Share

bab. 10 POV. Reynan

last update Last Updated: 2022-07-29 19:07:04

‘Kenapa kamu tiba-tiba hadir seperti ini, Viv? Seburuk-buruknya kamu di masa lalu kenapa tidak pernah bisa membuatku membencimu?’

Aku menatap laptop yang selalu menemani hariku, membuka folder di dalamnya. Sebuah kenangan dengan Vivian terekam indah di sana. Vivian yang cuek, Vivian yang selalu marah-marah, dan Vivian yang suka seenaknya sendiri, dan tentunya Vivian yang manja. Tapi entahlah, kenapa aku tak bisa membuang sedikitpun memori tentangnya, meskipun ia terus menghujamku dengan kesedihan, dan penderitaan.

“Rey, aku mau es krim.”

“Tapi di sini gak ada penjual es krim, Viv! Aku ke swalayan sebentar ya.”

“Enggak mau. Aku gak mau ditinggal.”

“Ya sudah, kamu ikut saja.”

“Aku mager. Aku malas jalan.”

Hah, aku membuang nafas kasar, mencoba mencari ide untuk Vivianku yang terlampau manja. Duduk di bangku kuliah di semester satu sudah tak layak dibilang anak-anakkan? Tapi nyatanya Vivian terus bersikap layaknya anak SD, dan aku terus berusaha menurutinya. Di setiap senyum yang mengem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Mikhayla Aurellia
konci ny ga bisa kebuka
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
akhirnya povnya bos arogan
goodnovel comment avatar
Kartika Nink Tyas
seru seru seruuuuu ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 11 Jatuhnya Harga diri

    “Kenapa membeli sepatu saja kamu tak mampu? Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, Viv? Kenapa kamu rendahkan dirimu seperti ini? Dimana harga diri kamu yang selalu kamu tinggikan itu? Dimana? Ha?”Lelaki itu memegang kedua pundakku, menggerakkan tubuhku dan menatapku dengan mata yang basah. “Apa yang terjadi padamu? Apa yang kamu sembunyikan dariku?” “Kamu tidak menjual dirimu untuk uang bukan?”Plakk ...Sebuah tamparan keras melayang begitu saja di pipi berwarna sawo matang itu. Aku memang rendah, tapi tak serendah yang ia pikir. Cukup sudah harga diri yang terus ia injak-injak. Lelaki itu memegang pipinya, bahkan bekas jari menempel merah memberikan tanda dari kesombongannya. Bos Arogan itu terkekeh. “Jangan muna kamu, Viv. Sebutkan hargamu untuk semalam. Aku akan membayar sepuluh kali lipat dari harga yang diberikan Haikal padamu.”‘Haikal? Apa maksudnya? Apa ia berbicara yang tidak-tidak pada Reynan? Tidak saat itu, maupun masa sekarang, Haikal terus membuat ulah.’Aku memici

    Last Updated : 2022-07-29
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 12 Transferan Siapa?

    Aku duduk bersandar ranjang kasur ini, terisak sendiri. Meratapi nasib yang semakin tak berpihak kepadaku. Aku melepas kehormatan hanya demi uang. Sungguh, aku tak pernah berpikir sejauh ini. Memegang kepala yang terasa semakin berat, sedangkan otak kembali memutar kejadian semalam. Benarkah? Aku menjambak-jambak rambutku sendiri frustasi. Hingga sesaat kemudian deringku terdengar, nama Alisa ada di dalamnya. Aku menghapus air mata, mengatur nafas yang yang tadinya tersengal. Menata diri setenang mungkin. “Kak Vivian !”“Iya, Sa.”“Makasih ya, Kak. Karena transferan kakak semalam, nyawa ibu tertolong. Keadaan ibu semakin membaik. Kak Viv gak jenguk ibu ke sini? Beliau nanyain kakak terus.”Aku kembali mengingat kejadian saat di ATM. Saat itu aku belum sempat mentransfer uang, karena masih ragu untuk melakukan ini semua. Lalu ... Siapa yang mentransfer uang untuk ibu? Aku bangkit dan mengambil tas yang tergeletak di sofa depan tv, mengambil dompet dan memastikan... ATM masih di t

    Last Updated : 2022-07-29
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 13 Ancaman Haikal

    Pagi-pagi buta aku sudah mempersiapkan diri untuk berangkat, aku baru mengingat ada laporan yang belum ku selesaikan, padahal hari ini ada rapat intern, yang mengharuskan adanya laporan keuangan lengkap. Mendadak perasaan bahagia hari ini, entah karena apa? Yang pasti aku tak ingin terlambat hari ini. Mungkin karena kesehatan ibu yang tengah membaik, atau karena aku sudah libur hari kemarin. Atau mungkin... Karena nasi goreng yang kumakan kemarin? Nasi goreng dengan rasa yang masih terkenang sampai hari ini. “Kakak tumben jam segini sudah siap? Alisa saja belum mandi,” sapa adik kecilku, yang tengah berdiri dengan handuk di punggungnya.“Kakak kan rajin bekerja. Jadi tidak ingin terlambat.”“Iya, iya, rajin,” ucap Alisa meremehkan.“Gak percaya?”“Kan Lisa bilang iya rajin. Atau jangan-jangan ... Kak Viv lagi naksir temen kerja ya? Hayo ngaku?”“hust apaan si?” Aku berlalu setelah menyemprotkan parfum ke tubuhku. “Kak Viv kayak penjual minyak wangi aja, sudah wangi masih di semprot

    Last Updated : 2022-07-30
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 14 POV. reynan

    POV. ReynanAku tersenyum sendiri kala menunggu Vivian datang, aku harus pakai baju inikah? Ah, kurang cocok. Atau yang ini? Aku menghabiskan waktu seharian untuk mencoba semua pakaian di lemariku. Namun, aku kembali tersenyum kecil ketika mendapati sebuah boxer dan kaos putih ketat, kayaknya ini lebih meyakinkan Vivian kalau aku akan menidurinya. “Telat 5 menit 29 detik.” Kenapa mendadak aku gugup sekali seperti ini? Apa aku sanggup untuk tak menyentuh Vivian? Sedangkan yang aku tahu, aku begitu rindu kepadanya. Sepahit apapun perlakuan ia saat dulu, nyatanya belum mampu membuatku menghilangkan rasaku.Lalu tentang Haikal? Benarkah? Dari gaya tubuh wanita cantik ini, dia sepeti perempuan baik-baik, meskipun aku tahu dia berusaha menutupi kenyataan itu. Dia terlihat canggung sekali, bahkan untuk minum saja dahinya beruntusan dengan keringatnya. Aku yakin suhu ruang ini lebih dari cukup untuk mendinginkan tubuh. Aku tertawa kecil dalam hati, semoga yang aku pikirkan ini benar adany

    Last Updated : 2022-07-31
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 15 POV reynan

    POV. Reynan“Kak Reynan !”Aku menengok ke sumber suara, hingga gadis kecil yang dulu kupanggil Anabel itu menjadi fokusku. Rambut yang bergelombang, berbeda jauh dengan kakaknya, hingga nama itu terlintas begitu saja. Wajahnya tidak seburuk boneka jahat itu, namun jahilnya? Jangan ditanya . Dia anak periang, dan amat sangat super jail, dan selalu saja aku jadi korban dari kejailan gadis kecil itu. “Kak Reynan beneran kan? Atau Lisa salah lihat?”Gadis kecil itu mengucek matanya, dan sontak membuat kau terkekeh melihatnya. “Anabel?”“What? Anabel itu kutukan, Kak. Dan kutukan itu sudah pergi, jadilah Alisa yang kembali ke wujud asli, princess Barbie.”Wanita itu berceloteh manja, dengan mengangkat sedikit rok nya dan memutar. Aku kembali terkekeh melihat aksinya. “Kak Reynan!” Gadis itu mencubit lenganku, persis di sebelah jam tangan pemberian kakaknya. “Ini jam dari kak Vivian kan, Kak?” Gadis itu mengangkat tanganku, menatap jam yang kini melingkar indah di lenganku. Gadis yan

    Last Updated : 2022-08-01
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab. 16 pengiriman misterius

    “Pecat saja aku sekarang!”“Ta-tapi ... A- apa.. maksudmu?” tanya bos arogan itu sedikit terbata.“Pecat aku sekarang, Pak! Atau .... Atau ...”Atau apa? Aku sendiri bingung harus melanjutkan kalimat tersebut dengan kata apa.“Atau apa, Viv?”“Atau ....” Aku terus menatap lelaki arogan itu, meskipun aku sendiri tak tahu dengan kalimat apa untuk melanjutkannya. Berani menatapnya sama dengan penyetaraan kasta bukan? Aku tak lagi harus menunduk , dan terus diinjak seperti biasanya.“Atau aku akan mengundurkan diri sekarang!”Lelaki itu terkekeh. “Viv, kamu mau mengundurkan diri? Yakin?” Lagi-lagi lelaki itu tertawa meremehkan.“Kamu tidak baca surat tanda tangan kontrak? Bahkan denda yang harus kamu bayar itu, melebihi dari uang yang kamu ambil dari ATM.”Aku kelimpungan, membahas tentang ATM seakan menelanjangiku dengan kejadian malam itu. Kehormatan yang bisa diukur dengan nominal uang. “Kamu....! Lelaki itu mendadak menatapku dengan genit, menyunggingkan senyum menyeringai, dan mend

    Last Updated : 2022-08-02
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 17 bayar hutang

    Aku tak lagi protes, memilih menurut dan kembali berlalu, meskipun hatiku begitu dongkol, merasa dimainkan seperti ini. Baru saja aku duduk dikursiku, sebuah panggilan kembali masuk.“Viv ke ruanganku sekarang!”Belum sempat aku menjawab, panggilan tersebut sudah tersebut. Aku menggertakkan gigi-gigiku, kesal merasa dipermainkan. Namun, lagi-lagi aku tak berdaya dengan perintah bos dinginku. Kembali bangkit dan masuk ke ruangan. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanyaku selembut mungkin. “Keluar dari ruanganku sekarang!”“Tapi, Pak. Saya ...”“Keluar sekarang, Viv. Kamu dengarkan suaraku?” ucap Reyhan dengan nada meninggi. “Iya, iya, aku ke luar.”Dengan separuh hati aku kembali melangkah, dan benar seperti dugaanku, belum juga aku duduk di ruangan, bos Aroganku itu kembali memerintahkan untuk datang ke ruangannya. Aku mengepalkan tanganku erat, jika ini dalam film kartun, kupastikan sekarang wajahku memerah dengan dua tanduk besar di atasnya. Kuhentakkan kaki, kembali menuju rua

    Last Updated : 2022-08-02
  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 18 Mengaku cinta

    “Apa kamu ingin, aku merusak keperawananmu? Betul kan kamu masih virgin?” Aku tersenyum mengejek sambil mendorong tubuhnya. “Kamu pikir aku masih virgin? Apa kamu lupa kalau aku ini sudah bersuami? Bahkan aku wanita panggilan bukan?”Lelaki itu terkekeh. “Suami mana yang kamu maksud? Suami yang sudah kamu gugat cerai di usia pernikahan tiga hari? Suami yang melakukan tindakan kekerasan karena kelainan seks?”Aku tersentak kaget, bagaimana mungkin Reynan bisa mengetahui segalanya? “Aku wanita panggilan, bukankah kamu ingat Haikal? Benar katamu, dia adalah pelanggan setiaku!” Aku terus berdusta.“Pelanggan setia?” lagi-lagi Reynan terkekeh. “Pelanggan yang membuatmu ketakutan jika bersamanya? Bahkan untuk melihatnya saja, tubuhmu bergetar hebat bukan?” Lagi-lagi aku tersentak kaget, bagaimana Reynan bisa mengetahui segalanya. Sedangkan selama ini aku menutupi semua darinya. “Jujurlah, Viv. Kamu masih cinta denganku kan?” Lelaki itu kembali melangkah maju, terus maju, hingga aku ter

    Last Updated : 2022-08-03

Latest chapter

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.127 Tamat

    “Iya.” Lelaki itu mengangguk.“Tapi … Bagaimana bisa? Me-re-ka?” tanyaku yang masih tak percaya.“Tutup mulutnya, Viv. Kalau ada lalat masuk,” ucapnya yang membuatku menahan malu. “Bisa tidak, ngomongnya dihalusin dikit!”“Sayang, jangan bengong. Sini duduk sini, kita makan!”“Rey, kita bukan pasangan kekasih. Jangan panggil aku sayang.”“Kalau begitu, maukan kamu jadi kekasihku, Viv?” lelaki itu mendekat dan kini berjongkok di depanku. Sebuah kotak bludru berbuntuk hati itu dibuka hingga menampakkan sebuah cincin dengan kilauan indah di tengannya. Ingin rasanya kujawab iya, tapi saat ini gengsiku masih melebihi segalanya.“Viv, jawablah! Apa kamu mau jadi istriku? Ibu dari anak-anakku?”Aku masih terdiam. Antar hati dan ego kita tengah saling menyerang.“Iya, Viv. Kapan lagi kamu nunggu momen ini?” ucap hatiku.“Janganlah, Viv. Gengsian dikit napa. Meskipun janda, kamu punya harga diri bukan? Bisa jadi kan Reynan hanya iseng kepadamu,” ucap logikaku.“Rey, itu, makanannya sudah data

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.126 Hubungan Agasthi

    “Ayo masuk, Viv. Ada apa, ha?” tanya reynan sambil memandang aneh ke arahku. Ya, dari tadi aku terus berusaha melepas pegangan tangannya, juga memutar bola mata menatap sekitar.Suasana resto yang di desain khusus dan indah ini, seakan menjadi saksi antara keromantisan reynan dan agasthi. Sedangkan aku disini? Hanya sebatas obat nyamuk.‘Bodoh kamu, viv, kenapa kamu mau-maunya diajak reynan kesini. Sekarang kamu mati kutukan?’ batinku merutuki diri sendiri.“Vivian, ayo kita masuk, Sayang. Apa perlu aku membopong tubuhmu yang kurus itu,” ucapnya lagi dengan gemas. Apalagi ketika ia memberikan embel-embel sayang di belakang namaku, membuatku jengah. Bisa-bisanya ia mau ketemuan dengan perempuan, tapi tetap sok sayang-sayangan kepadaku.Aku memiringkan bibirku, menampakkan ekspresi tak suka. Dan justru itu membuat reynan terkekeh dan menghadirkan senyum di wajah tampannya.“Gendong atau jalan sendiri?” tanyanya lagi.“jalan,” ucapku dengan nada datar.Ya, aku masuk kedalam resto yang te

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.125 melakukan hal tak jelas

    Sore ini Lesta sudah boleh pulang, reynan pun sudah pulang ke rumahnya. Aku berdiri di balkon kamar terus menatap ke arah halaman, berharap lelaki itu kembali datang untuk menghampiriku.‘Viv, kenapa kamu kegatelan sepeti ini?’ batinku.‘Bukan kegatelan, tapi hanya meluruskan omongan reynan,’ balas batinku kembali.Aku masuk ke kamar, merebahkan diri, lalu kembali bangkit dan ke balkon, melakukan aktifitas yang tak jelas. Hari telah berganti malam, cahaya sang mentari mulai menghilang, diganti rembulan dan bintang yang berkelip di langit dengan indahnya. Suasana hatiku semakin memburuk, tatkala mengingat malam ini reynan ada acara bertemu dengan Agasthi.Kuraih layar pipih di sakuku, tak ada pesan selain dari operator yang mengabarkan kuota mulai menipis.‘Rey, apakah karena kamu akan bertemu dengan agasthi, hingga melupakan aku seperti ini? Bukankah kamu berjanji ketika sampai ke rumah, akan memberiku kabar?’Aku kembali masuk ke dalam kamar, duduk di bibir ranjang. Entah, untuk keb

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.124 Cemburu

    “I-ini ....”Lelaki itu tampak sungkan, ketika aku membaca jejeran huruf di dalamnya. “Agasthi?” tanyaku kaget. Entah kenapa aku merasa cemburu, ketika ada nama wanita lain di dalam ponsel reynan. “I-iya, Viv.”Lelaki itu terdiam, memilih menaruh ponsel kesayangannya ke sofa. “Diangkat saja, Rey, takutnya penting.”“Bukan apa-apa, Viv, dia hanya ....”Belum juga reynan melanjutkan perkataannya, aku sudah menggeser tombol hijau itu ke atas, hingga panggilan agasthi dan rey tersambung. Ini memang bukan perlakuan yang bijak, bahkan tidk beratitude, tapi tak tahu kenapa, rasa penasaranku semakin memuncak. Apalagi aku tahu kalau agasthi adalah wanita mantan calon istri reynan, dan bahkan ia sangat mencintai lelaki yang kini duduk di dekatku. Tidak lupa kutekan tombol speaker, supaya pembicaraan ini terdengar bersama, hingga tak ada dusta antara reynan kepadaku. “Rey, jadi kan kita ketemuannya?” tanya Agasthi dengan suara khas manjanya. Ketemuan? Apa maksudnya? Lelaki itu berjanji ak

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab.123 obatnya bukan itu

    “Rey, aku bertanya serius. Kamu datang kapan? Kenapa gak bangunin aku?”Lagi-lagi ia hanya menjawabnya dengan senyuman, membuatku kesal. Kucubit lengannya, hingga ia mengaduh kesakitan. “Viv, i-itu ... Bisa pelan dikit?”Aku tak menggubrisnya, masih kesal dengan apa yang ia perbuat, juga dengan mimpi yang baru saja kudapat. Meskipun sebenarnya, aku bersyukur karena semua hanya mimpi. Reynan datang kesini, masih dengan ia yang semula, tanpa predikat seorang Nara pidana. “Viv, beneran sakit,” ucapnya sambil meringis. Aku menatap tangan yang baru saja Kucubit, darah segar mengalir. Aku baru menyadari jika Medan keisenganku adalah bekas luka Rey. “Rey, maaf,” ucapku penuh rasa bersalah. “Tak apa.”“Tapi sampai berdarah ni tanganmu.” Aku masih menatap darah segar yang kini mengalir melewati jarinya. “Ya sudah, bantu obati, Viv.”“Aku Carikan perban dan obat merah dulu.”Baru saja aku bangkit, tangan ini diraih oleh Reynan. “Obatnya bukan itu, tapi ...”Lelaki itu berdiri mendekatk

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 122 Menjadi Tahanan

    Malam ini kuhabiskan di kamar rumah sakit, menemani Lesta yang keadaannya mulai membaik. Ia terus bercerita dengan mimpi dan cita-citanya, hingga tetesan air mata membasahi pipi gadis cantik itu tatkala menceritakan tentang kakaknya. “Kak Viv disini, Les. Aku akan selalu ada untukmu,” ucapku sambil memeluk lembut tubuh ringkihnya. Aku bahkan tak menyadari baru beberapa hari saja tubuh kecil Lesta semakin mengurus.Wanita cantik itu tersenyum, lalu membalas pelukanku. Hingga jam minum obat tiba, dan ia mulai terlelap ke dalam mimpinya. Kulihat jam dinding di ruang kamar ini, waktu telah menunjukkan pukul 22.00 wib, Alisa pun telah tidur di atas sofa tanpa selimut yang menutup tubuhnya. Aku meraih tas kecilku yang berada di atas meja, mengeluarkan benda pintar yang dibelikan haikal untukku. Kosong. Tak ada notif pesan maupun panggilan sama sekali. “Ya Tuhan, jaga Reynan. Semoga ia baik-baik saja,” ucapku yang kini kembali duduk di sofa sebelah Lisa tertidur. Akupun ikut menyanda

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 121 perjaka seumur hidup

    Kedua lelaki itu mendekat, dimana tiap langkah lebar yang mengarah menuju kami, menambah rasa ketakutan dalam hatiku. Suara sepatu dinas yang bersentuhan dengan lantai rumah sakit, seperti membawa alunan genderang kematian. Tubuhku gemetar, bahkan aku harus menarik nafas panjang untuk sedikit melegakan rasa panik ini. Rey melirik ke arahku, menggenggam tangan yang mulai bergerak tak jelas karena Tremor, “Semua akan baik-baik saja,” Tak ada ucapan itu, tapi dari sorot mata teduh Rey, seperti mengutarakan hal untuk aku bisa tenang. “Ma-maaf, ada perlu apa, Pak?” tanyaku yang memulai pembicaraan terlebih dulu. “Selamat sore, Bu Vivian, Pak Reynan. Saya hanya ingin meminta bapak reynan untuk datang ke kantor polisi. Ini surat panggilannya,” ucap salah satu petugas tersebut sambil memberikan sebuah lampiran. Rey mengambil kertas tersebut, sekilas membacanya dengan fokus mata yang menyusuri jejeran huruf di dalamnya. “Saya akan datang, Pak.”“Baik, terima kasih atas kerja samanya.”Ked

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   Bab.120 Permintaan menikah

    Baik Rey dan aku dibuat kikuk kala menatapnya. "Indra sudah ditemukan. Ayo ikut aku," ucap Om Gunawan menatap lelaki di sebelahku. "Kamu mau pergi, Rey?" tanyaku ragu. Masih tersimpan dalam ingatan bagaimana om Gunawan mengarahkan senjata ke arah Reynan, lalu berbalik arah menembakkan timah panas ke arahku, dna berakhir dengan Haikal yang menerima tembakan itu. Masih terekam begitu jelas bagaimana darah Haikal mengalir bersamaan ia yng menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menggeleng, seperti tak ikhlas jika lelaki yang pernah menjadi bos ku itu pergi. "Maafkan aku. Aku janji pasti akan kembali," ucapnya sambil melepas genggaman tangannya perlahan. "Rey," ucapku lirih. Aku begitu takut terjadi sesuatu hal kepada Reynan. Apalagi ia akan pergi bersama om Gunawan, dan hendak bertemu Indra. Mereka berdua adalah musuh, ya g ingin sekali menghabisi Reynan. Reynan masih berjalan mengekori om Gunawan. Hingga punggung keduanya mulai lenyap dari pandangan, ketik melewati

  • Bos Arogan itu Mantan Pacarku   bab. 119 kedatangan Om Gunawan

    "Viv, apa tadi ada yang masuk ke kamar kalian?" tanyanya panik. Aku semakin bingung tatkala mengingat perawat tadi masuk dan menyuntikkan cairan obat ke tubuh Lesta. "Iya. Seorang perawat masuk dan memberikan obat. Apa ada yang salah, Rey?"Aku tak tahu lagi, harus bertanggung jawab seperti apa jika keadaan Lesta semakin memburuk karena kecerobohan ku. "Tidak apa, Viv. Aku kira Indra kabur dan masuk kesana.""Maksudmu Indra belum ketemu juga? Bagaimana keadaan di luar? Apa semua baik-baik saja.""Iya, Indra kabur setelah tembakan mengenai lengannya, dan sekarang aku bersama Gunawan.""Om Gunawan?""Aku akan segera datang kesana." Benar saja dalam hitungan menit, Dua lelaki masuk ke dalam kamar, satu lelaki yang paling kucintai dan paling kunanti kedatangannya, dan satunya lagi lelaki yang paling kutakuti. Aku memindai tubuh lelaki itu dari bawah ke atas, takut jika ada senjata bertimah panas melekat di antara pakaiannya. Namun, dari sorot mata kedua lelaki itu seperti tak memil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status