Share

Bertemu Musuh

Penulis: kimfangirl
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 19:23:30

“Sa, kita rapat di mana?”

Angkasa menoleh dan mendapati Angga, teman satu organisasinya yang menjabat sebagai Wakil Ketua BEM.

Hari ini hari minggu, tapi Angkasa masih sibuk dengan kegiatan organisasinya karena sebentar lagi akan ada perlombaan besar yang diadakan oleh Universitas mereka dan akan mengundang banyak universitas lainnya. Kampus mereka sebagai tuan rumah, tentu saja banyak yang harus mereka persiapkan.

Sebenarnya, persiapannya sudah dimulai dua bulan lalu. Angkasa pergi ke tiap-tiap fakultas juga mensosialisasikan hal itu serta turun tangan dalam merekrut pemain-pemain nantinya. Memberikan penjelasan pada Ketua BEM pada masing-masing Fakultas.

Biasanya mereka akan rapat di kampus, kecuali hari minggu. Kalau hari minggu, biasanya mereka akan rapat di kafe, karena yang rapat hanya anggota inti saja.

Angkasa menatap jam yang tertempel di dinding apartemen mereka. Jam menunjukkan pukul tiga sore.

“Nanti lokasinya gue share,” ujarnya menjawab pertanyaan dari Angga.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Keributan

    Tamparan itu luar biasa keras.Kaila merasakan pipinya memanas karena tamparan yang baru saja dilayangkan oleh Hina. Dia memegang pipi kirinya dan merasakan sakit yang luar biasa menjalar di seluruh wajahnya. Popi berdiri mendekat, begitu juga Bang Yansa yang segera menghalangi Hina. Dia berdiri di depan Kaila dan menatap Hina tajam. Bukan hanya mereka, tapi pelanggan lain juga ikut ribut, bahkan Angkasa yang ada di dalam ruangan juga ikut mendengar kekacauan yang sedang terjadi di sana. “Lo jangan bicara sembarangan! Dasar anak simpanan!” teriak Hina.Kaila merasakan deru napasnya yang semakin berat dan cepat. Hina dan Nura adalah teman satu sekolahnya. Ah, bukan teman. Kaila tidak punya teman seorang pun ketika SMA, dia selalu dijauhi oleh orang-orang. Bahkan pacarnya juga meninggalkannya ketika ia tahu kalau Mama dan Papa Kaila tidak ada yang benar. Ia terkenal dengan sebutan anak simpanan dan anak tukang selingkuh. Tidak ada yang baik yang terjadi dalam hidup Kaila.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-16
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   McD di Tengah Malam

    Angkasa baru saja masuk ke apartemennya tapi sudah disambut dengan teriakan dari Kaila. “Mama pernah gak sih mikirin perasaan aku?!” teriak gadis itu sedikit frustrasi di dalam kamar. Angkasa terdiam. Dia bahkan berhenti melangkah dan bergerak. Tangannya di dinding dan dia baru saja hendak melepas sepatunya, tapi berhenti karena mendengar teriakan kecil dari Kaila.“Mulai sekarang Mama bisa ngelakuin apa aja, aku gak peduli. Mama bisa jadi simpenan tiga om sekaligus aku juga gak peduli, tapi please jangan seret aku. Aku gak mau. Aku udah pergi dari rumah dan Mama yang ngusir, jadi aku mohon... jangan ganggu aku lagi.”Angkasa bisa mendengar kalau suara gadis itu bergetar. “Jangan bikin aku benci sama Mama,” ujar Kaila menangis. “Jangan bikin aku benci dunia hanya karena Mama, Papa, dan Kak Eric.” Angkasa masih berdiri diam di tempatnya. Tatapannya fokus ke pintu kamar Kaila yang tertutup rapat. Dia tidak tahu persis bagaimana rasanya, tapi ia ikut sakit hati mendengarnya. Me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Pergi Kampus Bareng

    “Gue kacau banget ya, Sa.”Kaila tertawa pelan, menertawakan hidupnya yang begini. Angkasa menggeleng. “Gak kok, gak ada yang kacau dari lo,” balas Angkasa.Kaila tidak berujar lagi, ia memilih untuk memakan habis burgernya. Angkasa juga tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu. Mereka berdua kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing. “Gue mau dijodohin sama om-om,” ujar Kaila tiba-tiba. “Om Erga namanya.”Angkasa diam. Dia tahu kalau Kaila masih ingin berbicara.“Gue pernah sekali ketemu dia karena cowok Mama temenan sama dia, jadi dia pernah main ke rumah. Dan..” Kaila tertawa getir. “Sa, Mama gue mau nikahin gue sama om-om yang umurnya udah 50 tahun. Lucu banget gak sih?” ujarnya tertawa, tapi air matanya tidak bisa bohong.Air matanya berkumpul di pelupuk mata, membuat penglihatannya menjadi tidak jelas karena air yang menggenang dan kalau Kaila berkedip satu kali saja, air mata itu akan jatuh.Angkasa mengulurkan tangannya dan memegang tangan Kaila. Ia men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Gosip Menyebar

    “Gue denger-denger, tadi pagi dia ke kampus bareng Kak Asa.”“Iya ih, heboh banget tadi.”Sedari tadi Kaila mendengar orang-orang terus saja membahas kejadian tadi pagi. Ini sudah jam satu siang tapi berita itu semakin hangat saja. Hah, Angkasa memang benar-benar ya.Ponselnya bergetar. Satu buah pesan dari Angkasa. From: apartmateDi fakultas gue gosipnya udah nyebar haha di fakultas lo gimana?Kaila sungguh tidak mengerti apa yang sedang Angkasa pikirkan. Bukankah dia yang tidak ingin terlibat dan tidak ingin orang-orang tahu? Tapi kenapa sekarang dia malah seperti ini. Kalau begini terus, orang-orang juga bisa tahu kalau mereka berbagi apartemen. Kalau ketahuan, Angkasa juga yang rugi. Omong-omong, mereka sudah punya nomor satu sama lain sejak semalam. Ya, ketika Kai mulai bercerita. Dia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia bercerita dengan Angkasa. “Emang Kak Asa kenal dia di mana dah?” tanya seorang gadis pada gadis yang lainnya. Kaila memutar bola matanya malas.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Adiknya Angkasa

    Kaila berhenti tepat di depan Angkasa dan orang itu. Dia menatap Angkasa dan pemuda itu memberikan kode lewat mata. Kaila tidak sepenuhnya mengerti, tapi cukup mengerti untuk menyadari kalau kode itu adalah kode menyuruh Kaila pergi. Untuk menghindari kecurigaan, Kaila bukannya kembali turun tapi dia masuk lift dan memencet sembarang lantai. Dia tidak tahu siapa gadis itu, kemungkinan pacarnya Angkasa atau mantannya lagi. Kaila ada di lantai sembilan saat ini, sedangkan apartemen mereka ada di lantai enam. Dia tadi sengaja naik tangga karena ingin saja. Ia keluar dari lift dan melihat tidak ada orang di sana. Lagi pula mau bagaimana lagi, semua orang juga pasti akan ada di apartemennya. Ia melihat ke sekeliling dan berjalan menyusuri koridor. Dia baru menyadari kalau tiap lantai hanya ada enam apartemen. Selang lima menit kemudian. Kaila mendapat satu buah pesan dari Angkasa. From: apartmate Lo udah bisa ke bawah, tapi gue keluar dulu bentar Setelah mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Bumi dan Tania

    “Lo tau gak, kalo lo terus-terusan bilang begitu, itu sama saja dengan lo ngerendahin diri lo sendiri.”Angin malam kembali berhembus memasuki celah balkon yang sedikit terbuka dan mengenai lengan Kaila yang tidak tertutup baju karena ia memakai baju lengan pendek serta celana pendek selutut. “Jangan bilang begitu lagi ya,” ujar Angkasa. “Jangan pernah nganggep lo buruk karena omongan orang-orang. Jangan biarin omongan orang-orang mempengaruhi lo.”Kaila masih diam dengan matanya yang tetap menatap Angkasa dengan lekat. Malam ini, Angkasa terlihat jauh lebih tampan dari sebelumnya. Kaila mengakui itu. Entah karena ucapannya yang berhasil membuat jantung Kaila berdetak atau ada hal lain. “Lo jauh lebih baik dari yang orang-orang bilang,” lanjutnya. Memang benar, selama ini tanpa sadar Kaila juga merendahkan dirinya sendiri. Ia selalu mengatakan pada dirinya sendiri kalau ini sudah biasa ia lalui dan ia tidak akan ada ruginya sama sekali. Padahal dia tidak boleh mengatakan itu,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Dilabrak

    “Kalian ada hubungan, ya?”Kaila masih melanjutkan makannya meskipun pertanyaan dari Bumi sedikit mengejutkan dirinya, lagi pula semua orang di sini pasti sedang mengira kalau Kaila punya hubungan dengan Angkasa. Cowok satu itu memang membuat semuanya semakin rumit. Stres kayaknya. “Jangan terlalu kepo,” sahut Kaila melirik Bumi. “Mau gue punya hubungan atau enggak sama dia, itu bukan urusan lo,” lanjutnya. Bumi mengangguk perlahan. “Ya nanya doang sih,” balasnya pelan. "Hei Bum!” seru seseorang. Ghina, teman satu angkatan Tania dan Kaila menghampiri mereka bertiga. Ia menatap Kaila sedikit tidak senang, Kaila bahkan tidak tahu apa yang sudah ia perbuat pada gadis itu sampai-sampai dia tidak senang melihat Kaila. “Kalian berdua ngapain di sini?” tanya Ghina pada Tania dan Bumi. Tania dan Bumi menatap satu sama lain dengan bingung. “Ya duduk?” jawab mereka bersamaan. Kaila tertawa pelan. Dia tidak bisa menahannya karena ekspresi serta nada kedua orang itu sangat lucu m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Lo Gila!

    Kaila tidak tahu apa yang ada di otak Angkasa saat ini. “Deket sama kamu?” ulang Henni. “Jadi kamu beneran mengakui kalo kamu lagi dekat sama cewek ini?” tanya Henni menekankan semua kalimatnya. Semua orang juga menatap ke arah mereka. Beberapa banyak yang terkejut, tapi ada yang biasa saja dan terlihat tidak begitu tertarik namun masih mendengarkan karena tidak ingin ketinggalan informasi. “Ya,” jawab Angkasa mantap. “Dia temen gue,” lanjutnya. Kaila hanya diam di sana. “Jadi lo bisa gak berhenti ganggu semua temen cewek gue?” tanya Angkasa dengan tajam. “Ini bukan kali pertama lo kayak gini Hen, ini udah ke sekian kalinya lo ngelabrak temen gue seakan-akan mereka salah temenan sama gue.” Semua orang mulai berbisik-bisik dan Kaila bisa mendengar beberapa ocehan dari beberapa orang yang ada di belakangnya. “Iya ih bener, Kak Henni sering banget kayak gitu.”“Lebay ya, padahal cuma mantan.”“Lagian dia gak sih yang selingkuh. Aneh banget dia yang selingkuh dia juga yang mohon-mo

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30

Bab terbaru

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Penjelasan

    "Mama tau gak kalo mereka berdua tinggal dalam satu apartemen yang sama?" Mama Angkasa mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan oleh Henni. "Siapa?" tanya Mamanya Angkasa. "Siapa yang tinggal dalam satu apartemen yang sama?" ulangnya lagi. "Angkasa sama Kaila, Ma," jawab Henni melirik dua orang yang ada di samping Mama. "Mereka memang tinggal dalam satu gedung apartemen, memangnya kenapa?" Henni menghela napas terlihat sangat kesal. "Bukan gitu Ma maksudnya," balasnya. "Mereka tinggl di unit yang sama. Satu ruangan." Penjelasan dari Henni tadi berhasil membuat Mamanya Angkasa melirik dua orang yang ada di sampingnya, ia bisa melihat kalau Angkasa dan juga Kaila terlihat sangat gugup dengan ucapan Henni barusan. Menunjukkan kalau yang Henni katakan memang benar. Mereka tinggal dalam satu apartemen yang sama. "Oh, itu saja?" tanya Mamanya Angkasa yang membuat ketiga orang itu mengangkat alisnya. "Kalo itu aja, yaudah, silakan pergi."Bukan hanya Henni yan

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Terbongkar

    Angkasa berjalan menghampiri Kaila yang duduk sendirian di ujung sana."Hei, kenapa sendirian?" tanyanya menyentuh pundak Kaila.Kaila tampak terkejut. Ia menggeleng dengan cepat. "Gak papa kok, pengen sendirian aja," balasnya sekenanya.Angkasa mengangguk dan duduk di samping Kaila. "Masih gugup?" tanyanya.Kaila mengangguk. "Banget, malah makin gugup," sahutnya. "Aku gak kebiasa banget dikelilingi orang banyak kayak gini, mana baik-baik semua lagi."Angkasa bingung harus merasa senang atau menyesal.Ia senang karena keluarganya menyambut Kaila dengan hangat dan baik, tapi ia juga sedikit menyesal karena secara tidak langsung dia memaksa Kaila keluar dari zona nyamannya.Ia tahu Kaila harus mulai belajar perlahan-lahan, tapi ia masih merasa tidak enak."Maaf ya," ujar Angkasa kemudian. Ia memutuskan untuk meminta maaf.Kaila mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kenapa malah minta maaf?" tanya Kaila bingung."Kamu pasti terpaksa ke sini ya," ujarnya. "Aku maksa kamu banget buat ikut k

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Keluarga Angkasa

    Sedari tadi jantung Kaila berdetak dengan sangat cepat, terlebih lagi ketika dia sudah melihat tempat yang mereka tuju.Gedungnya berada tepat di depan, dan Kaila merasakan jantungnya semakin menggila. Rasanya ia ingin pergi saat ini juga. Dia masih belum bisa menghadapi orang-orang, terlebih lagi itu adalah keluarganya Angkasa. Seakan mengerti dengan apa yang dikhawatirkan oleh Kaila, Angkasa menggenggam tangan pacarnya dan mengelusnya pelan. "It's okay, ada aku, Kai," ujarnya menenangkan Kaila. Angkasa tahu kalau Kaila pasti sangat tegang dan gugup saat ini. Ia bisa melihatnya dengan sangat jelas. "Keluarga aku pada baik kok, kamu gak usah khawatir."Kaila masih tidak bisa tenang meskipun sudah mendengar kalimat dari Angkasa. Kaila berpikir, kalau keluarganya tahu mereka berpacaran, artinya mereka tidak lagi backstreet dong? Atau backstreetnya sama anak-anak kampus saja?Ah, Kaila pusing. Dia ingin pergi.Ia ingin lari saat ini juga. "Ayo," ajak Angkasa. Telat. Kaila tidak a

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Kondangan

    "Lho, kok udah pulang?" tanya Kaila ketika masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Angkasa yang sedang duduk di sofa sembari menonton Upin & Ipin. "Iya nih, agak cepet, soalnya besok juga bakalan ke sana lagi," balasnya dan menyuruh Kaila untuk duduk di sampingnya. "Lah, kalo mau ke sana lagi ngapain pulang deh?" tanya Kaila bingung seraya mendudukkan dirinya di sofa samping Angkasa. Angkasa tidak menjawab beberapa saat. Dia mengambil tangan Kaila dan menggenggamnya, membuat Kaila mendadak bingung dengan tindakan pacarnya barusan. Pasalnya dia memegang tangan Kaila dan menarik napas panjang. "Apa?" tanya Kaila. "Kamu mau ngomong apa?" tanyanya lembut. Kaila bisa merasakan kalau Angkasa sedang ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat ragu. "Besok kan sepupu aku nikah," ujarnya. Kaila mengangguk. "Iya, terus?" "Kamu mau ikut gak?" tanyanya. "Kondangan bareng aku, Mama juga mau ketemu kamu." Angkasa tidak bohong mengenai Mamanya yang ingin bertemu dengan Kaila. Tadi Angkasa bert

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencurigakan

    "Aromanya enak banget nih brownies." Angkasa menghampiri Kaila yang berdiri di depan oven, menunggu browniesnya matang. "Iya kan, enak kan baunya," sahut Kaila penuh semangat karena ia sedari tadi memang sudah pengen makan tapi belum matang. "Tapi gak usah diliatin terus-terusan gini dong, nanti jadinya makin lama," ujar Angkasa. "Mending nonton aja deh selagi nunggu." Angkasa menarik Kaila menjauh dari sana, dan dengan berat hati Kaila menurut meskipun pandangannya masih pada ovennya yang sedang menyala dan tersisa lima belas menit lagi sebelum matang merata. "Nonton apa emang?" tanyanya setelah duduk di sofa. "Eh, tapi gimana kalo kita nonton drakor aja?" usul Kaila. "Drakor apaan?" tanya Angkasa menoleh. Remot di tangannya sudah siap untuk mencari drama yang akan Kaila sebut. "King Two Hearts, mau gak? Aku pengen rewatch," ujar Kaila. "Semalem tiba-tiba keinget sama drakor lama itu. Jadi kangen." Sepanjang Kaila berbicara, sepanjang itulah Angkasa tersenyum. Ia benar-benar

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Brownies

    Angkasa kembali ke apartemennya di jam sepuluh malam dan belum mendapati Kaila di sana. Ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menelepon Kaila, mungkin saja gadis itu ingin ia menjemputnya, tapi baru saja ia hendak menelepon Kaila, suara langkah kaki Kaila terdengar. Angkasa memilih untuk bersembunyi dan berniat untuk mengejutkan Kaila. Dia bersembunyi di dekat pintu toilet luar dan melihat Kaila yang sedang melepas sepatunya. "Lho, belum pulang ya?" ujarnya pada diri sendiri ketika melihat apartemen mereka masih gelap, tanpa tahu kalau Angkasa sedang bersembunyi dan siap untuk mengagetkannya. Angkasa berjalan perlahan, mendekat pada Kaila yang sedang membelakanginya. Dengan kecepatan yang tidak begitu cepat, Angkasa memeluk Kaila dari belakang. Kaila menjerit kaget dan tangannya memukul sembarangan, tepat ke kepala Angkasa dan membuat pemuda itu mundur kesakitan. "Kai, ini gue," ujarnya dengan tangan yang memegang kepalanya yang baru saja kena pukul oleh pacarnya sendir

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Mencari Alasan

    Angkasa kembali ke apartemennya setelah berurusan dengan Altar dan Popi yang mengajukan banyak pertanyaan. Ia melihat Kaila yang sedang memainkan ponsel di kamarnya. Matanya masih sayu karena mengantuk tapi dia berusaha untuk membuka matanya, dan sesekali ponsel itu hampir terjatuh mengenai wajahnya. "Tidur lagi aja kalo masih ngantuk," ujar Angkasa memasuki kamar Kaila. Kaila tertawa kecil. "Lo dari mana?" tanyanya. "Beli bubur ayam nih," sahutnya dan menunjuk dua wadah bubur ayam yang ada di atas meja. "Sana cuci muka, abis itu kita makan."Kaila mengangguk dan mengangkat tangannya, meminta bantuan pada Angkasa untuk menariknya berdiri. Angkasa terkekeh dan menarik tangan Kaila hingga gadis itu langsung berdiri di depannya. Kaila mencium pipi Angkasa singkat dan pergi ke toilet setelahnya. Senyum mengembang di wajah Angkasa. "Dasar."Dia kembali ke dapur dan membuka bubur ayam untuk mereka berdua. Tidak lama kemudian, Kaila keluar dari toilet dan menghampiri Angkasa."Lo abis

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   Hampir Ketahuan

    "Lho, Kak Kai juga tinggal di sekitaran sini sih." Angkasa mulai merasa gugup karena percakapan dua orang di depannya saat ini, terlebih lagi ketika Popi menanyakan apartemen Angkasa di mana. "Apartemen Kak Asa yang mana emang?" tanyanya. Angkasa tidak menjawab, tapi Altar menjawab mewakili dirinya. Ah, ia menjadi menyesal keluar dari apartemennya. "Itu," jawab Altar dan menunjuk gedung apartemen yang disewa oleh Angkasa. Popi membulatkan matanya. "Kak Kai juga nyewa apart di gedung itu lho," balas Popi yang tidak percaya kalau keduanya berada di gedung yang sama. "Ah, pantes kalian berdua deket ya, ternyata satu gedung apartemen," ujar Altar mengangguk dan menyenggol tubuh Angkasa. Angkasa terkekeh pelan. "Tapi jarang ketemu sih kami, itu juga gue baru tahu dua bulan yang lalu kalo ternyata dia tinggal di sini." "Oh, padahal Kak Kai udah cukup lama di sini katanya, sekitar hampir enam bulan sih kayaknya, apa lima bulan ya, lupa gue," balas Popi menatap gedung apartemen

  • Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM   In Love

    Kaila baru saja duduk dan hendak beristirahat ketika mendengar Popi yang memanggilnya. "Kak," panggilnya. "Kak Kai." "Ya?" sahut Kaila sedikit berteriak karena ia masih berada di belakang sedangkan Popi ada di depan sana. "Sini dong, mumpung kafe sepi nih," suruhnya. "Ada Kak Asa sama Kak Altar juga ini," lanjutnya dengan suara yang sedikit nyaring. "Ah iya," balas Kaila dan berdiri dari duduknya. Dia melepas sarung tangannya yang masih terpasang di tangan dan berjalan ke depan dengan mulut yang menguap. "Ngantuk Bu?" tanya Yansa terkekeh. Kaila mengangguk. "Iya, ngantuk banget dah," jawabnya dan duduk di dekat Yansa padahal Angkasa ada di meja yang berada tidak jauh darinya. "Kok duduk sini?" tanya Yansa. "Duduk sana deket Angkasa, Altar dan Popi," suruhnya. "Kok gak boleh gue duduk di sini sih?" tanya Kaila. "Ya ampun," balas Yansa. "Ya udah duduk sini aja, temenin gue." Belum juga satu menit Yansa ngomong begitu, tapi Popi sudah menyeret Kaila untuk duduk di samping Angka

DMCA.com Protection Status