Share

Teman

Author: kimfangirl
last update Last Updated: 2022-10-03 18:32:45

“Lo nyari apaan sih?”

Kaila melihat Angkasa sedari tadi mondar-mandir di apartemen mereka. Terlihat sekali sedang mencari sesuatu tapi dia tidak mengatakan apa yang sedang ia cari, jadi Kaila ikut pusing melihatnya tanpa bisa membantu.

“Topi gue,” jawabnya. “Lo liat gak?”

“Warna apaan?” tanya Kaila balik.

“Merah.”

“Gue liat ada di dalam mesin cuci,” jawab Kaila menunjuk ke arah mesin cuci yang ada di pojokan.

“Kok ada di sana?” tanya Angkasa seraya berjalan menuju mesin cuci dan benar saja, topinya ada di sana. “Lo ya yang ngeletakkin di sini?” tuduhnya.

“Enak aja, ngapain,” sahut Kaila tidak terima.

Dia memakai topinya dan kembali masuk ke kamar beberapa detik, lalu keluar lagi dan duduk di depan Kaila yang sedang duduk di kursi makan sembari memakan serealnya. Mereka berdua sudah akrab. Ya, sejak beberapa hari lalu ketika Angkasa mengatakan kalau Kaila punya teman.

Namun sejujurnya, Kaila juga masih menjaga jarak. Dia memang sudah santai dan nyaman dengan Angkasa tapi ia ma
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Reuni dengan Mantan

    Siang semakin terik dan Kaila harus pergi ke kafe. Kaila berdiri di balkonnya dengan pakaian yang sudah siap untuk pergi, tapi dia menatap matahari yang sedang memancarkan aura panasnya. Hari ini benar-benar terik, ia mungkin bisa terbakar kalau naik ojek motor. Kaila membuka ponselnya dan melihat beberapa buah pesan masuk. Salah satunya ada dari Mamanya, yang sampai sekarang Kaila tidak tahu Mamanya dapat nomornya dari mana. Atau mungkin Mamanya minta dengan salah satu temannya di kampus karena Kaila bergabung di grup kelas mereka dan tentu saja mereka punya nomor ponsel Kaila. Kalau begitu ceritanya, berarti Mamanya masih suka mencari Kaila di kampus? Wah. Kaila memutuskan untuk pergi sekarang juga karena waktu sudah menunjukkan pukul dua dan lebih baik menunggu daripada terlambat, jadi ia memilih untuk pergi sekarang juga. Sebelum pergi, ia memastikan untuk menutup dan mengunci pintu balkon, sesuai pesanan Angkasa. Lalu dia keluar apartemen dan menuju halte terdekat. Dia akan

    Last Updated : 2022-10-05
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Gak Punya Hinaan Lain?

    Farel berdiri di sana dalam diam.Begitu juga dengan Kaila, namun selang beberapa detik ia menunduk dan menyapa semuanya.“Selamat datang,” sapa Kaila namun dengan ekspresi yang datar. Ia tidak tersenyum sama sekali karena ia tidak bisa dan juga tidak ingin memberikan senyumannya pada orang-orang yang sedang berdiri di sana.“Wih, beneran kerja di sini lo, Kai?” tanya Tata, gadis yang ada di belakang Hina, ia terkekeh menatap Kaila dari ujung kaki sampai ujung kepala. Meremehkan.“Mama lo bukannya udah kaya ya jadi simpenan om-om?” ujar sebuah suara lainnya, Julia, gadis bertubuh ramping dan rambut yang panjang sepinggang.“Heh, gak boleh ngomong gitu,” sahut Wawan, pemuda yang satunya, tapi sepertinya hanya bercanda.“Ups, sorry, gak maksud bilang gitu,” ujar Julia dan menutup mulutnya dengan menyebalkan.Saat ini, hanya ada beberapa pelanggan di sini tapi obrolan mereka bisa didengar oleh pelanggan lainnya, termasuk Altar yang duduk tidak jauh dari tempat Kaila berdiri. Dia diam di

    Last Updated : 2022-10-07
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Gue Khawatir, Bego!

    “Tau gak, orang bodoh emang banyak omong.”Altar mengatakan itu dari tempat duduknya. Dia masih duduk di sana yang hanya terpisah oleh satu meja.“Lo siapa?” tanya Tata. “Gak usah ikut campur.”“Gimana gue gak ikut campur, orang kalian aja ngajak ngomong semua orang yang ada di sini,” jawab Altar. “Kalian ngajak kami bicara, dan artinya gue boleh dong nimbrung omongan kalian?”Kaila melihat Altar yang terlihat sangat santai kemudian Altar berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja itu. Ia menatap dua pemuda yang ada di sana. Farel dan Wawan.“Lo apa gak malu bro punya temen kayak gini?” tanya Altar dengan nada mengejek. “Kalo gue mah gak mau ya temenan sama orang-orang kayak gini, kecuali kalo gue juga kayak mereka,” lanjutnya dan mengisyaratkan sesuatu.Wawan hendak protes karena Altar baru saja mengatakan kalau Wawan dan Farel sama saja seperti keempat gadis itu, tapi Farel menahan tangan Wawan supaya pemuda itu tidak memperpanjang masalah.“Sorry,” ujar Farel. “Gue bakal

    Last Updated : 2022-10-08
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Gue Serius

    Angkasa masih berdiri di tempatnya dengan menatap lelah ke arah Kaila. Sebelumnya, Altar memberitahunya kalau teman-teman Kaila datang ke kafe dan mereka menghina Kaila lagi, tidak hanya itu, Altar juga memberitahu kalau kemungkinan ada mantan Kaila di sana. Altar memberitahu Angkasa di jam sepuluh tadi, sangat terlambat sebenarnya karena kejadian itu terjadi di sore hari tapi Altar memberitahu Angkasa ketika kafe itu tutup. Sialnya lagi, setelah Angkasa mendapat pesan dari Altar, ponsel Kaila tidak aktif. Dia masih ada di rumahnya saat itu. Menonton televisi dengan adiknya tapi seketika dia pergi dari sana dan membuat adiknya kebingungan karena dirinya pergi tiba-tiba. Angkasa juga tidak mengerti, kenapa dia sekhawatir ini? “Kenapa khawatir sama gue?” tanya Kaila masih di tempatnya dengan kerutan di dahinya yang semakin dalam. “Emangnya gue ngapain?” tanyanya lagi dan tidak mengerti kenapa Angkasa bertindak seperti ini. Jangankan Kaila, Angkasa saja tidak mengerti dengan diriny

    Last Updated : 2022-10-10
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Datang Bulan

    Kaila tidak bisa tidur. Pertama, karena ia merasakan nyeri di perutnya. Kedua, karena ucapan yang dilontarkan oleh Angkasa beberapa jam tadi. “Karena gue beneran khawatir hari ini, Kai. Gue serius.” Kaila berbaring di kasurnya dengan tangan yang menekan perutnya karena merasakan nyeri yang luar biasa. Matanya menatap lampu kamarnya yang mati dan sinar matahari sedari tadi sudah memasuki kamarnya karena ini juga sudah jam tujuh pagi. Angkasa mengatakannya dengan nada yang datar tapi Kaila bisa merasakan kalau dirinya serius mengatakan itu. Entah apa yang membuatnya merasakan kalau Angkasa serius, tapi sepertinya karena sorot matanya yang sedikit mengintimidasi namun memberikan rasa hangat. “Agh.” Sementara otaknya terus berpikir, perutnya semakin nyeri. Tadi subuh dia sempat ke toilet dan mendapati kalau dirinya datang bulan hari ini. Seperti kebanyakan gadis lainnya, Kaila juga selalu sakit perut ketika datang bulan namun biasanya dia akan meminum obat dan sakit itu sembuh. Sud

    Last Updated : 2022-10-12
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Peluk

    Angkasa memeluk Kaila.Meskipun perut Kaila masih terasa sangat sakit, tapi ia masih sadar dengan apa yang dilakukan Angkasa barusan. Pemuda itu memeluknya dalam keadaan sadar dan Kaila hanya bisa diam saja.Perutnya perlahan-lahan mulai merasa baikan, mungkin efek obatnya mulai bekerja. Ya, tentu saja karena obat itu, tidak mungkin karena pelukan Angkasa, kan? Tidak mungkinlah. Sejak kapan pelukan bisa meredakan nyeri sakit mens?Angkasa menepuk-nepuk pelan pundak Kaila dan gadis itu hanya diam saja meskipun matanya berkedip-kedip dan tidak percaya dengan apa yang sedang mereka berdua lakukan, namun harus Kaila akui kalau pelukan Angkasa begitu hangat.Pelukan Angkasa yang memang hangat atau karena Kaila sudah lama tidak dipeluk oleh seseorang? Mungkin karena hal yang kedua. Dia sudah lupa bagaimana rasanya dipeluk oleh seseorang. Mamanya saja bahkan sudah lama tidak memeluk dirinya, mungkin terakhir kali Mamanya memeluknya ketika dia kelas dua SMP.Kaila tersadar dari pikirannya dan

    Last Updated : 2022-10-14
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Jangan Begini, Sa.

    “Kenapa diem aja?” tanya Angkasa karena Kaila masih berdiri di sana dalam diam dan hanya menatap belanjaan Angkasa. Kaila menggeleng pelan dan segera duduk di kursi. Ia mengesampingkan pemikirannya yang sedang kacau sepertinya, karena sedari pagi tingkah laku dan perhatian Angkasa selalu membuatnya takut. Ia juga merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia mengesampingkan itu karena takut kalau semuanya hanya perasaannya saja. “Anjir, banyak banget?” seru Kaila ketika membuka kantong putih yang bertuliskan indomaret. Sebelumnya Kaila hanya melihat satu batang cokelat dan beberapa es krim saja yang keluar dari kantong itu, tapi ketika ia membukanya, ia mendapati enam batang cokelat dan lima es krim serta lima bungkus snack kentang dan singkong. “Jangan bilang ini buat gue semua?” ujar Kaila menatap Angkasa dan menggeleng pelan. Angkasa terkekeh melihat ekspresi yang diberikan oleh Kaila. “Sayangnya gue beliin buat lo semua,” jawabnya. “Anjir Sa?! Yang bener ajalah,” sahut Kaila tidak pe

    Last Updated : 2022-10-15
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Menjauh

    Kaila menangis. Di depannya. Untuk kedua kalinya. Angkasa tidak tahu apa yang sudah dilalui oleh Kaila selama ini sampai-sampai dia selalu ingin mendorong orang lain pergi darinya. Sampai dirinya begitu sulit percaya kepada orang lain lagi. Kenapa gadis ini begitu rapuh? Kenapa dia selalu membuat dirinya semakin khawatir? Kenapa Kaila selalu membuatnya selalu ingin melindungi dirinya? Kaila menghapus air matanya yang terus-terusan turun meskipun dia sudah menghapusnya berulang kali. “Ah, shit, gue seharusnya gak nangis,” keluhnya sembari menghapus air matanya di depan Angkasa. Kaila sedang berusaha keras untuk menghentikan air matanya, tapi sepertinya kali ini terasa sangat sulit. Menstruasi dan moodnya yang buruk tidak membantu sama sekali dan membuat air matanya malah semakin deras. Angkasa masih diam di tempatnya. Ia sebenarnya ingin berangkat dari duduknya dan merengkuh tubuh Kaila ke dalam pelukannya, tapi ia menahannya karena tahu kalau gadis itu tidak akan menyukainya. Na

    Last Updated : 2022-10-17

Latest chapter

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Penjelasan

    "Mama tau gak kalo mereka berdua tinggal dalam satu apartemen yang sama?" Mama Angkasa mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan oleh Henni. "Siapa?" tanya Mamanya Angkasa. "Siapa yang tinggal dalam satu apartemen yang sama?" ulangnya lagi. "Angkasa sama Kaila, Ma," jawab Henni melirik dua orang yang ada di samping Mama. "Mereka memang tinggal dalam satu gedung apartemen, memangnya kenapa?" Henni menghela napas terlihat sangat kesal. "Bukan gitu Ma maksudnya," balasnya. "Mereka tinggl di unit yang sama. Satu ruangan." Penjelasan dari Henni tadi berhasil membuat Mamanya Angkasa melirik dua orang yang ada di sampingnya, ia bisa melihat kalau Angkasa dan juga Kaila terlihat sangat gugup dengan ucapan Henni barusan. Menunjukkan kalau yang Henni katakan memang benar. Mereka tinggal dalam satu apartemen yang sama. "Oh, itu saja?" tanya Mamanya Angkasa yang membuat ketiga orang itu mengangkat alisnya. "Kalo itu aja, yaudah, silakan pergi."Bukan hanya Henni yan

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Terbongkar

    Angkasa berjalan menghampiri Kaila yang duduk sendirian di ujung sana."Hei, kenapa sendirian?" tanyanya menyentuh pundak Kaila.Kaila tampak terkejut. Ia menggeleng dengan cepat. "Gak papa kok, pengen sendirian aja," balasnya sekenanya.Angkasa mengangguk dan duduk di samping Kaila. "Masih gugup?" tanyanya.Kaila mengangguk. "Banget, malah makin gugup," sahutnya. "Aku gak kebiasa banget dikelilingi orang banyak kayak gini, mana baik-baik semua lagi."Angkasa bingung harus merasa senang atau menyesal.Ia senang karena keluarganya menyambut Kaila dengan hangat dan baik, tapi ia juga sedikit menyesal karena secara tidak langsung dia memaksa Kaila keluar dari zona nyamannya.Ia tahu Kaila harus mulai belajar perlahan-lahan, tapi ia masih merasa tidak enak."Maaf ya," ujar Angkasa kemudian. Ia memutuskan untuk meminta maaf.Kaila mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kenapa malah minta maaf?" tanya Kaila bingung."Kamu pasti terpaksa ke sini ya," ujarnya. "Aku maksa kamu banget buat ikut k

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Keluarga Angkasa

    Sedari tadi jantung Kaila berdetak dengan sangat cepat, terlebih lagi ketika dia sudah melihat tempat yang mereka tuju.Gedungnya berada tepat di depan, dan Kaila merasakan jantungnya semakin menggila. Rasanya ia ingin pergi saat ini juga. Dia masih belum bisa menghadapi orang-orang, terlebih lagi itu adalah keluarganya Angkasa. Seakan mengerti dengan apa yang dikhawatirkan oleh Kaila, Angkasa menggenggam tangan pacarnya dan mengelusnya pelan. "It's okay, ada aku, Kai," ujarnya menenangkan Kaila. Angkasa tahu kalau Kaila pasti sangat tegang dan gugup saat ini. Ia bisa melihatnya dengan sangat jelas. "Keluarga aku pada baik kok, kamu gak usah khawatir."Kaila masih tidak bisa tenang meskipun sudah mendengar kalimat dari Angkasa. Kaila berpikir, kalau keluarganya tahu mereka berpacaran, artinya mereka tidak lagi backstreet dong? Atau backstreetnya sama anak-anak kampus saja?Ah, Kaila pusing. Dia ingin pergi.Ia ingin lari saat ini juga. "Ayo," ajak Angkasa. Telat. Kaila tidak a

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Kondangan

    "Lho, kok udah pulang?" tanya Kaila ketika masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Angkasa yang sedang duduk di sofa sembari menonton Upin & Ipin. "Iya nih, agak cepet, soalnya besok juga bakalan ke sana lagi," balasnya dan menyuruh Kaila untuk duduk di sampingnya. "Lah, kalo mau ke sana lagi ngapain pulang deh?" tanya Kaila bingung seraya mendudukkan dirinya di sofa samping Angkasa. Angkasa tidak menjawab beberapa saat. Dia mengambil tangan Kaila dan menggenggamnya, membuat Kaila mendadak bingung dengan tindakan pacarnya barusan. Pasalnya dia memegang tangan Kaila dan menarik napas panjang. "Apa?" tanya Kaila. "Kamu mau ngomong apa?" tanyanya lembut. Kaila bisa merasakan kalau Angkasa sedang ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat ragu. "Besok kan sepupu aku nikah," ujarnya. Kaila mengangguk. "Iya, terus?" "Kamu mau ikut gak?" tanyanya. "Kondangan bareng aku, Mama juga mau ketemu kamu." Angkasa tidak bohong mengenai Mamanya yang ingin bertemu dengan Kaila. Tadi Angkasa bert

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencurigakan

    "Aromanya enak banget nih brownies." Angkasa menghampiri Kaila yang berdiri di depan oven, menunggu browniesnya matang. "Iya kan, enak kan baunya," sahut Kaila penuh semangat karena ia sedari tadi memang sudah pengen makan tapi belum matang. "Tapi gak usah diliatin terus-terusan gini dong, nanti jadinya makin lama," ujar Angkasa. "Mending nonton aja deh selagi nunggu." Angkasa menarik Kaila menjauh dari sana, dan dengan berat hati Kaila menurut meskipun pandangannya masih pada ovennya yang sedang menyala dan tersisa lima belas menit lagi sebelum matang merata. "Nonton apa emang?" tanyanya setelah duduk di sofa. "Eh, tapi gimana kalo kita nonton drakor aja?" usul Kaila. "Drakor apaan?" tanya Angkasa menoleh. Remot di tangannya sudah siap untuk mencari drama yang akan Kaila sebut. "King Two Hearts, mau gak? Aku pengen rewatch," ujar Kaila. "Semalem tiba-tiba keinget sama drakor lama itu. Jadi kangen." Sepanjang Kaila berbicara, sepanjang itulah Angkasa tersenyum. Ia benar-benar

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Brownies

    Angkasa kembali ke apartemennya di jam sepuluh malam dan belum mendapati Kaila di sana. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menelepon Kaila, mungkin saja gadis itu ingin ia menjemputnya, tapi baru saja ia hendak menelepon Kaila, suara langkah kaki Kaila terdengar. Angkasa memilih untuk bersembunyi dan berniat untuk mengejutkan Kaila. Dia bersembunyi di dekat pintu toilet luar dan melihat Kaila yang sedang melepas sepatunya. "Lho, belum pulang ya?" ujarnya pada diri sendiri ketika melihat apartemen mereka masih gelap, tanpa tahu kalau Angkasa sedang bersembunyi dan siap untuk mengagetkannya. Angkasa berjalan perlahan, mendekat pada Kaila yang sedang membelakanginya. Dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, Angkasa memeluk Kaila dari belakang. Kaila menjerit kaget dan tangannya memukul sembarangan, tepat ke kepala Angkasa dan membuat pemuda itu mundur kesakitan. "Kai, ini gue," ujarnya dengan tangan yang memegang kepalanya yang baru saja kena pukul oleh pacarnya sendir

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencari Alasan

    Angkasa kembali ke apartemennya setelah berurusan dengan Altar dan Popi yang mengajukan banyak pertanyaan. Ia melihat Kaila yang sedang memainkan ponsel di kamarnya. Matanya masih sayu karena mengantuk tapi dia berusaha untuk membuka matanya, dan sesekali ponsel itu hampir terjatuh mengenai wajahnya. "Tidur lagi aja kalo masih ngantuk," ujar Angkasa memasuki kamar Kaila. Kaila tertawa kecil. "Lo dari mana?" tanyanya. "Beli bubur ayam nih," sahutnya dan menunjuk dua wadah bubur ayam yang ada di atas meja. "Sana cuci muka, abis itu kita makan."Kaila mengangguk dan mengangkat tangannya, meminta bantuan pada Angkasa untuk menariknya berdiri. Angkasa terkekeh dan menarik tangan Kaila hingga gadis itu langsung berdiri di depannya. Kaila mencium pipi Angkasa singkat dan pergi ke toilet setelahnya. Senyum mengembang di wajah Angkasa. "Dasar."Dia kembali ke dapur dan membuka bubur ayam untuk mereka berdua. Tidak lama kemudian, Kaila keluar dari toilet dan menghampiri Angkasa."Lo abis

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Hampir Ketahuan

    "Lho, Kak Kai juga tinggal di sekitaran sini sih." Angkasa mulai merasa gugup karena percakapan dua orang di depannya saat ini, terlebih lagi ketika Popi menanyakan apartemen Angkasa di mana. "Apartemen Kak Asa yang mana emang?" tanyanya. Angkasa tidak menjawab, tapi Altar menjawab mewakili dirinya. Ah, ia menjadi menyesal keluar dari apartemennya. "Itu," jawab Altar dan menunjuk gedung apartemen yang disewa oleh Angkasa. Popi membulatkan matanya. "Kak Kai juga nyewa apart di gedung itu lho," balas Popi yang tidak percaya kalau keduanya berada di gedung yang sama. "Ah, pantes kalian berdua deket ya, ternyata satu gedung apartemen," ujar Altar mengangguk dan menyenggol tubuh Angkasa. Angkasa terkekeh pelan. "Tapi jarang ketemu sih kami, itu juga gue baru tahu dua bulan yang lalu kalo ternyata dia tinggal di sini." "Oh, padahal Kak Kai udah cukup lama di sini katanya, sekitar hampir enam bulan sih kayaknya, apa lima bulan ya, lupa gue," balas Popi menatap gedung apartemen

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   In Love

    Kaila baru saja duduk dan hendak beristirahat ketika mendengar Popi yang memanggilnya. "Kak," panggilnya. "Kak Kai." "Ya?" sahut Kaila sedikit berteriak karena ia masih berada di belakang sedangkan Popi ada di depan sana. "Sini dong, mumpung kafe sepi nih," suruhnya. "Ada Kak Asa sama Kak Altar juga ini," lanjutnya dengan suara yang sedikit nyaring. "Ah iya," balas Kaila dan berdiri dari duduknya. Dia melepas sarung tangannya yang masih terpasang di tangan dan berjalan ke depan dengan mulut yang menguap. "Ngantuk Bu?" tanya Yansa terkekeh. Kaila mengangguk. "Iya, ngantuk banget dah," jawabnya dan duduk di dekat Yansa padahal Angkasa ada di meja yang berada tidak jauh darinya. "Kok duduk sini?" tanya Yansa. "Duduk sana deket Angkasa, Altar dan Popi," suruhnya. "Kok gak boleh gue duduk di sini sih?" tanya Kaila. "Ya ampun," balas Yansa. "Ya udah duduk sini aja, temenin gue." Belum juga satu menit Yansa ngomong begitu, tapi Popi sudah menyeret Kaila untuk duduk di samping Angka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status