Share

Bab 14. Trauma

Penulis: Anika Mufidah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini Mosa baru saja pulang dari sekolah. 

"Sa, Ibu mau pengajian kamu di rumah atau ikut?" tanya Mina.

"Aku di rumah saja, Bu.  Cukup capek hari ini jadi mau istirahat saja," jawab Mosa.

"Ya sudah. Itu di dapur sudah ada makanan. Kamu bisa makan saja, Ibu berangkat dulu, Assalamualaikum," lanjut Mina, pamit.

Mosa cukup merasa lelah. Hari ini jam mengajar full dari pagi sampai sore hari. Belum lagi ada kegiatan sore sebelum pulang. 

Setelah membersihkan diri, Mosa merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia merasa senang meskipun sendiri tetapi tidak ada beban. 

Di sekolah Mosa sudah banyak yang mendengar jika dirinya sudah bercerai karena kabar yang simpang siur

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 15. Mencari Jodoh

    Iya, semoga bisa lebih baik lagi ke depannya," ucap Mosa.Beberapa saat kemudian suami Raisa menghampirinya."Eh suamiku udah selesai. Aku balik dulu, yah. Terima kasih sudah diberi makan, Mosa," ucap Raisa."Iya sama-sama, hati-hati di jalan!"Raisa kemudian meninggalkan rumah Mosa. Bersamaan dengan itu Mina juga tiba di rumah."Assalamualaikum," ucap Mina."Waalaikumsalam, Bu. Sudah pulang Ibu," sahut Mosa."Sudah. Tadi itu siapa?" tanya Mina."Itu tadi Raisa. Katanya suaminya ada acara di dekat sini jadi dia mampir sebentar dan sekarang sudah pulang," jawab Mosa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 16. Terkejut

    "Alhamdulillah, Allahhumma … " penghulu memanjakan doa untuk pasangan pengantin di hadapannya. "Alhamdulilah, kalian sudah sah sebagai suami istri. Suami dan istri memiliki hak dan kewajiban satu sama lain. Silakan menjalankan keduanya dengan sebaik mungkin agar kehidupan rumah tangga kalian bisa bahagia dunia akhirat," lanjutnya."Amiiinn," sahut semua tamu yang ada di sana.Roni kemudian memberikan mahar berupa uang 20 juta beserta emas perhiasan sebesar 20g emas. Laila kemudian mencium tangan Roni, lalu Roni juga menyandarkan kecupan di kening Laila. Senyum indah terpancar di wajah keduanya.Setelah akad selesai, semua tamu undangan menyalami Roni dan Laila, termasuk Andre."Selamat, Bro. Semoga kalian jadi keluarga yang bahagia," ucap Andre.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 17. Media Pembelajaran

    Tidak Bu Mosa. Saya sudah melihat melihat media yang Bu Mosa buat tadi. Saya apresiasi dengan menjadikan media pembelajaran Bu Mosa sebagai contoh pada rapat kita minggu ini," jelas kepala sekolah."Baiklah kalau begitu. Nanti akan saya revisi dan akan saya konsultasikan ke Bapak agar saya merasa percaya diri untuk mempresentasikannya," sahut Mosa."Tidak perlu Bu Mosa. Itu saja sudah cukup. Mungkin bisa diselesaikan saja tanpa perlu konsultasi. Bahkan saya juga belajar dari Bu Mosa untuk membuat media pembelajaran yang baik dan bisa dijadikan contoh untuk guru lain. Mungkin karena ini murid-murid betah jika diajar oleh Bu Mosa," puji Kepala Sekolah."Tidak, Pak. Saya tidak merasa seperti itu. Saya hanya terus belajar saja agar bisa menjadi lebih baik," sahut Mosa merendah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 18. Melawan Mertua

    "Mohon maaf, kalau untuk itu sepertinya merendahkan saya. Saya tidak pernah berpikiran seperti itu. Saya memang bercerai karena ada alasan pribadi, Bu. Tapi saya tidak mau mengumbar masalah rumah tangga saya," balas Mosa."Baiklah, ya sudah sepertinya saya sudah lelah dan ingin pulang. Saya hanya ingin menyampaikan. Jadilah janda yang terhormat, masih muda udah jadi janda," sindir Bu Lana sambil berlalu menjauhi Mosa.Mosa tidak merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan Bu Lana. Ia tahu diri jika dirinya memang janda. Tetapi ia tidak merasa janda yang banyak tingkah. Bahkan selama ini ia juga masih sama, yaitu tidak pernah membalas jika dikatai orang lain.Sementara itu di tempat lain. Laila yang sudah menjadi istri Roni sedang menikmati masa pengantin baru. Ia tidak perlu lagi bekerja dan Roni juga menyampaikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 19. Cantik Wajah

    Kamu mau makan apa? Sebentar aku mau pesankan dulu. Karena tadi mau pesan apa aku nunggu kamu," jawab Laila."Pesan terserah saja, pokoknya kamu juga ikut makan," sahut Roni merasa lemas.Roni kemudian menghampiri rumah ibunya."Kamu kenapa lesu begitu? Nggak dimasakin lagi sama istrimu?" tanya Sarni."Iya. Katanya dia lagi pesan. Tapi aku sepertinya sudah sangat lapar," sahut Roni lemas."Ya sudah kamu makan sana dulu. Memang keterlaluan itu istri kamu. Tadi Ibu juga sudah mencoba menasihati dia supaya lebih rajin di rumah. Dia kalau di rumah cuma malas-malasan. Makan beli, cuci di laundry, Ibu lihat dia ngapu aja enggak," tutur Sarni."Ya sudah mungkin dia ingin meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 20. Ke Dokter

    Satu bulan kemudian Laila memeriksakan diri ke dokter. Karena ia mengeluh pusing dan mual. Karena sebelumnya Laila memang memiliki riwayat sakit lambung tapi sudah cukup lama tidak merasakannya. Justru saat ini kembali kambuh.Laila pergi sendiri ke dokter tanpa ditemani Roni, karena kebetulan Roni sedang keluar kota dan tidak mungkin ia mengajak mertuanya. Sudah beberapa kali Laila dan mertuanya terlibat percekcokan. Untuk ngobrol saja Laila malas, apalagi untuk mengajaknya ke dokter.Laila pun ke dokter tanpa sepengetahuan Sarni. Diam-diam ia pergi tanpa melalui pintu belakang. Karena biasanya mertuanya sering duduk di dapur untuk mengawasi gerak gerik Laila.Laila yang merasa risih setiap hari diawasi membuat ia sering menutup pintu belakang agar tidak selalu diawasi. Meskipun ia sering melawan mertua nya setidaknya ia juga tidak ingin menambah masalah.Pernah Laila seharian di rumah dan menutup pintunya. Lalu Sarni menyindir dari luar."Takut diintip rumahnya ditutup terus," gumam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 21. Undangan Kepala Sekolah

    Mosa hari ini libur sekolah bertepatan dengan hari minggu. Mosa ingin mengisi waktu dengan nonton ke bioskop sendirian. Sebelumnya Mosa juga sering jalan-jalan sendiri karena ia merasa lebih nyaman. Meskipun terkadang jika ada teman yang mengajak ia tidak keberatan.Mosa sudah merencanakan akan ke bioskop. Saat sudah bersiap tiba-tiba terdengar suara ponselnya berdering. Mosa kemudian membuka ponsel dan ada pesan dari kepala sekolah.Deg!"Tumben sekali kepala sekolah kok kirim pesan," gumam Mosa.Kemudian Mosa membuka pesannya.[Bu Mosa, apakah sedang sibuk hari ini? Saya ingin mengundang Bu Mosa makan siang hari ini di restoran. Saya harap Bu Mosa bisa,] Pesan singkat dari kepala sekolah membuat Mosa bingung. Kenapa kepala sekolah tiba-tiba mengundangnya makan siang. Apakah semua pegawai yang diundang atau hanya beberapa saja. Ia jadi ragu untuk membalas. Mosa kemudian menghubungi Raisa.Telepon terhubung. "Halo, Sa. Aku mau nanya, kamu ada undangan dari kepala sekolah nggak?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 22. Pandangan Pertama

    Maaf, Pak. Kalau boleh tahu kenapa Bapak saya kemari, ya?" tanya Mosa hati-hati. Perasaannya sudah menyeruak ingin mengetahui alasan kenapa ia diundang sendirian sedangkan orang sekolah tidak ada yang diundang. "Saya hanya ingin makan bersama Bu Mosa saja." Jawaban kepala sekolah membuat kening Mosa mengernyit. Alasan yang tidak diharapkan Mosa. "Tapi, Pak. Saya tidak mengerti." Andre hanya menyimak pembicaraan antara Ayahnya dan Mosa sembari menikmati makanan yang tersedia. "Sudah Bu Mosa makan saja. Silakan dinikmati jauh-jauh kemari cuma makan sedikit nanti rugi," sahut kepala sekolah santai. Ia memang menyadari Mosa sedang menyelidik dirinya tetapi kepala sekolah tetap bersikap santai. Sebelumnya saat di rumah Andre. Ayahnya meminta untuk ikut bersamanya. "Maaf, Yah. Untuk apa? Aku masih punya waktu tiga bulan lagi. Bukankah begitu Ayah bilang. Tetapi kenapa sekarang harus bertemu dengan perempuan ingatan Ayah." "Sudahlah, Dre. Kamu jangan banyak menolak. Ayah tidak yakin k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 174. Cinta Sejati (TAMAT)

    Sarni dengan cepat mengambil pistol tersebut dan mengarahkan tepat ke arah Mosa.Dor Dor Dor.Sarni menembakkan pistol tersebut. Polisi segera mengamankan Sarni begitu juga dengan Karno.Tembakan tadi tidak melukai Mosa sama sekali. Karena Andre berhasil menghalangi peluru tersebut mengenai istrinya.Andre kemudian terjatuh dengan darah mengalir deras dari dadanya. Sampai darah itu pun muncrat jauh ke beberapa arah. Mosa langsung histeris. Begitu juga dengan polisi yang berada di sana langsung menolong Andre yang memerintahkan untuk langsung menghubungi rumah sakit. "Andre, Andre. Kamu yang kuat, ya? Kita akan segera ke rumah sakit," ucap Mosa sembari berurai air mata.Begitu juga dengan Andre yang terus mengeluarkan cairan bening dari ujung netranya. Baginya melindungi istrinya agar tidak terluka adalah kewajibannya. Meskipun entah sampai kapan dia harus bertahan. Setidaknya sampai saat ini dirinya akan bertahan untuk bisa mengusap air mata Mosa.Tidak lama kemudian ambulan pun data

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 173. Ngelantur

    "Tapi aku merasa kesepian ketika ayah harus bekerja dan aku di rumah hanya dengan pembantu. Rasanya aku ingin meluapkan semua dengan tidak menuruti keinginan Ayah untuk kuliah di jurusan yang ayah perintahkan. Aku juga sakit hati ketika ayah justru menyebutkan nama Hendra untuk menjadi ahli waris ayah. Mungkin terkesan berlebihan. Atau ayah bilang kalau semua itu tidak benar. Boleh, tetapi aku merasa tidak ikhlas. Lebih baik aku mendekam di penjara saja daripada harus hidup dengan orang yang tidak menyayangiku," terang Hendra.Semua juga tidak menyangka. Ternyata perbuatannya selama ini yang terkesan kejam dan juga tidak memiliki hati ternyata benih dari kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Mosa menelan saliva. Dia juga tidak menyangka jika yang ada di depannya saat ini adalah sebuah kenyataan. Meskipun Mosa tidak memiliki sosok ayah yang ada di sampingnya, tetapi Mosa tidak merasa kekurangan kasih sayang. Karena ibunya selalu ada di sampingnya. Bahkan hingga saat ini."Saya me

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 172. Ikut Suami

    "Sama. Aku juga selalu jatuh cinta sama kamu. Entah sampai kapan aku bernafas dan bahkan ketika aku sudah meninggal pun aku tetap mencintai kamu. Aku akan menunggu kamu di hari berikutnya. Kita akan sama-sama bahagia di surga. Bersama dengan kakaknya Rasya dan Risya," sahut Andre."Jangan bilang tentang kematian dong! Aku benar-benar ingin berdua sama kamu sampai hari tua nanti. Meskipun kematian itu pasti aku ingin kita meninggal berdua saja. Karena aku nggak mau sampai kesepian karena nggak ada kamu di sampingku.""Iya. Aku juga ingin menua bersama kamu. Melihat tumbuh kembang anak-anak kita. Dan kita bisa tinggal berdua melihat cucu kita nanti," sahut Andre.Mereka berdua kemudian melanjutkan makan malam dengan santai. Andre menyuapi Mosa sampai semua menu makanan yang tersedia sudah dicicipi oleh Mosa.Andre juga memilih makanan yang sehat dan bergizi untuk ibu menyusui. Karena memang Mosa juga doyan sekali makan. Jadi Andre juga memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi oleh istriny

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 171. Makan Malam Romantis 

    Mosa juga mendengar obrolan Andre dengan polisi. "Kapan mau ke kantor polisi?" tanyanya. "Masih belum dapat informasi. Yuk kita masuk dulu saja!" ajak Andre."Sudah ada teh, tadi aku buatkan untuk kamu," ucap Mosa. "Kamu nggak usah melakukan sesuatu yang sekiranya membuat tanganmu terasa sakit, Mosa! Aku bisa kok. Lagi pula kamu juga masih sakit. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Ngerti, kan?" Mosa mengangguk. "Iya. Aku mengerti. Tadi aku pakai tangan kiri kok. Dan nggak kerasa sakit. Aku juga nggak gendong si kembar. Semua sudah ditangani sama Ibu dan juga Bi Imah. Jadi aku lebih banyak istirahat. Bosen juga," sahut Mosa."Ya, kamu baca buku atau temani si kembar saja! Biar tangan kamu bisa segera pulih," Andre memberikan nasihat."Oh ya. Sebenarnya aku mau makan di luar. Kira-kira bisa nggak, ya? Kalau nggak bisa kita makan di rumah saja deh," tanya Mosa tidak terlalu antusias."Mau makan apa? Nanti kita akan keluar berdua," tanya Andre sembari menikmati teh buatan istrinya."Ya

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 170. Saling Melindungi 

    Sesampainya di rumah, Mosa langsung menghampiri si kembar yang berada di kamar. "Mosa, kamu sudah pulang. Bagaimana keadaanmu?" tanya Mina saat sedang menemani cucunya di kamar."Aku baik-baik saja, Bu. Anak-anak bagaimana?" "Mereka baik-baik saja. Kamu istirahat saja dulu! Pasti tanganmu masih sakit, kan? Anak-anak biar sama Ibu dan Bi Imah. Kamu hanya perlu makan yang banyak dan tenangkan fikiranmu agar bisa memproduksi ASI yang melimpah. Mereka masih sangat membutuhkan ASI. Karena stok sudah hampir habis. Terutama Rasya yang kalau minum susu sangat kuat," terang Mina."Baik, Bu. Ngomong-ngomong sudah bisa sarapan sama apa nih aku?" tanya Mosa."Kamu ke dapur saja! Bi Imah sudah masak kok," sahut Mina.Setelah sarapan dari Bi Imah yang menyiapkan. Mosa langsung memompa ASInya. Karena untuk menyusui langsung masih cukup kesulitan untuk menggerakkan tangannya. Andre juga sudah melihat kalau di depan rumahnya juga sudah bersih dari bekas darah setelah insiden semalam. Andre kemudian

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 169. Ingin Pulang

    Sesampainya di rumah sakit, Mosa langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Mosa harus mendapatkan operasi kecil untuk mengeluarkan peluru dari dalam lengan nya. Andre terpaksa harus menunggu di luar karena tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan operasi. Di sana juga ada beberapa polisi yang juga mendapatkan serangan penembakan oleh Hendra. Ada satu polisi yang harus meregang nyawa harus penurunan tepat mengenai jantungnya dan tidak dapat tertolong saat dibawa ke rumah sakit.Setidaknya, Andre bersyukur Mosa masih bisa diselamatkan karena tidak mengenai organ vitalnya. Meskipun luka di lengannya akan membutuhkan beberapa waktu untuk bisa sembuh total.Membutuhkan waktu sekitar satu jam, akhirnya peluru yang bersarang di lengan Mosa berhasil diambil. Dokter menghampiri Andre yang sedang menunggu Mosa di depan ruang operasi."Pak, istri Bapak sudah selesai. Mungkin nanti hanya perlu minum antibiotik agar tidak sampai terinfeksi dan bisa segera pulih. Karena luka di tangannya itu

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 168. Tamu Tak Diundang

    "Pergi kamu ke kantor polisi, Hendra!" teriak Andre."Kenapa? Aku bisa saja pergi ke sana! Tapi kamu sepertinya ketakutan, ya? Tenang saja! Masa kecil kita dulu yang kita akan menjaga satu sama lain, aku tidak akan pernah lupa. Aku tidak akan menyakiti kamu sedikit pun. Aku juga tidak ingin mengotori tanganku dengan melenyapkanmu," sahut Hendra tenang."Lalu mau apa kamu sekarang?'' tanya Andre."Aku hanya ingin berkunjung menemui kamu, Dre. Aku tidak akan apa-apakan kamu.""Kamu jadi manusia kenapa tega sekali memperlakukan Roni sekejam itu? Bukankah kamu adalah orang yang murah hati. Tetapi kenapa kamu berubah begitu jauh? Aku sungguh tidak menyangka. Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu, Hendra!" ucap Andre."Sayangnya Roni masih hidup. Coba saja kalau dia mati kan dia tidak perlu masuk ke penjara. Memang dia sepertinya umurnya panjang. Sehingga dia sedang menderita sendiri," sahut Hendra.Andre berfikir akan mengambil ponsel nya di dalam. Saat dia akan bangkit, Hendra

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 167. Dugaan Sarni Depresi

    "Tapi ibu mau bawa yang perempuan, Mosa. Dari dulu ibu pengen cucu perempuan. Dan saat ini sudah ada di hadapan Ibu. Ibu bawa, ya!" sahut Sarni."Ibu, bercandanya jangan keterlaluan! Kasihan mereka pasti resah. Sudah cukup! Kan kita ke sini mau menjenguk mereka," tutur Karno."Iya. Tadinya begitu. Tapi kan ibu juga mau cucu seperti mereka. Apa bisa kita dapatkan cucu dari Roni. Sedangkan di penjara juga dia punya penyakit kelamin," tanya Sarni."Sudahlah, Bu. Kalau ibu begini lebih baik kita pulang saja! Bapak malu," ajak Karno.Semuanya terdiam. Lalu pecah saat si kembar menangis. Mosa lalu membawa si kembar untuk ke kamar. Menghindari segala kemungkinan yang muncul. Bersama dengan Mina.Andre mencoba menenangkan keadaan. "Maaf, Bu. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Mungkin saat ini Roni sedang mendapatkan apa yang dituai. Tetapi saya juga berdoa agar Roni bisa mendapatkan yang terbaik.""Halah, banyak omong kamu. Kamu senang kan telah mengambil Mosa dari Roni. Padahal jelas

  • Bersuami Anak "Mama"   Bab 166. Peran Ibu

    Malam harinya, Mosa telah berhasil menidurkan kedua bayinya dengan dibantu Mina. Mosa yang merasa lelah kemudian mengambil posisi untuk tidur di samping suaminya.Andre sudah tertidur. Karena Mosa memang meminta Andre untuk tidur kalau di malam hari membutuhkan bantuan. Ternyata gerakan Mosa membangunkan Andre. "Maaf, kamu jadi terbangun," ucap Mosa.Andre hanya tersenyum menyambut kedatangan istri di sampingnya. "Tidak masalah. Aku senang. Kamu istirahat saja dulu! Sini biar aku temani," ucapnya."Aku memang sangat mengantuk. Ini sudah jam sebelas dan aku belum tidur juga. Aku mau tidur dulu, ya!" sahut Mosa."Iya, kamu tidur saja! Nanti kalau si kembar bangun biar aku yang tangani," balas Andre."Terima kasih ya, Dre. Kamu bersedia menjadi suami yang siaga. Bahkan besok kamu juga akan kerja," ucap Mosa menatap wajah Andre."Rasya dan Risya adalah anakku juga. Sangat tidak adil kalau hanya kamu yang berjuang untuk mengasuhnya. Selagi aku masih diberikan kesempatan, maka aku akan mel

DMCA.com Protection Status