawan, dan hendak bertemu Indra. Mereka berdua adalah musuh, ya g ingin sekali menghabisi Reynan. Reynan masih berjalan mengekori om Gunawan. Hingga punggung keduanya mulai lenyap dari pandangan, ketik melewati

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 119 kedatangan Om Gunawan

    "Viv, apa tadi ada yang masuk ke kamar kalian?" tanyanya panik. Aku semakin bingung tatkala mengingat perawat tadi masuk dan menyuntikkan cairan obat ke tubuh Lesta. "Iya. Seorang perawat masuk dan memberikan obat. Apa ada yang salah, Rey?"Aku tak tahu lagi, harus bertanggung jawab seperti apa jika keadaan Lesta semakin memburuk karena kecerobohan ku. "Tidak apa, Viv. Aku kira Indra kabur dan masuk kesana.""Maksudmu Indra belum ketemu juga? Bagaimana keadaan di luar? Apa semua baik-baik saja.""Iya, Indra kabur setelah tembakan mengenai lengannya, dan sekarang aku bersama Gunawan.""Om Gunawan?""Aku akan segera datang kesana." Benar saja dalam hitungan menit, Dua lelaki masuk ke dalam kamar, satu lelaki yang paling kucintai dan paling kunanti kedatangannya, dan satunya lagi lelaki yang paling kutakuti. Aku memindai tubuh lelaki itu dari bawah ke atas, takut jika ada senjata bertimah panas melekat di antara pakaiannya. Namun, dari sorot mata kedua lelaki itu seperti tak memil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status