Share

Bab 2

Author: Chayra Najwa
last update Last Updated: 2024-12-10 11:14:28
Aku membelalakkan mata memandangnya.

Di balik kacamata tebalnya, terlihat jelas ekspresi ketakutannya. Aku buru-buru menenangkannya,

"Lina, kamu gila, ya?"

"Kita tinggal bareng Jenny setiap hari, mana mungkin dia sudah mati?"

"Kamu pasti kebanyakan baca novel horor, makanya lihat siapa pun kayak lihat hantu ... "

Karena gugup, aku mengoceh panjang lebar.

Aku tidak bisa langsung memercayainya, bagaimana kalau Lina sedang membohongiku.

Kalaupun dia tak berbohong, tanpa pengakuan dariku, Lina juga hanya bisa mencurigai, tidak mungkin langsung menyebutkan ini di asrama.

Yang perlu kulakukan hanyalah menenangkan si mayat selama dua minggu ke depan.

Melihat aku terus membantah, ekspresi wajah Lina semakin muram.

Aku merasakan hawa dingin di sekeliling kami dan tubuhku langsung merinding. Langkahku juga otomatis menjadi lebih cepat.

Begitu sampai di asrama, aku mau segera makan dan tidur. Tidak ada yang boleh menggangguku!

Namun, saat kami hampir tiba di depan gedung asrama, Lina akhirnya tidak tahan lagi.

Dia memaksaku duduk di bangku panjang pinggir jalan, memastikan tidak ada orang di sekitar, lalu memaksa aku mendengar cerita horornya.

Hari itu, Lina sedang menjemur pakaian di balkon.

Saat itu, gerbang asrama akan segera ditutup dan semua pasangan kekasih sudah kembali ke kamar masing-masing.

Hanya Jenny dan pacarnya yang masih duduk di bangku belakang gedung, sedang bermesraan.

Gedung asrama kami memang terletak paling belakang. Di belakangnya ada tempat pengambilan paket dan tidak ada apa-apa lagi.

Di waktu itu, tempat pengambilan paket juga sudah tutup.

Jadi, area tersebut gelap gulita, hanya diterangi lampu jalan yang redup. Dalam pandangan Lina, hanya ada Jenny dan pacarnya yang duduk membelakanginya.

Saat bercerita sampai sini, Lina menelan ludah dengan susah payah.

Dia menggenggam tanganku erat-erat.

Tangannya basah dan dingin, penuh keringat dingin.

Aku pun merasa tidak nyaman. Aku merinding, bulu kudukku berdiri dan keringat dingin mulai mengalir di tubuhku. Namun, aku tetap harus berpura-pura tenang.

Aku menggenggam balik tangannya sambil berkata, "Lina, sudah malam, ceritamu menakutkan sekali."

Namun, Lina menatapku dengan mata membelalak, "Nggak bisa! Kamu harus dengar sampai selesai!"

Dia menekan bahuku erat-erat agar aku tak bisa bangun.

Kekuatannya begitu besar, aku bahkan tak bisa melepaskan diri.

Akhirnya, aku tak punya pilihan selain mendengarkan.

Lina yang tidak ingin mengganggu mereka, melanjutkan menjemur pakaian tanpa berkata apa-apa.

Namun, saat dia kembali ke kamar untuk mengambil gantungan baju, hal aneh terjadi.

Jenny sedang mengintip dari tirai tempat tidurnya, mengobrol dengan diriku yang duduk di atas tempat tidur.

Melihat Lina kembali, tiba-tiba Jenny menoleh dan bertanya dengan senyuman lebar, "Kamu lihat apa barusan di luar?"

Lina terkejut hingga gantungan bajunya terjatuh ke lantai.

Tanpa peduli untuk mengambilnya, Lina langsung berjalan cepat kembali ke balkon.

Dan saat itu, wanita yang membelakanginya tadi perlahan memutar tubuh.

Wajahnya ... adalah wajah Jenny!

Ada dua Jenny!

Suara Lina menjadi tinggi, wajahnya pucat, bagaikan selembar kertas putih.

Sementara diriku yang mendengar ceritanya, sudah basah kuyup karena keringat dingin.

Hari itu, aku juga ada di sana.

Aku ingat bahwa kemarin sedang berbincang dengan Jenny dan aku juga ingat Lina terlihat aneh malam itu.

Dia tidak berbohong.

Jangan-jangan, Jenny benar-benar orang mati itu?

Lalu, apakah aku harus memberitahu Lina kebenarannya.

Melihat kondisi mentalnya saat ini, dia mungkin tidak akan bisa bertahan lebih lama.

Jika dia tiba-tiba kehilangan kendali dan langsung mempertanyakan Jenny, bukankah itu seperti menyerahkan diri pada maut?

Aku menelan ludah dengan berat dan akhirnya memutuskan untuk memberitahunya.

Bagaimanapun, Lina adalah teman asramaku. Dia tidak pantas kehilangan nyawa di usia yang seharusnya penuh kebahagiaan.

Namun, belum sempat aku mengatakan apa-apa. Lina sudah terjatuh ke lantai.

Matanya menatap ke belakangku dengan penuh ketakutan, tubuhnya gemetar hebat.

Keringat dingin mengalir di pelipisku. Mengikuti arah pandangannya, aku perlahan menoleh.

Entah sejak kapan, Jenny sudah berdiri di sana, menatap kami dengan tatapan tajam.

Jika bukan karena lampu menyala tiba-tiba, pasti tidak ada yang menyadari Jenny yang berdiri di tempat gelap itu.

Aku tidak tahu seberapa banyak yang dia dengar, tapi aku tetap berpura-pura tenang. Namun, tubuhku membeku, gemetar tak terkendali.

Melihat Jenny perlahan mendekat, aku benar-benar hampir kehilangan akal.

"Bilang saja, apa yang sedang kalian lakukan diam-diam di sini?"

"Melihatku datang langsung ketakutan seperti ini. Jangan-jangan kalian sedang membicarakanku?"

Jenny tidak menunjukkan tanda-tanda berubah, aku sedikit merasa lega.

"Bukan, kami hanya mencari udara segar di luar saja. Lina sedang cerita horor tadi, aku ketakutan sampai ngompol."

Mendengar itu, Lina buru-buru mengangguk.

Jenny memandang kami dengan curiga, tapi akhirnya tidak berkata apa-apa.

Dia lalu merangkul aku dan Lina di kedua sisi dan kami bertiga pun kembali ke asrama bersama.

Begitu sampai, aku makan dengan cepat, lalu langsung naik ke tempat tidur.

Tempat tidur kami semua punya tirai yang bisa ditutup, yang tidak hanya melindungi dari nyamuk tapi juga cahaya.

Setelah menutup tirai, akhirnya aku bisa merasa sedikit tenang.

Tidak lama kemudian, Lina memanggilku untuk mandi bersama.

Aku tahu dia ingin membahas rencana. Baru saja aku mau menyetujui, tiba-tiba terdengar suara Jenny,

"Aku juga ikut, yuk barengan saja!"

Suasana menjadi hening sejenak. Aku langsung mengatakan bahwa diriku sedang datang bulan dan merasa tidak enak badan, jadi tidak bisa ikut.

Rasanya seperti ada duri yang menusuk punggungku dan aku hanya ingin sendiri.

Related chapters

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 3

    Barusan aku memang terlalu gegabah.Setelah menenangkan diri, aku mulai memikirkan semuanya dengan lebih berhati-hati.Haruskah aku memberitahu Lina kebenarannya? Mumpung mereka belum kembali, mungkin aku bisa berkonsultasi dengan sahabatku dulu.Namun, tiba-tiba Jenny berkata bahwa dia juga tidak enak badan, jadi tidak ingin pergi mandi.Tubuhku menegang, aku tak bisa lagi mengatakan apa-apa untuk membantahnya.Bagaimana mungkin aku yang tadi bilang tidak mau pergi, sekarang malah mau? Jika aku begitu labil, pastiterlihat mencurigakan.Lina diam-diam mengirim pesan, bertanya apakah dirinya perlu tetap tinggal.Aku membalas tidak perlu.Setelah berpikir sejenak, aku menambahkan beberapa pesan, "Mungkin karena kamu terlalu stres akhir-akhir ini, makanya sampai halusinasi.""Sebagai teman sekamar, sebaiknya kita hidup rukun.""Aku nggak tahu kamu punya masalah apa dengan Jenny, tapi menyeret cerita horor seperti ini terlalu berlebihan.""Ini terlalu aneh, aku nggak percaya."Lina pun ti

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 4

    Jenny langsung kembali ke wujud manusia dan tersenyum sambil berkata pada Lina, "Aku dan Lisa hanya bercanda."Lina tampak tidak percaya dan menatapku dengan curiga.Aku buru-buru menghapus air mataku dan mengangguk berulang kali, "Iya, kami hanya bercanda.“ Sejak Lina kembali, suasana di kamar asrama menjadi tenang lagi.Aku menutup rapat tirai tempat tidurku, meringkuk di balik selimut dan menangis, sambil mengirim pesan ke sahabatku.Sekarang aku yakin bahwa Jenny adalah orang mati. Tapi, aku tidak tahu apakah dia sadar bahwa aku sudah mengetahuinya.Aku tidak tahan lagi. Kalau situasi ini terus berlanjut, nyawaku pasti melayang.Siapa yang bisa bertahan dengan ketakutan seperti ini?Setelah mendengar ceritaku, sahabatku menyadari betapa seriusnya masalah ini.Dia berkata bahwa teman sekamarku itu pasti hantu yang kuat dan berbahaya. Dia memutuskan untuk datang langsung.Dia sudah memesan tiket untuk besok dan menenangkanku agar tidak takut.Saat lampu kamar dimatikan, semua orang

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 5

    Seketika, kamar menjadi terang benderang.Ternyata, Selly yang menyalakan lampu mejanya.Dia menarik lenganku dan berteriak, "Kenapa kamu berteriak? Hati-hati anak kamar sebelah datang dan memarahimu."Merasa suhu hangat dari tangan manusia hidup, aku buru-buru mendekat padanya."Ada hantu! Kita harus segera keluar dari sini!"Selly mengarahkan lampu ke tempat tidurku. Di sana kosong, tidak ada apa-apa."Hantu apa? Nggak ada apa-apa.""Lisa, kamu pasti kebanyakan nonton film horor, pikiranmu dipenuhi itu semua, jadi sampai terbawa mimpi."Aku memandang sekitar dengan tidak percaya."Nggak, nggak mungkin.""Aku benar-benar melihat hantu, dia bahkan bicara padaku, bahkan mencoba menguliti wajahku ... "Selly tampak tak berdaya dan menunjuk wajahku."Lihat saja, wajahmu bahkan baik-baik saja, nggak ada bekas apapun."Aku mencoba bercermin. Ternyata benar, kulitku terlihat mulus, tidak ada luka atau bahkan bekas goresan.Aku pun tertegun.Apa benar aku hanya bermimpi?Namun, rasa sakit tad

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 6

    Aku langsung tertegun, apa mungkin Selly juga tahu bahwa Jenny itu hantu?Selly sengaja mengajakku ke tempat ramai untuk bicara.Dia bercerita bahwa sebenarnya gedung asrama kami memang punya banyak cerita seram.Namun, demi menjaga reputasi kampus dan menarik mahasiswa baru, hal ini tidak pernah diumumkan.Dia tahu cerita ini dari seorang senior yang dia temui saat mengikuti ujian CPNS.Selly mengaku dirinya pernah mengalami kejadian serupa. Suatu malam, dia pulang menjelang jam tidur dan bertemu hantu itu.Namun, dia langsung memakinya dengan keras dan hantu itu pun pergi.Dia merendahkan suaranya, berkata, "Ingat satu hal, kalau kamu bertemu hantu itu, langsung teriak dan menyebut dia itu hantu.""Dengan begitu, hantu itu akan mengingat semuanya dan nggak akan mencarimu lagi."Aku panik, apa ini? Kenapa berbeda dengan yang dikatakan sahabatku?Sahabatku bilang aku harus berpura-pura tak tahu soal hantu, sementara Selly malah menyuruhku untuk langsung mengungkapnya.Dua saran ini ben

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 7

    Baru saja tidur sebentar, aku langsung terbangun dengan sangat waspada.Dengan jimat yang melindungiku, aku duduk di tempat tidur dan menunggu kemunculan hantu.Selly tahu aku ketakutan dan tidak berani tidur, jadi dia meminjamkan lampu mejanya yang terang padaku.Aku tidak yakin apakah dia manusia atau hantu.Namun, ini juga hanya sebuah lampu, apa yang bisa terjadi?Setelah berpikir sejenak, aku menerima niat baiknya.Tak lama, suasana asrama menjadi hening.Aku hanya bisa mendengar suara napas teratur dari teman-teman sekamarku.Dengan satu tangan memegang ponsel, tangan lainnya memegang erat belati berukir mantra. Aku duduk tegang, menatap lurus ke depan.Lampu besar itu kujepitkan di sudut tirai tempat tidur, membuat bagian dalam tempat tidurku terang benderang seperti siang hari.Akhirnya, aku bernapas lega.Namun, semakin lama aku duduk, rasa gelisahku semakin menjadi-jadi. Berbagai bayangan menyeramkan terus bermunculan di kepalaku.Untuk mengalihkan perhatian, aku memutuskan b

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 8

    Aku perlahan menoleh ke arah teman-temanku.Mereka sedang tersenyum, tetapi sudut bibir mereka tertarik berlebihan, seolah-olah akan robek.Dalam sekejap, perasaan merinding menjalar dari kepalaku."Sudah malam, aku mau tidur duluan."Kataku dengan tawa kaku sambil berdiri, berniat kembali ke tempat tidur.Namun, Selly langsung menekanku agar tetap di tempat.Jari-jarinya yang tadinya halus kini mulai membusuk, kukunya berubah menjadi hitam kebiruan dan memanjang dengan cepat."Lisa, kamu mau ke mana?" tanyanya.Jenny dan Lina juga mendekat mengelilingiku."Iya, kamu mau ke mana, Lisa?""Tinggallah di sini, temani kami. Bukannya kita teman sekamar yang kompak dan baik?"Sambil berbicara, kulit wajah mereka mulai terkelupas perlahan-lahan.Suara mereka juga berubah, menjadi aneh dan tajam.Sementara itu, lampu besar yang mereka pinjamkan padaku telah berubah menjadi lampu penerangan abadi untuk pemujaan.Kini semuanya menjadi jelas.Jimat dari sahabatku sebenarnya berfungsi. Hantu di te

    Last Updated : 2024-12-10
  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 1

    Untuk menunjukkan kekompakan, kami berempat di asrama membeli casing ponsel yang sama.Casing itu lembut dan elastis, sangat berbeda dari casing-casing yang pernah kumiliki sebelumnya.Hanya saja, ada satu masalah, casing itu selalu berminyak.Awalnya, kupikir itu karena tanganku yang berkeringat, sampai suatu hari aku sibuk mengerjakan tugas dan sama sekali tidak menyentuhnya.Namun, saat malam tiba, casing itu tetap mengeluarkan lapisan minyak kuning.Karena tiga teman asramaku juga memakai casing yang sama, aku merasa tidak enak untuk menggantinya.Namun harus mengelapnya setiap beberapa lama sekali, benar-benar melelahkan.Akhirnya, aku pun mengeluh pada sahabatku.Namun, saat membaca pesannya, hatiku langsung berdegup kencang."Berminyak? Itu kulit manusia!"Aku langsung gemetar dan hampir menjatuhkan ponselku."Astaga, jangan nakut-nakuti aku!"Sahabatku memintaku untuk keluar sendirian tanpa membawa casing ponsel.Aku yang sudah ketakutan langsung menurutinya.Setelah sampai di

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 8

    Aku perlahan menoleh ke arah teman-temanku.Mereka sedang tersenyum, tetapi sudut bibir mereka tertarik berlebihan, seolah-olah akan robek.Dalam sekejap, perasaan merinding menjalar dari kepalaku."Sudah malam, aku mau tidur duluan."Kataku dengan tawa kaku sambil berdiri, berniat kembali ke tempat tidur.Namun, Selly langsung menekanku agar tetap di tempat.Jari-jarinya yang tadinya halus kini mulai membusuk, kukunya berubah menjadi hitam kebiruan dan memanjang dengan cepat."Lisa, kamu mau ke mana?" tanyanya.Jenny dan Lina juga mendekat mengelilingiku."Iya, kamu mau ke mana, Lisa?""Tinggallah di sini, temani kami. Bukannya kita teman sekamar yang kompak dan baik?"Sambil berbicara, kulit wajah mereka mulai terkelupas perlahan-lahan.Suara mereka juga berubah, menjadi aneh dan tajam.Sementara itu, lampu besar yang mereka pinjamkan padaku telah berubah menjadi lampu penerangan abadi untuk pemujaan.Kini semuanya menjadi jelas.Jimat dari sahabatku sebenarnya berfungsi. Hantu di te

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 7

    Baru saja tidur sebentar, aku langsung terbangun dengan sangat waspada.Dengan jimat yang melindungiku, aku duduk di tempat tidur dan menunggu kemunculan hantu.Selly tahu aku ketakutan dan tidak berani tidur, jadi dia meminjamkan lampu mejanya yang terang padaku.Aku tidak yakin apakah dia manusia atau hantu.Namun, ini juga hanya sebuah lampu, apa yang bisa terjadi?Setelah berpikir sejenak, aku menerima niat baiknya.Tak lama, suasana asrama menjadi hening.Aku hanya bisa mendengar suara napas teratur dari teman-teman sekamarku.Dengan satu tangan memegang ponsel, tangan lainnya memegang erat belati berukir mantra. Aku duduk tegang, menatap lurus ke depan.Lampu besar itu kujepitkan di sudut tirai tempat tidur, membuat bagian dalam tempat tidurku terang benderang seperti siang hari.Akhirnya, aku bernapas lega.Namun, semakin lama aku duduk, rasa gelisahku semakin menjadi-jadi. Berbagai bayangan menyeramkan terus bermunculan di kepalaku.Untuk mengalihkan perhatian, aku memutuskan b

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 6

    Aku langsung tertegun, apa mungkin Selly juga tahu bahwa Jenny itu hantu?Selly sengaja mengajakku ke tempat ramai untuk bicara.Dia bercerita bahwa sebenarnya gedung asrama kami memang punya banyak cerita seram.Namun, demi menjaga reputasi kampus dan menarik mahasiswa baru, hal ini tidak pernah diumumkan.Dia tahu cerita ini dari seorang senior yang dia temui saat mengikuti ujian CPNS.Selly mengaku dirinya pernah mengalami kejadian serupa. Suatu malam, dia pulang menjelang jam tidur dan bertemu hantu itu.Namun, dia langsung memakinya dengan keras dan hantu itu pun pergi.Dia merendahkan suaranya, berkata, "Ingat satu hal, kalau kamu bertemu hantu itu, langsung teriak dan menyebut dia itu hantu.""Dengan begitu, hantu itu akan mengingat semuanya dan nggak akan mencarimu lagi."Aku panik, apa ini? Kenapa berbeda dengan yang dikatakan sahabatku?Sahabatku bilang aku harus berpura-pura tak tahu soal hantu, sementara Selly malah menyuruhku untuk langsung mengungkapnya.Dua saran ini ben

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 5

    Seketika, kamar menjadi terang benderang.Ternyata, Selly yang menyalakan lampu mejanya.Dia menarik lenganku dan berteriak, "Kenapa kamu berteriak? Hati-hati anak kamar sebelah datang dan memarahimu."Merasa suhu hangat dari tangan manusia hidup, aku buru-buru mendekat padanya."Ada hantu! Kita harus segera keluar dari sini!"Selly mengarahkan lampu ke tempat tidurku. Di sana kosong, tidak ada apa-apa."Hantu apa? Nggak ada apa-apa.""Lisa, kamu pasti kebanyakan nonton film horor, pikiranmu dipenuhi itu semua, jadi sampai terbawa mimpi."Aku memandang sekitar dengan tidak percaya."Nggak, nggak mungkin.""Aku benar-benar melihat hantu, dia bahkan bicara padaku, bahkan mencoba menguliti wajahku ... "Selly tampak tak berdaya dan menunjuk wajahku."Lihat saja, wajahmu bahkan baik-baik saja, nggak ada bekas apapun."Aku mencoba bercermin. Ternyata benar, kulitku terlihat mulus, tidak ada luka atau bahkan bekas goresan.Aku pun tertegun.Apa benar aku hanya bermimpi?Namun, rasa sakit tad

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 4

    Jenny langsung kembali ke wujud manusia dan tersenyum sambil berkata pada Lina, "Aku dan Lisa hanya bercanda."Lina tampak tidak percaya dan menatapku dengan curiga.Aku buru-buru menghapus air mataku dan mengangguk berulang kali, "Iya, kami hanya bercanda.“ Sejak Lina kembali, suasana di kamar asrama menjadi tenang lagi.Aku menutup rapat tirai tempat tidurku, meringkuk di balik selimut dan menangis, sambil mengirim pesan ke sahabatku.Sekarang aku yakin bahwa Jenny adalah orang mati. Tapi, aku tidak tahu apakah dia sadar bahwa aku sudah mengetahuinya.Aku tidak tahan lagi. Kalau situasi ini terus berlanjut, nyawaku pasti melayang.Siapa yang bisa bertahan dengan ketakutan seperti ini?Setelah mendengar ceritaku, sahabatku menyadari betapa seriusnya masalah ini.Dia berkata bahwa teman sekamarku itu pasti hantu yang kuat dan berbahaya. Dia memutuskan untuk datang langsung.Dia sudah memesan tiket untuk besok dan menenangkanku agar tidak takut.Saat lampu kamar dimatikan, semua orang

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 3

    Barusan aku memang terlalu gegabah.Setelah menenangkan diri, aku mulai memikirkan semuanya dengan lebih berhati-hati.Haruskah aku memberitahu Lina kebenarannya? Mumpung mereka belum kembali, mungkin aku bisa berkonsultasi dengan sahabatku dulu.Namun, tiba-tiba Jenny berkata bahwa dia juga tidak enak badan, jadi tidak ingin pergi mandi.Tubuhku menegang, aku tak bisa lagi mengatakan apa-apa untuk membantahnya.Bagaimana mungkin aku yang tadi bilang tidak mau pergi, sekarang malah mau? Jika aku begitu labil, pastiterlihat mencurigakan.Lina diam-diam mengirim pesan, bertanya apakah dirinya perlu tetap tinggal.Aku membalas tidak perlu.Setelah berpikir sejenak, aku menambahkan beberapa pesan, "Mungkin karena kamu terlalu stres akhir-akhir ini, makanya sampai halusinasi.""Sebagai teman sekamar, sebaiknya kita hidup rukun.""Aku nggak tahu kamu punya masalah apa dengan Jenny, tapi menyeret cerita horor seperti ini terlalu berlebihan.""Ini terlalu aneh, aku nggak percaya."Lina pun ti

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 2

    Aku membelalakkan mata memandangnya.Di balik kacamata tebalnya, terlihat jelas ekspresi ketakutannya. Aku buru-buru menenangkannya, "Lina, kamu gila, ya?""Kita tinggal bareng Jenny setiap hari, mana mungkin dia sudah mati?""Kamu pasti kebanyakan baca novel horor, makanya lihat siapa pun kayak lihat hantu ... "Karena gugup, aku mengoceh panjang lebar.Aku tidak bisa langsung memercayainya, bagaimana kalau Lina sedang membohongiku.Kalaupun dia tak berbohong, tanpa pengakuan dariku, Lina juga hanya bisa mencurigai, tidak mungkin langsung menyebutkan ini di asrama.Yang perlu kulakukan hanyalah menenangkan si mayat selama dua minggu ke depan.Melihat aku terus membantah, ekspresi wajah Lina semakin muram.Aku merasakan hawa dingin di sekeliling kami dan tubuhku langsung merinding. Langkahku juga otomatis menjadi lebih cepat.Begitu sampai di asrama, aku mau segera makan dan tidur. Tidak ada yang boleh menggangguku!Namun, saat kami hampir tiba di depan gedung asrama, Lina akhirnya ti

  • Bermula Dari Casing Berminyak   Bab 1

    Untuk menunjukkan kekompakan, kami berempat di asrama membeli casing ponsel yang sama.Casing itu lembut dan elastis, sangat berbeda dari casing-casing yang pernah kumiliki sebelumnya.Hanya saja, ada satu masalah, casing itu selalu berminyak.Awalnya, kupikir itu karena tanganku yang berkeringat, sampai suatu hari aku sibuk mengerjakan tugas dan sama sekali tidak menyentuhnya.Namun, saat malam tiba, casing itu tetap mengeluarkan lapisan minyak kuning.Karena tiga teman asramaku juga memakai casing yang sama, aku merasa tidak enak untuk menggantinya.Namun harus mengelapnya setiap beberapa lama sekali, benar-benar melelahkan.Akhirnya, aku pun mengeluh pada sahabatku.Namun, saat membaca pesannya, hatiku langsung berdegup kencang."Berminyak? Itu kulit manusia!"Aku langsung gemetar dan hampir menjatuhkan ponselku."Astaga, jangan nakut-nakuti aku!"Sahabatku memintaku untuk keluar sendirian tanpa membawa casing ponsel.Aku yang sudah ketakutan langsung menurutinya.Setelah sampai di

DMCA.com Protection Status