"Sayang, bagaimana bisa ini terjadi?" Tanya Jordan menatap Jeceline. Jeceline menghela nafas sebelumnya, rasanya males sekali dia menjawab pertanyaan dari Jordan barusan. Tetapi, dia juga tahu bahwa kalau dia tidak menjawab sama sekali dia adalah orang yang akan disalahkan atas semua yang terjadi.
Deferla tersenyum lebar begitu dia turun dari mobil, lalu mendapati kedua mertuanya menyambut kedatangannya dengan gembira. Briant juga merasakan kebahagiaan yang sama. Akhirnya, dia bisa membawa kembali istri dan anaknya. Tapi, mereka tidak langsung pulang ke apartemen melainkan, datang ke rumah y
Melihat ada banyak panggilan telepon dari istrinya, juga pesan yang dikirimkan oleh istrinya, bergegas Briant bangkit dari duduknya dan menuju pintu keluar. Tujuannya sekarang adalah, dengan segera dia bisa sampai di rumah dan melihat keadaan istrinya. Tentang Alana, hari ini adalah hari pertama dia
Briant menggendong Deferla untuk keluar dari kamarnya, lalu menuju pintu utama rumah mereka. Rencananya, mereka akan datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan kaki Deferla sekaligus ingin menemui psikolog karena, semakin hari Deferla semakin stres memikirkan apa yang terjadi dengan teror-teror belakan
Deferla berpegangan pada pembatas atap berharap itu bisa membuatnya bertahan sampai Briant atau siapapun menyadari jika dia sudah menghilang. Yah, walaupun memang dia harus berakhir seperti yang diinginkan oleh Terra, setidaknya Alana haruslah dalam keadaan baik."Ah!" Deferla hampir saja terpeleset
Terra tersenyum kelu di barengi air matanya yang jatuh menetes entah sudah berapa banyak. Hatinya, perasaannya, egonya, semuanya benar-benar sangat sakit sekali, dan begitulah yang terlihat dari sorot matanya Terra yang kini tengah menatap Briant. Terra mengeluarkan sesuatu dari kantung jaketnya, it
Briant tersenyum menatap Deferla yang menatapnya dengan mimik wajahnya yang terlihat sangat khawatir. Padahal, Dokter sudah mengatakan kalau kondisi Briant baik-baik saja, peluru yang bersarang di tubuhnya juga sudah berhasil di keluarkan sejak 2 hari yang lalu. Deferla memukul pelan dada Briant ka
Jeceline terdiam dalam keterkejutan saat dia tak sengaja mendengar apa yang di ucapkan Felli di teras belakang rumahnya. Padahal, niat awal Jeceline adalah ingin mencari keberadaan anjing peliharaannya yang entah dimana sekarang. Felli menghela nafas kesalnya, dia kembali berbicara pada sambungan t
Wendy benar-benar terkejut. Panti asuhan? walaupun tempat itu adalah sebuah tempat yang tidak dia ketahui, tetapi jika dia harus tinggal jauh dari ibunya, Tentu saja itu bukanlah tempat yang nyaman bukan? Wendy menatap kedua bola mata ibunya dengan tatapan memohon sembari menggelengkan kepalanya lal
"Ahhhh!" Pekik Wendy yang ketakutan karena melihat Felli dan juga Wiliam saling mencoba untuk menyakiti satu sama lain. Felli sudah berhasil melukai Wiliam karena Wiliam tak memiliki kesiapan saat Wendy tiba-tiba saja menyerang dengan pisau dan menikam dadanya. plak! Wiliam menampar wajah Felli k
Wiliam, pria itu sengaja mendekati Felli saat dia menjadi istrinya Jordan. Dengan segala upaya dan juga rayuan-rayuan mautnya, pada akhirnya William dapat meluluhkan hati Felli dan perlahan-lahan membuat wanita itu tak dapat mengendalikan perasaannya hingga akal sehatnya menjadi seakan mati. Felli t
Jordan mengeraskan rahangnya Setelah dia mengetahui sebuah kebenaran yang sangat membuatnya terkejut sekali. Photo Felli, bersama dengan sepupu Jordan, anak tunggal dari adik Ibunya Jordan. Wajahnya agak mirip dengan Jordan, dan itu membuat kemungkinan besar yang menyatakan bahwa Wendy sebenarnya ad
Felli tersenyum, mencoba untuk memasang mimik wajah yang terlihat ramah dan juga hangat. Saat itu, Felli bersama dengan Wendy tengah mendatangi rumah Ibunya Jordan dengan alasan bahwa, Wendy ingin mengunjungi neneknya karena sudah beberapa Minggu tidak bertemu. "Maafkan kedatangan kami yang benar-b
Jordan meminta bantuan dari orang yang dia kenal sebagai detektif yang terkenal. Memang benar bayarannya cukup mahal, tapi hanya dengan cara itulah Jordan bisa mencari tahu lebih banyak tentang Felli. Juga, bagaimana tentang DNA tes mereka dan memastikan benar hasil tes itu benar-benar asli atau ada
Seperti yang sudah diperintahkan oleh Jordan, pada akhirnya, Wendy bergabung di setiap sarapan, makan siang, juga makan malam. Felli juga mau tidak mau hanya bisa mengikuti Wendy untuk ikut makan disana. Selama berada di meja makan, Felli beberapa kali melihat ke arah Wendy dengan tatapan matanya y
"Sebenarnya, Apa yang kau lakukan sampai anakku keluar dari kamar dan dia pingsan, tapi kau tidak tahu sama sekali dan asik tidur dengan nyenyak?!" Tanya Jordan kesal kepada Felli. Saat Jordan bereteriak meminta Jeceline untuk menghubungi ambulans, di saat itulah Felli baru saja terbangun dengan se
Felli kembali ke rumah dengan rasa lelah yang begitu dirasa oleh tubuhnya. Yah, seharian dia pergi meninggalkan Wendy untuk memuaskan hasratnya dalam mengejar kenikmatan dan akhirnya mendapatkan kepuasan meski lelah begitu terasa. Akhirnya, setelah satu Minggu lebih dia menahan diri, akhirnya dia b