"Leandra, tunggu!" Paman Leandra menghentikan langkah Leandra yang baru saja keluar dari gedung yayasan Clinton.
Leandra mengabaikan pamannya. Ia menghentikan taksi dan masuk ke dalam sana sebelum pamannya berhasil menghentikannya.Ia tidak ingin mendengarkan ocehan tidak penting dari pamannya. Penyebab dari hampir seluruh masalah yang menderanya adalah pria itu. Jika ia tidak terlibat dengan sampah semacam itu maka nasib sial tidak akan menghantuinya.Leandra bisa saja memanfaatkan pamannya untuk membalas Helena, tapi sayangnya ia sangat enggan melihat wajah menjijikan pamannya.Leandra pergi ke agensi, ia disambut oleh Alice di sana. Wanita itu membawakan berkas-berkas yang harus Leandra tanda tangani. Itu adalah kontrak pekerjaan baru untuk Leandra.Ponsel Leandra berdering ketika ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia menjawab panggilan itu dengan segera."Apa kau sudah selesai berurusan dengan bibimu di Yayasan Clinton?" tanya Adelard."SMobil Adelard meninggalkan yayasan, pria itu kembali membawa Leandra ke apartemennya. Adelard melirik ke Leandra yang tidak berbicara apa-apa sepanjang jalan."Apakah kau baik-baik saja, Leandra?" tanya Adelard.Leandra memiringkan wajahnya. "Aku baik-baik saja. Ada apa?""Kau tidak mengatakan apapun sejak kembali dari yayasan.""Ah, itu. Aku hanya sedikit lelah." Leandra berbohong. Ia merasa tidak nyaman sekarang, dan ini semua karena Adelard.Leandra tidak ingin mengubah pemikirannya tentang Adelard, tapi bagaimana itu bisa bertahan ketika ia melihat kehangatan dan ketulusan yang Adelard berikan pada anak-anak. Adelard tidak seburuk yang ia pikirkan."Sebentar lagi kita akan sampai. Kau bisa istirahat setelahnya.""Ya."Mobil yang Adelard kendarai sampai ke bangunan bertingkat tempat kediamannya berada. Ia dan Leandra keluar dari mobilnya dan masuk bersama.Beberapa puluh meter dari apartemen, seseorang tengah memata-matai Leandra. Dan
Adelard tidak larut dalam kesedihannya. Ia mengalihkan rasa kehilangannya ke dalam pekerjaannya. Saat ini ia tengah melukis seorang putri pebisnis terkenal yang telah mengatur jadwal satu bulan sebelumnya dengannya.Wanita di depannya berpose menantang di atas sofa, hanya mengenakan kain sutra untuk menutupi tubuh telanjangnya."Kau memang seperti yang dibicarakan oleh orang-orang, Tuan Adelard." Wanita itu bicara dengan suaranya yang lembut.Adelard mengalihkan pandangannya sejenak. "Apa saja yang sudah Anda dengar tentangku dari mereka, Nona Moore?""Tampan, menawan, dan kuat di ranjang."Adelard tertawa ringan. "Reputasiku cukup baik di luar sana ternyata.""Aku cukup tertarik denganmu. Ayo berkencan singkat denganku." Julie Moore menawarkan dirinya."Aku menyesal mengatakan ini, Nona Moore. Saat ini aku memiliki seseorang di hatiku. Dan aku tidak bisa berkencan dengan wanita mana pun lagi." Adelard menolak wanita cantik di depannya.Jika s
Keseluruhan keluarga Adelard berasal dari kalangan pebisnis dan politikus. Suami bibi Adelard merupakan seorang jaksa agung. Sedangkan istri paman Adelard merupakan pemilik klinik kecantikan yang sudah tersebar di berbagai negara.Menantu paman Adelard yang pertama merupakan putra dari walikota, sedangkan menantu yang kedua merupakan seorang pebisnis dari Eropa.Begitu juga dengan menantu paman Adelard yang keduanya memiliki latar belakang yang kuat.Baik paman dan bibi Adelard menjodohkan anak-anak mereka dengan orang yang jelas akan menguntungkan mereka. Dan tidak ada yang berhak menolak dari semua yang sudah diatur oleh mereka.Hal seperti ini sudah menjadi tradisi, pernikahan bagi keluarga kaya adalah sebuah kompromi, sedangkan cinta itu bisa datang belakangan.Namun, Adelard berbeda. Ia tidak akan membiarkan siapapun mengaturnya. Bahkan jika ia tidak mendapatkan dukungan Alvaro, ia tidak akan pernah mengikuti kemauan orang lain."Travis, Adelard su
"Kau tidak seharusnya berselisih dengan keluargamu karena aku, Adelard. Kesepakatan kita hanya sampai tiga bulan saja." Leandra menatap Adelard yang saat ini sedang mengemudi.Adelard melirik Leandra sejenak lalu kemudian menjawab perkataan wanita itu. "Apa yang terjadi tadi bukan karena dirimu, Leandra. Aku tidak menyukai Aline, aku hanya tidak ingin orang-orang terus mendorongku pada wanita itu. Dan mengenai keluargaku, ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Kakek dan Nenek mencoba untuk mengatur kehidupanku, tapi aku tidak mau berkompromi dengan mereka. Jika aku tidak mengatakan dengan jelas maka aku akan kehilangan segala kebebasanku."Leandra mengerti posisi Adelard dengan baik. Ia juga dipersiapkan oleh kakeknya untuk menjadi seorang penerus. Sejak kecil ia tidak terlalu tertarik pada dunia bisnis. Ia hanya ingin menjalani apa yang ia sukai, tapi ia tidak bisa melakukannya. Saat kakeknya meninggal barulah ia bisa menjalani kehidupannya sesuai dengan pilih
Adelard telah menerima kabar dari pengawal yang menjaga Leandra tentang percobaan pembunuhan terhadap Leandra lagi. Adelard seperti gunung merapi yang ingin menyemburkan lava nya sekarang.Pria itu memerintahkan orang-orangnya untuk membawa Nathaneal ke gudang tidak terpakai di dekat galerinya."Di mana bajingan itu?" tanya Adelard pada dua pengawal Leandra."Di dalam, Tuan."Adelard membuka pintu dengan kasar. Di lantai gudang yang cukup pengap itu Nathaneal terbaring mengenaskan. Namun, pria itu masih memiliki kesadaran dan bisa melihat dengan jelas bahwa Adelard mendekat ke arahnya."Aku pikir kau sudah bosan hidup." Adelard bersuara dingin.Nathaneal mengangkat wajahnya menatap Adelard acuh tidak acuh. "Tidak usah banyak bicara, jika kau ingin membunuhku maka bunuh saja aku!" Nathaneal menjawab angkuh. Ia yakin tidak ingin memelas pada Adelard karena ia tahu pria itu tidak akan melepaskannya."Mati terlalu mudah untukmu. Aku akan membayarmu den
"Omong kosong apa yang kalian katakan! Aku tidak melakukan perbuatan yang kalian tuduhkan padaku!" Helena menyangkal. Di depannya ada satu tim kepolisian yang ditugaskan untuk menangkap Helena atas kejahatan berat yang dilakukan oleh Helena."Anda bisa memberikan keterangan lebih lanjut di kantor polisi, Nyonya. Sekarang ikut kami.""Tidak!" Helena menolak. Ia tidak akan pernah pergi ke penjara. Ia yakin tidak ada bukti kejahatan yang menunjukan bahwa ia bersalah. Nathaneal selalu menghancurkan setiap bukti kejahatannya."Saat ini komplotan Anda sudah berada di kantor polisi. Anda harus bekerjasama dengan kami!"Komplotan? Nathaneal? Helena yakin Nathaneal tidak akan pernah mengkhianatinya. Pria itu selalu setia dan melindunginya."Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan," sangkal Helena."Apa yang terjadi di sini?" Suara tegas Maxler terdengar di ruangan besar itu.Pihak kepolisian langsung memperkenalkan dirinya pada si pemilik rumah. Setela
“Aku akan pergi ke luar negeri untuk satu minggu ke depan.” Adelard memberi tahu Leandra yang duduk di sebelahnya.“Kau memiliki pekerjaan di luar negeri?”“Ada acara lelang amal. Salah satu karya seniku dilelang dan uang yang diperolah akan digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak kurang mampu,” jawab Adelard.“Ah, seperti itu.” Leandra menyahut singkat.Adelard menghela napas pelan. Ia tidak ingin berpisah dari Leandra, tapi ia juga tidak bisa absen dari acara pelelangan.Tidak apa-apa, seminggu akan berlalu dengan cepat. Ia bisa kembali melihat Leandra lagi setelah urusannya selesai.Mobil Adelard mengantar Leandra ke agensi. “Jam berapa kau akan pergi?” tanya Leandra.“Dua jam lagi.”“Baiklah, hati-hati di jalan. Kabari aku jika kau sudah sampai di tempat tujuanmu.”“Ya.”Leandra akan keluar dari mobil, tapi ia mengurungkan
Alvaro tetap berada di dalam mobilnya, memperhatikan Leandra yang saat ini sedang berada di makam Xaviera. Alvaro bertanya-tanya, bagaimana Leandra bisa mengenal Xaviera.Ketika Leandra meninggalkan makam Xaviera, Alvaro keluar dari mobilnya. Ia kemudian bertanya pada pengurus makam.“Tuan, apakah Anda tahu siapa wanita yang baru saja berkunjung ke makam Xaviera?” tanya Alvaro. “Ah, Nona yang baru saja pergi itu?” tanya pengurus makam.“Iya, benar.”“Dia adalah Nona Leandra, kerabat dari mendiang Nona Xaviera.” “Kerabat?” “Benar. Nona Leandra yang bertanggung jawab atas semua yang terkait dengan pengurusan pemakaman Nona Xaviera.”Alvaro terdiam. Apakah mungkin Leandra merupakan sahabat yang sering Xaviera ceritakan padanya?“Tuan, Apakah ada yang ingin Anda tanyakan lagi?” tanya pengurus makam.“Tidak, Tuan. Terima kasih.”“
Hari ini semua anggota keluarga Maxwell telah berkumpul di kediaman ayah Adelard. Di sana juga ada Alvaro yang telah keluar dari rumah sakit satu minggu lalu. Pria itu sudah mulai beraktivitas. Leandra tidak lagi membenci Alvaro. Ia sudah mengetahui dari Adelard bahwa Alvaro sangat mencintai Xaviera dan tidak pernah berniat menyakiti Xaviera. “Malam ini aku ingin memberitahukan pada kalian semua bahwa aku dan Leandra akan segera menikah.” Adelard memberitahu keluarga besarnya. Kali ini kakek dan nenek Adelard benar-benar menerima Leandra. Ia sudah cukup sadar atas apa yang mereka perbuat pada cucu tertua mereka dan tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi.“Selamat untuk kalian berdua.” Ayah Adelard ikut senang untuk putranya. Anggota keluarga Maxwell yang lain juga memberikan selamat.Kali ini orang-orang itu tidak bisa lagi meremehkan Leandra karena mereka sudah tahu siapa sebenarnya Leandra. “Dan satu lagi, saat ini
Leandra berjemur di taman rumah sakit. Wanita itu kini mengenakan pakaian rumah sakit dengan infus di tangannya. Ia duduk sembari memperhatikan beberapa orang di taman itu. Leandra memegangi perutnya, ia masih tidak menyangka ada malaikat kecil di dalam tubuhnya.“Kita akan menjalani hidup dengan bahagia, Sayang. Jika ayahmu tidak menginginkanmu nanti maka kau akan memiliki ibu di sisimu yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati.” Leandra bicara dengan lembut pada anaknya.Leandra sudah memutuskan, ia akan memberitahu Adelard mengenai janin yang ia kandung. Ia tidak tahu apakah Adelard akan menginginkan anak itu atau tidak, tapi apapun tindakan Adelard ia tetap akan melahirkan anaknya.Di sisi lain taman, Adelard menyaksikan Leandra yang duduk di bangku taman. Ia tidak tahu sama sekali jika Leandra dirawat di rumah sakit. Ia tidak pernah memerintahkan pengawalnya untuk memberikan kabar mengenai Leandra. Ia hanya ingin pengawalnya menjaga Leandr
Adelard benar-benar muak melihat sandiwara Sandra. Ia menunjukan rekaman pada Sandra. “Bisa kau jelaskan padaku apa maksud semua ini?”Wajah Sandra memucat. Sial! Ia benar-benar tertangkap tangan. “Aku, aku tidak melakukan apapun. Sungguh.”Adelard tidak percaya bahwa Sandra akan menyangkal sampai akhir. “Kenapa kau melakukan ini pada Kak Alvaro? Dia suamimu!” Sandra benci dengan semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka semua menyalahkannya padahal di sini Alvaro lah yang menyebabkan ia seperti ini. Raut wajah Sandra berubah drastis. Kini ia menunjukan sisi iblis di dalam dirinya yang tersimpan dengan rapi. Wanita itu tertawa sumbang. “Kau bertanya kenapa aku melakukan ini? Itu semua karena kakakmu adalah pria bajingan! Dia mengkhianatiku dengan mantan kekasihmu, Xaviera! Dia bahkan memiliki hampir memiliki anak dengan pelacur itu!” Sandra tidak lagi bersandiwara. Semua orang juga sudah melihat wajahnya yang as
Adelard kembali ke apartemennya dengan selamat. Pria itu menyetir dalam keadaan setengah sadar. Dan ia cukup beruntung karena tidak mengalami hal buruk.Ketika ia keluar dari lift, ia berjalan terhuyung lalu terjatuh di lantai.“Adelard!” Leandra yang menunggu Adelard segera berlari ke arah Adelard. Bau alkohol tercium kuat dari tubuh Adelard. Adelard mengangkat wajahnya, menatap Leandra dengan tatapan terluka dan hancur. “Lepaskan aku!”“Biar aku bantu. Ayo berdiri.”“Kenapa kau datang ke sini? Apa kau ingin melihat bagaimana aku hancur karenamu? Apa kau tidak puas jika tidak menyaksikan dengan kedua matamu?” Adelard meluapkan kemarahannya.Leandra menggigit bibirnya, hatinya begitu sakit sekarang. Dahulu ia memang ingin melihat Adelard hancur, tapi sekarang ia tidak menginginkan itu. “Ayo berdiri.”“Kenapa kau begitu kejam padaku, Leandra. Aku mencintaimu. Aku sangat ingin m
Sandra mengemudikan mobilnya menuju ke makam Xaviera. Wanita itu masih menyimpan kebencian pada Xaviera bahkan setelah Xaviera tiada. Ia keluar dari mobilnya, menatap makam Xaviera dingin. “Kau seharusnya tidak pernah hadir dalam hidupku dengan Alvaro, Xaviera. Karena kau aku bahkan harus menyingkirkan suamiku sendiri. Kau lah yang harus disalahkan atas apa yang menimpa Alvaro saat ini.” Sandra menyalahkan Xaviera.“Aku tidak pernah dikalahkan oleh orang lain, dan aku benci kekalahan. Sekarang aku sudah menang dari kalian berdua. Aku berhasil menyingkirkan kau dan Alvaro.” Ia berkata dengan bangga. Sandra terbiasa dijadikan ratu sejak kecil. Dimanja oleh orangtuanya membuat ia memiliki kepribadian yang buruk. Namun, ia menyembunyikan semua kepribadiannya itu dengan baik. Ia membuat semua orang melihatnya sebagai putri dari keluarga kaya raya yang memiliki hati yang lembut dan bersih. Tidak ada yang tahu betapa kotor dan liciknya Sandra.
Leandra menatap Alvaro yang saat ini terbaring tak berdaya di ranjang. Ia memang tidak ingin melihat Alvaro lagi, tapi ia juga merasa sakit melihat Alvaro seperti ini, itu semua karena Alvaro adalah orang yang penting bagi Adelard. Leandra memeluk Adelard, entah bagaimana ia harus menghibur pria itu. “Tidak apa-apa menangis jika kau sedih, Adelard.” Leandra tahu Adelard menahan air matanya sejak tadi.Ucapan Leandra membuat Adelard tidak bisa membendung air matanya lagi. Pria itu menangis dalam diam untuk beberapa saat, mengeluarkan rasa sakit di dalam hatinya yang begitu menyiksanya.Setelah beberapa saat, Adelard berhenti menangis. Namun, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia hanya melihat wajah kakaknya yang terdapat beberapa luka di sana.Beberapa alat kedokteran menempel di tubuh kakaknya. Ia tidak pernah menyangka sama sekali bahwa ia akan melihat kakaknya dalam kondisi tidak berdaya seperti ini.Adelard menjaga kakaknya sampai pag
Leandra berada di sebuah studio tempat proses casting tengah berlangsung. Di depannya ada sutradara, produser serta penulis novle yang karyanya akan difilm kan. Leandra selalu mengambil jalur yang adil untuk sebuah peran. Ia sering mendapatkan tawaran menjadi pemeran utama tanpa harus melakukan casting, tapi Leandra tidak ingin ada orang lain yang mengkritiknya, jadi ia mengambil jalur yang juga dilalui oleh orang banyak. Meski pada kenyataannya orang-orang masih saja tidak menyukainya dan menyebutnya mendapatkan peran penting dalam sebuah film karena ia memiliki seseorang di balik layar. Leandra telah selesai memerankan karakter wanita yang memiliki watak tidak jauh berbeda dengannya.“Sudah aku katakan, Leandra sangat cocok untuk karakter dari novelku. Dia benar-benar melebihi perkiraanku.” Penulis novel merasa sangat puas dengan akting Leandra. Sejak awal ia sudah mengatakan pada produser dan sutradara bahwa ingin Leandra yang menjadi peme
Pembicaraan Alvaro dan Leandra kemarin belum selesai, jadi Alvaro meminta untuk bertemu dengan Leandra lagi.“Apa lagi yang ingin Anda bicarakan?” Lendra menatap Alvaro dingin. “Pembicaraan kita belum selesai kemarin, Leandra.” Alvaro tidak tersinggung dengan sikap Leandra, ia memang pantas mendapatkannya karena telah membuat Xaviera mengakhiri hidupnya. “Adelard tidak terlibat apa-apa dalam kematian Xaviera. Aku harap kau tidak mempermainkan perasaannya.”“Anda ternyata sangat menyayangi adik Anda. Lalu bagaimana dengan Xaviera, apakah Anda pernah berpikir bagaimana perasaannya dipermainkan oleh Andra?”“Leandra, aku tidak pernah mempermainkan Xaviera. Aku mencintainya.”“Omong kosong! Jika Anda mencintai Xaviera maka Anda tidak akan mendorong Xaviera pada kematian. Apakah Anda pikir Xaviera adalah wanita yang bisa Anda datangi sesuka hati lalu dibuang ketika tidak dibutuhkan lagi! Jika itu
Leandra pergi ke sebuah bar yang ada di pusat kota. Apa yang ia ketahui hari ini membuat ia merasa buruk. Ternyata selama ini ia telah salah menilai Adelard. Bukan Adelard pria yang membuat Xaviera bunuh diri, tapi Alvaro.Ia telah membenci seseorang yang salah selama ini. Ia nyaris saja melakukan hal yang sama seperti yang Alvaro lakukan pada sahabatnya.Kini Leandra benar-benar mengerti kenapa Xaviera tidak pernah menceritakan apapun padanya mengenai kisah cintanya. Itu karena Xaviera mencintai suami wanita lain. Dan hubungan keduanya disembunyikan.Leandra kini tidak tahu harus menyalahkan siapa. Xaviera tidak seharusnya jatuh cinta pada Alvaro yang sudah memiliki keluarga. Sejak awal Alvaro sudah tidak bisa ia miliki sepenuhnya, tapi Xaviera masih terus menjalin hubungan dengan pria itu.Xaviera merupakan wanita yang sangat cerdas, Leandra tahu benar hal itu. Namun, kenapa Xaviera harus memilih menjadi orang ketiga di dalam hubungan orang lain?Tidak aka