Lelaki itu tidak berhenti memikirkan istrinya, ratusan kali tanpa lelah dia menghubungi ponsel Rena namun kembali menemui jalan buntu, panggilan telepon itu tidak pernah tersambung. Setelah sampai di rumah, Andra masih berusaha menghubungi Rena. Perasaan bersalah semakin bercokol di hatinya. Isi k
Privat Jet milik AG Group mendarat dengan mulus di Bandara. Keempat orang penting dari Perusahaan AG Group itu keluar dari dalam pesawat untuk kemudian masuk ke dalam mobil sedan mewah berwarna hitam keluaran terbaru yang telah terparkir beberapa langkah dari ujung tangga pesawat. Ada dua mobil ya
Walau begitu, tak jua dia bisa mengendalikan pikiran yang mulai menggerogoti akal sehatnya. Setelah mematikan sambungan telepon, Andra beranjak pergi dari club tersebut untuk kembali ke hotel yang berada dalam satu gedung dengan club. Dengan langkah panjang Andra bergegas menuju kamar untuk member
FLASHBACK Edward menepati janjinya untuk kembali ke apartemen Rena dengan membawa makanan berdasarkan keyakinan bahwa mantan kekasihnya itu belum makan dari pagi. "Makanlah dulu Rena.” Edward memberikan bungkusan makanan yang baru saja dibelinya. "Simpan saja disana Kak ... aku belum lapar.” Rena
Tanpa berpikir dua kali hingga lupa mengucapkan terimakasih kepada bagian resepsionis, Andra langsung berlari menuju lantai enam menggunakan tangga. Tidak sabaran Andra menunggu lift yang bergerak lambat dengan santainya. Monica dan Ricko yang tidak kalah terkejut mendengar informasi yang disampai
Rena berusaha membuka mata tapi seperti ada lem yang melumuri kelopak matanya hingga sulit sekali terbuka. Masih dengan mata terpejam, ingitannya ditarik mundur dengan paksa mengingat kembali apa yang telah terjadi. Kemudian perlahan bulu mata lentik itu mengibas seiring kelopak mata yang terbuka.
Ketika itu Rena sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP. Rena masih tertidur lelap namun selang oksigen sudah lepas dari alat pernapasannya. Andra menarik kursi untuk kemudian duduk di samping tempat tidur Rena. Menggenggam tangan istrinya yang dibebat perban cukup erat kemudian menciumnya be
“Udah bangun?” Suara bariton sexy itu terdengar parau bersama punggunya yang menegak. Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban menandakan Andra sedang diliputi beban hingga otaknya tidak berfungsi secerdas biasanya. “Haus .…” Rena berusaha keras mengeluarkan suara. Pria itu langsung berdiri menu