Share

Under The Rain

Penulis: kimfangirl
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-18 18:46:33

“What should i do with this feeling, Sa?”

Angkasa menoleh. “Hah?”

Kaila terkejut. Perasaannya dia mengatakan itu di dalam hatinya, kenapa Angkasa bisa mendengarnya? Jangan bilang kalau dirinya baru saja mengatakannya lewat mulutnya?

“Apa?” tanya Kaila pura-pura tenang, padahal jantungnya sudah berdegup dengan sangat kencang saat ini.

Dia ingin sekali memukul mulutnya karena sudah menyuarakan isi hatinya yang hanya untuk disimpan sendiri. Kejadian bodoh apa lagi ini, Kaila? Otaknya seakan memberontak. Logika itu kembali muncul.

“What feeling?” tanya pemuda itu.

Damn. Dia benar-benar mendenganya.

“Your feeling towards me?” tanyanya lagi.

“Ya, gue mau nabok lo soalnya. Perasaan pengen nabok,” sahut Kaila cepat.

Angkasa menaikkan alisnya mendengar jawaban Kaila barusan. Tidak masuk akal dan sedikit aneh, tapi Angkasa tidak memperpanjangnya. Mungkin Kaila memang sudah sangat mengantuk dan kesadarannya sudah tersisa sedikit, makanya ngomong ngawur.

“Hujannya makin deres nih keknya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Ketiga Kalinya

    “Langsung mandi sana, tar demam.” Kaila hanya menatap Angkasa yang berjalan menuju kamarnya setelah mengatakan itu. Kaila mengangguk perlahan lalu masuk ke kamarnya dan mengambil handuk. Bajunya basah karena mereka menerabas hujan. Kaila tidak mengerti dengan tingkah Angkasa. Sebelumnya dia mengatakan kalau tidak boleh motoran hujan-hujanan, tapi kemudian dia malah mengajak Kaila untuk pulang saat itu juga, di tengah hujan yang deras. Dia berjalan menuju kamar mandi dengan kebingungan yang ada di dalam otaknya saat ini. Dia dan Angkasa sepertinya memang sama-sama complicated. --- “Kai?” Kaila mendengar ketukan dan suara Angkasa dari luar kamarnya. “Ya?” sahutnya tapi masih belum berangkat dari kasurnya karena dia sedikit lelah. Selesai mandi tadi, Kaila langsung membaringkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Rambutnya masih basah dan ia tutup dengan handuk. “Gue mau masak mie, mau gak?” tanyanya. Kaila melihat jam di ponselnya yang sedang ia mainkan. Jam sudah menunjukkan ham

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   That Was Good

    Ciuman kali ini berbeda. Kaila tidak menarik dirinya dengan cepat seperti yang sebelumnya. Dia masih dengan posisinya yang semula dengan kepala yang bersandar di sofa sedangkan Angkasa duduk di sampingnya dengan wajah yang tentu saja ada di depan Kaila. Tangan Kaila mengelus tengkuk Angkasa dengan pelan dengan ciuman yang juga semakin dalam. Angkasa such a good kisser. Shit. Tangan Angkasa perlahan meraih pipi Kaila dan mengelusnya menggunakan ibu jarinya. Mereka saling menyambut ciuman satu sama lain hingga Angkasa melepas ciuman mereka. Angkasa menyatukan dahinya dan dahi Kaila. Napas mereka memburu. Kedua mata mereka terpejam dan merasakan napas satu sama lain. “Kenapa berhenti?” tanya Kaila di sela-sela napasnya. Angkasa terkekeh pelan. “You need sleep, Kai,” jawabnya masih dengan posisi mereka berdua dengan dahi yang bersentuhan. “Right, gue butuh tidur,” ujarnya dan mengangguk. Angkasa masih ada di posisinya, dia menyuruh Kaila untuk tidur tapi sepertinya dia tidak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Bertemu Mama

    “Mau beli apa aja emang?” Mereka berdua berjalan berdampingan di supermarket. Keduanya berhenti di depan rak mie. Anak kos banget gak sih ini? Haha. “Pertama-tama kita harus stok mie,” ujar Angkasa melirik Kaila dan terkekeh. Kaila juga ikut tertawa. “Beneran gak sehat banget dah asli,” balas Kaila tapi tangannya mengambil beberapa mie goreng dan memasukkannya ke troli yang didorong oleh Angkasa. “Udah siangnya minum kopi mulu, tengah malam makan mie mulu juga,” ujar Angkasa. “Ngomongin diri sendiri kan, Pak?” Pemuda itu mengangguk. “Betul,” sahutnya. “Kurang-kurangin dah Sa,” ujar Kaila kemudian dan mengembalikan beberapa mie yang sudah mereka masukkan ke dalam troli. “Kenapa dibalikin?” tanya Angkasa. “Biar kita berdua gak keseringan makan mie,” jawab Kaila. “Karena kalo stok mie banyak, kita pasti bakalan sering makan mie,” lanjutnya. “Kalo laper malam gimana?” tanyanya. “Gue masakin nasi goreng,” sahut Kaila dan berjalan menuju rak selanjutnya. Angkasa tersenyum menden

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-25
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Dikurung

    “Ma, aku boleh pamit sama seseorang?” “Sama siapa?” tanya Mamanya yang berdiri di sisi seberang mobil. “Temen aku,” jawab Kaila tidak menatap Mamanya. Ia menatap ke arah pintu mal dan sedang terbayang akan Angkasa yang menunggunya di sana. “Gak boleh. Alasan kamu aja, pasti kamu mau kabur,” ujar Mamanya menolak dengan tegas. “Masuk!” suruhnya. “Enggak Ma, aku beneran harus ngomong ke dia,” balas Kaila menatap Mamanya dengan memohon. “Hapeku juga ada di dia.” “Masuk!” “Ma.. plis..” “Mama bilang masuk ya masuk,” ujar Mamanya menekankan tiap kalimatnya dengan mata yang tajam. Kaila masih berdiri di sana. Ia belum berniat untuk membuka pintu mobilnya. Dia kembali menatap pintu mal yang sedang dilewati oleh beberapa orang. Tanpa aba-aba, Kaila berlri menuju pintu itu dan membuat Mamanya berteriak dengan keras. “Pak, itu anak saya mau kabur. Tolong tahan!” Mamanya berteriak pada penjaga yang ada di depan pintu mal, dan teriakan itu berhasil membuat penjaga itu menghentikan langkah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Angkasa dan Kegelisahannya

    “Ada Kaila gak?” Angkasa baru saja sampai di kafe tempat Kaila bekerja. Dia menghampiri Yansa yang sedang melayani seorang pelanggan, tapi dia tidak bisa menunggu. Dia langsung bertanya. Yansa melirik Angkasa di sana tapi tidak menjawabnya karena dia perlu mencatat pesanan pelanggan terlebih dahulu, baru menjawab pertanyaan Angkasa. Pemuda itu mengetuk-ngetukkan jari-jemarinya di meja sembari menunggu Yansa melayani pelanggan. Lima menit kemudian, Yansa menatap Angkasa. “Dia gak masuk, gue sama Popi juga gak tahu dia ke mana. Kita berdua telpon dia tapi gak diangkat,” ujar Yansa menjawab pertanyaan Angkasa yang sudah lima menit berlalu. Ah, Angkasa tidak tahu kalau ada telepon dari Yansa dan Popi di ponsel Kaila tadi karena ponsel gadis itu di-setting silent. “Lo punya kontak lain selain nomer Kaila gak?” tanya Angkasa. Yansa menggeleng. “Enggak, gue rasa lo tau setertutup apa Kaila kan,” jawab Yansa dan diiringi anggukan oleh Angkasa. Tentu saja dia tahu. Dia tinggal satu apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Frustrasi

    “Mau ke mana, Sa?” tanya Altar ketika melihat Angkasa langsung keluar kelas hampir berbarengan dengan dosen mereka yang juga baru keluar. “Iya nih, buru-buru banget gue liat,” sahut Dimas, teman sekelasnya Angkasa, salah satu anggota BEM juga. “Punya urusan gue,” balasnya dan pergi dari sana. Angkasa tidak bisa fokus dalam kelasnya karena masih terus memikirkan keberadaan Kaila yang tidak ia ketahui ada di mana. Apa gadis itu baik-baik saja? Ia sangat berharap kalau Kaila akan baik-baik saja. “Sa, mau ke mana?” tanya Henni ketika Angkasa melewati dirinya. Angkasa tidak menggubrisnya dan berjalan lurus menuju parkiran. Namun bukan Henni kalau tidak membuat Angkasa kesal. “Sa, mau ke mana sih buru-buru banget? Aku kan nanya,” ujar Henni yang menahan tangan Angkasa dengan cepat. Angkasa menghempaskan tangan Henni dengan kasar. Henni sampai terkejut dengan perlakuan Angkasa barusan karena ini kali pertama Angkasa seperti ini. Dia memang sering kesal dengan Henni, tapi ini memang ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Jordan

    Sudah lima hari sejak Kaila menghilang. Angkasa sudah berusaha semampuanya untuk mencari tahu tentang Kaila, namun karena keterbatasan yang ia ketahui tentang gadis itu membuat dirinya tidak mendapatkan hasil apa-apa. Apartemennya terasa sepi sekarang, dan ia baru menyadari kalau kehadiran Kaila memang berdampak besar pada hidupnya beberapa bulan terakhir. Ocehan, keluhan, dan juga sikap dingin Kaila, ia merindukan itu. Ia bahkan merasa tidak masalah kalau Kaila mengabaikannya seharian, asal dia masih bisa melihat gadis itu di sini. Duduk di balkon dan menikmati serealnya di pagi hari, atau duduk di depan televisi dengan satu mangkok mie di tangan, atau juga mengeluh pada Angkasa karena tidak mencuci piring setelah masak. “Kamar lo dingin Kai,” ujar Angkasa menatap kasur yang sudah lama tidak ditiduri oleh Kaila. Meskipun Kaila sudah pergi selama lima hari, Angkasa tidak pernah sama sekali mencari-cari sesuatu di kamar Kaila. Ia hanya akan masuk dan menatap sekeliling saja dan se

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Pertunangan

    Rasanya Kaila ingin teriak. Sekarang dia sudah berada di dalam mobil dan menuju ballroom tempat dirinya dan Om Tua itu akan bertunangan. Sinting. Semuanya sudah sinting. Setelah dikurung selama lima hari di dalam kamarnya, ini kali pertama Kaila keluar rumah dan bukan main, dia malah sudah akan bertunangan dengan seseorang. Diumurnya yang baru sembilan belas tahun, ia sudah akan bertunangan dengan orang tua yang umurnya sudah hampir setengah abad. “Ma, kalo mau nyuruh aku nikah sama orang kaya, minimal kasih yang ganteng dan muda,” ujar Kaila pada Mamanya. Dia mungkin tidak akan menolak kalau dijodohkan dengan orang yang masih berumur dua puluhan dan ganteng, tapi dengan orang tua itu.. hah. “Siapa yang bakalan suka sama cewek nakal kayak kamu, Kai? Ini untung ada yang mau,” sahut Mamanya acuh tak acuh. Kaila tersenyum miring. “Maksud Mama, siapa yang bakalan suka sama cewek yang orang tuanya punya skandal masing-masing?” ujar Kaila menatap Mamanya yang ada di sampingnya. “Tuka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08

Bab terbaru

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Penjelasan

    "Mama tau gak kalo mereka berdua tinggal dalam satu apartemen yang sama?" Mama Angkasa mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan oleh Henni. "Siapa?" tanya Mamanya Angkasa. "Siapa yang tinggal dalam satu apartemen yang sama?" ulangnya lagi. "Angkasa sama Kaila, Ma," jawab Henni melirik dua orang yang ada di samping Mama. "Mereka memang tinggal dalam satu gedung apartemen, memangnya kenapa?" Henni menghela napas terlihat sangat kesal. "Bukan gitu Ma maksudnya," balasnya. "Mereka tinggl di unit yang sama. Satu ruangan." Penjelasan dari Henni tadi berhasil membuat Mamanya Angkasa melirik dua orang yang ada di sampingnya, ia bisa melihat kalau Angkasa dan juga Kaila terlihat sangat gugup dengan ucapan Henni barusan. Menunjukkan kalau yang Henni katakan memang benar. Mereka tinggal dalam satu apartemen yang sama. "Oh, itu saja?" tanya Mamanya Angkasa yang membuat ketiga orang itu mengangkat alisnya. "Kalo itu aja, yaudah, silakan pergi."Bukan hanya Henni yan

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Terbongkar

    Angkasa berjalan menghampiri Kaila yang duduk sendirian di ujung sana."Hei, kenapa sendirian?" tanyanya menyentuh pundak Kaila.Kaila tampak terkejut. Ia menggeleng dengan cepat. "Gak papa kok, pengen sendirian aja," balasnya sekenanya.Angkasa mengangguk dan duduk di samping Kaila. "Masih gugup?" tanyanya.Kaila mengangguk. "Banget, malah makin gugup," sahutnya. "Aku gak kebiasa banget dikelilingi orang banyak kayak gini, mana baik-baik semua lagi."Angkasa bingung harus merasa senang atau menyesal.Ia senang karena keluarganya menyambut Kaila dengan hangat dan baik, tapi ia juga sedikit menyesal karena secara tidak langsung dia memaksa Kaila keluar dari zona nyamannya.Ia tahu Kaila harus mulai belajar perlahan-lahan, tapi ia masih merasa tidak enak."Maaf ya," ujar Angkasa kemudian. Ia memutuskan untuk meminta maaf.Kaila mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kenapa malah minta maaf?" tanya Kaila bingung."Kamu pasti terpaksa ke sini ya," ujarnya. "Aku maksa kamu banget buat ikut k

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Keluarga Angkasa

    Sedari tadi jantung Kaila berdetak dengan sangat cepat, terlebih lagi ketika dia sudah melihat tempat yang mereka tuju.Gedungnya berada tepat di depan, dan Kaila merasakan jantungnya semakin menggila. Rasanya ia ingin pergi saat ini juga. Dia masih belum bisa menghadapi orang-orang, terlebih lagi itu adalah keluarganya Angkasa. Seakan mengerti dengan apa yang dikhawatirkan oleh Kaila, Angkasa menggenggam tangan pacarnya dan mengelusnya pelan. "It's okay, ada aku, Kai," ujarnya menenangkan Kaila. Angkasa tahu kalau Kaila pasti sangat tegang dan gugup saat ini. Ia bisa melihatnya dengan sangat jelas. "Keluarga aku pada baik kok, kamu gak usah khawatir."Kaila masih tidak bisa tenang meskipun sudah mendengar kalimat dari Angkasa. Kaila berpikir, kalau keluarganya tahu mereka berpacaran, artinya mereka tidak lagi backstreet dong? Atau backstreetnya sama anak-anak kampus saja?Ah, Kaila pusing. Dia ingin pergi.Ia ingin lari saat ini juga. "Ayo," ajak Angkasa. Telat. Kaila tidak a

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Kondangan

    "Lho, kok udah pulang?" tanya Kaila ketika masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Angkasa yang sedang duduk di sofa sembari menonton Upin & Ipin. "Iya nih, agak cepet, soalnya besok juga bakalan ke sana lagi," balasnya dan menyuruh Kaila untuk duduk di sampingnya. "Lah, kalo mau ke sana lagi ngapain pulang deh?" tanya Kaila bingung seraya mendudukkan dirinya di sofa samping Angkasa. Angkasa tidak menjawab beberapa saat. Dia mengambil tangan Kaila dan menggenggamnya, membuat Kaila mendadak bingung dengan tindakan pacarnya barusan. Pasalnya dia memegang tangan Kaila dan menarik napas panjang. "Apa?" tanya Kaila. "Kamu mau ngomong apa?" tanyanya lembut. Kaila bisa merasakan kalau Angkasa sedang ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat ragu. "Besok kan sepupu aku nikah," ujarnya. Kaila mengangguk. "Iya, terus?" "Kamu mau ikut gak?" tanyanya. "Kondangan bareng aku, Mama juga mau ketemu kamu." Angkasa tidak bohong mengenai Mamanya yang ingin bertemu dengan Kaila. Tadi Angkasa bert

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencurigakan

    "Aromanya enak banget nih brownies." Angkasa menghampiri Kaila yang berdiri di depan oven, menunggu browniesnya matang. "Iya kan, enak kan baunya," sahut Kaila penuh semangat karena ia sedari tadi memang sudah pengen makan tapi belum matang. "Tapi gak usah diliatin terus-terusan gini dong, nanti jadinya makin lama," ujar Angkasa. "Mending nonton aja deh selagi nunggu." Angkasa menarik Kaila menjauh dari sana, dan dengan berat hati Kaila menurut meskipun pandangannya masih pada ovennya yang sedang menyala dan tersisa lima belas menit lagi sebelum matang merata. "Nonton apa emang?" tanyanya setelah duduk di sofa. "Eh, tapi gimana kalo kita nonton drakor aja?" usul Kaila. "Drakor apaan?" tanya Angkasa menoleh. Remot di tangannya sudah siap untuk mencari drama yang akan Kaila sebut. "King Two Hearts, mau gak? Aku pengen rewatch," ujar Kaila. "Semalem tiba-tiba keinget sama drakor lama itu. Jadi kangen." Sepanjang Kaila berbicara, sepanjang itulah Angkasa tersenyum. Ia benar-benar

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Brownies

    Angkasa kembali ke apartemennya di jam sepuluh malam dan belum mendapati Kaila di sana. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menelepon Kaila, mungkin saja gadis itu ingin ia menjemputnya, tapi baru saja ia hendak menelepon Kaila, suara langkah kaki Kaila terdengar. Angkasa memilih untuk bersembunyi dan berniat untuk mengejutkan Kaila. Dia bersembunyi di dekat pintu toilet luar dan melihat Kaila yang sedang melepas sepatunya. "Lho, belum pulang ya?" ujarnya pada diri sendiri ketika melihat apartemen mereka masih gelap, tanpa tahu kalau Angkasa sedang bersembunyi dan siap untuk mengagetkannya. Angkasa berjalan perlahan, mendekat pada Kaila yang sedang membelakanginya. Dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, Angkasa memeluk Kaila dari belakang. Kaila menjerit kaget dan tangannya memukul sembarangan, tepat ke kepala Angkasa dan membuat pemuda itu mundur kesakitan. "Kai, ini gue," ujarnya dengan tangan yang memegang kepalanya yang baru saja kena pukul oleh pacarnya sendir

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencari Alasan

    Angkasa kembali ke apartemennya setelah berurusan dengan Altar dan Popi yang mengajukan banyak pertanyaan. Ia melihat Kaila yang sedang memainkan ponsel di kamarnya. Matanya masih sayu karena mengantuk tapi dia berusaha untuk membuka matanya, dan sesekali ponsel itu hampir terjatuh mengenai wajahnya. "Tidur lagi aja kalo masih ngantuk," ujar Angkasa memasuki kamar Kaila. Kaila tertawa kecil. "Lo dari mana?" tanyanya. "Beli bubur ayam nih," sahutnya dan menunjuk dua wadah bubur ayam yang ada di atas meja. "Sana cuci muka, abis itu kita makan."Kaila mengangguk dan mengangkat tangannya, meminta bantuan pada Angkasa untuk menariknya berdiri. Angkasa terkekeh dan menarik tangan Kaila hingga gadis itu langsung berdiri di depannya. Kaila mencium pipi Angkasa singkat dan pergi ke toilet setelahnya. Senyum mengembang di wajah Angkasa. "Dasar."Dia kembali ke dapur dan membuka bubur ayam untuk mereka berdua. Tidak lama kemudian, Kaila keluar dari toilet dan menghampiri Angkasa."Lo abis

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Hampir Ketahuan

    "Lho, Kak Kai juga tinggal di sekitaran sini sih." Angkasa mulai merasa gugup karena percakapan dua orang di depannya saat ini, terlebih lagi ketika Popi menanyakan apartemen Angkasa di mana. "Apartemen Kak Asa yang mana emang?" tanyanya. Angkasa tidak menjawab, tapi Altar menjawab mewakili dirinya. Ah, ia menjadi menyesal keluar dari apartemennya. "Itu," jawab Altar dan menunjuk gedung apartemen yang disewa oleh Angkasa. Popi membulatkan matanya. "Kak Kai juga nyewa apart di gedung itu lho," balas Popi yang tidak percaya kalau keduanya berada di gedung yang sama. "Ah, pantes kalian berdua deket ya, ternyata satu gedung apartemen," ujar Altar mengangguk dan menyenggol tubuh Angkasa. Angkasa terkekeh pelan. "Tapi jarang ketemu sih kami, itu juga gue baru tahu dua bulan yang lalu kalo ternyata dia tinggal di sini." "Oh, padahal Kak Kai udah cukup lama di sini katanya, sekitar hampir enam bulan sih kayaknya, apa lima bulan ya, lupa gue," balas Popi menatap gedung apartemen

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   In Love

    Kaila baru saja duduk dan hendak beristirahat ketika mendengar Popi yang memanggilnya. "Kak," panggilnya. "Kak Kai." "Ya?" sahut Kaila sedikit berteriak karena ia masih berada di belakang sedangkan Popi ada di depan sana. "Sini dong, mumpung kafe sepi nih," suruhnya. "Ada Kak Asa sama Kak Altar juga ini," lanjutnya dengan suara yang sedikit nyaring. "Ah iya," balas Kaila dan berdiri dari duduknya. Dia melepas sarung tangannya yang masih terpasang di tangan dan berjalan ke depan dengan mulut yang menguap. "Ngantuk Bu?" tanya Yansa terkekeh. Kaila mengangguk. "Iya, ngantuk banget dah," jawabnya dan duduk di dekat Yansa padahal Angkasa ada di meja yang berada tidak jauh darinya. "Kok duduk sini?" tanya Yansa. "Duduk sana deket Angkasa, Altar dan Popi," suruhnya. "Kok gak boleh gue duduk di sini sih?" tanya Kaila. "Ya ampun," balas Yansa. "Ya udah duduk sini aja, temenin gue." Belum juga satu menit Yansa ngomong begitu, tapi Popi sudah menyeret Kaila untuk duduk di samping Angka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status