Bab 45Gita mengaduh kesakitan, Ningsih menutup mulutnya karena merasa bersalah membuat Gita terjatuh. Gita merasakan ada sesuatu yang mengalir, ada tetesan darah. "Bayiku..," tangis Gita pecah, melihat darah yang mengalir.Ningsih berteriak, memanggil Hendri, untuk membawa Gita ke dalam mobil. "Hendri, cepat kamu bawa di ke dalam mobil. Saya akan minta Pur, segera menyiapkannya," ujar Ningsih, panik. Dia harus segera membawa Gita, ke rumah sakit. Gita, hanya pasrah karena ia sedang merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.Pur, sopir keluarga Aldo, melajukan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi agar segera sampai.Ningsih, memeluk Gita, yang sedang merasakan sakit."Tahan ya, kita sebentar lagi sampai!" ujar Ningsih.Gita menggigit bibir bawahnya dengan kuat, keringat mulai bercucuran dari dahinya. ***Ningsih mondar mandir, di depan ruangan Gita. Ia sedang di tangani dokter. Aldo datang menyusul mereka."Gimana, Bu?" tanya Aldo, khawatir saat melihat raut wajah Ibunya
Ibu Hamil Yang CemburuGita, baru saja mendapat kabar dari temannya, yang bernama Bella. Ia memberitahu ada lowongan pekerjaan, di sebuah toko baju. Gita sangat antusias, ia rela bekerja apapun tak ingin selalu mengandalkan saudaranya. Jika dia bekerja nanti, Gita berniat untuk menyewa jasa seseorang untuk mengurus sang Ibu. Dan dia bisa fokus mencari uang, dan bisa mengumpulkan uang untuk membangun rumahnya sendiri. Itu lah keinginan Gita, ia ingin mandiri. "Bu, doain Gita di permudah ya urusan hari ini dan dapat kerja," ujar Gita, pada Retno yang sedang menatap keluar jendela. Ia tak merespon ucapan Gita, seperti biasa masih saja bersikap dingin."Ya sudah Bu, Gita pergi. Ibu jangan terlalu membuat repot Mbak Anna," ujar Gita, kembali dan meninggalkan Retno di dalam kamarnya. ~~~"Mbak, aku mau ketemu Bella. Ada kerjaan katanya, titip Ibu ya," ujar Gita."Iya Git, tenang aja. Semoga lancar ya, dan kamu cepat dapat kerja! Mbak doa kan yang terbaik," jawab Anna."Amin, makasih ya
Pesan MenyapaFarah, tak bisa tidur. Ia terus saja memperhatikan wajah Raka, jika di lihat wajah suaminya memang tampan dan masih sanggup memikat wanita."Tak mungkin Bang Raka, ada main sama wanita lain!" gumam Farah, ia yakin jika Aisyah, sengaja menganggu suaminya.***Gita terbangun, dia mimpi buruk. Dengan cepat Gita turun dari ranjang, dan berjalan menuju kamar Ibunya."Bu," ujar Gita sambil menyalakan saklar lampu kamar."Syukurlah, hanya mimpi buruk." ucap Gita lirih, mengelus dadanya. Ia bermimpi jika sang Ibu meninggal dan terasa sangat nyata. Gita berjalan mendekati Ibunya, ia mengusap lembut rambut sang Ibu. "Ibu, Gita harap Ibu bisa berubah sebelum terlambat." ucap nya lirih dan tak tahan menahan tangis. Gita takut, ia amat takut Ibunya pergi sebelum ia belum berubah. Gita masih ingin melakukan banyak hal, dan bisa membuat Ibunya bahagia menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri.~~~~~Gita, menata kembali pakaian yang tadi di lihat oleh pembeli."Gimana, kamu betah
Pindah Depan RumahMata Farah menyipit kearah depan rumahnya, tampak ada tetangga baru yang menempati rumah di depan itu. Beberapa orang sibuk hilir mudik masuk keluar rumah, Farah bisa melihatnya karena pagar rumah itu terbuka.Rumah itu cukup besar, namun sudah 1 tahun kosong dan kini sudah di tempati seseorang. Tampak Stella, berjalan keluar dari dalam rumah besar itu.Stella berjalan mendekati Farah, saat melihat adik iparnya itu berada di depan rumah. "Gak ke toko, Far?" tanya Stella, menghampiri nya."Hari ini gak Mbak, oiya itu tetangga baru pindahan ya?" tanya Farah, menoleh kearah, Stella."Iya, dia teman arisanku namanya Aisyah, janda tapi sekarang sedang hamil!" jawab Stella.Mata Farah membulat sempurna, saat Stella mendengar nama, Aisyah. Seperti nama perempuan yang menganggu suaminya, atau mungkin dia adalah orang yang sama."Sedang hamil, mukanya putih dan makeup menor?" ucap Farah."Ya, kamu kenal dia?" sahut Stella dan duduk di tepian teras rumah, Farah. "Dia itu wa
Di Bela AzmiStella, menuju rumah Atikah. Ia kebetulan berjalan kaki dan melewati rumah Farah, tampak adik iparnya itu sedang memfoto beberapa tanamannya. Farah memang mengoleksi tanaman hias, ia juga menjual tanaman itu."Mau kemana, Mbak?" sapa Farah, saat melihat Stella, berjalan mendekati nya."Ke rumah Atikah, dia hari ini kan ada acara 7 bulan," jawab Stella, yang justu belok ke rumah Farah. "Oh, Mbak di suruh sama dia kesana ya?" tanya Farah, mengajak Stella duduk di bangku yang terletak pada teras rumah. "Iya, semalam dia minta aku datang. Kamu gak di undang ya?" tanya Stella, padahal ia sudah tahu jika Aisyah, tak mau Farah datang. "Enggak Mbak, di kan slek sama aku. Lagian dia itu nampak banget mau godain suamiku, gak mau juga aku datang walaupun di minta," jawab Farah, blak-blakan."Iya loh, aku rasa dia memang genit sama Raka. Masa semalam dia bilang sama aku suruh ngajak Raka, tapi gak aja kamu," ujar Stella, tak tahan lagi membicarakan tingkah absurd, Atikah. "Kan da
Apakah jodoh Gita?Penampilan Syakila, sangatlah berbeda. Ia menggunakan dress mini berwarna pink dusty di lengkapi sneakers. Rambutnya yang terurai dengan warna ash grey, dan riasan yang natural. Syakila, memegang tangan pria itu dengan manja. Pria itu mengecup pipi Syakila, di depan umum. Mereka tampak tidak merasa malu, mengumbar kemesraan di depan umum. "Dia siapa?" pertanyaan Anna, mengangetkan Gita, yang seksama memperhatikan Syakila."Bukan siapa-siapa, Mbak!" sahut Gita, dan mengalihkan pandangannya. "Tapi kamu kayak kenal, dari tadi merhatiin terus," ucap Anna, sembari menyiapkan ayam goreng ke mulutnya. "Nanti aku ceritain di rumah," jawab Gita, dan menyeruput minuman yang ia pesan tadi. "Ya udah, sekarang kamu makan dan setelah ini kita langsung pulang," ujar Anna, melanjutkan menikmati makanannya. Gita, merasa gugup. Ia takut Syakila menyadari keberadaannya. Sesekali ia melirik ke arah Syakila, namun seperti nya ia tak menyadari kehadiran, Gita. Setelah menikmati ma
Farah mengintip, dari balik gorden jendela kamarnya. Ia melihat Atikah, sedang memohon agar ia tak pergi dari rumah itu. Namun, suaminya mengancam akan menceraikan Atikah, jika ia tak mau patuh."Kamu ngapain, Far?" tanya Raka, berdiri di belakang Farah. Iya menggeleng melihat kelakuan sang istri, yang sesekali tertawa kecil."Lagi menyaksikan drama rumah tangga, wanita gatal itu!" sahut Farah, dan masih asik melihat, Atikah.Raka ikut mengintip, ia turut tertawa melihat Atikah, yang di marahi oleh suaminya. "Tapi kok, dia gak pergi sih Bang, dari sini? Itu suaminya pergi sendiri?" ujar Farah, saat menyaksikan kejadian itu. "Iya, kenapa dia gak di ajak pulang ya?" Raka, juga merasa heran karena melihat pria plontos itu masuk kedalam mobilnya sendiri dan pergi."Lebih baik kita tidur dan tak usah memikirkan ulat bulu itu!" seloroh, Farah.**Keesokan paginya, bell pintu rumah Farah, bebrbunyi berulang kali. Sepertinya tamu itu tak sabaran, menunggu sang tuan rumah membukakan pintu.
Hari pernikahan Gita, dan Azmi di langsungkan hari ini. Pesta di langsungkan dengan meriah. Karena orangtua Azmi, menggelar pesta yang megah untuk resepsi anak bungsunya. Pagi hari, Azmi mengucapkan ijab kabul di sebuah masjid. Penghulu yang menjadi wali Gita, ia sudah mencari keberadaan Junaedi sang Ayah kandung, namun tidak ketemu. Akhirnya Gita, pasrah. Azmi mengucapkan ijab kabul begitu lancar hingga saksi berkata "Sah" dan Gita kini resmi menjadi istri dari, Azmi. Dahlan, terharu melihat, Gita. Putrinya telah banyak berubah dan mendapatkan jodoh insyaallah, baik untuknya. Retno, menyaksikan ijab kabul itu dengan duduk di kursi rodanya. Air matanya mengalir, mungkin dia merasa bahagia dengan pernikahan sang putri. Semenjak Gita, memperkenalkan Azmi, pada Ibunya. Sikap Retno, berubah. Ia selalu menurut dan tak berontak lagi saat makan, dan tak pernah mengamuk. Bahkan Retno, rajin beribadah.**Usai resepsi, malam itu Azmi, mengajak Gita ke rumah yang akan mereka tempati. Ru
Ending Season 2Julian memberikan semua pernyataan dan bukti pada petugas polisi yang akan menangani kasusnya. Dia juga membawa Marco sebagai saksi, walaupun Julian harus mengeluarkan biaya untuk mengurus kasusnya ini. Julian mengirim fotonya saat berada di kantor polisi, pada Indri. Ia tersenyum puas karena wanita itu pasti akan ketakutan. Indri yang sedang berada di dalam kamar melihat pesan dari Julian, dengan cepat dia membuka pesan itu dan ternyata foto di mana Julian sedang berada di kantor polisi, sedang membuat laporan atas dirinya.Indri menggigit bibir bawahnya, benar saja Indri ketakutan dan cemas karena Julian tidak main-main dengan ancamannya."Aku tidak mau masuk penjara dan menyusul, Mas Wahyu. Bagaimana ini?" gumam Indri menggeleng, berharap yang terjadi hanya mimpi.**** Julian menelepon Stella. Dan mengabarkan jika dia sudah melaporkan Indri."Hati-hati, kamu Mas. Takut aja dia nanti dendam denganmu, dan berbuat hal yang diluar batas wajar!" Stella memperingatkan s
Diberi Efek Jera"Mbak, maaf ya kesalahanku dulu. Memang keterlaluan," ucap Gita saat Anggun memoles wajahnya."Iya, maafin aku juga ya. Sudah bicara lancang," ujar Anggun. Tadi dia sangat emosional saat melihat Gita.Kejadian dulu memanglah sangat sulit di lupakan. Tapi Semua uang itu sudah di lunasi Julian. Gita juga sudah mengetahuinya sekarang. Setelah semuanya siapa, mereka pun berfoto keluarga. Kini semua menjadi akur, dan Yasmine semakin sayang pada anak sambung dan menantunya. Keakraban ini yang di inginkan Amanda, anak sambung Yasmine. Dari dulu mereka selalu berseteru tiap kali bertemu. **Julian masuk kantor pagi itu, semua karyawan menatap nya dengan aneh. Bahkan beberapa memandang seakan jijik melihat dirinya. Julian menjadi risih dengan tatapan mereka."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" batinnya, namun Julian berusaha menghiraukan semua itu. Ia menuju meja kerja. Marco temannya menghampiri dan memanggil Julian. "Emang bener ya, gosip yang sedang beredar saat in
Bertemu Lagi"Karena kemarin telah jahat sama kamu, Umi sudah mendapat balasannya , dan benar-benar menyesal, malu padamu," sesal Yasmine. "Gita sudah memaafkan Umi, jangan bersedih lagi ya," Yasmine menggenggam tangan Gita dan memeluk menantu yang selama ini ia sia-siakan. Retno merasa terharu, dengan yang ia lihat kini. Sama dengannya dulu, bahkan ia lebih parah dari Yasmine. Semua orang bisa berubah karena kejadian dan pelajaran dalam hidup. Seperti yang di rasakan juga oleh Gita. Semua orang menganggap jika dia beruntung, menikah dengan Azmi. Yang kaya, mapan, tampan dan juga pandai. Tapi mereka tida tahu, kepahitan yang Gita rasakan, hidup tidak selalu mudah banyak kerikil yang harus di lalui. Semua pengalaman menjadi pembelajaran agar lebih hati-hati mengambil keputusan di masa mendatang. **Amelia berteriak dan menangis, saat mengetahui kakinya patah. "Kenapa kakiku patah, aku tidak bisa berjalan lagi! Ini semua karena Tante Yasmine membuatku kecelakaan!" rutuknya. Suci
PenyesalanMobil melaju membelah jalan yang sunyi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang Yasmine terus terngiang-ngiang dengan keadaan Amelia tadi, membuatnya menjadi cemas. Akhirnya mereka sampai di rumah.Pagar dibuka, mobil melaju masuk ke halaman rumah mewah itu."Bu Yasmine, sudah pulang," ujar security yang melihat Yasmine keluar dari dalam mobil."Semua orang khawatir mencari Ibu," ujarnya kembali."Di mana suami, saya?" tanya Yasmine."Bapak sedang keluar bersama den Azmi," ucap Mukhlis."Kamu bisa menghubungi Bapakkan dan mengabari jika saya sudah pulang. Agar mereka tidak khawatir," pinta Yasmine karena ponselnya sudah dibuang oleh Suci. "Baik, Bu," jawab Mukhlis kemudian ia mengeluarkan ponselnya dengan cepat, menghubungi Hanafi untuk mengabarkan kepulangan Yasmine. "Bu Yasmine, sudah pulang Pak, keadaannya baik-baik saja. Baik Pak," jawab Mukhlis saat berbincang di sambungan telepon bersama Hanafi.Farah dan Stella mengantarkan Yasmine hingga ke dalam rumahnya.
Butuh Juga Kan.Hanafi mulai merasa khawatir dengan Yasmine istrinya. Tidak ada kabar, nomornya tidak aktif. Tidak biasanya Yasmine seperti ini, menghilang tanpa kabar.Karena rasa gundah yang tidak tertahan, Hanafi memerintahkan beberapa bodyguardnya untuk mencari keberadaan Yasmine. Terkahir kali yang dia tahu, istrimu pergi ke sebuah restoran bertemu dengan Amelia dan Suci.Hanafi juga mengirim pesan pada Azmi karena keresahannya. "Abi, ada apa?" Amanda menghampiri Hanafi, dia baru saja tiba karena memang ingin menemui Abinya. "Umi, belum pulang dari tadi siang. Abi sangat khawatir!" jelas Hanafi."Umi kan, emang sering pergi seharian udah biasa. Abi jangan khawatir berlebihan," ucap Amanda yang hafal dengan kebiasaan Yasmine. "Tapi kali ini feeling Abi merasakan firasat yang buruk. Takut terjadi sesuatu hal buruk pada Umi," Hanafi duduk di sofa dan mencoba berpikir positif tapi ia tak bisa.Amanda yang melihat Abi nya menjadi gusar, ikut merasa sedih. Dia berjalan ke dapur meng
TertangkapYasmine merekam semua kejadian yang ia saksikan, ia menyesal? Terlambat sudah, orang yang selama ini dia percaya bahkan ingin ia jodohkan dengan putranya adalah pencuri. Suci dan Amelia dalang di balik perampokan itu. Mereka ternyata sangat cerdik, dan culas. Pantas saja perampok itu sangat tahu seluk beluk rumah Yasmine. Karena ia sudah di latih oleh Suci."Picik..!" gumam Yasmine masih tak habis pikir.Yasmine tak sengaja menyenggol batu dan menimbulkan suara, reflek mereka bertiga menatap kearah Yasmine bersembunyi. "Siapa..!" teriak Suci.Yasmine panik, tak sadar ia bangkit dan mencoba lari. Tempat itu sepi, dan gang nya lumayan sempit. Susah payah Yasmine berlari agar tidak ketahuan oleh mereka."Ma, itu Tante Yasmine!" ujar Amelia panik."Kamu diam saja, cepat kejar dia!" perintah Suci pada pria beralis tebal. "Jika dia lolos, kita semua yang akan masuk penjara!" ujar Suci kembali. Pria itu segera berlari mengejar kemana arah Yasmine tadi. "Kita ketahuan, Ma! Hil
Biang MasalahAmelia menjadi salah tingkah, dengan tatapan Yasmine. Suci yaitu Mama Amelia mengusap tengkuknya, ia tak berani menatap Yasmine. "Apa kalian tahu pelaku perampokan di rumahku?" "Tidak tahu Tante, bagaiamana mungkin kami mengetahuinya. Tante tanya saja pada Polisi apakah mereka sudah menangkap pelaku!" ujar Amelia.Pelaku perampokan itu sulit di lacak. Apalagi kamera cctv di rumah Yasmine, seperti sengaja di matikan oleh pelaku. Mereka pelaku perampokan itu seakan mengetahui seluk beluk rumah Yasmine. Yasmine menyesap minumannya, sambil menatap lekat Ibu dan anak itu. Dia tak mempunyai bukti untuk menuduh mereka. "Oiya besok malam ada acara peresmian restauran baru suamiku, kalian hadir ya," ucap Yasmine mengundang Amelia dan Suci."Pasti kita hadir, dan selalu mendukungmu," jawab Suci."Mas Azmi juga datang, Tante?" tanya Amelia seperti mempunyai peluang bertemu Azmi. "Dia juga Tante undang, pasti dia datang," ujar Yasmine."Nanti dia datang bersama Gita, aku cembur
Apakah Kamu Pelakunya"Tidak usah berteriak, Umi. Aku ada di sini!" Gita baru saja kembali, dari toko."Kamu, beraninya mengusir Amelia! Berarti kamu memang mau mencari masalah dengan, Umi!" ujar Yasmine, dengan tatapan mengancam. "Yang kulakukan tidak salah, wanita itu memang pantas kuusir! Karena dia benalu pada rumah tanggaku dan Mas Azmi! Umi jangan tutup mata dari kebenaran!" ujar Gita.Yasmine tertegun, Gita begitu berani menjawabnya kini. "Lihat Azmi, istrimu ini apa yang bisa di banggakan darinya. Mandul, bahkan kini berani melawan Umi!" adu Yasmine, berusaha mengadu domba Azmi dan Gita. "Jaga ucapan Umi!" ujar Azmi yang tidak terima dengan ucapan Uminya, yang mengatai Gita mandul. "Tampaknya Ibu salah jika bicara seperti itu!" sahut Gita."Apa maksudmu, diam kau! Gara-gara kamu Azmi tak mau menuruti perkataanku lagi!" ucap Yasmine memarahi Gita.Namun Gita tak peduli dengan kemarahan Yasmine, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Gita tampak mencari sesuatu, dan mengan
Kau Pikir Aku Takut?Yasmine mengalami perampokan, namun anehnya rumahnya tidak dibobol. Dan semua barang berharga yang ia simpan telah diambil oleh pencuri itu, bagaimana bisa pencuri itu mengetahui semua letak barangnya dan seluk-beluk rumahnya. Pasti pelakunya adalah orang dalam, begitu pikir Yasmine. "Ada penghianat di rumah ini!" ujar Yasmine.Yasmine memanggil semua pekerja di rumahnya, mereka tidak tahu kejadian saat itu, kejadian tengah malam dan mereka tengah tertidur. Yasmine juga sudah melaporkan kejadian ini pada polisi, dan sedang diusut."Bagaimana bisa kalian tidak mendengar, ada seseorang yang mengambil barang di rumah ini!" bentak Yasmine pada para pekerja nya. "Sumpah, saya tidak tahu, Nyonya," jawab salah satu ART.Sedangkan semalam, Yasmine tidak pulang ke rumah. Ia menginap di sebuah hotel setelah menghadiri acara yang ia hadiri, bersama Azmi dan suaminya.Semua barang berharganya hilang, Yasmine merasa seluruh tubuhnya lemas, tentu saja semua barang itu berhar