Home / Romansa / Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta / Bab 6. Pertemuan Keluarga

Share

Bab 6. Pertemuan Keluarga

Author: ika_girlpower
last update Last Updated: 2022-01-27 00:24:12

Dilihatnya perutnya yang masih rata.

Seminggu lalu dia mencoba testpack saat tamu bulanannya tak kunjung datang. Mey menangis sejadi-jadinya saat melihat hasilnya.

Garis Dua.

Mengapa takdir seolah mempermainkannya? Apa masih tidak cukup dia kehilangan mahkotanya, kini dia harus mengandung janin yang tidak diinginkannya? Kehadiran janin itu pula yang memaksanya untuk menerima tanggung jawab Ran dalam bentuk pernikahan.

Teringat pembicaraannya dengan sang mama tempo hari setelah sekian lama menyimpan semuanya sendiri.

“Ma ... Mey ha ... mil …” katanya sambil berderai air mata.

Tentu saja, mamanya kaget luar biasa.

Dia mengenal persis seperti apa pergaulan Mey dan sulit rasanya mempercayai fakta yang kini dikemukakan putrinya.

“Kenapa bisa Mey? Jadi kamu sama Ivan?” belum sempat mamanya menyelesaikan kalimatnya, Mey menggeleng sambil terus menangis.

Air matai Mey jatuh tanpa diminta, dia bercerita dengan terbata, sementara mamanya menutup mulut menahan tangis.

Saat itu, mamanya marah dan ingin segera menelepon sahabatnya untuk mencaci maki guna melampiaskan amarah. Tapi, dilihatnya Mey yang terus memohon sambil menangis ketakutan membuatnya menunda niatnya tersebut.

“Ran sudah terus menghubungi Ma, tapi Mey masih belum siap. Mey ta ... kut,” ujarnya ketika tangisnya mulai reda.

Mamanya memejamkan mata sambil menarik nafas panjang. Dia sadar, emosi dan amarah tidak akan pernah menjadi solusi.

“Sudah Mey, kita jalani bersama. Mama akan terus ada buat kamu. Pasti ada jalan ya nak,” sambil memeluk putrinya yang malang.

***

Mey menatap malas pantulannya di cermin.

Dia hanya berdandan seadanya. Mengambil asal dress hijau daun di lemari yang menurutnya masih sopan. Tidak ada persiapan khusus bertemu keluarga Ran untuk membicarakan pernikahan mereka.

Mengapa dia harus repot?Toh, dia tidak pernah menginginkan pernikahan ini.

“Sudah siap Mey?” Mamanya muncul dari balik pintu kamar. Dihampirinya sang putri dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak menyangka akan melepas putri semata wayangnya dengan cara seperti ini.

Pertemuan dengan Mama Ran yang merupakan sahabatnya semasa kuliah dulu malah berujung menjadi besan. Tapi, kenapa harus dengan cara seperti ini? Dalam bayangannya, justru Ivan lah yang akan mendampingi putrinya kelak, tapi lagi-lagi manusia hanya bisa berencana.

Ran datang bersama kedua orang tuanya.

Rambutnya sudah dicukur rapi pun bakal janggut juga jambangnya.

Hari ini dia mengenakan kemeja dengan aksen hijau dipadukan celana panjang hitam.

Dia menghembuskan nafas untuk menghalau gugup yang melanda saat kedua orang tuanya bergantian berbicara. Ran diam-diam menatap Mey yang duduk di depannya. Hatinya kembali berdenyut manakala melihat wajah Mey yang terus menunduk seolah enggan melihat kehadirannya.

“Papa mewakili Ran ingin mengucapkan permintaan maaf kepada Mey beserta keluarga. Ran salah, perbuatannya tidak patut. Namun percayalah, Ran bukan orang jahat,” ujar Papa Ran tanpa keraguan sedikitpun.

“Sekarang kamu juga anak kami Mey.Mohon, jangan sungkan jika ke depannya ada hal yang mengganjal dan ingin kamu sampaikan,” lanjut Mama Ran dengan lembut.

Sosok keibuan begitu kental terasa dari nada bicaranya. Mey mengangkat kepala yang sejak tadi menunduk demi melihat lawan bicaranya. Mey mengangguk kemudian menggigit bibirnya. Seolah ada batu yang mengganjal kerongkongannya hingga tiada suara yang keluar.

“Mey ... ” saat Ran memanggilnya mau tak mau matanya mengarah kepada Ran.

Dia merutuki dirinya kenapa tadi malah mengenakan dress hijau yang sekarang malah terlihat seperti janjian dengan kemeja Ran yang juga hijau.

Penampilan Ran lebih rapi dari yang terakhir kali Mey lihat di bar.

“Aku mau minta maaf atas hal buruk yang sudah kulakukan padamu Mey. Aku berjanji mulai hari ini hanya akan ada hal-hal baik yang akan aku lakukan kepadamu juga anak kita.” Ran menatap lekat mata Mey yang seketika berkaca-kaca, mata yang menyiratkan kesedihan mendalam.

Mey meremas sofa yang didudukinya mendengar kalimat terakhir Ran.

Pandangan matanya mengabur oleh air mata. Dia benci kenyataan yang dihadapinya. Dia benci kenapa harus hamil anak dari Ran. Dia menatap satu persatu wajah cemas bercampur gugup di hadapannya.

“Ma… maaf Mey permisi dulu,” ujarnya sambil bangkit berdiri menuju lantai atas.

Mey sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pembicaraan yang menyesakkan dadanya. Yang dia inginkan saat ini adalah menangis sepuasnya.

Related chapters

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 7. Nelangsa

    Meylinda POVKubanting pintu kamarku menahan amarah dalam dada. Aku muak dengan pertemuan ini. Aku benci berada dalam situasi menyakitkan ini. Segera, kulepas dress yang melekat di tubuhku dan menggantinya dengan kaos rumahan, entah kenapa aku jadi membenci warna hijau. Setelah malam naas itu, aku melihatnya lagi. Dia duduk di depanku bersama kedua orang tuanya. Jarak kami begitu dekat hanya dibatasi sebuah meja. Udara di sekelilingku mendadak hilang. Dadaku sesak menahan segala rasa. Aku ingin berteriak di depannya, menampar, dan melayangkan pukulanku berkali-kali. Sayangnya, itu hanya ada dalam ekspektasiku. Kenyataannya, aku malah menyambut kedatangannya. Menerima pernikahan yang ditawarkannya. Aku bagaikan pesakitan yang tidak punya pilihan. Kini, statusku berubah menjadi wanita malang yang menyedihkan. Aku keluar dari pekerjaanku. Padahal, tinggal menunggu hitungan bulan aku akan sign contract sebagai karyawan tetap. Tapi, dengan j

    Last Updated : 2022-01-27
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 8. Persiapan

    “Hahh? Serius lu Ran?” tanya Dion“Gilaa ... gercep juga lu,” kata Ariel tak mau kalah“Yang mantan model waktu ketemu di resto itu bukan?” Tak ketinggalan Romi ikut berkomentar saat Ran mengutarakan niatnya untuk melaksanakan acara pernikahan di Emperor Hotel. Tiga minggu lagi, siapa yang tidak gempar? Ran yang selama ini mereka kenal selalu sendiri dan gila kerja, tiba-tiba ingin menikah? Saat itu, Romi yang sedang dinner dengan sang istri, pernah tanpa sengaja berpapasan dengan Ran yang mengajak seorang gadis di restoran. Itu pun hanya sekali dan saat bertemu Ran sedikit pun tidak berniat mengenalkan siapa gerangan yang digandengnya. Dari sang istri yang menekuni dunia modeling, Romi mengetahui kalau gadis tersebut juga sempat terjun di dunia modeling hanya saja sudah vakum. Namun ,ketika Romi bertanya lebih jauh, Ran selalu menutup rapat kisah kasihnya. Di antara mereka bertiga hanya Ran dan Ariel yang masih single. Sementara Dion d

    Last Updated : 2022-01-27
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 9. Babak Baru

    Mey menatap penampilannya yang sempurna tanpa cela. Kini dia sudah mengenakan gaun pengantin yang mengambil konsep International untuk digunakan saat resepsi.Dia melihat cincin yang melingkar pada jari manis tangannya. Hari ini dia sudah resmi berubah status menjadi seorang istri. Dia menghela nafasnya panjang, hatinya gamang. Apakah keputusannya menikah dengan Ran sudah tepat? Namun, kenapa hanya ada keraguan di hatinya? Saat ini, dia berada di salah satu kamar Hotel Emperor yang digunakan sebagai ruang ganti. Bunyi pintu di belakangnya membuyarkan lamunannya. Sang mama tercinta masuk menatap Mey dengan tatapan takjub bercampur haru.“Anak mama hari ini cantik sekali. Bagaimana perasaan kamu nak?” Ditatapnya sang putri dengan penuh kasih sayang. Melihat kesungguhan hati keluarga Ran dalam menyiapkan segala keperluan pernikahan yang tanpa sedikit pun campur tangan Mey, membuatnya tak enak hati. Ran dan keluarganya begitu sabar menghadapi Mey yang a

    Last Updated : 2022-04-11
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 10. Insiden

    Setelah perdebatan mereka, Ran setuju untuk tidak menghubungi Mey agar tidak dianggap mengganggu. Sebisa mungkin, Ran berkunjung saat pulang kerja hanya untuk mendapati Mey yang menghindarinya dengan memilih mengurung diri dalam kamar. Kalaupun Ran menginap, dia terpaksa tidur di kamar tamu. Begitu juga ketika makan bersama, Mey akan lebih dulu menyudahi acara makannya karena mual dan kembali ke dalam kamar. Mey benar-benar berniat membangun jarak di antara mereka dan tidak memberikan celah sedikit pun kepadanya. Pagi itu, Mey yang baru keluar kamar melihat Ran yang berdiri sedang memegang ponsel seolah sedang menunggunya. Mey pun berusaha mengabaikan dengan melangkah melewati Ran begitu saja. Namun, panggilan Ran menghentikan langkahnya.“Mey, sebentar saja kumohon,” ujarnya. Dengan posisi yang masih berdiri, Ran melangkah mendekat namun tetap memberi jarak.“Aku ada tugas ke Surabaya selama empat hari.” Ran masih belum melanjutkan kalimatnya seol

    Last Updated : 2022-04-11
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 11. Mengenalmu

    “Tu… tunggu, begini Ran,” ujar Mey dengan nada panik. “Kondisi kehamilan juga kaki kamu belum memungkinkan untuk naik turun tangga dulu. Cobalah untuk tidak bersikap egois,” potong Ran dengan cepat. Mey yang merasa tersindir hanya menunduk lesu. Kejadian hari ini memang murni karena ulah dirinya yang egois dan tidak memikirkan kalau kini ada nyawa yang bergantung padanya. Setiap mengingatnya, Mey jadi ingin menangis lagi. Ran benar, Mey tidak mungkin tinggal di rumah orang tuanya dimana kamar tidurnya terletak di lantai atas. Sementara, untuk bertukar tempat dengan kamar orang tuanya di lantai bawah lebih tidak mungkin lagi. Membiarkan mereka yang sudah berumur dan mengalah demi dirinya yang sudah ceroboh, Mey merasa menjadi seorang anak yang jahat. Saat Ran mendengar kabar bahwa Mey terjatuh dan mengalami pendarahan, dia sangat marah. Ran mengira kalau Mey pasti sengaja tidak menjaga kehamilannya dengan benar. Namun, Ran tidak bisa untuk tidak kasihan ketika melihat kon

    Last Updated : 2022-04-14
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 12. Tinggal Bersamamu 1

    Tidak terasa sudah satu minggu Mey dirawat di rumah sakit. Di satu sisi dia merasa lega karena sudah diperbolehkan pulang. Namun, di sisi lain dia juga merasa cemas karena mulai hari ini dia akan tinggal bersama Ran. Apakah apartemen itu apartemen yang sama? Apartemen yang menjadi saksi bisu perubahan besar pada hidupnya? Jika memang benar, masih punyakah dia kesempatan untuk menolaknya? Begitu banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya hingga dia tidak sadar Mamanya datang menghampiri. “Cuma dua tas ini aja ya Mey?” tanya Mama yang menyela lamunannya. “Mama sama Papa tidak ikut mengantar ke apartemen ya Mey, besok saja kita ke sana,” tambahnya. “Hahh?” Mey memberi respons atas keterkejutannya. Bisa dipastikan mulai dari di dalam mobil hingga tiba di tujuan dia akan berdua bersama-sama Ran. Mey bingung bukan main, tidak mungkin selama di apartemen Ran akan bekerja saja seperti saat menunggunya di rumah sakit bukan? Tapi, dia teringat pembicaraan mereka tempo hari.

    Last Updated : 2022-04-15
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 13. Tinggal Bersamamu 2

    Mey yang baru bisa tidur menjelang tengah malam akhirnya bangun ketika matahari sudah tinggi. Dia mengerjapkan matanya dan langsung tersadar kini dia sudah tidak lagi tinggal di rumah orang tuanya melainkan tinggal di apartemen Ran. Mey mendesah lega saat memeriksa keadaannya yang masih menggunakan piyama. Bahkan, selimutnya juga masih menempel pada kakinya. Ketika melihat ke arah jam dinding, dia terkaget karena waktu kini sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Segera dia bangkit untuk membersihkan diri ke kamar mandi karena ingat akan Ran yang hari ini pergi bekerja. Dia membasuh muka dan menyikat gigi secepat yang dia bisa. Setelah melihat penampilannya, dia bergegas keluar dari kamarnya.Aroma roti yang dipanggang menguar di udara ketika Mey sudah memasuki area dapur. Dia terhenyak karena mendapati Ran yang sudah menikmati sarapan di meja makan. Melihat kedatangan Mey, Ran segera menoleh sambil tersenyum. Hari ini dia mengenakan kemeja panjang berwarna biru langit yang membu

    Last Updated : 2022-04-17
  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 14. Membuatmu Nyaman

    “Masuk Ma, Pa…,” ajak Ran saat melihat kedua mertuanya datang berkunjung. Mey pun menyambut dengan mata berbinar dan mempersilakannya duduk. “Berangkat sekarang aja Ran, lagian udah ada Mama sama Papa,” kata Mey. Jujur saja, setelah membuat Ran bekerja dari rumah sakit selama satu minggu penuh, Mey tidak enak jika harus membuatnya datang terlambat hari ini.Ran hanya mengangguk dan berpamitan kepada mereka.Mama Mey pun mulai melakukan inspeksi ke berbagai sudut apartemen mereka dan mengernyitkan dahinya ketika melihat sepiring toast yang tersaji di meja.“Kamu cuma bikinin Ran toast aja Mey?” tanya sang Mama yang tahu kemampuan memasak putrinya.Mey menggeleng, “ Itu Ran yang bikin Ma, … Mey kesiangan” katanya sambil menggigit bibir.“Ya ampun Mey, itu nggak bener. Udah jadi istri jangan malas."“Baru juga hari pertama, kemarin susah tidur jadinya telat bangun”, kata Mey beralasan.Mamanya hanya geleng-geleng kepala. Tak lama, Bu Ana datang

    Last Updated : 2022-04-19

Latest chapter

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 38. I Love You

    Saat usahanya mencari kedua perempuan tersebut belum berhasil, langkah Mey terhenti oleh panggilan seorang wanita. “Mbak Meylinda…” Mey hanya mengernyitkan dahinya karena merasa tidak mengenal wanita tersebut. “Saya Wanda, temen Vera,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. “Panggil Mey aja, kalo boleh tahu ada apa ya?” tanya Mey sambil masih sempat mengedarkan pandangannya. “Kata Vera, Mey punya usaha florist ya? Aku mau minta bantuan sih sebenernya, kalo nggak keberatan ngobrol sambil duduk yuk, aku janji cuma sebentar,” ajaknya. Mey pun menurut, mereka terlibat perbincangan yang cukup serius. Jadi, Wanda yang juga memiliki usaha florist dan lebih sering menerima pesanan hand bouquet, kerap kali kehabisan stock bunga import seperti bunga daffodil yang justru selalu ada di Meyra Florist. “Aku udah sering order daffodil di florist kamu Mey, tapi kan jadi dapet harga konsumen. Maunya sih special price gitu, hehe.” Wanda sangat berterus terang di pertemuan pertama mereka. Maka ketik

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 35. Perempuan Lain?

    “Mey, ikut olahraga nggak?” tanya Ran ketika Mey sudah membuka matanya. Mey yang masih memeluk bantal hanya menggeleng, dengan pandangan yang masih samar dia melihat Ran sudah mulai bersiap-siap. Bagaimana bisa berolahraga? Semalam dirinya sulit tidur begitu Ran keluar kamar. Entah kenapa pikirannya kemana-mana saat mengetahui Ran selalu melihat ponsel dan mengabaikan dirinya. Mey bangun ketika jam menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Sewaktu makan malam kemarin, Mama Ran sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak usah enak hati jika ingin bangun siang hari ini. “Mey istirahat yang cukup ya Nak, nggak usah bangun pagi besok, Mey pasti masih capek,” begitu katanya. Mey menghela nafasnya pelan. Dia sungguh bersyukur memiliki mertua seperti orang tua Ran. Selain menyayanginya dengan tulus, mereka bukan tipikal mertua yang suka mencampuri urusan anak menantunya.Merasa telah cukup tidur, dia pun memutuskan pergi membersihkan diri sebelum turun menunggu kedatangan Ran. Mey keluar dari

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 34. Mulai Terusik

    Mereka tiba di Bali sekitar pukul sebelas siang dan langsung menuju restoran milik orang tua Ran di sekitaran Canggu. “Nggak ada yang sakit kan Mey?” tanya Ran sambil mengelus perut Mey saat mereka di dalam mobil. Mey hanya menggeleng, sebaliknya dia justru merasa sangat bersemangat. “Ini pertama kali kamu ke Bali?”“Iya Ran, makanya aku excited banget,” jawab Mey. Sesampainya di restoran, mereka disambut dengan pelukan hangat oleh orang tua Ran. Tubuh Mama sedikit lebih kurus dari pertemuan terakhir mereka. Tepat dua bulan sejak pernikahan mereka digelar, Mama divonis menderita penyakit jantung sehingga harus melakukan serangkaian pengobatan juga beberapa larangan dalam beraktivitas. “Duh kangen banget sama menantu Mama,” kata Mama sambil mengelus kepala Mey. “Kehamilan kamu sehat kan Mey? Maaf ya Mey, Mama…,” kalimat Mama terhenti karena sedetik kemudian air matanya sudah menetes tanpa diminta. “Jangan sedih Ma, yang penting Mama sehat dulu,” tenang Mey. Ran yang tengah bers

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 33. Mulai Tumbuh

    “Mey, kita lunch di luar ya… Sekalian diajak ketemuan sama sepupu aku,” jelas Ran saat mereka sudah berada di meja kerja Mey. “Sepupu?” “Iya Mey, dia emang nggak dateng ke nikahan kita karena waktu itu lagi dirawat di rumah sakit, abis kecelakaan. Nanti aku kenalin ya,” lanjut Ran. Mereka pun segera bergegas menuju restoran yang sudah diipilih oleh Aldi, sepupu Ran. Ternyata Aldi akan menikah dalam waktu dekat dan memerlukan bantuan Ran juga Mey untuk urusan florist. “Apa kabar Ran? Makin gagah aja setelah married,” sapa Aldi sesampainya mereka di restoran. Ran hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. “Kenalin ini Mey, istri aku. Nggak jadi bawa calon kamu?” tanya Ran. “Tar lagi dateng kok Ran, masih ada urusan,” jawabnya. Aldi pun beralih menatap Mey sambil menjulurkan tangannya. “Hai Mey, aku Aldi, btw maaf ya waktu itu nggak bisa dateng ke nikahan kalian,” ujar Aldi sambil tersenyum ramah. “Iya nggak apa-apa, tadi Ran udah sempet cerita kok.” Mereka pun memulai perbin

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 32. Berbaikan

    Mey memilih memejamkan mata ketika Ran memerangkap bibirnya dan melumatnya dengan ahli. Ciuman rasa vanila stawberi yang membuat keduanya terbuai selama beberapa saat. Ran membuka mata dan menjauhkan bibirnya sambil ibu jarinya mengusap pelan jejak basah pada bibir Mey. Senyum malu-malu yang menyambutnya membuat Ran mendekatkan kembali wajahnya. “Jadi, kita udah baikan?” tanya Mey saat wajah Ran hanya berjarak beberapa senti darinya. “Menurut kamu?” bisik Ran yang entah mengapa di telinga Mey terdengar begitu seksi. Mey tersenyum cerah sambil menatap mata Ran yang hitam dan tegas. Entah dorongan darimana, dengan tanpa tahu malu Mey menarik rahang kokoh milik Ran untuk mendekat padanya dan membiarkan Ran mengulang kembali ciuman mereka. “Aku minta maaf Ran, aku nggak akan nutupin apapun lagi dari kamu,” kata Mey.Saat ini mereka sudah duduk bersama dengan kepala Mey yang bersandar pada lengan Ran. Ran menghela nafas pelan, dengan penuh rasa sayang dia mengelus kepala Mey dan melab

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 31. Baikan?

    Mey menjalani harinya dengan lesu. Dia merasa kepala dan matanya sangat berat, namun untuk pergi tidur juga tidak mungkin mengingat ini masih pagi. Dia pun membiarkan Bu Ana memasak sendiri di dapur sementara dia memeriksa laporan florist di ruang tamu. “Sarapan dulu Nak Mey,” panggil Bu Ana. Mey menoleh kemudian mengangguk.“Mey agak mual Bu, mau makan buah dulu. Bu Ana nggak apa-apa kan kalo Mey makannya nanti aja?” tanya Mey.Dia sendiri tidak tahu kenapa mual yang sudah lama hilang kini datang lagi. Apa karena semalam dirinya kurang tidur? Setelah menghabiskan sarapan buahnya, Mey pergi ke kamar karena kepalanya sedikit pusing. *** Ran tiba di hotel dan memulai briefing bersama jajaran manajemen juga panitia yang terlibat dalam event yang diadakan di Emperor hari ini. Dirinya sungguh tidak ada niatan untuk menghindari Mey, dia sendiri merasa bersalah ketika melihat mata Mey yang seperti ingin menangis tadi. Tapi di sisi lain, Ran masih merasa kesal dengan sikap Mey. Bisa-bisan

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 30. Sedih

    Sudah tidak terhitung berapa kali Mey melirik jam dinding juga ponsel yang selalu dia bawa. Entah kenapa, hari ini berjalan sangat lambat padahal Ran baru pergi selama dua jam. Mey ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antaranya dan Ran. Dia ingin membuat Ran percaya bahwa memang benar antara dirinya dan Ivan tidak ada apa-apa. “Dulu aku pernah dikhianati…” Mey kembali mengingat kata-kata yang tadi diucapkan Ran. Sorot luka dan kekecewaan tergambar jelas pada wajahnya. Jadi itu yang menyebabkan Ran begitu marah padanya? Ran pasti mengira jika Mey sama dengan mantan kekasihnya yang memilih orang lain dan berpaling darinya.Mey menghembuskan nafasnya sambil mengelus pelan perutnya, janin yang dulu sempat tidak dia inginkan keberadaannya. Janin yang juga mengikat dirinya pada Ran. Namun seiring berjalannya waktu, tanpa Mey sadari Ran sudah mampu mengikat hatinya. Dengan antusias Mey menghampiri pintu yang terbuka dari luar. Dia sudah mandi dan sudah bersiap hendak memasak untuk

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 29. Prahara

    Ran sendiri tidak menyangka, jika meeting yang dihadirinya berjalan lebih cepat dari yang seharusnya. Berhubung lokasi hotel tempat meetingnya digelar berdekatan dengan bandara, dia pun memutuskan untuk memajukan penerbangan dan kembali pulang.Saat driver Emperor menjemputnya, dia langsung meminta dibawa ke florist karena ingin menjemput Mey terlebih dahulu. Selama perjalanan, Ran berusaha keras mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang hinggap di kepalanya. Namun otaknya lagi-lagi tertuju pada rekaman cctv tersebut. [“Untuk rekaman cctv yang bapak minta, sudah saya kirim ke email.”] Begitu bunyi pesan yang masuk ke ponselnya dari salah satu staf mekanik Emperor, yang jugamenangani pemasangan cctv di florist. Awalnya dia menatap ragu pada layar monitor di depannya. Jika dia melakukan ini, tidakkah artinya dia meragukan Mey? Tapi untuk mengabaikan file yang saat ini sudah berada di depan matanya, sungguh terasa sulit baginya.Ran pun mulai mengarahkan mouse ke sembarang tanggal yang

  • Berawal dari Pernikahan Tanpa Cinta   Bab 28. Salah Paham

    Pukul sembilan pagi, Mey sudah tiba di florist. Dia ada janji bertemu dengan Bianca juga rekannya yang hendak menggunakan jasa Meyra Florist untuk event yang akan perusahaan mereka adakan. Ini merupakan suatu keuntungan besar bagi florist yang dikelola Mey karena nama Meyra Florist akan semakin dikenal khalayak luas. “Makan siang kamu biar aku yang traktir ya Bianca,” kata Mey usai mereka menyelesaikan pembahasan kontrak kerja sama.“Makasi Mey, tapi aku udah keduluan janji sama suamiku.” kata Bianca.“Baiklah kalau begitu. Makasi ya Bianca, aku bener-bener hutang budi sama kamu karena udah terus support florist,” kata Mey sungguh-sungguh.Bianca dengan segudang relasinya selalu merekomendasikan Meyra jika mereka memerlukan florist. Entah bagaimana cara Mey membalas semua kebaikan Bianca padanya? Apa yang harus dia berikan? Sementara, Bianca sendiri sepertinya sudah memiliki segalanya.“Santai aja Mey, yang aku lakukan bukanlah suatu hal yang besar,” katanya sambil tertawa dan un

DMCA.com Protection Status