Leandra duduk di meja utama yang berbentuk bundar dengan beberapa orang penting yang juga duduk di sana. Sutradara, produser, pemain utama pria, investor utama yang tidak lain adalah paman Leandra, serta Adelard yang mengambil tempat duduk di sebelah Leandra.
"Tuan Adelard Maxwell, saya tidak tahu bahwa Anda cukup tertarik menghadiri acara perayaan seperti ini." Paman Leandra menatap Adelard dengan tenang. Akan tetapi, di dalam hatinya menyimpan kebencian yang mendalam pada Adelard.Adelard tersenyum kecil. Ia mengenal siapa yang bicara padanya saat ini. Pria itu merupakan paman Leandra, pemimpin perusahaan mendiang kakek Leandra sekarang. Juga investor utama di film yang Leandra bintangi.Adelard tidak merasa aneh jika paman mensponsori keponakannya sendiri, terlebih ia juga tahu berapa banyak keuntungan yang akan paman Leandra dapatkan jika film itu mencapai box office."Maxwell Group mengirimkan saya ke sini untuk ikut merayakan keberhasilan proses syuting salAdelard hanya mengantar Leandra sampai di apartemen. Ia harus segera mengobati lukanya jika tidak itu akan infeksi. Adelard menggerakan pandangannya tanpa sengaja ia melihat tas tangan Leandra tertinggal di kursi penumpang.Tanpa banyak berpikir Adelard memutar mobilnya kembali ke apartemen Leandra. Ia harus mengembalikan tas Leandra karena mungkin ada sesuatu yang penting di dalamnya.Adelard tahu di lantai berapa apartemen Leandra berada. Itu di lantai 15 di mana hanya ada tiga apartemen di sana. Salah satunya adalah milik Leandra.Di dalam apartemennya, saat ini Leandra tengah berjuang melawan seseorang yang menjerat lehernya dari belakang dengan seutas tali.Ia berjuang melawan, tapi semakin ia melawan ia merasa semakin lemah. Namun, Leandra tidak menyerah terhadap hidupnya. Ia tidak boleh mati di tangan orang yang ingin merampas kehidupannya.Ia masih terus melawan, tapi rasa putus asa akhirnya datang. Hingga ketika ia pikir ini adalah akhir dari hidupn
Leandra diberikan obat yang membuatnya mengantuk. Ia terlelap dan terjaga keesokan paginya. Ketika Leandra membuka matanya ia menemukan Alice ada di sebelahnya."Leandra, kau sudah bangun?" Alice segera menanyai Leandra. Wanita itu memperhatikan Leandra seksama."Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Leandra."Aku dihubungi oleh Tuan Alvaro Maxwell. Pria itu mengatakan bahwa kau berada di rumah sakit." Alice menjelaskan.Leandra seketika mengingat tentang Adelard. Ia segera turun dari ranjangnya."Kau mau pergi ke mana, Leandra?" tanya Alice."Aku harus melihat kondisi Adelard."Alice tidak bisa menahan Leandra. Wanita itu mengikuti langkah kaki Leandra.Leandra berhenti di depan sebuah ruangan kemudian mengetuk lalu masuk ke dalam sana. Matanya menangkap sosok Adelard yang masih terlelap di atas ranjang.Hati Leandra tiba-tiba diserang rasa takut. Kenapa Adelard belum bangun juga? Bukankah Noah mengatakan bahwa kondisi Adelard baik-baik
Kondisi Adelard sudah lebih baik setelah beberapa hari dirawat. Sekarang pria itu sudah keluar dari rumah sakit. Adelard tidak membuang waktunya untuk mendatangi sebuah tempat yang merupakan markas kelompok si pembunuh bayaran.Asisten kakaknya telah menemukan kelompok gangster yang memiliki tato tengkorak kepala di pergelangan tangannya. Seperti yang Adelard harapkan dari pekerjaan asisten kakaknya, selalu bisa diandalkan.Elang Api merupakan geng yang sudah berdiri sejak belasan tahun lalu. Pemimpin kelompok itu adalah Argon Black yang terkenal sangat kejam.Dalam kelompok itu terdapat aturan, tidak ada yang boleh membocorkan siapa anggota yang menjalankan tugas serta orang yang membayar tenaga mereka.Selama mereka dibayar mahal, mereka akan melakukan apapun dan membunuh siapapun. Akan tetapi, sekarang mereka mencari masalah dengan orang yang salah.Adelard memang bukan seseorang yang terjun ke dunia hitam seperti Reiner, tapi fakta ia putra kedua dari Ma
Pemotretan Leandra selesai, wanita itu segera menuju ke parkiran tempat mobilnya berada. Manager dan asistennya saat ini sedang mengurus sisa pekerjaan di sana.Suasana hati Leandra berubah menjadi buruk ketika ia melihat sosok pamannya yang saat ini sedang menyeringai ke arahnya. Untuk apa lagi pria sinting itu mendatanginya. Benar-benar menjijikan."Leandra sayangku." Pria itu menghadang langkah Leandra."Menyingkir!" Leandra bersuara dingin. Ia tidak akan pernah bersikap ramah pada pamannya ketika tidak ada orang di sekitar mereka."Sayang, jangan seperti itu padaku. Aku hanya merindukanmu. Kau pasti marah karena aku tidak menjengukmu selama beberapa hari ini." Pria itu mengatakan kalimat yang membuat perut Leandra terasa mual.Dari arah belakang Adelard mendengar apa yang dikatakan oleh paman Leandra. Tidak perlu menunggu lebih lama untuk tahu semuanya. Jadi, paman Leandra memiliki perasaan menjijikan terhadap keponakannya sendiri.Adelard tidak mun
Makan siang berakhir. Leandra dan Adelard meninggalkan restoran. Sementara itu Sandra dan Aline masih tetap di sana untuk beberapa saat sebelum akhirnya juga meninggalkan restoran."Jalang itu benar-benar memuakan." Aline yang sedang menyetir memaki Leandra. Ia sangat cemburu sekarang, bagaimana Leandra bisa bersama dengan Adelard sedangkan dirinya tidak bisa."Kau harus tetap tenang, Aline. Adelard sedang bermain-main sekarang. Kapan kau pernah melihat Adelard bertahan lama dengan pasangannya." Sandra menganggap remeh perasaan Adelard pada Leandra.Ia merasa cukup mengenal adik iparnya yang selalu bermain-main dengan wanita."Aku tidak tahan melihat Adelard bersama wanita lain, Kak. Rasanya aku ingin membunuh mereka semua!" kesal Aline."Tidak perlu membuang tenagamu. Percayalah hubungan mereka pasti akan segera berakhir. Tidak akan ada wanita yang bisa menikah dengan Adelard kecuali dirimu." Sandra meyakinkan sepupunya.Perasaan Aline menjadi lebih ba
Apartemen milik Adelard terletak di kawasan elit, ia merupakan satu-satunya penghuni di lantai 16. Untuk seorang pria yang tinggal sendirian, tempat itu terlalu besar untuknya dengan segala fasilitas yang nyaris lengkap.Namun, di tempat itu hanya ada satu kamar tidur saja. Pria itu tampaknya tidak berencana membawa teman menginap di sana.Leandra masuk ke dalam kamar Adelard yang berukuran luas. Kamar itu didominasi oleh warna abu-abu dan putih, tapi tidak membosankan. Dinding kamar itu terbuat dari kaca yang ditutupi oleh tirai berwarna putih yang menjuntai dari atas hingga ke bawah.Semua perabotan yang ada di dalam ruangan itu tertata dengan rapi. Terdapat sebuah lukisan besar di dinding tepat di atas ranjang Adelard. Lukisan dengan Leandra sebagai modelnya."Kau terlihat sangat cantik di sana." Adelard berdiri di belakang Leandra lalu kemudian memeluk perut Leandra.Leandra memiringkan wajahnya. "Kau membuatku takut, Adelard."Adelard tertawa ringa
Leandra telah pergi tidur lebih cepat dari Adelard yang saat ini sedang mendengarkan laporan dari orang-orangnya. Seperti yang Leandra katakan, bahwa benar Nathaneal Hillary merupakan asisten bibi Leandra.Adelard memerintahkan orangnya untuk mencari bukti kejahatan bibi Leandra. Ia tidak percaya bahwa ia tidak bisa membuat wanita itu membusuk di penjara.Setelah berdiskusi selama beberapa waktu melalui telepon, Adelard pergi ke kamarnya dan menemukan Leandra duduk dengan wajah pucat. Adelard segera melangkah mendekati wanita itu."Ada apa, Leandra?" tanya Adelard cemas.Leandra yang baru saja terjaga sedikit terkejut dengan suara Adelard. Ia mengalihkan pandangannya pada Adelard, lalu kemudian merasa lega karena itu adalah Adelard.Kedua tangan hangat Adelard menyentuh pipi Leandra yang masih saja diam. "Kau baik-baik saja, Leandra?" tanya Adelard."Aku baik-baik saja." Leandra menjawab pelan. "Aku bermimpi buruk."Adelard bisa merasakannya dari t
"Leandra, tunggu!" Paman Leandra menghentikan langkah Leandra yang baru saja keluar dari gedung yayasan Clinton.Leandra mengabaikan pamannya. Ia menghentikan taksi dan masuk ke dalam sana sebelum pamannya berhasil menghentikannya.Ia tidak ingin mendengarkan ocehan tidak penting dari pamannya. Penyebab dari hampir seluruh masalah yang menderanya adalah pria itu. Jika ia tidak terlibat dengan sampah semacam itu maka nasib sial tidak akan menghantuinya.Leandra bisa saja memanfaatkan pamannya untuk membalas Helena, tapi sayangnya ia sangat enggan melihat wajah menjijikan pamannya.Leandra pergi ke agensi, ia disambut oleh Alice di sana. Wanita itu membawakan berkas-berkas yang harus Leandra tanda tangani. Itu adalah kontrak pekerjaan baru untuk Leandra.Ponsel Leandra berdering ketika ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia menjawab panggilan itu dengan segera."Apa kau sudah selesai berurusan dengan bibimu di Yayasan Clinton?" tanya Adelard."S
Hari ini semua anggota keluarga Maxwell telah berkumpul di kediaman ayah Adelard. Di sana juga ada Alvaro yang telah keluar dari rumah sakit satu minggu lalu. Pria itu sudah mulai beraktivitas. Leandra tidak lagi membenci Alvaro. Ia sudah mengetahui dari Adelard bahwa Alvaro sangat mencintai Xaviera dan tidak pernah berniat menyakiti Xaviera. “Malam ini aku ingin memberitahukan pada kalian semua bahwa aku dan Leandra akan segera menikah.” Adelard memberitahu keluarga besarnya. Kali ini kakek dan nenek Adelard benar-benar menerima Leandra. Ia sudah cukup sadar atas apa yang mereka perbuat pada cucu tertua mereka dan tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi.“Selamat untuk kalian berdua.” Ayah Adelard ikut senang untuk putranya. Anggota keluarga Maxwell yang lain juga memberikan selamat.Kali ini orang-orang itu tidak bisa lagi meremehkan Leandra karena mereka sudah tahu siapa sebenarnya Leandra. “Dan satu lagi, saat ini
Leandra berjemur di taman rumah sakit. Wanita itu kini mengenakan pakaian rumah sakit dengan infus di tangannya. Ia duduk sembari memperhatikan beberapa orang di taman itu. Leandra memegangi perutnya, ia masih tidak menyangka ada malaikat kecil di dalam tubuhnya.“Kita akan menjalani hidup dengan bahagia, Sayang. Jika ayahmu tidak menginginkanmu nanti maka kau akan memiliki ibu di sisimu yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati.” Leandra bicara dengan lembut pada anaknya.Leandra sudah memutuskan, ia akan memberitahu Adelard mengenai janin yang ia kandung. Ia tidak tahu apakah Adelard akan menginginkan anak itu atau tidak, tapi apapun tindakan Adelard ia tetap akan melahirkan anaknya.Di sisi lain taman, Adelard menyaksikan Leandra yang duduk di bangku taman. Ia tidak tahu sama sekali jika Leandra dirawat di rumah sakit. Ia tidak pernah memerintahkan pengawalnya untuk memberikan kabar mengenai Leandra. Ia hanya ingin pengawalnya menjaga Leandr
Adelard benar-benar muak melihat sandiwara Sandra. Ia menunjukan rekaman pada Sandra. “Bisa kau jelaskan padaku apa maksud semua ini?”Wajah Sandra memucat. Sial! Ia benar-benar tertangkap tangan. “Aku, aku tidak melakukan apapun. Sungguh.”Adelard tidak percaya bahwa Sandra akan menyangkal sampai akhir. “Kenapa kau melakukan ini pada Kak Alvaro? Dia suamimu!” Sandra benci dengan semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka semua menyalahkannya padahal di sini Alvaro lah yang menyebabkan ia seperti ini. Raut wajah Sandra berubah drastis. Kini ia menunjukan sisi iblis di dalam dirinya yang tersimpan dengan rapi. Wanita itu tertawa sumbang. “Kau bertanya kenapa aku melakukan ini? Itu semua karena kakakmu adalah pria bajingan! Dia mengkhianatiku dengan mantan kekasihmu, Xaviera! Dia bahkan memiliki hampir memiliki anak dengan pelacur itu!” Sandra tidak lagi bersandiwara. Semua orang juga sudah melihat wajahnya yang as
Adelard kembali ke apartemennya dengan selamat. Pria itu menyetir dalam keadaan setengah sadar. Dan ia cukup beruntung karena tidak mengalami hal buruk.Ketika ia keluar dari lift, ia berjalan terhuyung lalu terjatuh di lantai.“Adelard!” Leandra yang menunggu Adelard segera berlari ke arah Adelard. Bau alkohol tercium kuat dari tubuh Adelard. Adelard mengangkat wajahnya, menatap Leandra dengan tatapan terluka dan hancur. “Lepaskan aku!”“Biar aku bantu. Ayo berdiri.”“Kenapa kau datang ke sini? Apa kau ingin melihat bagaimana aku hancur karenamu? Apa kau tidak puas jika tidak menyaksikan dengan kedua matamu?” Adelard meluapkan kemarahannya.Leandra menggigit bibirnya, hatinya begitu sakit sekarang. Dahulu ia memang ingin melihat Adelard hancur, tapi sekarang ia tidak menginginkan itu. “Ayo berdiri.”“Kenapa kau begitu kejam padaku, Leandra. Aku mencintaimu. Aku sangat ingin m
Sandra mengemudikan mobilnya menuju ke makam Xaviera. Wanita itu masih menyimpan kebencian pada Xaviera bahkan setelah Xaviera tiada. Ia keluar dari mobilnya, menatap makam Xaviera dingin. “Kau seharusnya tidak pernah hadir dalam hidupku dengan Alvaro, Xaviera. Karena kau aku bahkan harus menyingkirkan suamiku sendiri. Kau lah yang harus disalahkan atas apa yang menimpa Alvaro saat ini.” Sandra menyalahkan Xaviera.“Aku tidak pernah dikalahkan oleh orang lain, dan aku benci kekalahan. Sekarang aku sudah menang dari kalian berdua. Aku berhasil menyingkirkan kau dan Alvaro.” Ia berkata dengan bangga. Sandra terbiasa dijadikan ratu sejak kecil. Dimanja oleh orangtuanya membuat ia memiliki kepribadian yang buruk. Namun, ia menyembunyikan semua kepribadiannya itu dengan baik. Ia membuat semua orang melihatnya sebagai putri dari keluarga kaya raya yang memiliki hati yang lembut dan bersih. Tidak ada yang tahu betapa kotor dan liciknya Sandra.
Leandra menatap Alvaro yang saat ini terbaring tak berdaya di ranjang. Ia memang tidak ingin melihat Alvaro lagi, tapi ia juga merasa sakit melihat Alvaro seperti ini, itu semua karena Alvaro adalah orang yang penting bagi Adelard. Leandra memeluk Adelard, entah bagaimana ia harus menghibur pria itu. “Tidak apa-apa menangis jika kau sedih, Adelard.” Leandra tahu Adelard menahan air matanya sejak tadi.Ucapan Leandra membuat Adelard tidak bisa membendung air matanya lagi. Pria itu menangis dalam diam untuk beberapa saat, mengeluarkan rasa sakit di dalam hatinya yang begitu menyiksanya.Setelah beberapa saat, Adelard berhenti menangis. Namun, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia hanya melihat wajah kakaknya yang terdapat beberapa luka di sana.Beberapa alat kedokteran menempel di tubuh kakaknya. Ia tidak pernah menyangka sama sekali bahwa ia akan melihat kakaknya dalam kondisi tidak berdaya seperti ini.Adelard menjaga kakaknya sampai pag
Leandra berada di sebuah studio tempat proses casting tengah berlangsung. Di depannya ada sutradara, produser serta penulis novle yang karyanya akan difilm kan. Leandra selalu mengambil jalur yang adil untuk sebuah peran. Ia sering mendapatkan tawaran menjadi pemeran utama tanpa harus melakukan casting, tapi Leandra tidak ingin ada orang lain yang mengkritiknya, jadi ia mengambil jalur yang juga dilalui oleh orang banyak. Meski pada kenyataannya orang-orang masih saja tidak menyukainya dan menyebutnya mendapatkan peran penting dalam sebuah film karena ia memiliki seseorang di balik layar. Leandra telah selesai memerankan karakter wanita yang memiliki watak tidak jauh berbeda dengannya.“Sudah aku katakan, Leandra sangat cocok untuk karakter dari novelku. Dia benar-benar melebihi perkiraanku.” Penulis novel merasa sangat puas dengan akting Leandra. Sejak awal ia sudah mengatakan pada produser dan sutradara bahwa ingin Leandra yang menjadi peme
Pembicaraan Alvaro dan Leandra kemarin belum selesai, jadi Alvaro meminta untuk bertemu dengan Leandra lagi.“Apa lagi yang ingin Anda bicarakan?” Lendra menatap Alvaro dingin. “Pembicaraan kita belum selesai kemarin, Leandra.” Alvaro tidak tersinggung dengan sikap Leandra, ia memang pantas mendapatkannya karena telah membuat Xaviera mengakhiri hidupnya. “Adelard tidak terlibat apa-apa dalam kematian Xaviera. Aku harap kau tidak mempermainkan perasaannya.”“Anda ternyata sangat menyayangi adik Anda. Lalu bagaimana dengan Xaviera, apakah Anda pernah berpikir bagaimana perasaannya dipermainkan oleh Andra?”“Leandra, aku tidak pernah mempermainkan Xaviera. Aku mencintainya.”“Omong kosong! Jika Anda mencintai Xaviera maka Anda tidak akan mendorong Xaviera pada kematian. Apakah Anda pikir Xaviera adalah wanita yang bisa Anda datangi sesuka hati lalu dibuang ketika tidak dibutuhkan lagi! Jika itu
Leandra pergi ke sebuah bar yang ada di pusat kota. Apa yang ia ketahui hari ini membuat ia merasa buruk. Ternyata selama ini ia telah salah menilai Adelard. Bukan Adelard pria yang membuat Xaviera bunuh diri, tapi Alvaro.Ia telah membenci seseorang yang salah selama ini. Ia nyaris saja melakukan hal yang sama seperti yang Alvaro lakukan pada sahabatnya.Kini Leandra benar-benar mengerti kenapa Xaviera tidak pernah menceritakan apapun padanya mengenai kisah cintanya. Itu karena Xaviera mencintai suami wanita lain. Dan hubungan keduanya disembunyikan.Leandra kini tidak tahu harus menyalahkan siapa. Xaviera tidak seharusnya jatuh cinta pada Alvaro yang sudah memiliki keluarga. Sejak awal Alvaro sudah tidak bisa ia miliki sepenuhnya, tapi Xaviera masih terus menjalin hubungan dengan pria itu.Xaviera merupakan wanita yang sangat cerdas, Leandra tahu benar hal itu. Namun, kenapa Xaviera harus memilih menjadi orang ketiga di dalam hubungan orang lain?Tidak aka