Share

Bab 17

Author: Maylou
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Maura memasuki kantornya dengan senyum merekah di wajahnya. Jika kebanyakan orang membenci hari senin, karena senin merupakan awal dari minggu yang akan penuh penderitaan. Berbeda hal nya dengan Maura, untuk senin di hari ini. Dia sangat menyukainya, karena apa. Karena pagi ini dia dibawakan bekal masakan mamanya yang dibuat langsung oleh mama Maura. Kemarin malam, niatnya dia akan kembali ke kost. Namun, mama Maura mencegahnya. Katanya ia masih rindu kepada Maura. Melihat wajah memelas Sang mam, Maura jadi tak tega meninggalkannya. Jadilah dia menambah satu malam untuk menginap di rumah.

Begitu pula Rion, lkai-laki itu juga ditahan agar ikut menginap disini. Katanya agar mereka bisa berangat bersama besoknya. Dan dia sangat senang, saat Sang mama memberinya bekal untuk makan siang nanti. Ah, Maura sangat rindu masakan mamanya.

Sesampainya di ruang kerja, Maura menyimpan kotak bekal di atas meja. Gadis itu kemudian mulai membereskan beberapa kertas dan alat tulis yang berantakan di a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 18

    Maura menyalakan kran wastafel kamar mandi. Gadis itu lantas membasuh wajahnya. Tepat sekali, setelah Maura melihat adegan menyakitan antara Jevan dan Sarah tadi. Maura memilih berlari ke kamar mandi dan menumpahkan seluruh air matanya disini. Sudah sekitar sepuluh menit Maura menangis sedari tadi, bahkan matanya kini sudah sembab. Gadis itu jadi tidak berani untuk keluar, apalagi kalau sampai dirinya bertemu Rion. Bisa tamat riwayatnya.“Sial, mataku sangat sembab. Bagaimana ini?”Maura masih terus membasuh wajahnya, berharap sembab dimatanya sedikit berkurang. Namun, nihil hasilnya tetap saja. Dirinya tidak mungkin keluar dengan keadaan seperti ini.“Bagaimana ini? Sangat mustahil, jika aku tidak bertemu Rion sama sekali.”Maura berpikir keras sekali saat ini. Dia harus memikirkan cara agar dirinya tak sampai bertatap muka dengan Rion. Namun, bagaimana?“Apa aku ijin saja, ya?”Awalanya Maura terfikirkan sebuah ide. Mungkin dia bisa saja ijin untuk pulang lebih awal. Namun, setelah

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 19

    Maura memandang ngeri pria di depannya yang memandangi Maura dari atas sampai bawah sambil tersenyum menggoda sungguh Maura benar-benar ingin segera menghilang saja dari sini. Gadis itu kemudian mencoba untuk melangkah mundur menajuh dari pria di depannya. Namun, pria tersebut malah semakin mendekati Maura."Jangan coba-coba mendekati aku!" Tegas Maura kepada laki-laki itu. Bukannya takut, pria itu malah tertawa melihat Maura yang ketakutan."Kenapa, takut ya?" Maura masih terus melangkah mundur untuk menjauh dari pria itu sampai akhirnya, gadis itu terjtuh akibat tersandung batu di bawah.brukk."Aw!"Maura lantas mengusap-usap kakinya yang terluka akibat dia terjaruh barusan. Karena hal itu, pria di hadapa Maura lantas berjongkok."Hati-hati dong, kan lecet jadinya," ujar pria itu sambil mencoba untuk menyentuh kaki Maura yang terluka itu.Maura menepis dengan kasar tangan pria itu, dia benar-benar tidak sudi bagian tubuhnya disentuh olehmya. Walaupun sebenarnya Maura saat ini keta

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 20

    Diperjalanan baik Maura dan juga Rion belum ada yang membuka pembicaraan. Maura masih terbayang-bayang tentang kejadian barusan. Sedangkan Rion masih sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri."Mau."Panggilan dari Rion itu akhirnya mengalihkan pandangan Maura. Gadis kemudian menoleh ke arah Rion yang berada disampingnya."Iya?""Kemana saja kamu tadi? Apa yang terjadi sebenarnya?"Sejujurnya Maura bingung harus menjawab apa pertanyaan Rion ini. Maura tidak mungkin mengatakan apa yang telah Jevan lakukan tadi. Dan Maura juga tidak mungkin bercerita tentang apa yang dia alami barusan. Jika Rion yahu tentang apa yang terjadi sebenarnya, Maura bisa pastikan bahwa Rion tidak akan benar-benar membiarkan Maura sendiri lagi mulai saat ini. Dan Rion pasti akan menentang keras Jevan dengannya, dan lebih parahnya lagi Maura bisa saja disuruh untuk resign dari kantor."Maaf karena tidak mengabarimu sama sekali, tadi aku hanya sedang pusing dengab kerjan kantor jadi aku memutuskan untuk berjalan-

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 21

    "Eh eh eh, kamu mau membawaku kemana?" Maura terus memberontak, ia berusaha untuk bisa lepas dari Rion. Entah kenapa, secara tiba-tiba Rion datang ke ruangannya dan menyeret Maura begitu saja. Bahkan sedari tadi Maura berteriak, menanyakan apa yang akan Rion lakukan. Tapi laki-laki itu tak menjawabnya, Rion terus saja menyeret Maura sampai di depan dapur. "Rion, kamu ini ada apa sih? Tiba-tiba saja menarikku begitu saja?" "Kamu itu bawel ya, Maura." "Kamu saja yang tidak sopan!" "Aku ada sesuatu untukmu." "Apa?" Rion kemudian merogoh kantong celananya, laki -laki itu nampak mengeluarkan sebuah kotak berwarna pink yang tak begitu besar. Mungkin seukuran dengan kotak cincin. Rion kemudian menyodorkan kotak itu kepada Maura. "Untukmu." Gadis itu kemudian menerima kotak yang diberikan oleh Rion. Kemudian memandang Rion aneh. Maura rasa hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Lantas mengapa Rion memberikannya kado. "Dalam rangka apa kamu memberiku ini?" Rion tampak menggaruk bela

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 22

    "Aku harus memakai baju apa?"Kini Maura terbaring di atas ranjangnya, bersama dengan tumpukan baju-bajunya yang tersebar di seluruh sudut ranjangnya. Sedari pulang dari kantor tadi Maura langsung membuka lemari bajunya dan hendak memilih baju mana yang akan ia gunakan untuk datang ke acara makan malam nanti.Sudah ada sekitar sepuluh baju yang Maura coba. Nun, dia belum merasakan ada yang cocok untuk dia pakai nanti. Jika dalam situasi ini dia lebih memilih untuk kembali ke kehidupan sebelumnya, dulu dia tidak pernah bingung memilih baju tapi, sekarang dia kebingungan sekali paslnya Maura hanya membawa sedikit baju ke kost nya."Apa aku pulang saja, untuk mengambil baju? Ah tapi jika begitu nanti Rion jadi tau ding. Parahnya lagi bisa saja aku diadukan ke Papa.""Lalu sekarang aku harus bagaimana?"Maura kemudian bangkit dari posisinya, gadis itu kembali menatap baju-bajunya yang terhambur di atas ranjang. Sebenarnya ada tiga baju yang menarik perhatian Mauta. Namun, tetap saja ia bi

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 23

    Drtt. Drttt. Drrttt. Maura buru-buru keluar dari kamar mandinya saat mendengar ponselnya terus-menerus berdering. Di malam-malam begini siapa yang menghubungnya. Saat ponselnya sudah berada di genggamannya. Rupanya, Rion yang menghubunginya malam-malam begini. Langsung saja Maura menerima panggilan telepon itu. "Halo, Rion. Ada apa?" "Kamu diaman? Aku di depan." "Apa? Sebentar aku keluar." Maura terkejut saat mengetahui rupanya Rion berada di depan sana. Untuk apa laki-laki itu datang kesini malam-malam. Tadi Rion berkata jika dia ada urusan. Buru-buru Maura lari keluar dan menghampiri Rion. "Ada apa malam-malam begini, kamu kemari?" Pasalnya ini jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dan Rion berada di hadapannya sekarang. "Kamu dari mana saja?" Tanya Rion pada Mauta. "Aku? Aku emm.." Maura diam, gadis itu masih memikirkann jawaban apa yang akan dia berikan pada Rion tentang pertanyaan barusam. Tidak mungkin sekali, Maura menjawab dengan jujur kalau dia tadi pergi makan ma

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 24

    "Ah segarnya, habis mandi." Kini Maura sudah terbaring di atas ranjangnya. Pulang dari jogging tadi Maura langsung saja mandi. Tubuh gadis itu terasa sangat lengket. Mandi sehabis olahraga sangatlah menyegarkan tubuh. Badannya terasa segar dan fresh. Sesuai dugaan Maura juga, punggung gadis itu yang tadi pagi terkena bola basket kini sudah tidak sakit lagi. "Untung saja, tidak keras tadi lemparannya. Kalau keras, bida patah tulang aku tadi." Sambil bermalas-malasan sehabis mandi, Maura juga sembari memainkan ponselnya. Ting! "Ada apa ya, dia menghubungiku hari ini?" Tiba-tiba saja sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya. Maura sudah sempat membaca siapa orang yang mengiriminya pesan barusan. Orang itu adalah Jevan. Jevan:: Sore nanti bisa antarkan aku membeli kado untuk adikku? Maura tak langsung menjawab pesan yang barusan Jevan kirimkan. Gadis itu masih menimang-nimang jawaban apa yang akan Maura berikan pada Jevan. Gadis itu bingung, Maura sebenarnya tak ada niat untuk m

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 25

    Maura sedang duduk di kursi riasnya. Gadis itu sedari tadi tak bisa berhenti untuk tidak tersenyum saat mengingat kejadian semalam. Maura melirik ke arah boneka beruang yang ada di atas ranjangnya. Saat ingat boneka itu adalah pemberian dari Jevan, lagi dan lagi Maura tersenyum malu. "Bisa gila aku, jika terus-terusan seperti ini." Jevan benar-benar berhasil, membuat Maura jatuh sangat dalam menaruh perasaan padanya. Maura merasa Jevan sudah benar-benar berubah kali ini. Bahkan, Maura juga merasa Jevan sudah lebih menjaga jarak dengan Sarah. Entahlah sebenarnya Maura tak begitu yakin tapi, itu yang Maura lihat sejauh ini. Namun, anehnya Sarah juga sekarang tidak pernah mengganggu Maura lagi. Ya seharusnya Maura senang tapi, Maura malah merasa aneh dengan sikap Sarah yang seperti itu. "Apa dia juga sudah berubah? Ah tidak mungkin tapi, ah sudahlah biarkan saja." Tak mau ambil pusing, Maura lebih memilih untuk tidak memikirkannya lagi. Kini gadis itu sudah siap untuk berangkat ke k

Latest chapter

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 26

    Maura berjalan di koridor kantornya dengan perasaan lesu. Entah kenapa akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang menguras energinya. Dia bahkan beberapa kali tak selera makan. Namun, dia masih harus tetap bekerja. Sebenarnya dia malas sekali untuk berangkat ke kantor pagi ini. Dia malas jika nanti akan bertatap muka dengan Rion."Tuhan, aku mohon. Keberuntungan berpihak padaku hari ini. Hari ini saja, jangan pertemukan aku dengan Rion dn juga Pak Jevan."Setelah berdoa dan menyemangati dirinya. Maura melanjutkan langkah kakinya untuk menuju ke ruang kerjanya.Apa Maura sejahat itu, sampai-sampai Maura berdoa pun tak dikabulkan oleh Tuhan. Baru saja Maura berdoa tadi, belum sempat lima menit. Maura sudah dipertemukan oleh Rion. Laki-laki itu terlihat di depan sana hendak berjalan menuju ke arahnya. Mau menghindari pertemuannya itu pun tak bisa.Akhirnya Maura memasang wajah datarnya dan berjalan menghadap lurus ke depan tak memperdulikan Rion yang melewatinya. Tentu saja Rion gelisah

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 25

    Maura sedang duduk di kursi riasnya. Gadis itu sedari tadi tak bisa berhenti untuk tidak tersenyum saat mengingat kejadian semalam. Maura melirik ke arah boneka beruang yang ada di atas ranjangnya. Saat ingat boneka itu adalah pemberian dari Jevan, lagi dan lagi Maura tersenyum malu. "Bisa gila aku, jika terus-terusan seperti ini." Jevan benar-benar berhasil, membuat Maura jatuh sangat dalam menaruh perasaan padanya. Maura merasa Jevan sudah benar-benar berubah kali ini. Bahkan, Maura juga merasa Jevan sudah lebih menjaga jarak dengan Sarah. Entahlah sebenarnya Maura tak begitu yakin tapi, itu yang Maura lihat sejauh ini. Namun, anehnya Sarah juga sekarang tidak pernah mengganggu Maura lagi. Ya seharusnya Maura senang tapi, Maura malah merasa aneh dengan sikap Sarah yang seperti itu. "Apa dia juga sudah berubah? Ah tidak mungkin tapi, ah sudahlah biarkan saja." Tak mau ambil pusing, Maura lebih memilih untuk tidak memikirkannya lagi. Kini gadis itu sudah siap untuk berangkat ke k

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 24

    "Ah segarnya, habis mandi." Kini Maura sudah terbaring di atas ranjangnya. Pulang dari jogging tadi Maura langsung saja mandi. Tubuh gadis itu terasa sangat lengket. Mandi sehabis olahraga sangatlah menyegarkan tubuh. Badannya terasa segar dan fresh. Sesuai dugaan Maura juga, punggung gadis itu yang tadi pagi terkena bola basket kini sudah tidak sakit lagi. "Untung saja, tidak keras tadi lemparannya. Kalau keras, bida patah tulang aku tadi." Sambil bermalas-malasan sehabis mandi, Maura juga sembari memainkan ponselnya. Ting! "Ada apa ya, dia menghubungiku hari ini?" Tiba-tiba saja sebuah notifikasi pesan masuk di ponselnya. Maura sudah sempat membaca siapa orang yang mengiriminya pesan barusan. Orang itu adalah Jevan. Jevan:: Sore nanti bisa antarkan aku membeli kado untuk adikku? Maura tak langsung menjawab pesan yang barusan Jevan kirimkan. Gadis itu masih menimang-nimang jawaban apa yang akan Maura berikan pada Jevan. Gadis itu bingung, Maura sebenarnya tak ada niat untuk m

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 23

    Drtt. Drttt. Drrttt. Maura buru-buru keluar dari kamar mandinya saat mendengar ponselnya terus-menerus berdering. Di malam-malam begini siapa yang menghubungnya. Saat ponselnya sudah berada di genggamannya. Rupanya, Rion yang menghubunginya malam-malam begini. Langsung saja Maura menerima panggilan telepon itu. "Halo, Rion. Ada apa?" "Kamu diaman? Aku di depan." "Apa? Sebentar aku keluar." Maura terkejut saat mengetahui rupanya Rion berada di depan sana. Untuk apa laki-laki itu datang kesini malam-malam. Tadi Rion berkata jika dia ada urusan. Buru-buru Maura lari keluar dan menghampiri Rion. "Ada apa malam-malam begini, kamu kemari?" Pasalnya ini jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dan Rion berada di hadapannya sekarang. "Kamu dari mana saja?" Tanya Rion pada Mauta. "Aku? Aku emm.." Maura diam, gadis itu masih memikirkann jawaban apa yang akan dia berikan pada Rion tentang pertanyaan barusam. Tidak mungkin sekali, Maura menjawab dengan jujur kalau dia tadi pergi makan ma

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 22

    "Aku harus memakai baju apa?"Kini Maura terbaring di atas ranjangnya, bersama dengan tumpukan baju-bajunya yang tersebar di seluruh sudut ranjangnya. Sedari pulang dari kantor tadi Maura langsung membuka lemari bajunya dan hendak memilih baju mana yang akan ia gunakan untuk datang ke acara makan malam nanti.Sudah ada sekitar sepuluh baju yang Maura coba. Nun, dia belum merasakan ada yang cocok untuk dia pakai nanti. Jika dalam situasi ini dia lebih memilih untuk kembali ke kehidupan sebelumnya, dulu dia tidak pernah bingung memilih baju tapi, sekarang dia kebingungan sekali paslnya Maura hanya membawa sedikit baju ke kost nya."Apa aku pulang saja, untuk mengambil baju? Ah tapi jika begitu nanti Rion jadi tau ding. Parahnya lagi bisa saja aku diadukan ke Papa.""Lalu sekarang aku harus bagaimana?"Maura kemudian bangkit dari posisinya, gadis itu kembali menatap baju-bajunya yang terhambur di atas ranjang. Sebenarnya ada tiga baju yang menarik perhatian Mauta. Namun, tetap saja ia bi

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 21

    "Eh eh eh, kamu mau membawaku kemana?" Maura terus memberontak, ia berusaha untuk bisa lepas dari Rion. Entah kenapa, secara tiba-tiba Rion datang ke ruangannya dan menyeret Maura begitu saja. Bahkan sedari tadi Maura berteriak, menanyakan apa yang akan Rion lakukan. Tapi laki-laki itu tak menjawabnya, Rion terus saja menyeret Maura sampai di depan dapur. "Rion, kamu ini ada apa sih? Tiba-tiba saja menarikku begitu saja?" "Kamu itu bawel ya, Maura." "Kamu saja yang tidak sopan!" "Aku ada sesuatu untukmu." "Apa?" Rion kemudian merogoh kantong celananya, laki -laki itu nampak mengeluarkan sebuah kotak berwarna pink yang tak begitu besar. Mungkin seukuran dengan kotak cincin. Rion kemudian menyodorkan kotak itu kepada Maura. "Untukmu." Gadis itu kemudian menerima kotak yang diberikan oleh Rion. Kemudian memandang Rion aneh. Maura rasa hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Lantas mengapa Rion memberikannya kado. "Dalam rangka apa kamu memberiku ini?" Rion tampak menggaruk bela

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 20

    Diperjalanan baik Maura dan juga Rion belum ada yang membuka pembicaraan. Maura masih terbayang-bayang tentang kejadian barusan. Sedangkan Rion masih sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri."Mau."Panggilan dari Rion itu akhirnya mengalihkan pandangan Maura. Gadis kemudian menoleh ke arah Rion yang berada disampingnya."Iya?""Kemana saja kamu tadi? Apa yang terjadi sebenarnya?"Sejujurnya Maura bingung harus menjawab apa pertanyaan Rion ini. Maura tidak mungkin mengatakan apa yang telah Jevan lakukan tadi. Dan Maura juga tidak mungkin bercerita tentang apa yang dia alami barusan. Jika Rion yahu tentang apa yang terjadi sebenarnya, Maura bisa pastikan bahwa Rion tidak akan benar-benar membiarkan Maura sendiri lagi mulai saat ini. Dan Rion pasti akan menentang keras Jevan dengannya, dan lebih parahnya lagi Maura bisa saja disuruh untuk resign dari kantor."Maaf karena tidak mengabarimu sama sekali, tadi aku hanya sedang pusing dengab kerjan kantor jadi aku memutuskan untuk berjalan-

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 19

    Maura memandang ngeri pria di depannya yang memandangi Maura dari atas sampai bawah sambil tersenyum menggoda sungguh Maura benar-benar ingin segera menghilang saja dari sini. Gadis itu kemudian mencoba untuk melangkah mundur menajuh dari pria di depannya. Namun, pria tersebut malah semakin mendekati Maura."Jangan coba-coba mendekati aku!" Tegas Maura kepada laki-laki itu. Bukannya takut, pria itu malah tertawa melihat Maura yang ketakutan."Kenapa, takut ya?" Maura masih terus melangkah mundur untuk menjauh dari pria itu sampai akhirnya, gadis itu terjtuh akibat tersandung batu di bawah.brukk."Aw!"Maura lantas mengusap-usap kakinya yang terluka akibat dia terjaruh barusan. Karena hal itu, pria di hadapa Maura lantas berjongkok."Hati-hati dong, kan lecet jadinya," ujar pria itu sambil mencoba untuk menyentuh kaki Maura yang terluka itu.Maura menepis dengan kasar tangan pria itu, dia benar-benar tidak sudi bagian tubuhnya disentuh olehmya. Walaupun sebenarnya Maura saat ini keta

  • Bodyguard sang Pewaris Cantik   Bab 18

    Maura menyalakan kran wastafel kamar mandi. Gadis itu lantas membasuh wajahnya. Tepat sekali, setelah Maura melihat adegan menyakitan antara Jevan dan Sarah tadi. Maura memilih berlari ke kamar mandi dan menumpahkan seluruh air matanya disini. Sudah sekitar sepuluh menit Maura menangis sedari tadi, bahkan matanya kini sudah sembab. Gadis itu jadi tidak berani untuk keluar, apalagi kalau sampai dirinya bertemu Rion. Bisa tamat riwayatnya.“Sial, mataku sangat sembab. Bagaimana ini?”Maura masih terus membasuh wajahnya, berharap sembab dimatanya sedikit berkurang. Namun, nihil hasilnya tetap saja. Dirinya tidak mungkin keluar dengan keadaan seperti ini.“Bagaimana ini? Sangat mustahil, jika aku tidak bertemu Rion sama sekali.”Maura berpikir keras sekali saat ini. Dia harus memikirkan cara agar dirinya tak sampai bertatap muka dengan Rion. Namun, bagaimana?“Apa aku ijin saja, ya?”Awalanya Maura terfikirkan sebuah ide. Mungkin dia bisa saja ijin untuk pulang lebih awal. Namun, setelah

DMCA.com Protection Status