Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)***“Kau dari mana saja?” Tanya Alexa begitu melihat Lucas yang memasuki kamar mereka.Sepanjang Alexa sendirian di kamar, namun Lucas tidak kembali setelah pergi Shwan. Alexa tidak bisa tidur karena perasaan gelisah yang tidak jelas penyebabnya apa, dia hanya mengkhawatikan Lucas karena pria itu terlihat seperti sedang mengalami masalah.“Mengurus pekerjaan,” jawab Lucas sebelum memutuskan pergi ke kamar mandi membersihkan diri. Alexa tidak boleh tahu jika dia kembali melakukan sesuatu yang kejam kepada orang lain, Alexa akan khawatir dan berpikir itu akan menyebabkan tubuh mereka akan terus terjebak.Sejatinya, Lucas mulai bisa memahami jika sebenarnya kutukan yang terjadi saat ini adalah sebuah siksaan untuk Lucas, dan siksaan itu didatangkan melalui Alexa.Lucas ingin menemui Armin secara khusus dan berbicara dengannya.Mulut Lucas mungkin bisa percaya diri mengatakan Alexa akan jatuh cinta kepadanya, namun
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas)LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)***Pertengkaran kecil di pagi hari menorehkan sedikit rasa sakit di dalam jiwa Lucas. LuXa tidak pernah berpikir jika Alexa bisa berpikir lebih buruk kepadanya setelah banyak hal yang telah mereka lewati bersama.Sudah ada banyak kebersaamaan yang mereka lalui, ada beberapa cerita yang bahkan tidak pernah LuXa katakan kepada siapaun, namun Lucas William berusaha belajar membangun kepercayaan dengan memberitahukan cerita masa lalunya pada Alecas.Tidak mudah bangkit dan berdamai dengan masa lalu.Tapi, mengapa Alecas masih menyimpan banyak penilaian buruk kepadanya?LuXa mulai sedikit putus asa, sebentar lagi waktunya untuk bisa membuat Alexa jatuh cinta kepadanya akan segera berakhir. LuXa hanya bisa pasrah dan menerima apapun hukuman yang harus diterimanya nanti karena ternyata Alecas tidak bisa mencintainya.Sudut bibir LuXa sedikit terangkat, pria itu mengambil minumannya, lalu meneguknya sampai tandas.“Tua
Alexa menyuapkan makanannya dengan lahap, perutnya yang kelaparan terasa menjadi lebih baikan setelah di isi dengan makanan lezat yang di masak juru masak di rumah.Sementara itu, Lucas dan Julian saling menatap tajam dan bersedekap angkuh. Alexa yang melirik mereka terlihat ragu jika harus mengakui keduanya berteman.“Untuk apa kau datang kemari?” tanya Lucas dengan menyelidik.“Membawa hadiah pernikahanmu,” jawab Julian dengan seringai sombongnya, pria itu mendorong sekotak cake yang di bawanya, dia memberikan senyuman manis pada Alexa. “Ini untukmu Alexa, kau bisa memkannya sebagai makanan penutup.”“Terima kasih.”“Bukalah, aku khawatir kuenya rusak.”Alexa langsung meletakan garpu dan pisaunya di atas piring, dia membuka kotak kue pemberian Julian dengan semangat.Reaksi pertama Alexa saat melihat kue di dalam kotak adalah memanganga tanpa mampu bersuara, bola matanya membulat sempurna melihat sebuah cake yang di beberapa butir perhiasan dan berhasil membuat Alexa menyipitkan mat
Lucas mengayunkan stik golfnya dengan kuat, bola meluncur cepat di udara dan mendarat ke danau. “Jadi, apa yang membawamu datang kemari?”Julian menghela napas dengan berat, dia menendang-nendang rumput hijau terawat di depannya, rambutnya yang berkilauan bergerak lembut di terpa angin.Pertengkaran aneh yang mereka lakukan berakhir damai begitu saja bak air yang bergelombang karena ombak besar berubah tenang seperti permukaan di danau.“Aku hanya sedang ingin liburan, ada acara di Singapur.”“Hanya itu saja?”Julian mendengus kesal. “Tua bangka itu akan akan menikah lagi.”“Ayahmu yang banyak maunya.” Kekeh Lucas penuh ejekan, “Apa masalahmu jika dia menikah lagi?”Sekali lagi Julian menghela napasnya dengan berat, wajah tampannya mendongkak, menatap langit yang cerah. “Ayahku adalah pria brengsek, dan wanita yang akan menikah dengannya adalah jalang pelacur. Mereka kombinasi sampah yang paling menjijikan, aku tidak tahan.”Lucas mendengus geli tidak mau berkomentar. Lucas tahu betul
“Aku ingin bertemu dengan Lucas, kami memiliki janji” jawabnya dengan percaya diri.Bibir Alexa langsung mencebik kesal, mendadak dia tidak suka mendengar Selena menyebutkan nama Lucas di hadapannya, terlebih lagi kini Selena mengenakan pakaian seksi yang menonjolkan banyak lekuk tubuhnya.Kehadiran Selena benar-benar sangat mengganggu pandangan Alexa.“Ada urusan apa?” tanya Alexa penasaran.“Ini sesuatu pribadi yang tidak bisa dikatakan kepada orang luar,” jawab Selena dengan senyuman meremehkannya. Senyuman tidak mengenakan Selena berubah menjadi manis begitu dia melihat kedatangan Lucas.“Oh, Lucas, apa kabar?” Selena merentangkan kedua tangannya, Selena melenggang dengan anggun melewati Alexa dan memeluk Lucas dengan erat seakan keberadaan Alexa tidak dianggap.Alexa terbelalak kaget, melihat bagaimana mesranya Selena memeluk Lucas, begitu pula dengan Lucas yang terlihat tidak keberatan dengan sikap manja Selena.Alexa langsung membuang mukanya begitu dia tidak sengaja berpandan
Diam-diam Alexa menangis di dalam kamarnya, dia merasa cukup sakit hati karena Lucas mengabaikannya.Alexa tahu, Lucas terlihat seperti sedang mengobrol biasa bersama Selena di ruangan kerjanya, mereka tidak melakukan apapun, namun apa salah jika Alexa berpikir sesuatu yang buruk tentang mereka berdua?Sudah dua kali Alexa terjebak dalam kelakuan yang tidak bermoral Lucas, pria itu bisa bercinta dengan wanita manapun yang memancing gairahnya.Apa salah Alexa meragukan Lucas?Apa salah jika kini Alexa juga berpikir Lucas akan melakukan hal yang sama dengan Selena seperti apa yang telah dia lakukan dulu?Alexa takut, dia mendapatkan pengkhianatan yang kedua kalinya.Sudah cukup Alexa dibuat sangat sakit hati oleh Devon, dia tidak ingin merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.Bahkan Devon yang selama ini Alexa anggap laki-laki baik-baik, dan laki-laki yang bertanggung jawab, dia bisa bercinta dengan wanita yang baru dia kenal dan mengorbankan hubungan mereka yang dibangun penuh rint
“Alexa,” panggil Lucas selepas kepergian Selena.Alexa tidak menjawab.Lucas yang berdiri di belakang Alexa, ketika dia mencoba mengusap bahunya, Alexa menepisnya dengan kasar enggan untuk disentuh.“Alexa, kenapa kau menjadi marah-marah begitu? Memangnya apa salahku?” pancing Lucas membangun percakapan.Alexa langsung berbalik, bibir mungilnya gemetar dan matanya berkaca-kaca tidak dapat menahan tangisannya. “Kau masih bertanya kenapa aku marah? Kau masih tidak menyadari kesalahanmu Lucas? Kau membawa wanita di hadapanku dan kau bermain dengan dia, sementara kau memiliki seorang isteri, dasar brengsek!”Lucas langsung memeluk Alexa dan membiarkan gadis itu memukul-mukul dadanya, “Aku tidak melakukan apapun Alexa.”“Pembohong!”“Aku bersumpah Alexa, aku dan Selena hanya berbicara mengenai pekerjaan.”Tangisan Alexa perlahan terhenti, gadis itu mendorong dada Lucas agar melepaskan pelukannya. Alexa langsung menghapus air matanya dan bersandar pada pinggiran meja. “Benarkah?”“Benar.”A
“Bung, kenapa kau lama sekali?” Julian membentak kesal saat Lucas baru keluar dari ruangan kerjanya. Julian tidak memiliki banyak waktu, dia tidak peduli dengan apapun situasi yang dihadapi Lucas, yang terpenting baginya sekarang adalah membicarakan masalah bisnis.Tanpa banyak kata lagi, tiba-tiba saja Lucas menyeret kerah baju Julian dan membawanya pergi seperti seekor anak kucing yang tidak berdaya.Lucas tengah berada dalam puncak gairah dan kesenangan, dia tidak rela bila semuanya dihancurkan begitu saja oleh sosok Julian. Lucas tidak tahan lagi, dia harus mengusir Julian agar temannya yang gila itu tidak semakin mengacaukan suasana senangnya.“A-apa yang kau lakukan? Kau berani merangsek pakaian mahalku?” tanya Julian terbelalak dan terhuyung-huyung dalam tarikan Lucas.“Diam!” balas Lucas semakin kuat menyeret Julian pergi keluar.“Lepaskan aku! Kita harus membicarakan bisnis! Kau berani menyeretku seperti ini? Kau mau dituntut atas kekerasan hah?” teriak Julian mengancam.Ali
Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan
Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe
Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga
Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men
Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k
Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.
Armin bersedekap dan duduk santai melihat Alexa yang tengah duduk di depannya memakan sup dengan lahap, sepertinya belum cukup bagi Alexa makan dua loyang pizza.Namun, sepertinya dengan banyak makan cukup efektif bagi Alexa agar tidak menangis terus menerus, memikirkan perkataan Lucas yang berhasil mematahkan hatinya. Jika diteliti, Alexa memiliki nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya. Alexa seorang model, biasanya dia akan pilih-pilih makanan, tapi sekarang ada sesuatu yang berbeda.“Kau memiliki pola makan yang berbeda dari biasanya,” komentar Armin.“Aku juga tidak tahu, satu minggu terakhir ini aku terus-terus suka makan dan ingin dekat-dekat dengan Lucas”“Benarkah?”Alexa termenung sedih dengan mulut yang mengunyah. “Awalnya aku sangat membencinya karena dia kasar dan bertempramen buruk, terkadang aku suka takut dengannya. Namun, setelah aku lebih dekat mengenal Lucas, aku merasa nyaman meski dia tidak selembut Dev. Meski Lucas sering membentakku dan memaksaku untuk berc
Dengan tangan terkepal Lucas berkata. “Jadi, kau lebih memilih temanmu dibandingkan aku? Apa itu artinya, kita harus bercerai Alexa?”Alexa tertunduk menatap dedaunan di tanah, air matanya berjatuhan membasahi tangangannya. Alexa tidak dapat berbicara lagi.“Lepaskan cincin pernikahan itu!” pinta Lucas.Alexa tersenyum getir melihat cincin pernikahannya yang masih tersemat di jari manisnya, dengan gemetar dan beruraian air mata Alexa melepaskannya.Hati Alexa semakin hancur dan sakit, perkataan Lucas sangat mengguncangnya. Alexa tahu letak kesalahannya, namun keputusan Lucas yang secepat ini tanpa beban sudah membuat Alexa menerka-nerka jika hubungan pernikahan mereka tidaklah sekuat yang Alexa pikirkan.Dengan kasar Armin mengambil cincinnya dari tangan Alexa. “Biar aku yang memberikannya Alexa, sekarang kau masuklah ke rumahku, ada yang harus aku katakan pada Lucas.”Tangis Alexa yang kuat terdengar lebih jelas, gadis itu merintih merasakan hatinya yang sangat sakit.Alexa berbalik
Dalam diam Alexa duduk di kusen jendela, tangannya menggenggam sebuah remote yang tidak dia ketahui seutuhnya.Tanpa rasa curiga apapun Lucas meninggalkannya pergi menyelesaikan semua keributan yang ada.Sudah kesekian kalinya Alexa memeriksa arah jam dinding karena sudah cukup lama dia menunggu.Sementara di tempat lain Lucas menggelar pertemuan penting. Kerusuhan yang baru terjadi satu hari itu telah mempengaruhi saham perusahaanya. Berkali-kali Alexa menguap dan menahan pegal di punggungnya, namun pandangannya masih fokus ke jalanan.Mobil yang di tunggunya datang..Alexa turun dari kusen jendela dan menutup gordengnya. Perlu waktu beberapa detik agar bagi Alexa menunggu mobil itu sampai di depan gerbang dan mendekat sebuah belokan halaman.Geggaman tangan Alexa menguat, ibu jarinya menekan tombol merah di remote.Sebuah ledakan dahsyat di bawah tanah berhasil melemparkan mobil box itu dengan mudah. Para pengawal Lucas berlari berhamburan mengeluarkan senjata mereka. “Tidak!” Tubuh