Beranda / CEO / Bercinta Denganmu / 21. Kejujuran

Share

21. Kejujuran

Penulis: Chida
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-20 16:41:57

"Mama cuma nggak mau kamu bertindak gegabah ... lagi," ujar Paula lembut.

"Tapi, bukan dengan perjodohan Ma. Pandu saja pergi bagaimana dengan aku? Aku lagi yang harus merasaka ketidakadilan di keluarga ini?" Alvin menghentikan kata-katanya saat ketukan pintu terdengar. "Masuk," ujar Alvin.

Shesa masuk dengan beberapa laporan yang harus di tandatangani oleh Alvin. Shesa sedikit menundukkan kepalanya pada Paula lalu beralih menatap Alvin dengan kening yang berkerut. 

"Laporan yang harus Bapak tanda tangani," ujar Shesa meletakkan laporan di atas meja Alvin.

"Kamu yakin saya nggak ada jadwal keluar hari ini?" tanya Alvin memastikan lagi.

"Belum ada perubahan, Pak. Jadwal masih seperti biasa."

"Kita ke Tasikmalaya, saya mau sudah sejauh mana proyek berjalan." Alvin menyerahkan laporan yang sudah di tandatangani.

"Hari ini, Pak?" Shesa merasa Alvin sedang tidak baik-baik saja.

"Iya, setelah makan siang kita berangkat."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
mudah2an alvin bisa terus jalan ma sesha ya kasihan aku
goodnovel comment avatar
Yanyan
pasti hotel nya hotel santika
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
lnjut trussss mkin uuhuuyyy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bercinta Denganmu   22. Bercinta Denganmu

    "Kamu belum jawab pertanyaan aku," ujar Shesa masih dengan tangan melingkar pada leher Alvin. Alvin merebahkan tubuh kekasihnya, membelai lembut pipi Shesa lalu mengecup bibirnya. "Kami belum menikah, rencana pernikahan itu ada setelah anak kami lahir. Kiara menunggu saat itu dengan suka cita, hingga kejadian itu terjadi." Alvin terdiam. "Sakit banget ya," ujar Shesa meraba dada Alvin, seakan merasakan kehilangan terdalam lelaki itu. "Banget, Sha ... perlu waktu bertahun-tahun aku untuk perlahan menutup masa laluku." "Tapi setidaknya meraka berdua akan selalu menempati hati kamu," ujar Shesa memandang wajah kekasihnya. "Kamu nggak marah?" "Buat apa? Bagaimana pun itu masa lalu, dan akan selalu menjadi bagian dari hidup kamu, begitupun aku ... aku bukan manusia sempurna, Vin." "Aku rasa, aku semakin cinta sama kamu." Alvin menautkan bibirnya pada Shesa. Ciuman itu sungguh memabukkan, Alvin mulai menyusuri l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Bercinta Denganmu   23. Siapa?

    Alvin menarik dirinya menjauh. "Enggak apa-apa kan? Maksud aku, kamu lagi masa subur?" Shesa menggeleng. "Aku nggak tau." Shesa mengulum senyum, wajah Alvin terlihat lucu jika sedang kebingungan. "Kok senyum? Aku harus secepatnya membatalkan pertunangan itu," ujarnya. "Kamu takut ya? Takut kejadian lagi seperti Kiara?" tanya Shesa. "Bukan cuma itu, sekarang masalahnya lebih melebar, Sayang ... aku pasti menyelesaikannya segera. Kamu sabar, ya." Shesa hanya terdiam, saat ini dia hanya ingin Alvin terus bersamanya, menikmati waktu mereka berdua, sampai permasalahan semua selesai. Namun, Shesa belum menceritakan semua tentang dirinya, itulah yang ditakutkan boleh Shesa jika harus menjalin hubungan serius dengan seseorang. "Kok ngelamun? Kamu mau kan menunggu sebentar lagi? Setelahnya kita berjuang sama-sama." Alvin mengeratkan pelukannya. "Tidur, Sayang ... pekerjaan kita besok pagi menanti." Shesa menarik tangan Alvin hingg

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Bercinta Denganmu   24. Terungkap

    "Mama?" tanya Alvin heran. "Vin, aku tinggal sebentar ya." "Mau kemana? Aku temenin." "Nggak usah, tunggu di sini ... aku sebentar kok." Shesa bangkit dari duduknya meninggalkan Alvin yang masih kebingungan. Shesa berdiri agak jauh dari tempat wanita paruh baya itu berbincang, wanita itu masih terlihat cantik di usianya sekarang. Seorang ibu yang tega meninggalkannya di saat Shesa berumur 16 tahun, di saat Shesa membutuhkan teman untuk bertukar cerita seperti teman-temannya jika bersama ibu mereka. Shesa mendekati Wulan, saat sang Ibu berjalan ke meja kasir. "Mama." Wulan menoleh ke asal suara, alangkah terkejutnya Wulan saat mendapati Shesa berdiri di hadapannya. "Shesa ... Shesa anak Mama," ujar Wulan menahan suaranya. "Ikut Mama, Sha." Wulan meraih tangan Shesa membawanya masuk ke sebuah ruangan, tempat dimana Wulan menjalankan bisnis restorannya selama ini. "Mama kemana aja?" tanya Shesa. "Hampir 10 tahun Sh

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Bercinta Denganmu   25. Terserah

    Kepulangan Shesa dan Alvin dari Tasikmalaya membawa perubahan yang berarti dengan hubungan mereka. Masa lalu akan selalu menjadi bagian dari hidup setiap manusia tak terkecuali dengan pasangan kekasih yang sudah mengikrarkan diri untuk berubah.Kedekatan yang terjadi antara Alvin dengan Wulan, ibu Shesa seperti angin segar bagi lelaki itu. Alvin merasa di terima di keluarga Shesa, meski permasalahan yang dihadapinya masih ada di depan mata. "Mama janji bakal sering ngunjungin aku," ujar Shesa. "Ya bagus kalo gitu, setidaknya sekarang kami gak sendirian lagi, ada Tante Wulan dan Anggi ... sebentar lagi Anggi juga bakal balik ke Jakarta, kan?" "Iya ... aku salut sama Anggi, dia cerdas dan cantik," kata Shesa. "Sama seperti kakaknya, kamu juga cantik dan cerdas." Alvin menyentuh pipi Shesa. "Malam ini kamu sama aku kan?" "Iya, aku pulang besok aja sekalian ambil perlengkapan, pakaian dan lain-lain untuk di bawa ke tempat kamu." Alvin m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Bercinta Denganmu   26. Penyatuan dua keluarga

    Alvin baru saja menyelesaikan pertemuannya dengan salah satu pemilik departemen store terbesar di negara ini ketika ponselnya berbunyi. Nama Paula sungguh membuatnya malas untuk menerima panggilan telpon itu. "Iya, Ma," ucap Alvin baru saja masuk ke dalam mobilnya. "Kamu dimana?" "Baru kelar meeting, Ma ... tadi kan udah bilang, Mama masih sama Soraya kan?" "Iya, Mama tau. Maksud Mama kamu setelah meeting ini langsung ke restoran yang di Kebayoran Baru ya, ingetkan? Yang terakhir kita makan malam di sana sebelum Pandu kabur," ujar Paula. "Ya ampun Ma, ini udah jam setengah lima sampe sana aku bisa jam enam lebih, sore gini jalanan padat. Kenapa gak di rumah aja sih?" "Udah pokoknya kamu langsung kesana, Mama udah di jalan sama Soraya, Papa kamu juga." Alvin menyalakan mobilnya menuju tempat dimana makan malam itu akan diadakan. Alvin kembali meraih ponselnya untuk mengabari Shesa agar tak menunggunya pulang malam ini. "

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • Bercinta Denganmu   27. Sarapan Pagi

    Alvin mengantarkan Soraya beserta kedua orang tua Soraya hingga ke hotel. Malam itu ingin rasanya dia cepat-cepat menemui Shesa. Wanita itu membuatnya tidak dapat berpikir jernih. "Masuk, Vin," ujar Soraya. "Aku langsung pulang aja," ujar Alvin menolak. Soraya mengangkat kedua bahunya, "oke ... see you tomorrow." Soraya mencium pipi Alvin lalu membelai bibir lelaki itu. "Yakin, gak mau mampir," bisik Soraya manja di telinga Alvin. "Sorry, aku harus pergi," ujar Alvin menyadarkan dirinya. "Oke ...." Soraya menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras. Alvin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, waktu sudah menunjukkan jam 10 malam saat Alvin sampai di apartemen Shesa. Alvin yakin jika Shesa belum tidur. Alvin membuka akses pintu apartemen, ternyata dugaannya benar. Alvin mendapati Shesa sedang berada di dapur dengan satu tangan memegang ponsel sedang berbicara dengan seseorang. Alvin melangkah mendekat tanpa bersuara, dia m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-28
  • Bercinta Denganmu   28. Puncak

    "Vin ... buruan dong, gak enak kita udah di tungguin loh," seru Shesa dari ruang tengah. "Iya, udah selesai kok. Kita langsung ke Puncak?" "Ish, janjian di rest area ... ke Puncaknya ya barengan, iring-iringan mobil." Shesa meraih tas kulitnya sedangkan tas pakaian mereka, Alvin yang membawanya. "Coba kalo kemarin kamu gak lembur, kita gak bakal telat," gerutu Shesa berjalan lebih dulu dari Alvin. "Kalo aku gak lembur, kita gak mungkin bisa pergi sekarang," Alvin menimpali. "Terserah deh." Shesa menahan pintu lift hingga Alvin ikut masuk. "Sha." "Apa?" "Kita udah pernah ciuman di lift, belum sih?" "Astaga ... pikiran kamu tuh." Tepat pukul 12 siang, mereka Samapi di sebuah villa. Villa milik keluarga Nina itu begitu asri, villa bergaya klasik dengan halaman yang luas bergambar rumput hijau, serta kolam renang yang berada di halaman samping. "Sha, kamar kalian di sebelah sana ya," ujar Nina sambil

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Bercinta Denganmu   29. Dia ....

    "Meeting pagi ini dengan PT. Adhiyaksa, pukul 10 nanti," ujar Shesa sambil merapikan dasi yang Alvin kenakan. Jika Shesa sedang merapikan dasinya, tangan Alvin selalu melingkar sempurna di pinggangnya. Alvin tidak harus bersusah payah menunduk terlalu dalam jika harus mencium Shesa, tinggi mereka hanya berjarak 15 sentimeter, tubuh Shesa memang proporsional tubuh seorang model. "Kamu nggak usah ikut meeting, ya." "Kenapa?" tanya Shesa. "Ya nggak usah aja, biar aku yang pergi." "Oke ... sudah selesai," ujar Shesa mengibaskan tangannya di kemeja yang Alvin kenakan. "Ini laporannya, jangan sampe ada yang ketinggalan ya." "Kamu mau kemana?" tanya Alvin meraih tangan Shesa. "Kerja, Sayang ... aku harus ketemu Ibu Sinta, dia minta beberapa proposal yang masuk kemarin, yang diajukan divisi marketing." Alvin melepaskan Shesa untuk kembali ke ruangannya, hari ini meeting yang akan dia hadiri adalah meeting bersama dengan Chandra

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30

Bab terbaru

  • Bercinta Denganmu   111. I Love You To The Moon And Back (TAMAT)

    Taman samping rumah Shesa sudah di penuhi keluarga Atmaja dan Gunawan. Malam ini adalah perayaan kembalinya Gunawan setelah melewati masa hukumannya di penjara atas perbuatannya. Shesa dan Anggi duduk di sisi para suaminya, Gunawan dengan seksama mendengarkan cerita dari putri-putrinya melewati hari mengurus buah hati mereka. Sementara Wulan dan Paula sudah menjadi kebiasaan dua nenek ini menyiapkan segala sesuatu di meja makan. "Ini yang mau di bakar apa?" tanya Pandu dengan polosnya. "Jangan rumah gue," seloroh Alvin diiringi tawa semua anggota keluarga. "Kita tunggu satu keluarga lagi untuk bergabung," ujar Budiman. "Papa sengaja mengundang mereka." "Selamat malam." Semua orang menoleh ke asal suara, lelaki tampan bermata sipit berkulit putih, merangkul seorang wanita dengan perut yang membesar. "Aya, Windu," sahut Shesa yang tak percaya jika yang di maksud Budiman adalah Soraya dan Windu serta Citra yang berdi

  • Bercinta Denganmu   110. Selamat Datang Kembali

    "Sayaaang," seru Anggi dari dalam kamarnya. Pandu menaiki tangga tergopoh-gopoh, membawa tiga bungkus pampers berukuran besar dan satu plastik besar. Setengah jam yang lalu, Anggi menyuruhnya membeli perlengkapan bayi yang dia butuhkan termasuk susu dan Pampers untuk si kembar. "Sayang," seru Anggi lagi. "Iya, aku di sini," jawab Pandu masuk ke dalam dan melihat kesibukan Anggi mengurus bayi mereka yang berumur lima bulan. "Apa lagi yang harus aku bantu?" tanya Pandu dengan napas tersengal-sengal. "Bikinin susu untuk Aira, aku mau gantiin pampers Arya dulu," jawab Anggi meletakkan Aira ke tempat tidur bayinya, lalu mengangkat pelan tubuh Arya yang sudah menunggu antrian untuk di gantikan popoknya. "Siap!" jawab Pandu lantang, lalu melangkah ke sudut ruangan yang sudah lengkap dengan semua peralatan susu bayi kembar mereka. "Nggi." Wulan memanggilnya di ambang pintu. "Iya, Ma." "Kita berangkat setelah makan siang

  • Bercinta Denganmu   109. Selalu Bersama

    "Wah, selamat ya, Ndu. Langsung dua keren banget gimana bikinnya itu?" tanya Windu yang siang itu di telpon oleh Pandu, mengabarkan kalau Anggi sudah melahirkan. "Ya bikin aja, Win. Masa perlu gue ajarin." Pandu terkekeh. "Gimana Soraya?" "Sehat dia, tapi ya gitu ... apa memang begitu ya kalo perempuan lagi hamil?" "Emang gimana?" tanya Pandu, "eh, sebentar gue ubah mode video call aja, ini ada yang ribet pengen ikut ngobrol." Windu tertawa, hubungan tiga orang lelaki ini semakin hari semakin akrab. "Gimana? Coba di ulang lagi." Alvin meminta Windu mengulang perkataannya. "Iya, banyak banget maunya, belum sensitifnya, belum lagi minta yang nggak-nggak," keluh Windu. "Minta yang aneh dalam hal itu, nggak?" tanya Alvin tertawa. "Iya, Vin. Kok lo tau? Shesa juga?" tanya Windu penasaran. "Ya kali gue cerita, Win." Alvin tertawa. "Kapan lahiran?" tanya Pandu. "Masih lima bulan lagi," ujar Windu.

  • Bercinta Denganmu   108. Bayi Kembar

    Pandu berjalan tergopoh-gopoh memasuki koridor rumah sakit. Setengah jam yang lalu dia di telpon Wulan untuk langsung datang ke rumah sakit karena Anggi mengeluh sakit pada perutnya. Jadwal melahirkan Anggi masih tiga minggu lagi seharusnya. Saat ini usia kandungannya masih delapan bulan, untung saja selesai acara keluarga tiga minggu lalu, Wulan memutuskan untuk tinggal bersama mereka mengingat kandungan Anggi yang sudah membesar. Apalagi kehamilan bayi kembar lebih-lebih tidak bisa di prediksi kapan akan lahirnya. Dokter saat pemeriksaan terakhir dua minggu lalu menyarankan untuk Anggi melakukan operasi secar, namun Anggi bersikeras ingin melahirkan normal. "Gimana, Ma?" tanya Pandu pada Wulan yang berdiri di depan ruang bersalin. "Ndu, kamu cepat siap-siap, temui suster temani Anggi," ujar Wulan terlihat panik. "I-iya, Ma. Pandu masuk dulu ya, Mama tolong hubungi keluarga," kata Pandu. Memasuki ruang dingin itu dengan baju yang suda

  • Bercinta Denganmu   107. Pelukan Keluarga

    Perut itu semakin membuncit, bukan hal biasa jika mengandung dua janin sekaligus apalagi dengan tubuh mungil seperti tubuh Anggi. Dengan susah payah, wanita yang mengenakan denim jumper dress itu berjalan menuju ruang makan VVIP di sebuah restoran di Bandung. "Kenapa sih nggak di rumah aja?" tanyanya namun dengan mendumel. "Perutnya gede banget," kekeh Shesa yang sedang menyuapi Naima. "Iyalah Kak, kan di kasih makan sama bapaknya," ujar Anggi sebal lalu dia menoleh ke kanan ke kiri. "Mas Pandu mana?" "Dih, mana tau," jawab Alvin mengangkat kedua bahunya. "Suami situ," kekeh Alvin di balas tepukan di bahu oleh Shesa. "Kakaknya situ," balas Shesa. "Iya juga, ya." Alvin lalu tertawa lagi. "Dia belum dateng?" Anggi mendelik, lalu merogoh tasnya mengambil ponsel. "Suami isrti yang aneh," ujar Wulan mengusap bibir Naima yang sudah belepotan dengan biskuitnya. "Ya udah, ini udah di tungguin," ujar Anggi yang ber

  • Bercinta Denganmu   106. Sahabat Lama

    Usia Naima menginjak enam bulan, hari ini adalah hari pertama dia mendapatkan makanan pendamping ASI. Pagi sekali Shesa sudah sibuk di dapur, dia begitu bersemangat memberikan makanan pendamping pertama untuk Naima. "Mau dibikinin apa?" tanya Wulan yang sudah satu bulan ini tinggal bersama mereka. "Ada hati ayam, telur ayam kampung, wortel, brokoli," jawab Shesa. "Kaldu ayam yang Mama bikin kemarin jangan lupa, Sha." Wulan membalik telur dadar yang di buat untuk tambahan sarapan nasi goreng kegemaran Alvin. "Buburnya kamu saring, kan?" "Iya, Ma. Kalo di blender emang kenapa, Ma?" tanya Shesa. "Ya nggak kenapa-kenapa. Cuma kayaknya nggak sreg aja sih, kalo Mama ya." "Ya udah, nanti Shesa saring aja," ujar Shesa yang mencampur semua bahan menjadi satu. "Bik," panggilnya pada pembantu rumah tangganya. "Tolong di aduk ya, aku mau lihat Nay sama papi nya udah pada bangun belum." Yang di serahkan tanggungjawab pun hanya mengangguk. S

  • Bercinta Denganmu   105. Segera Menjadi Ayah

    "Kamu mau coba gaya yang gimana?" tanya Windu mendesah di telinga Soraya. Soraya mendekat dengan seluruh tubuh yang tidak terhalang sehelai benangpun. Masih menggunakan heelsnya, Soraya mendorong pelan tubuh suaminya hingga ke sisi tempat tidur. Windu terjatuh pelan ke atas tempat, membuat senyuman kecil kala melihat kelakuan istrinya. Dia memundurkan dirinya tepat ke tengah-tengah, Soraya merangkak erotis menggerakkan tubuhnya meliuk di atas tubuh Windu. "Kamu punya gaya baru?" goda Windu. "Khusus malam ini," ujar Soraya menarik turun boxer suaminya dan membuangnya ke sembarang tempat. Kelakian Windu sudah menegang sejak awal mereka melakukan cumbuan tadi. Tangan Soraya dengan cepatnya meraih milik Windu, Soraya sedikit turun menghadap pada milik Windu, lalu menatap mata Windu. Windu mengangkat sedikit kepalanya, rasa ingin tahu yang besar atas apa yang akan dilakukan Soraya padanya. "Hhmm." Windu mengerang saat So

  • Bercinta Denganmu   104. Windu Soraya Wedding

    Soraya memandangi tubuhnya di depan kaca besar di dalam kamar hotel. Tubuh langsing, tinggi dan cantik, siapa yang tidak ingin bersanding dengannya. Hubungannya dengan Windu yang sempat terputus akhirnya membawanya kembali kedalam pelukan lelaki itu. Windu yang selalu ada di saat-saat susahnya, di saat-saat terpuruknya. Windu yang selalu menyemangati hidupnya, Windu yang meredamkan amarah kesalahpahaman yang terjadi selama ini, dan Windu juga yang menguatkan dia dan ibunya. Sebegitu yakinnya Soraya jika Windu adalah pelabuhan cinta terakhirnya. Ketukan di pintu kamar menyadarkannya untuk bergegas merapikan penampilannya. Shesa masuk ke dalam kamar Soraya, dia tertegun dengan penampilan wanita yang sempat menjadi saingannya itu. "Ya ampun, cantik banget," ujar Shesa terpana. "Siapa yang bikin gaunnya," kekeh Soraya mengulurkan tangannya pada Shesa. "Makasih ya, ini luar biasa." Gaun pengantin dengan potongan tanpa lengan, dengan bagian da

  • Bercinta Denganmu   103. Jangan-jangan Kamu Hamil

    "Siapa?" tanya Soraya lagi. "Kalo marah kamu makin cantik," ujar Windu menggoda. "Nggak usa ngerayu!' "Aku ngga ngerayu, bahkan kamu memang lebih cantik dengan wanita tadi," ucap Windu mengendusi parfum di leher kekasihnya. "Jadi pengen." Tangan Windu sudah berada di bokong Soraya. "Nggak usah macem-macem, aku masih marah." "Kalo marah malah lebih hot," bisik Windu di telinga Soraya, yang membuat tubuh Soraya menegang. "Lepas nggak! Aku mau tau siapa perempuan tadi!" Soraya berusaha melepaskan dirinya dari Windu. "Kalo aku kasih tau, janji jangan marah ya?" Windu semakin menempelkan tubuhnya. "Hhmm." "Cium dulu tapi." "Win!" "Cium dulu," rengek Windu. Mau tidak mau, Soraya pun memberikan kecupan sekilas di bibir calon suaminya yang entah mengapa semakin hari semakin manja dan harus siap di layani. "Udah," ujar Soraya kesal. "Jadi siapa dia?" "Dia itu ... wedding organizer

DMCA.com Protection Status