Beranda / Romansa / Bilik Lain di Hati Suamiku / 27. Ketika Mantan Jadi Tetangga

Share

27. Ketika Mantan Jadi Tetangga

Penulis: Wahyuni SST
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-26 15:35:06

Ze menarik napas dalam.

"Paling lambat besok pagi beliau sudah melapor ke sekolah ini, Bu."

Wanita itu masih bergeming.

"Ibu Zea?"

"Hah? Iya, maaf Pak saya jadi melamun."

Lelaki di hadapan Ze tersenyum melihat rona wajah Ze yang tiba-tiba berubah tapi semakin menampakkan keindahan wajah ciptaan Allah.

"Oya, hari ini kita semua pulang lebih awal. Karena saya ada buat acara syukuran di rumah. Siang ini Ibu ada acara kemana?"

Ze seketika menatap lelaki itu.

"Nggak ada, Pak."

"Wah kebetulan sekali. Kalau Ibu punya waktu kosong, boleh donk saya undang ke rumah."

Ze merenung sejenak, ia enggan sekali keluar dari desa itu. Pertama karena jarak yang tidak dekat dan harus mengitari hutan. Kedua wanita tersebut juga belum begitu kenal dengan Pak Ari.

"Nanti jika Ibu tidak keberatan, Ibu bisa naik motor bareng saya. Suatu kehormatan jika Ibu mau datang ke acara tersebut. Sekaligus saya mau ngenalin Ibu pada beberapa guru yang nanti juga akan hadir di sana."

"Emm ...."

Ze terlihat bingung.

"Atau
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   28. Permohonan Ardi Untuk Kembali

    Mereka masih bertatapan."Sudah mau magrib, saya pamit dulu ya Bu Zea."Ze terhenyak."Iya, Bu."Sepeninggal Bu Fatia, Ze melangkah menuju pintu rumah yang artinya semakin mendekati Ardi. Entah apa yang mendorong, Ze menyapa lelaki yang masih memandangnya tanpa kedip tersebut."Apa kabar, Mas? Nggak nyangka ya akan bertetangga selama setahun."Ardi menyunggingkan selarik senyum, lalu membuang napas gugup. Jujur, ada perasaan tidak percaya, tapi di sisi hatinya yang lain, ia merasa begitu bahagia. Sekian purnama mencari, seluruh kekuatan dikerahkan, segala cara pun ditempuh. Ternyata Allah justru membuka kesempatan baginya untuk bertemu Ze dengan cara yang seistimewa dan tak terduga seperti ini."Kabar Mas tidak pernah baik, semenjak seseorang yang sangat Mas cintai memutuskan untuk pergi tanpa kabar."Jawana Ardi membuat Ze menunduk sejenak untuk berpikir, mungkinkah yang dimaksud itu Seruni? Jadi mereka belum menikah? Tapi kenapa? Apa Seruni berubah pikiran?"Kenapa Mas membiarkanny

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   29. Sama-Sama Cemburu

    "Bu Zea adalah ...."Ucapan Ardi terhenti sejenak, pandangannya tertuju pada Ze yang tiba-tiba menunduk. Lelaki itu menghela napas berat.Mungkin belum saatnya jujur. "Kami bertetangga, Pak. Dan kemarin sudah sempat kenalan. Benarkan Bu Ze?""Hah? Iya."Pak Ari dan ketiga rekannya menyunggingkan selarik senyum."Jadi Pak Kades menempatkan Pak Ardi dan Bu Zea di rumah yang bersebelahan?"Ardi mengangguk, sedang Ze masih terus menatap sang mantan. Nampaknya wanita itu merasa lega karena Ardi tidak jujur tentang status mereka."Maafkan saya Ibu Ze dan Pak Ardi. Semoga Bapak dan Ibu tidak keberatan dengan kondisi yang seperti ini. Karena kami belum memiliki mess khusus untuk menampung guru-guru yang ditugaskan ke desa ini. Tapi saya sudah mulai membuat anggaran untuk pembuatan mess tersebut dan In Syaa Allah akan segera terlaksana. Jadi kondisi begini hanya akan berlangsung sekitar dua bulan. Setelah itu Bapak dan Ibu bisa menetap di rumah yang lebih baik."Ze dan Ardi saling bertatapan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   30. Lamaran Kedua

    Setelah membaca surat itu, Ze segera meluncur ke rumah sebelah, dia mengetuk pintu. "Assalamualaikum.""Waalaikum salam. Sebentar, Sayang."Ze mendelik. Apa ia salah dengar? Tadi Ardi menyebutnya, Sayang?Pintu kini sudah terbuka, Ardi tampak rapi dengan kemeja koko khabib lengan panjang berwarna navy dipadu dengan celana jeans warna hitam. Rambut tebalnya disisir ke samping. Dengan aroma tubuh yang menguar sampai ke Indra penciuman Ze.Ini lelaki yang sudah membuat anak Pak Kades jatuh cinta?Ze berdehem, sebab jantungnya pun sedikit berisik melihat Ardi pagi ini."Kangen ya, nyari pagi-pagi?"Ardi sudah mempelajari keadaan dengan baik, dia akan bersikap konyol tapi tetap memberi segala perhatian demi untuk menjinakkan hati Ze kembali. Hanya itu cara terakhir yang dia punya. Sebab dengan segala keseriusannya, Ze tak terkecoh sedikitpun.Tapi jika tidak mempan juga, sebenarnya dia masih punya satu cara alternatif. Meminta bantuan Mama atau Paman Ze."Bukan aku yang kangen. Tapi anakn

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   31. Menikahlah Kembali Denganku, Ze

    Ze sedikit tercekat, ingatannya terlempar pada pesan Ardi tadi di rumah."Jangan menerima lamaran siapapun sebelum masalah diantara mereka putus. Kenapa Ardi bisa menebak begitu tepat. Sedangkan dirinya membayangkan saja tidak, jika Pak Ari akan melamar hari ini. Dalam pikiran, lelaki itu mengajak bertemu pasti untuk membicarakan rancangan pembangunan rumah dinas untuknya dan Ardi. Tapi ternyata?"Jadilah istri saya, Bu?"Sebuah cincin berlian kini diarahkan Pak Ari ke hadapan Ze. Wanita itu terhenyak, apa yang harus ia katakan, sedang di hatinya tak sedikitpun ada cinta?Akankah Pak Ari kecewa jika aku langsung menolak? Tapi, jika mengulur waktu dengan jawabannya yang sama, bukankah hanya akan membuat Pak Ari semakin berharap. Bismillah!"Mohon maaf sebelumnya, Pak. Tapi apa Bapak tahu status saya saat ini seperti apa?"Pak Ari mengangguk."Bu Silvia sudah memberi tahu saya.""Saya tidak bisa menerima lamaran siapapun sebelum pengadilan mengetuk palu perceraian, Pak.""Kenapa tidak,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   32. Honeymoon Kedua

    Semua mata kini tertuju pada Ze."Bagaimana Ze? Apa kamu menerima lamaran Ardi?" tanya Paman Ali.Ze menarik napas dalam. Beberapa waktu lalu pernah ia berada pada situasi seperti ini dan saat itu, jelas bahwa dirinya menolak untuk bersama karena menginginkan pembuktian dari Ardi. Tapi apa yang ia dapat, Ardi justru masih saja berada di dekat Seruni.Tapi kali ini, akankah Ardi bisa dipercaya?"Sebelum menjawab lamaran itu, saya mau bertanya beberapa hal pada Mas Ardi.""Silahkan, Ze.""Apa benar Mas sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan Seruni?""Iya benar.""Sudah berapa lama?""Sekitar enam bulan yang lalu.""Kenapa?""Mas sudah menyerahkan Seruni pada orang tuanya. Setelah kamu pergi, dia sudah tinggal bersama adiknya Zara.""Apa selama ini dia tidak pernah menghubungi Mas lagi?"Ardi menggeleng."Dia sudah menikah.""Bagaimana kalau dia bercerai lagi dan kembali menghubungi, Mas?""Mas tidak akan lagi melayaninya.""Kenapa?""Karena Mas tahu itu akan menyakiti perasaanmu."Z

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   33. Permohonan Seruni

    [Assalamualaikum Mas, apa kabar? Sebenarnya berat hatiku untuk menghubungimu, tapi aku tidak tahu harus minta tolong sama siapa lagi. Begini Mas, enam bulan yang lalu saat aku hendak hijrah ke Malang, aku mengalami kecelakaan hingga hilang ingatan. Ternyata ada seorang lelaki yang menolongku. Dalam keadaan masih amnesia, dia menikahiku, Mas. Tapi sekarang ingatanku sudah kembali. Aku benci pada suamiku itu. Tega dia menipuku yang tengah amnesia dan mengaku bahwa aku ini adalah calon istrinya. Hingga aku bersedia dia nikahi. Jika kamu tidak keberatan, aku mau minta bantuanmu untuk melaporkan hal ini ke polisi atas kasus penipuan. Aku ingin bebas, Mas. Tapi aku tidak bisa kemanapun. Dia terus memantau gerak-gerikku. Hanya kamu tujuan, karena aku tahu kamu pasti tidak akan membiarkanku dalam bahaya. Tolong aku, Mas. Aku berjanji setelah masalahku ini selesai, aku akan benar-benar pergi jauh dari hidupmu. Sekali lagi, tolong aku, Mas.]Membaca pesan tersebut membuat jantung Ze berdegup ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   34. Lelaki Misterius di Cafe

    Ze masih tercengang."Aku sedang di kejar-kejar suamiku, Ze. Dia ada diluar. Jika aku keluar dari ruangan ini, dia pasti akan menemukanku. Please Ze, aku nggak bohong. Aku nggak tahu bahkan kamar ini adalah milikmu. Aku asal lari dan sudah sangat terjepit hingga masuk kemana saja. Ternyata kamar ini milikmu."Ze berpikir sejenak bagaimana mungkin Seruni bisa masuk sedang pintu kamar terkunci otomatis? Tapi pertanyaan itu terabaikan saatdia melihat pintu terbuka dan seorang lelaki berwajah menyeramkan tengah berjalan ke sana kemari.Benar ada yang mengincar Seruni. Lalu apakah dia harus menolong wanita yang sudah membuatnya bercerai dengan Ardi?"Please, Ze."Seruni berlutut meminta pertolongan. Akhirnya hati Ze luluh. Ia yang semula meminta pada Ardi untuk tidak lagi berhubungan dengan Seruni justru memberi jalan wanita itu untuk menumpang berlindung di kamarnya. Sungguh tidak masuk akal. Tapi membiarkan wanita itu dalam bahaya pun ia takkan tega.Ze kembali melirik keluar kamar. Lel

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Bilik Lain di Hati Suamiku   35. Dimana Kamu, Ze?

    Suaminya Seruni."Mendengar nama itu tersebut dari bibir istrinya, Ardi terhenyak. Dia memang tidak terlalu perhatian dengan rupa lelaki yang sempat mondar mandir di depan kamarnya pagi tadi. Hanya sekilas melihat. Yang dia ingat lelaki itu berjambang."Kamu nggak salah lihat?""Nggak Mas, aku yakin tadi sempat melihat lelaki itu di depan kamar saat Seruni tiba-tiba aja masuk ke kamar kita."Ardi terdiam sejenak."Yaudah biarin aja. Kita juga nggak punya urusan sama dia."Ze masih terlihat cemas."Apa dia tahu ya Mas, kalau Seruni tadi itu berlindung di kamar kita?""Bisa jadi tahu, kamu mau Mas samperin orang itu?" tanya Ardi yang seketika dijawab Ze dengan gelengan."Yaudah kalau gitu senyum lagi donk?"Ardi menarik dua sudut bibir Ze menjauh membentuk simpul senyum meski sang istri terpaksa melakukannya."Kayak gini honeymoon kita jadi menegangkan Mas, Ze takut.""Yah masih takut juga. Yaudah kalau kamu takut, habis makan kita langsung balik ke kamar."Ze mengangguk."Yaudah ayuk h

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07

Bab terbaru

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   55. Kesempurnaan Hidup

    Tidak ada ketaatan seorang istri kepada suami, melainkan telah Allah janjikan surga untuknya.***Tiga tahun berlalu begitu cepat. Tak terasa kini di hidupku sudah ada buah cintaku dan Mas Han yang hari ini genap berusia dua tahun. Tak banyak yang berubah, selain kualitas bahagia yang semakin jauh biduk rumah tangga mengarungi semakin bertambah pula kadar rasanya.Aku membelalak menatap test pack bergaris dua yang subuh tadi telah kupakai ini. Antara terkejut dan bahagia, entahlah. Mungkin ini terlalu cepat, tapi dengan penuh kesadaran kuiyakan saat Mas Han membujuk untuk bersedia kembali menambah jumlah keluarga ini.Oya berbicara tentang usaha, kini suamiku dan Abi sukses merintis usaha jual beli mobil klasik. Usaha ini membuat Mas Han tidak lagi mencoba melamar pekerjaan sesuai dengan kemampuannya di luaran sana. Mengingat hasil yang didapat melebihi target yang diperkirakan. Menurutku ini adalah sebuah anugerah untuk keluarga kecil kami ini yang sangat kusyukuri.Sambil menunggu M

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   53. Pertemuan Istimewa

    Kedua kaki Seruni tiba-tiba kehilangan kekuatan, ia seketika terjatuh ke lantai. Bersyukur, Han dengan segera menangkap dan berhasil mendudukkan ibundanya di atas sofa."Ambilkan segelas teh hangat," pinta Ze pada ART nya."Baik, Bu."Mereka semua mendekati Seruni yang sudah ditidurkan Han di atas sofa."Maaf ya Abi, Umi. Padahal tadi di rumah, Ibu terlihat cukup sehat. Tapi kenapa tiba-tiba jadi pingsan begini, ya?" tanya Han khawatir. Ze dan Ardi terkejut bukan main mendengar ucapan Han tersebut."Dia ibu kandung kamu, Han?" tanya Ze yang masih tak percaya dengan kenyataan tersebut.Sementara Han, tanpa ada perasaan apapun seketika mengangguk yakin. Membuat Ardi dan Ze saling bertatapan."Kapan kamu menemukannya? Dan bagaimana kamu sangat yakin jika dia ibumu?"Ze kembali melempar pertanyaan."Menurut pengakuan Ibu sendiri, Mi. Tapi Han sudah mengirim sampel rambut untuk diuji DNA lagi. Supaya lebih pasti.""Hasilnya udah keluar?"Han menggeleng."Tapi kenapa kamu seyakin itu?"Ze

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   53. Pertemuan Antar Besan

    Seruni menatap Han yang sudah tampak rapi dan ingin memimpin shalat subuh pagi itu, sungguh rasa syukur tak henti ia langitkan kepada Rabb semesta alam. Betapa hal ini tidak terbayangkan dalam pikirannya, tapi Allah telah menjadikan semua itu nyata.Sementara di hadapan, Han menyunggingkan selarik senyum ke arah ibu dan istrinya lalu mengambil posisi di depan. Dia memang bukan lelaki dengan tingkat keimanan yang tinggi, tapi setidaknya Han pernah beberapa kali memimpin shalat saat masih duduk di bangku kuliah dahulu.Usai shalat, mereka membaca doa bersama, dilanjutkan duduk berzikir. Selesai semuanya pukul enam. Han mengajak sang ibu ke taman belakang, sementara Syarifa memilih ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Duduk di taman, Han mengajak ibundanya berbicara."Bu, pagi ini aku akan berangkat kerja. Nanti di rumah, Ibu akan ditemani Syarifa. Boleh 'kan, Bu?" tanya Han seraya memegang jemari sang ibu.Seruni menatap snag anak, entah kenapa perasaannya tidak enak."Pergilah, lakukan a

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   52. Indahnya Malam Pertama

    Han berlari memeluk ibundanya. Ada rasa sedih dan haru yang melebur menjadi satu, jika mengingat semenjak lahir tak pernah tahu siapa wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.Tapi Allah Maha Baik, menampakkan semuanya meski waktu telah bergulir sedemikian lama.Kini, ia tak mau lagi kehilangan ibundanya. Setiap waktu, akan ia pergunakan untuk menggantikan semua detik yang telah berlalu. Ia benjanji untuk itu.*Setelah beberapa waktu terlalui, Seruni melerai pelukan lalu ia memerhatikan wajah sang anak dengan seksama. Wanita itu menggerakkan tangannya untuk mengusap wajah Han mulai dari rambut, alis, mata, hidung, pipi lalu membingkai wajah Han dengan kedua tangan yang tampak kotor tak terurus.Dua netra yang sedari tadi berkaca kini menumpahkan cairannya. Isak tangis menghiasi hari paling bersejarah tersebut."Sudah habis cara kuberdoa pada Allah. Tidak lain aku meminta Allah panjangkan umur agar bisa bertemu denganmu, Anakku."Hana kembali memeluk sang Ibu. Seperti halnya Serun

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   51. Mencari Kebenaran

    "Seruni?"Degup di dada Han menyentak kuat. Telah lama bahkan setelah kepindahan ke Qatar pun, ia terus mencari keberadlaan ibunya melalui seseorang yang ia percayai untuk hal itu. Tapi sampai detik ini, tak ada kabar apapun yang ia fapatkan.Dan, apa ini? Apa benar dialah wanita yang ia cari selama bertahun-tahun?"Apa Ibu pernah melahirkan seorang anak lelaki?"Han kembali melempar pertanyaan untuk mematahkan tanya dalam hatinya. Sementara itu, wajah Seruni seketika tertuju Han."Kenapa kamu bertanya sangat detail tentang hidup saya? Apakah penting untukmu?""Penting Bu. Sangat penting, tolong jawab dengan jujur. Apa Ibu pernah melahirkan seorang anak lelaki ke dunia ini?"Seruni yang merasa pertanyaan itu menganggu ketenangan batinnya, mencoba memaksakan diri untuk menjawab."Iya, pernah.""Apa Ibu melahirkan anak itu di penjara?"Dua netra Seruni melotot, lalu menunduk. Ia terdiam beberapa waktu."Bu."Sentuhan tangan Han di pundaknya membuat Seruni tercekat."Iya."Seruni tampak

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   50. Mencoba Setia

    Udah siap mandi ya, Bi?" tanya Ze pada suaminya yang baru keluar dari kamar mandi."Udah Sayang, kenapa?""Tolongin Umi bentar. Pasang kancing bagian belakang ini."Ze menunjuk punggungnya. Dia kini memakai gamis dengan model kancing di belakang."Iya, Sayang. Bentar, ya."Abi meletakkan handuk pada gantungan dan berjalan mendekati sang istri. Ia mengepaskan dua sisi baju Ze yang terbuka untuk memudahkan mengancingnya. Tapi pemandangan di depan mata, membuatnya berhenti bergerak."Kok nggak dikancing, Bi?" tanya Ze melihat suaminya tak melakukan apa yang dia pinta."Nggak, Abi cuma sedang mengagumi kemulusan kulit istri Abi ini."Ze tersenyum melihat suaminya suka sekali memuji padahal usia sudah tak lagi muda."Pandainya Abi merayu, ayo katakan Abi pengen apa?""Abi nggak sedang merayu, Sayang. Kenyataannya memang begitu."Sang suami sudah selesai memasang kancing. Dia kini memeluk sang istri dari belakang."Coba Umi lihat wajah di cermin."Pandangan mereka saling bertemu pada cermin

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   49. Suami Adopsi

    "Dia bukan anak kami, Bu. Han adalah anak yang kami adopsi."Inilah nasibku menikah dengan lelaki yang tidak jelas siapa ibu dan ayah kandungnya. Tapi beginilah takdir, tidak boleh menyerah apalagi membatalkan karena ijab Qabul sudah terlanjur diucapkan.Dari awal, aku memang sempat menolak menikah dengan suamiku sekarang karena pertama aku tahu di masa mudanya dia bukan pemuda baik-baik. Dia bahkan pernah kedapatan sedang bercumbu dengan pacarnya di dalam mobil. Kedua, karena aku punya kriteria calon suami yang sangat kuidamkan semenjak dahulu. Seminimal Gus Ahmad, dosen Bahasa Arab atau Ustadz Rafiq yang memegang mata kuliah hadist.Tapi kenyataannya, yang menjadi suamiku hanya seorang Han. Yang pernah bersekolah di Al Azhar, tapi kemudian berhenti dan pindah ke jurusan lain di fakultas lain pula.Tapi Umi bilang Han yang sekarang sudah lebih baik, ia bahkan lulusan fakultas terbaik yang ada di Malaysia. Mau menolak gimanapun juga nggak mungkin, perjodohan ini bahkan sudah terjadi s

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   48. Rahasia Takdir

    Bu Margareth mengemasi semua pakaian, esok adalah hari keberangkatan mereka sekeluarga ke negeri Arab. Wanita itu membuka lemari pakaian suaminya. Tak semua pakaian di bawa ke Qatar sewaktu keberangkatan pertama Albert, dan rencananya kali ini lelaki itu meminta sang istri untuk memasukkan semua pakaiannya tanpa menyisakan satu pun.Wanita paruh baya tersebut sudah selesai melakukan pekerjaannya, hanya bersisa berkas di dalam laci lemari. Sebenarnya Pak Albert tak meminta istrinya untuk membereskan laci tersebut, tapi entah kenapa Bu Margareth justru tak enak hati menyisakan satu tempat di dalam lemari.Hingga tangaannya ia gerakkan untuk membuka tempat itu.Tidak banyak berkas, hanya beberapa kartu ucapan dari Bu Margareth dulu setiap kali mereka merayakan anniversary dan ulang tahun. Selebihnya cuma kertas tak jelas dan sebuah amplop kecil yang membuat wanita itu sedikit penasaran.Ia mengulurkan tangan untuk membuka amplop tersebut. Dua netra Bu Margareth mendelik. Isinya adalah se

  • Bilik Lain di Hati Suamiku   47. Perjodohan

    "Anak Ibu diculik?" tanya Bu Margareth penasaran.Seruni terdiam sejenak, rasanya enggan jujur. Sebab ini adalah masalah yang begitu privasi untuk ia bagi pada siapapun. Tapi melihat ketulusan Ibu Margareth, rasanya tak adil Seruni menipunya."Saya ini mantan narapidana, Bu."Bu Margareth terhenyak, sedikit ketakutan karena pikiran buruk seketika menerpa. Apa yang menyebabkan wanita di hadapannya ini masuk penjara? Benar-benar Bu Margareth ingin segera keluar dari rumah itu.Seruni yang mendapati wajah Ibu Margareth tiba-tiba berubah, segera menjelaskan perkara yang menimpanya dahulu. Tentang kenapa ia sampai mendekam di balik jeruji besi.Panjang lebar Seruni bercerita membuat Ibunda Han menarik napas berat."Sangat berat beban yang menimpa Ibu, tapi saya salut karena Ibu bisa bertahan sejauh ini."Seruni menyunggingkan selarik senyum dengan terpaksa. Nyatanya ia memang kelihatan tegar, tapi sebenarnya dirinya cukup rapuh. Siang malam yang ada di pikiran selama sepuluh tahun di penja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status