Aku menjadi Mia.Saat ini, aku berdiri di ruang tamu megah milik Keluarga Selina.Ibu memperkenalkan seorang guru piano di hadapanku.Sementara itu, aku tetap menunjukkan ekspresi datar, seolah-olah tak ada yang mampu menarik minatku.Meski begitu, aku tidak menolak dan tetap dengan serius mengikuti arahan guru piano tersebut.Namun, setelah satu sesi selesai, guru piano itu mencari ibuku.Dia berkata dengan hati-hati, "Putrimu sangat serius saat belajar ... tapi, sepertinya dia nggak berbakat. Dia terlalu kaku, mungkin lebih baik mencoba hal lain yang lebih cocok."Mendengar hal itu, raut wajah ibuku segera dipenuhi dengan kekecewaan yang tak bisa disembunyikan.Penonton di bawah panggung juga menunjukkan ekspresi yang seolah berkata, 'sudah kuduga.'Namun, saat mendengar komentar itu, aku justru mengernyit.Hari berikutnya, waku luang yang seharusnya kugunakan untuk bermain, malah kuhabiskan di ruang latihan piano.Jika tidak berhasil dalam sekali coba, akan kuulangi sepuluh kali. Ba
Penonton di bawah panggung mulai merasa tidak adil.Banyak yang yakin bahwa pasti ada permainan curang di balik acara ini. Jika tidak, bagaimana mungkin hidupku dan hidup Mia bisa begitu berbeda.Namun, pembawa acara hanya menggaruk kepalanya dengan canggung dan menjelaskan, "Produk yang dikembangkan Grup Selina ini nggak mungkin terjadi kesalahan atau manipulasi apapun. Ini semua karena kedua putri mempertahankan kepribadian masing-masing. Jadi, apa yang terlihat adalah skenario kehidupan mereka yang seharusnya kalau nggak pernah tertukar."Memang benar, ini adalah produk yang dikembangkan oleh Keluarga Selina. Bahkan jika mereka pilih kasih, tidak mungkin akan berpihak padaku.Sementara itu, di layar, aku yang sedang menertawakan kenyataan bahwa ternyata diriku hanya seorang putri palsu.Sejujurnya, aku merasa sangat malu.Bagaimanapun, kejadian ini bukanlah murni sebuah kesalahan.Ternyata, ibuku yang dulunya seorang pengasuh di Keluarga Selina melakukan hal ini dengan sengaja.Saat
Setelah mencapai kesuksesan dalam karir, aku mulai secara tak sadar memperhatikan kondisi Mia.Aku mendapati bahwa setelah kembali ke Keluarga Selina, hidupnya tak berjalan baik.Tuan dan Nyonya Selina ingin mendidiknya, tetapi karena Mia terbiasa bekerja keras dan telah mengalami kekerasan fisik serta mental bertahun-tahun,dia kehilangan kemampuan untuk mempelajari hal-hal seperti bermain piano, melukis, bahkan seni lainnya.Apalagi untuk menjadi seseorang yang bisa membawa nama Keluarga Selina bersinar di dunia bisnis seperti yang kulakukan.Hal ini membuat Keluarga Selina kecewa berat. Mereka bahkan mulai mempertimbangkan untuk menikahkannya demi mendapatkan keuntungan terakhir dari dirinya.Ketika aku menemui Mia, aku langsung berkata dengan lugas, "Kamu nggak mau memegang alih atas kehidupanmu sendiri? Kehidupan yang tanpa dikendalikan siapapun, kamu nggak mau?" Mia terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk penuh semangat.Dia memberitahuku bahwa dirinya merasa sangat tidak ny
Tak perlu diragukan lagi, aku memenangkan pertandingan ini.Sesuai kesepakatan, aku seharusnya mendapatkan semuanya dan tinggal bersama Keluarga Selina.Namun, aku menolak.Jauh sebelum pertandingan, aku sudah benar-benar kecewa dengan sikap keluarga ini padaku.Berpartisipasi dalam pertandingan ini hanyalah demi diriku sendiri.Dulu, aku pernah meragukan nilai diriku sendiri. Mengapa semua anggota keluarga nggak menyukaiku? Apakah aku benar-benar nggak cukup baik?Namun, setelah melewati pengalaman hidup itu, aku kembali menemukan kepercayaan diriku.Aku adalah diriku sendiri dan aku tak seharusnya dibatasi oleh siapapun.Setelah pertandingan, orang tua dan kakakku menatapku dengan penuh rasa bersalahSikap mereka berubah total terhadapku.Ibuku berkata, "Maaf ... kamu nggak tahu bahwa kamu pernah menjalani kehidupan yang begitu berat. Mulai sekarang, kami pasti akan berusaha menebusnya padamu."Namun, aku menggelengkan kepala, menolak untuk kembali ke rumah bersama mereka.Aku tahu k
Setelah duduk di dalam mesin waktu, seorang petugas memasangkan helm di kepalaku.Di depanku, putri kaya palsu bernama Mia Selina duduk dengan sikap penuh percaya diri, bahkan mengangkat alisnya dengan angkuh ke arahku.Kisah keluarga kaya di novel tentang anak yang tertukar kini benar-benar terjadi padaku dan dirinya.Sayangnya, akulah yang menjadi anak kandung yang dibawa pergi oleh pengasuh sejak kecil.Ketika aku masih hidup dalam keluarga angkat yang kerap menyiksaku, Mia menikmati kehidupannya dengan mengenan gaun indah, belajar di sekolah internasional dan bersiap untuk belajar ke luar negeri.Saat aku terpaksa menjual barang bekas karena tak mampu membayar uang sekolah, Mia sedang manghamburkan uang untuk pesta ulang tahunnya.Hingga suatu hari, sekolah mengadakan pemeriksaan kesehatan massal dan ditemukan bahwa golongan darah Mia tidak cocok dengan keluarganya.Barulah mereka sadar bahwa ada sebuah kesalahan besar.Namun, saat orang tua kandungku akhirnya menemukanku, melihatk
Semua orang tak menyangka dengan perubahan ini dan langsung menatapku.Hanya diriku yang tetap tenang, tanpa sedikit pun rasa terkejut.Lagipula, ibu angkatku adalah tipe orang yang bahkan merasa memberiku makan saja adalah sebuah pemborosan, apalagi harus mengeluarkan uang untuk menyekolahkanku.Kakakku langsung mengernyit dan bertanya dengan nada penuh tuntutan, "Bukannya kamu sekolah dulu? Kenapa sekarang giliran Mia nggak bisa? Apa yang kamu lakukan waktu itu?"Aku benar-benar muak dengan cara dia bertanya padaku.Seolah aku berutang triliunan pada keluarganya.Aku memutar mataku dan menjawab dengan nada kesal, "Anak perempuan di desa nggak gampang bisa sekolah. Kalau nggak memperjuangkannya sendiri, kamu pikir ada orang lain yang akan membantumu?"Sementara itu, Mia yang sejak kecil hidup nyaman dan manja, tentu tidak punya kesadaran seperti itu.Dia selalu menganggap bahwa ketika sudah cukup umur, keluarganya akan mengurus semuanya untuknya.Aku melanjutkan, "Dulu, aku selalu mem
Tak lama kemudian, titik balik kedua pun muncul.Sekolah mengadakan lomba seni, di mana murid bisa berpartisipasi dalam berbagai bentuk seni.Orang tua kandungku langsung duduk lebih tegak dengan penuh semangat dan berkomentar, "Mia, putriku memang berbakat dibidang seni. Kali ini, dia pasti bisa kembali ke jalur hidup yang seharusnya dia miliki!"Di layar, tampaknya Mia berpikiran sama.Dia diam-diam mendaftar banyak kategori lomba tanpa sepengetahuan ibu angkat.Namun, saat lomba melukis, tangannya gemetar tak terkendali. Tangan yang terbiasa memegang sabit bertahun-tahun tidak mampu menggambar garis lurus.Apalagi detail halus dan bayangan.Ketika menari, Mia yang memakai kostum tari, kulitnya terlihat dipenuhi memar besar berwarna biru keunguan.Jurinya hanya melihat sekilas sebelum melambaikan tangan, menyuruhnya turun.Tanpa memberinya kesempatan untuk tampil.Hingga akhirnya tiba giliran lomba piano.Mia yang hanya pernah menyentuh piano di kelas, memainkan melodi sederhana deng
Tak perlu diragukan lagi, aku memenangkan pertandingan ini.Sesuai kesepakatan, aku seharusnya mendapatkan semuanya dan tinggal bersama Keluarga Selina.Namun, aku menolak.Jauh sebelum pertandingan, aku sudah benar-benar kecewa dengan sikap keluarga ini padaku.Berpartisipasi dalam pertandingan ini hanyalah demi diriku sendiri.Dulu, aku pernah meragukan nilai diriku sendiri. Mengapa semua anggota keluarga nggak menyukaiku? Apakah aku benar-benar nggak cukup baik?Namun, setelah melewati pengalaman hidup itu, aku kembali menemukan kepercayaan diriku.Aku adalah diriku sendiri dan aku tak seharusnya dibatasi oleh siapapun.Setelah pertandingan, orang tua dan kakakku menatapku dengan penuh rasa bersalahSikap mereka berubah total terhadapku.Ibuku berkata, "Maaf ... kamu nggak tahu bahwa kamu pernah menjalani kehidupan yang begitu berat. Mulai sekarang, kami pasti akan berusaha menebusnya padamu."Namun, aku menggelengkan kepala, menolak untuk kembali ke rumah bersama mereka.Aku tahu k
Setelah mencapai kesuksesan dalam karir, aku mulai secara tak sadar memperhatikan kondisi Mia.Aku mendapati bahwa setelah kembali ke Keluarga Selina, hidupnya tak berjalan baik.Tuan dan Nyonya Selina ingin mendidiknya, tetapi karena Mia terbiasa bekerja keras dan telah mengalami kekerasan fisik serta mental bertahun-tahun,dia kehilangan kemampuan untuk mempelajari hal-hal seperti bermain piano, melukis, bahkan seni lainnya.Apalagi untuk menjadi seseorang yang bisa membawa nama Keluarga Selina bersinar di dunia bisnis seperti yang kulakukan.Hal ini membuat Keluarga Selina kecewa berat. Mereka bahkan mulai mempertimbangkan untuk menikahkannya demi mendapatkan keuntungan terakhir dari dirinya.Ketika aku menemui Mia, aku langsung berkata dengan lugas, "Kamu nggak mau memegang alih atas kehidupanmu sendiri? Kehidupan yang tanpa dikendalikan siapapun, kamu nggak mau?" Mia terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk penuh semangat.Dia memberitahuku bahwa dirinya merasa sangat tidak ny
Penonton di bawah panggung mulai merasa tidak adil.Banyak yang yakin bahwa pasti ada permainan curang di balik acara ini. Jika tidak, bagaimana mungkin hidupku dan hidup Mia bisa begitu berbeda.Namun, pembawa acara hanya menggaruk kepalanya dengan canggung dan menjelaskan, "Produk yang dikembangkan Grup Selina ini nggak mungkin terjadi kesalahan atau manipulasi apapun. Ini semua karena kedua putri mempertahankan kepribadian masing-masing. Jadi, apa yang terlihat adalah skenario kehidupan mereka yang seharusnya kalau nggak pernah tertukar."Memang benar, ini adalah produk yang dikembangkan oleh Keluarga Selina. Bahkan jika mereka pilih kasih, tidak mungkin akan berpihak padaku.Sementara itu, di layar, aku yang sedang menertawakan kenyataan bahwa ternyata diriku hanya seorang putri palsu.Sejujurnya, aku merasa sangat malu.Bagaimanapun, kejadian ini bukanlah murni sebuah kesalahan.Ternyata, ibuku yang dulunya seorang pengasuh di Keluarga Selina melakukan hal ini dengan sengaja.Saat
Aku menjadi Mia.Saat ini, aku berdiri di ruang tamu megah milik Keluarga Selina.Ibu memperkenalkan seorang guru piano di hadapanku.Sementara itu, aku tetap menunjukkan ekspresi datar, seolah-olah tak ada yang mampu menarik minatku.Meski begitu, aku tidak menolak dan tetap dengan serius mengikuti arahan guru piano tersebut.Namun, setelah satu sesi selesai, guru piano itu mencari ibuku.Dia berkata dengan hati-hati, "Putrimu sangat serius saat belajar ... tapi, sepertinya dia nggak berbakat. Dia terlalu kaku, mungkin lebih baik mencoba hal lain yang lebih cocok."Mendengar hal itu, raut wajah ibuku segera dipenuhi dengan kekecewaan yang tak bisa disembunyikan.Penonton di bawah panggung juga menunjukkan ekspresi yang seolah berkata, 'sudah kuduga.'Namun, saat mendengar komentar itu, aku justru mengernyit.Hari berikutnya, waku luang yang seharusnya kugunakan untuk bermain, malah kuhabiskan di ruang latihan piano.Jika tidak berhasil dalam sekali coba, akan kuulangi sepuluh kali. Ba
Mia langsung menyadari apa yang sedang terjadi.Dia menangis dan berteriak, mencoba melarikan diri, tetapi beberapa pria berbadan besar memaksanya masuk ke dalam tandu.Melihat kejadian ini, para penonton di bawah panggung tampak terkejut.Mereka terperangah dan menatapku sambil berkata, "Bagaimana mungkin masih ada kebiasaan menjual anak perempuan di zaman sekarang? Kamu juga mengalami hal ini dulu?"Aku hanya mengangguk dengan tenang dan menjawab, "Dulu, ibu angkatku juga mau menikahkanku dengan seorang kakek berusia tujuh puluh tahun karena dia diberi uang mas kawin sebesar empat puluh juta."Ibu kandungku langsung mengernyit, menatapku dengan ekspresi yang aneh, sambil berkata, "Lalu kamu setuju? Kenapa kamu begitu nggak tahu malu?"Aku tertawa kecil, memandang wanita yang selalu menyalahkanku tanpa tahu kebenaran ini dan menjawab, "Karena aku nggak menyetujuinya, makanya aku bisa ikut ujian nasional dan berhasil kuliah. Dulu, nilai ujianku bahkan menjadi juara kota dan wali kota l
Tak lama kemudian, titik balik kedua pun muncul.Sekolah mengadakan lomba seni, di mana murid bisa berpartisipasi dalam berbagai bentuk seni.Orang tua kandungku langsung duduk lebih tegak dengan penuh semangat dan berkomentar, "Mia, putriku memang berbakat dibidang seni. Kali ini, dia pasti bisa kembali ke jalur hidup yang seharusnya dia miliki!"Di layar, tampaknya Mia berpikiran sama.Dia diam-diam mendaftar banyak kategori lomba tanpa sepengetahuan ibu angkat.Namun, saat lomba melukis, tangannya gemetar tak terkendali. Tangan yang terbiasa memegang sabit bertahun-tahun tidak mampu menggambar garis lurus.Apalagi detail halus dan bayangan.Ketika menari, Mia yang memakai kostum tari, kulitnya terlihat dipenuhi memar besar berwarna biru keunguan.Jurinya hanya melihat sekilas sebelum melambaikan tangan, menyuruhnya turun.Tanpa memberinya kesempatan untuk tampil.Hingga akhirnya tiba giliran lomba piano.Mia yang hanya pernah menyentuh piano di kelas, memainkan melodi sederhana deng
Semua orang tak menyangka dengan perubahan ini dan langsung menatapku.Hanya diriku yang tetap tenang, tanpa sedikit pun rasa terkejut.Lagipula, ibu angkatku adalah tipe orang yang bahkan merasa memberiku makan saja adalah sebuah pemborosan, apalagi harus mengeluarkan uang untuk menyekolahkanku.Kakakku langsung mengernyit dan bertanya dengan nada penuh tuntutan, "Bukannya kamu sekolah dulu? Kenapa sekarang giliran Mia nggak bisa? Apa yang kamu lakukan waktu itu?"Aku benar-benar muak dengan cara dia bertanya padaku.Seolah aku berutang triliunan pada keluarganya.Aku memutar mataku dan menjawab dengan nada kesal, "Anak perempuan di desa nggak gampang bisa sekolah. Kalau nggak memperjuangkannya sendiri, kamu pikir ada orang lain yang akan membantumu?"Sementara itu, Mia yang sejak kecil hidup nyaman dan manja, tentu tidak punya kesadaran seperti itu.Dia selalu menganggap bahwa ketika sudah cukup umur, keluarganya akan mengurus semuanya untuknya.Aku melanjutkan, "Dulu, aku selalu mem
Setelah duduk di dalam mesin waktu, seorang petugas memasangkan helm di kepalaku.Di depanku, putri kaya palsu bernama Mia Selina duduk dengan sikap penuh percaya diri, bahkan mengangkat alisnya dengan angkuh ke arahku.Kisah keluarga kaya di novel tentang anak yang tertukar kini benar-benar terjadi padaku dan dirinya.Sayangnya, akulah yang menjadi anak kandung yang dibawa pergi oleh pengasuh sejak kecil.Ketika aku masih hidup dalam keluarga angkat yang kerap menyiksaku, Mia menikmati kehidupannya dengan mengenan gaun indah, belajar di sekolah internasional dan bersiap untuk belajar ke luar negeri.Saat aku terpaksa menjual barang bekas karena tak mampu membayar uang sekolah, Mia sedang manghamburkan uang untuk pesta ulang tahunnya.Hingga suatu hari, sekolah mengadakan pemeriksaan kesehatan massal dan ditemukan bahwa golongan darah Mia tidak cocok dengan keluarganya.Barulah mereka sadar bahwa ada sebuah kesalahan besar.Namun, saat orang tua kandungku akhirnya menemukanku, melihatk