25 tahun yang lalu..."Kalau kau ingin kembali pada mantan kekasihmu, biarkan Elena bersamaku. Kau akan menelantarkannya karena kesibukanmu dengan laki-laki itu," kata Edward ketika Amelia sedang menyusui putri mereka yang baru lahir."Tidak! Aku tidak mau berpisah dengan Elena. Dia akan tetap bersamaku setelah aku menikah dengan Thomas," balas Amelia dengan tatapan tak suka.Edward mengacak rambutnya frustrasi. Wanita yang masih sangat dicintainya itu benar-benar keras kepala dan sudah dibutakan oleh cinta palsu dari mantannya yang brengsek.Ia tahu betul siapa Thomas itu. Laki-laki itu jauh dari kata baik."Amelia, kau akan sangat menyesal jika sampai menikah dengan bajingan itu. Dia bukanlah laki-laki seperti yang ada di pikiranmu.""Kenapa? Kau cemburu? Sudah kubilang berkali-kali padamu bahwa aku sama sekali tidak mencintaimu. Aku berpura-pura bahagia karena perusahaan ayahmu menguntungkan perusahaan keluargaku. Hanya sebatas itu. Harusnya kau sadar diri," balas Amelia sengit.Ia
Menghadapi seorang buronan kelas kakap bukanlah perkara yang mudah. Thomas Woods tidak bergerak sendirian. Pria itu bekerja dalam tim dan seorang sniper handal.Edward tahu menghadapi Thomas sendirian sama saja dengan bunuh diri seperti Angelica. Apalagi nyawa Elena menjadi taruhannya. Ia tidak peduli dengan nasib Amelia. Yang ia pedulikan hanyalah keselamatan Elena dan ayah mertuanya yang begitu baik padanya.Hampir saja ia bertindak gegabah dengan membawa Elena pergi, tapi Alexander mencegahnya. Mereka kalah jumlah. Anak buah Thomas ada dimana-mana, dan pria itu selalu mengawasi mereka.Jika dia ketahuan membawa Elena pergi, maka dia pun akan berada dalam bahaya dan sewaktu-waktu bisa dibunuh kapan saja bersama Elena."Apa yang harus kulakukan, ayah? Aku tidak ingin terjadi apa-apa pada Elena," kata Edward dengan wajah frustrasi. "Kenapa Amelia membawa pria brengsek itu masuk ke dalam kehidupan kita, sedangkan dia sendiri tidak mau bertanggung jawab?""Terpaksa kita harus menuruti
Cerita masa lalu orangtuanya membuat Elena semakin geram pada ibunya. Ia mendengkus sinis ketika mengingat kenangan mereka dulu.Ibunya selalu memperhatikannya, mendengarkan keluh kesahnya, dan menemaninya kemanapun ia pergi, ternyata tidaklah tulus dari hati wanita itu.Wanita yang sempat diberikan predikat ibu terbaik oleh Elena itu ternyata melakukannya setelah tahu bahwa Thomas memiliki istri simpanan dan seorang anak."Ternyata Bella memang anak kandung pria itu. Pantas saja wajahnya hampir mirip. Dulu aku sempat punya pikiran buruk," kata Elena setelah jeda sekian lama sejak ayahnya selesai menceritakan tentang masa lalunya."Tentang apa?" tanya pria itu penasaran. "Kukira ibu dulu sempat berselingkuh dengan ayah. Dari segi wajah, aku lebih mirip dengan ayah ketimbang dengan Thomas. Rambut pria itu juga brunette, sedangkan rambutku strawberry blonde seperti ayah. Sementara Alan malah mirip ibu, begitu juga dengan rambut pirang emas miliknya. Kukira kalian sama-sama jahat karena
"Eh? Emh, itu... Jack kan sahabat Alan, dan bodyguardku mengundurkan diri dua bulan yang lalu, jadi ya...begitu. Alan meminta tolong pada Jack untuk memilih bodyguard yang lain," kata Elena lalu cengengesan salah tingkah.Kedua telapak tangannya mulai berkeringat, begitu juga dengan dahinya. Matanya terus menghindari tatapan ayahnya."Lalu selama 2 bulan itu, kau dikawal oleh siapa? Jadi kenapa bisa ada rumor tentang kau yang tidur dengan bodyguardmu? Kalau pengawalmu sudah mengundurkan diri, seharusnya pengacaramu tidak perlu repot-repot mencari bukti apakah foto dan video itu asli atau palsu. Tinggal bilang saja bahwa kau tidak memiliki bodyguard, dan itu sudah mematahkan skandal itu."Ia menelan ludah dengan jantung berdebar. Keringatnya mengalir di pelipisnya. Sekarang ia tahu bagaimana rasanya menjadi ibunya ketika ayahnya marah. Pria ini memang langsung mengeluarkan aura yang membuatnya takut."Itu....dulu...."Dering ponsel berbunyi, membuat Elena menghela nafas lega sampai ia
"Kalau aku tidak memaksa dokter untuk mengetes darah Elena, mau sampai kapan kalian menyembunyikan fakta ini?""Ayah, situasinya darurat. Mereka sudah mulai beraksi lagi dan Elena benar-benar dalam bahaya.""Dan kenapa kau berpikir keputusanmu itu adalah yang terbaik, hah? Kau sadar tidak, kau membuat masa depan adikmu hancur!""Rencana awalnya bukan begitu. Tapi dia yang lupa diri karena masalah pribadinya.""Dan itu menjadi pembenaran untuk menodai putriku? Seharusnya dia melindungi putriku bukan malah merusaknya!""Dia akan bertanggungjawab.""Memang sudah seharusnya! Jangan sampai dia lari atau aku akan mengejarnya sampai ke ujung dunia. Tidak peduli dia adalah anak Jacob Reeves sekalipun."Percakapan dengan nada tinggi dan salah satunya terus membentak itu jujur membuat Elena kaget, namun dia masih memejamkan matanya. Ia ingin tahu apa yang tengah mereka bicarakan.Dari suaranya, itu jelas Alan dan ayah mereka. Terdengar suara pintu terbuka dan percakapan yang menegangkan itu te
"Kau terlihat menyedihkan." Alan mendengkus, tapi kemudian tertawa terbahak-bahak.Kapan lagi dia bisa melihat laki-laki dingin yang selalu bisa mengintimidasi siapapun itu akhirnya bertekuk lutut pada ayahnya? Wajah Jack terlihat menyedihkan, seperti baru saja mengikuti pertandingan tinju."Lihatlah matamu. Kau seperti tersengat tawon." Alan kembali menyemburkan tawa sambil membungkukkan badannya dan menepuk-nepuk lututnya berkali-kali.Jack hanya menatap pria itu dengan wajah datar. Bahkan ketika seorang perawat mengoleskan alkohol untuk membersihkan luka-luka di wajahnya, ia sama sekali tidak bereaksi.Luka ini bukanlah apa-apa dibandingkan dengan luka-luka yang dulu didapatkannya ketika masih menjadi agen lapangan yang harus sering menyamar. Dia bahkan pernah hampir terbunuh ketika menyusup ke sarang teroris.Untung saja rekannya, Leo, segera menariknya sambil berlari sebelum rudal itu menghancurkan tubuhnya. Mereka berdua berhasil melarikan diri dengan beberapa luka yang cukup se
Selama 9 tahun berkarir di FBI, Jack tidak pernah bermain-main dengan wanita. Meskipun banyak rekan-rekannya yang melampiaskan stres karena tekanan pekerjaan dengan wanita, dia melampiaskannya dengan bermain game.Bukan tanpa alasan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana hancurnya hidup pamannya, adik dari ayahnya, hanya karena sering bermain-main dengan sembarang perempuan.Pamannya meninggal karena mengidap HIV dan gagal ginjal. Itulah kenapa Jack tidak mau berdekatan dengan kaum perempuan dan sangat jarang minum minuman keras.Sempat muncul rumor bahwa ia mencintai sesama jenis, apalagi setelah seorang pemuda blasteran Pakistan-Amerika mendaftar sebagai agen dua tahun setelah ia bergabung dengan FBI.Mereka sering terlibat dalam misi yang sama hingga akhirnya timbul kecocokan. Leonard Abraham, nama laki-laki itu, tidak pernah meninggalkannya meskipun ia dalam keadaan terpuruk.Bahkan pria itu biasa saja ketika tahu bahwa sebenarnya ia adalah penerus perusahaan Securit
Selama hidupnya, baru kali ini Jack menjadi seorang bodyguard. Jujur sangat membosankan, karena ia tidak bisa bebas. Tapi ketika melakukan misi, bukankah ia juga tidak pernah bebas melakukan apa yang dia mau?Awalnya ia berpikir bahwa menjadi bodyguard Elena pastilah akan sangat menjengkelkan. Ia sudah membayangkan bagaimana berisik dan repotnya berada di samping wanita itu.Tapi ternyata dugaannya salah. Elena Pierce bukanlah wanita yang gampang kalian temui di luar sana. Wanita itu anehnya berpenampilan kuno dan terlalu formal untuk usianya.Jack bahkan sempat mengira bahwa wanita itu berusia sekitar 30 tahunan. Ia sendiri heran, kenapa seorang putri konglomerat kaya raya berpenampilan tidak menarik seperti itu?Tapi pandangannya berubah ketika wanita itu memperlakukannya seperti seorang teman. Ternyata Nathan benar mengenai hal yang satu ini. Elena tidak pernah memperlakukannya seperti bawahan, sehingga membuatnya merasa betah bekerja dengan wanita itu.Elena juga sering mengajakny