Tok tok tok.
Mosa mengetuk pintu kepala sekolah.
"Masuk!" perintah kepala sekolah.
"Maaf, apa Bapak memanggil saya?" tanya Mosa.
"Iya. Saya memanggil Bu Mosa. Karena ada yang saya tanyakan. Saya dengar Bu Mosa kemarin meminta izin. Sebelumnya pasti Bu Mosa tahu kalau ada urusan pribadi itu dijelaskan agar pihak sekolah tidak berasumsi. Sebenarnya kenapa Bu Mosa libur dan meninggalkan anak-anak?" tanya kepala sekolah.
"Maaf sebelumnya, Pak. Mungkin saya tidak mengutarakan sebelumnya. Tetapi saya sebenarnya malu. Kemarin adalah panggilan perdana saya di pengadilan karena saya sudah mengajukan gugatan atas suami saya," jelas Mosa.
"Loh, kenapa Bu?" tanya kepal
Roni kemudian berpamitan karena harus melihat stok di gudang yang lain. Setidaknya ia sudah lega bisa mendapatkan nomor telepon Laila.Saat kembali ke rumah nya, Roni sudah beberapa kali menghubungi Laila. Ia tidak ingin melewatkan waktunya untuk tidak berkomunikasi dengan Laila.Roni menceritakan tentang Laila kepada ibunya. Sarni senang akhirnya Roni menemukan tambatan hati. Setidaknya Roni bisa senang karena tidak lagi terjerat dengan Mosa, meskipun sebentar lagi akan resmi bercerai dengan Mosa.Sarni sudah tidak lagi peduli dengan Mosa. Bahkan bagi Sarni, ia tidak pernah memiliki menantu Mosa. Ia mendukung Roni jika memiliki istri yang lebih cantik daripada Mosa.Sementara itu, Mosa di rumahnya sedang mengerjakan tugas. Hari ini hari lib
Esok harinya Mosa, Mina dan Raka sudah sampai di pengadilan. Mosa mengambil nomor antrian. Di sana sudah cukup banyak orang. Mosa meminta Mina dan Raka untuk mengisi lembar saksi. Sekitar 1 jam mereka menunggu, akhirnya Mosa dipersilakan untuk masuk. Beberapa saat Mosa di dalam kemudian Mina dan Raka juga diminta masuk. Mina dan Raka dimintai keterangan sebagai saksi. Beberapa pertanyaan diberikan kepada keduanya dan mereka menjawab dengan sejujurnya mereka tahu. Setelah dirasa cukup Mina dan Raka dipersilakan untuk keluar. Mosa masih di dalam untuk melanjutkan proses. Beberapa saat kemudian Mosa keluar dan memberitahukan jika Mosa dan Roni sudah ketuk palu. Mosa begitu lega mendapati diriny
"Pasti dia senang. Apalagi perempuan yang akan dinikahinya cantik. Dia juga nggak perlu kerja, dia bisa bantu Ibu di rumah. Mungkin bisa bantu-bantu Ibu ketika Ibu butuh," ucap Sarni."Halah kalau tujuan itu, Bu. Ya jangan harap sekali. Kalau tidak sesuai harapan nanti bisa kecewa," sahut Karno."Yah terserah Bapak saja. Aku cuma menginginkan kalau memang tidak sesuai harapan ya lihat aja nanti, toh yang penting Roni bahagia sama calon istrinya itu. Ibu juga melihat Roni serius sama dia apalagi sama si Mosa itu juga sudah benar-benar resmi bercerai. Sama dia juga nggak bawa untung apa-apa. Itu karena keluarganya yang nggak karuan makanya bawa aura negatif ke keluarga kita," ucap Sarni, ia merasa kesal."Setahu Bapak, Mosa tidak pernah berbuat macam-macam, hanya saja fikiran negatif Ibu yang membuat tidak
Andre mengenal Roni sebagai laki-laki yang tidak bisa mandiri. Andre pernah mengatakan jika Roni akan merantau dan jauh tinggal dari orangtuanya tentu Roni tidak akan bisa lama. Karena Andre tahu Roni selalu tidak bisa jauh dari orang tuanya terutama ibunya.Saat mendengar bahwa Roni menikah, Andre mengira Roni akan berubah. Tetapi kenyataannya adalah justru berpisah. Hal itu menurut Andre adalah hal yang tidak terpuji. Mengingat ibunya selalu mengatakan agar Roni mau menuruti kata ibunya. Ikut campur Ibu Roni menurut Andre sudah sangat keterlaluan. Meskipun Roni tidak bercerita lengkap tetapi Andre sudah bisa menduga.Apalagi ketika Roni mengatakan jika wanita yang akan dinikahi kedua kalinya ibunya sangat setuju. Sudah Andre duga jika istri pertama Roni tidaklah disetujui oleh ibu Roni.Tetapi itu sudah terj
Hari ini Mosa baru saja pulang dari sekolah."Sa, Ibu mau pengajian kamu di rumah atau ikut?" tanya Mina."Aku di rumah saja, Bu. Cukup capek hari ini jadi mau istirahat saja," jawab Mosa."Ya sudah. Itu di dapur sudah ada makanan. Kamu bisa makan saja, Ibu berangkat dulu, Assalamualaikum," lanjut Mina, pamit.Mosa cukup merasa lelah. Hari ini jam mengajar full dari pagi sampai sore hari. Belum lagi ada kegiatan sore sebelum pulang.Setelah membersihkan diri, Mosa merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia merasa senang meskipun sendiri tetapi tidak ada beban.Di sekolah Mosa sudah banyak yang mendengar jika dirinya sudah bercerai karena kabar yang simpang siur
Iya, semoga bisa lebih baik lagi ke depannya," ucap Mosa.Beberapa saat kemudian suami Raisa menghampirinya."Eh suamiku udah selesai. Aku balik dulu, yah. Terima kasih sudah diberi makan, Mosa," ucap Raisa."Iya sama-sama, hati-hati di jalan!"Raisa kemudian meninggalkan rumah Mosa. Bersamaan dengan itu Mina juga tiba di rumah."Assalamualaikum," ucap Mina."Waalaikumsalam, Bu. Sudah pulang Ibu," sahut Mosa."Sudah. Tadi itu siapa?" tanya Mina."Itu tadi Raisa. Katanya suaminya ada acara di dekat sini jadi dia mampir sebentar dan sekarang sudah pulang," jawab Mosa.
"Alhamdulillah, Allahhumma … " penghulu memanjakan doa untuk pasangan pengantin di hadapannya. "Alhamdulilah, kalian sudah sah sebagai suami istri. Suami dan istri memiliki hak dan kewajiban satu sama lain. Silakan menjalankan keduanya dengan sebaik mungkin agar kehidupan rumah tangga kalian bisa bahagia dunia akhirat," lanjutnya."Amiiinn," sahut semua tamu yang ada di sana.Roni kemudian memberikan mahar berupa uang 20 juta beserta emas perhiasan sebesar 20g emas. Laila kemudian mencium tangan Roni, lalu Roni juga menyandarkan kecupan di kening Laila. Senyum indah terpancar di wajah keduanya.Setelah akad selesai, semua tamu undangan menyalami Roni dan Laila, termasuk Andre."Selamat, Bro. Semoga kalian jadi keluarga yang bahagia," ucap Andre.
Tidak Bu Mosa. Saya sudah melihat melihat media yang Bu Mosa buat tadi. Saya apresiasi dengan menjadikan media pembelajaran Bu Mosa sebagai contoh pada rapat kita minggu ini," jelas kepala sekolah."Baiklah kalau begitu. Nanti akan saya revisi dan akan saya konsultasikan ke Bapak agar saya merasa percaya diri untuk mempresentasikannya," sahut Mosa."Tidak perlu Bu Mosa. Itu saja sudah cukup. Mungkin bisa diselesaikan saja tanpa perlu konsultasi. Bahkan saya juga belajar dari Bu Mosa untuk membuat media pembelajaran yang baik dan bisa dijadikan contoh untuk guru lain. Mungkin karena ini murid-murid betah jika diajar oleh Bu Mosa," puji Kepala Sekolah."Tidak, Pak. Saya tidak merasa seperti itu. Saya hanya terus belajar saja agar bisa menjadi lebih baik," sahut Mosa merendah.
Sarni dengan cepat mengambil pistol tersebut dan mengarahkan tepat ke arah Mosa.Dor Dor Dor.Sarni menembakkan pistol tersebut. Polisi segera mengamankan Sarni begitu juga dengan Karno.Tembakan tadi tidak melukai Mosa sama sekali. Karena Andre berhasil menghalangi peluru tersebut mengenai istrinya.Andre kemudian terjatuh dengan darah mengalir deras dari dadanya. Sampai darah itu pun muncrat jauh ke beberapa arah. Mosa langsung histeris. Begitu juga dengan polisi yang berada di sana langsung menolong Andre yang memerintahkan untuk langsung menghubungi rumah sakit. "Andre, Andre. Kamu yang kuat, ya? Kita akan segera ke rumah sakit," ucap Mosa sembari berurai air mata.Begitu juga dengan Andre yang terus mengeluarkan cairan bening dari ujung netranya. Baginya melindungi istrinya agar tidak terluka adalah kewajibannya. Meskipun entah sampai kapan dia harus bertahan. Setidaknya sampai saat ini dirinya akan bertahan untuk bisa mengusap air mata Mosa.Tidak lama kemudian ambulan pun data
"Tapi aku merasa kesepian ketika ayah harus bekerja dan aku di rumah hanya dengan pembantu. Rasanya aku ingin meluapkan semua dengan tidak menuruti keinginan Ayah untuk kuliah di jurusan yang ayah perintahkan. Aku juga sakit hati ketika ayah justru menyebutkan nama Hendra untuk menjadi ahli waris ayah. Mungkin terkesan berlebihan. Atau ayah bilang kalau semua itu tidak benar. Boleh, tetapi aku merasa tidak ikhlas. Lebih baik aku mendekam di penjara saja daripada harus hidup dengan orang yang tidak menyayangiku," terang Hendra.Semua juga tidak menyangka. Ternyata perbuatannya selama ini yang terkesan kejam dan juga tidak memiliki hati ternyata benih dari kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Mosa menelan saliva. Dia juga tidak menyangka jika yang ada di depannya saat ini adalah sebuah kenyataan. Meskipun Mosa tidak memiliki sosok ayah yang ada di sampingnya, tetapi Mosa tidak merasa kekurangan kasih sayang. Karena ibunya selalu ada di sampingnya. Bahkan hingga saat ini."Saya me
"Sama. Aku juga selalu jatuh cinta sama kamu. Entah sampai kapan aku bernafas dan bahkan ketika aku sudah meninggal pun aku tetap mencintai kamu. Aku akan menunggu kamu di hari berikutnya. Kita akan sama-sama bahagia di surga. Bersama dengan kakaknya Rasya dan Risya," sahut Andre."Jangan bilang tentang kematian dong! Aku benar-benar ingin berdua sama kamu sampai hari tua nanti. Meskipun kematian itu pasti aku ingin kita meninggal berdua saja. Karena aku nggak mau sampai kesepian karena nggak ada kamu di sampingku.""Iya. Aku juga ingin menua bersama kamu. Melihat tumbuh kembang anak-anak kita. Dan kita bisa tinggal berdua melihat cucu kita nanti," sahut Andre.Mereka berdua kemudian melanjutkan makan malam dengan santai. Andre menyuapi Mosa sampai semua menu makanan yang tersedia sudah dicicipi oleh Mosa.Andre juga memilih makanan yang sehat dan bergizi untuk ibu menyusui. Karena memang Mosa juga doyan sekali makan. Jadi Andre juga memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi oleh istriny
Mosa juga mendengar obrolan Andre dengan polisi. "Kapan mau ke kantor polisi?" tanyanya. "Masih belum dapat informasi. Yuk kita masuk dulu saja!" ajak Andre."Sudah ada teh, tadi aku buatkan untuk kamu," ucap Mosa. "Kamu nggak usah melakukan sesuatu yang sekiranya membuat tanganmu terasa sakit, Mosa! Aku bisa kok. Lagi pula kamu juga masih sakit. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Ngerti, kan?" Mosa mengangguk. "Iya. Aku mengerti. Tadi aku pakai tangan kiri kok. Dan nggak kerasa sakit. Aku juga nggak gendong si kembar. Semua sudah ditangani sama Ibu dan juga Bi Imah. Jadi aku lebih banyak istirahat. Bosen juga," sahut Mosa."Ya, kamu baca buku atau temani si kembar saja! Biar tangan kamu bisa segera pulih," Andre memberikan nasihat."Oh ya. Sebenarnya aku mau makan di luar. Kira-kira bisa nggak, ya? Kalau nggak bisa kita makan di rumah saja deh," tanya Mosa tidak terlalu antusias."Mau makan apa? Nanti kita akan keluar berdua," tanya Andre sembari menikmati teh buatan istrinya."Ya
Sesampainya di rumah, Mosa langsung menghampiri si kembar yang berada di kamar. "Mosa, kamu sudah pulang. Bagaimana keadaanmu?" tanya Mina saat sedang menemani cucunya di kamar."Aku baik-baik saja, Bu. Anak-anak bagaimana?" "Mereka baik-baik saja. Kamu istirahat saja dulu! Pasti tanganmu masih sakit, kan? Anak-anak biar sama Ibu dan Bi Imah. Kamu hanya perlu makan yang banyak dan tenangkan fikiranmu agar bisa memproduksi ASI yang melimpah. Mereka masih sangat membutuhkan ASI. Karena stok sudah hampir habis. Terutama Rasya yang kalau minum susu sangat kuat," terang Mina."Baik, Bu. Ngomong-ngomong sudah bisa sarapan sama apa nih aku?" tanya Mosa."Kamu ke dapur saja! Bi Imah sudah masak kok," sahut Mina.Setelah sarapan dari Bi Imah yang menyiapkan. Mosa langsung memompa ASInya. Karena untuk menyusui langsung masih cukup kesulitan untuk menggerakkan tangannya. Andre juga sudah melihat kalau di depan rumahnya juga sudah bersih dari bekas darah setelah insiden semalam. Andre kemudian
Sesampainya di rumah sakit, Mosa langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Mosa harus mendapatkan operasi kecil untuk mengeluarkan peluru dari dalam lengan nya. Andre terpaksa harus menunggu di luar karena tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan operasi. Di sana juga ada beberapa polisi yang juga mendapatkan serangan penembakan oleh Hendra. Ada satu polisi yang harus meregang nyawa harus penurunan tepat mengenai jantungnya dan tidak dapat tertolong saat dibawa ke rumah sakit.Setidaknya, Andre bersyukur Mosa masih bisa diselamatkan karena tidak mengenai organ vitalnya. Meskipun luka di lengannya akan membutuhkan beberapa waktu untuk bisa sembuh total.Membutuhkan waktu sekitar satu jam, akhirnya peluru yang bersarang di lengan Mosa berhasil diambil. Dokter menghampiri Andre yang sedang menunggu Mosa di depan ruang operasi."Pak, istri Bapak sudah selesai. Mungkin nanti hanya perlu minum antibiotik agar tidak sampai terinfeksi dan bisa segera pulih. Karena luka di tangannya itu
"Pergi kamu ke kantor polisi, Hendra!" teriak Andre."Kenapa? Aku bisa saja pergi ke sana! Tapi kamu sepertinya ketakutan, ya? Tenang saja! Masa kecil kita dulu yang kita akan menjaga satu sama lain, aku tidak akan pernah lupa. Aku tidak akan menyakiti kamu sedikit pun. Aku juga tidak ingin mengotori tanganku dengan melenyapkanmu," sahut Hendra tenang."Lalu mau apa kamu sekarang?'' tanya Andre."Aku hanya ingin berkunjung menemui kamu, Dre. Aku tidak akan apa-apakan kamu.""Kamu jadi manusia kenapa tega sekali memperlakukan Roni sekejam itu? Bukankah kamu adalah orang yang murah hati. Tetapi kenapa kamu berubah begitu jauh? Aku sungguh tidak menyangka. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu, Hendra!" ucap Andre."Sayangnya Roni masih hidup. Coba saja kalau dia mati kan dia tidak perlu masuk ke penjara. Memang dia sepertinya umurnya panjang. Sehingga dia sedang menderita sendiri," sahut Hendra.Andre berfikir akan mengambil ponsel nya di dalam. Saat dia akan bangkit, Hendra
"Tapi ibu mau bawa yang perempuan, Mosa. Dari dulu ibu pengen cucu perempuan. Dan saat ini sudah ada di hadapan Ibu. Ibu bawa, ya!" sahut Sarni."Ibu, bercandanya jangan keterlaluan! Kasihan mereka pasti resah. Sudah cukup! Kan kita ke sini mau menjenguk mereka," tutur Karno."Iya. Tadinya begitu. Tapi kan ibu juga mau cucu seperti mereka. Apa bisa kita dapatkan cucu dari Roni. Sedangkan di penjara juga dia punya penyakit kelamin," tanya Sarni."Sudahlah, Bu. Kalau ibu begini lebih baik kita pulang saja! Bapak malu," ajak Karno.Semuanya terdiam. Lalu pecah saat si kembar menangis. Mosa lalu membawa si kembar untuk ke kamar. Menghindari segala kemungkinan yang muncul. Bersama dengan Mina.Andre mencoba menenangkan keadaan. "Maaf, Bu. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Mungkin saat ini Roni sedang mendapatkan apa yang dituai. Tetapi saya juga berdoa agar Roni bisa mendapatkan yang terbaik.""Halah, banyak omong kamu. Kamu senang kan telah mengambil Mosa dari Roni. Padahal jelas
Malam harinya, Mosa telah berhasil menidurkan kedua bayinya dengan dibantu Mina. Mosa yang merasa lelah kemudian mengambil posisi untuk tidur di samping suaminya.Andre sudah tertidur. Karena Mosa memang meminta Andre untuk tidur kalau di malam hari membutuhkan bantuan. Ternyata gerakan Mosa membangunkan Andre. "Maaf, kamu jadi terbangun," ucap Mosa.Andre hanya tersenyum menyambut kedatangan istri di sampingnya. "Tidak masalah. Aku senang. Kamu istirahat saja dulu! Sini biar aku temani," ucapnya."Aku memang sangat mengantuk. Ini sudah jam sebelas dan aku belum tidur juga. Aku mau tidur dulu, ya!" sahut Mosa."Iya, kamu tidur saja! Nanti kalau si kembar bangun biar aku yang tangani," balas Andre."Terima kasih ya, Dre. Kamu bersedia menjadi suami yang siaga. Bahkan besok kamu juga akan kerja," ucap Mosa menatap wajah Andre."Rasya dan Risya adalah anakku juga. Sangat tidak adil kalau hanya kamu yang berjuang untuk mengasuhnya. Selagi aku masih diberikan kesempatan, maka aku akan mel